Laporan Kasus Retensi Urin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I


DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN:
RETENSI URINE POST OP FRAKTUR PATOLOGIS FEMUR DEXTRA
DI RUANG YOSEF 3 SURYA KENCANA KAMAR 1312 BED 2
RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS

oleh:
Christina Advena Pradhama
30120111007

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
2014
PADALARANG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Kasus Gangguan Sistem
Perkemihan. Laporan Kasus ini disusun untuk salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
mata ajar Praktek Belajar Lapangan.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Elisabeth Ari S., S. Kep., M.
Kes., AIFO, selaku dosen pembimbing dalam mata ajar ini, serta Ibu Ns. Leni, S. Kep.,
selaku Pembimbing Praktek Bagian di ruang Yosef 3 Surya Kencana RS Santo Borromeus,
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberi masukan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.

Bandung, 24 Januari 2014

Penyusun

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I


DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN:

RETENSI URINE POST OP FRAKTUR PATOLOGIS FEMUR DEXTRA


DI RUANG YOSEF 3 SURYA KENCANA KAMAR 1312 BED 2
RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS

A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Data Umum
1) Identitas Klien
Nama
: Tn. I
Umur
: 51 tahun 1 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan PLN
Suku/ bangsa
: Sunda/ WNI
Status Perkawinan
: Kawin
Tanggal, jam masuk
: 2 Januari 2014, pukul 11.00
Tanggal, jam pengkajian: 23 Januari 2014, pukul 8.30
No. Register
: B14000068
Diagnosa Medis
: Fraktur Patologis Femur Dextra
Diagnosa Sekarang
: Retensi Urin Post Op Fraktur Patologis Femur Dextra
Alamat
: Jalan B
2) Identitas Keluarga/ Penanggung Jawab
Nama
: Ny. J
Umur
: 46 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat
: Jalan B
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Klien
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan masuk Rumah Sakit:
Klien mengatakan paha kanan tiba-tiba terasa sakit sampai klien tidak
bisa berjalan sejak akhir Desember 2013, sehingga pada tanggal 2
Januari 2014 klien dibawa oleh keluarganya ke IGD RS Santo
Borromeus.
Keluhan utama:
Klien mengeluh nyeri pinggang.
Riwayat penyakit sekarang (PQRST):

Klien mengatakan merasa nyeri di bagian pinggang yang terusmenerus. Nyeri tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari klien
sehingga klien hanya bisa berbaring di tempat tidur. Saat diberikan
skala nyeri menurut Smeltzer (0-10), klien menunjuk bahwa dirinya
berada pada skala 6 yaitu nyeri sedang (klien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah
dengan baik).
Keterangan skala nyeri:
0 : tidak nyeri
1-3: nyeri ringan
4-6: nyeri sedang
7-9: nyeri berat
10 : nyeri tidak tertahankan
Keluhan yang menyertai:
Klien juga mengeluh sudah dua hari tidak bisa kencing serta rasa
baal dari bagian panggul hingga kedua ekstremitas bawah.
Riwayat tindakan konservatif dan pengobatan yang telah didapat:
Saat klien di IGD, dilakukan pemasangan infus dengan cairan Ring As
30 tetes/menit. Dilakukan cek laboratorium, serta radiologi di femur.
Lalu dilakukan operasi pada tanggal 10 Januari 2014.
b) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat alergi
: Klien mengatakan tidak ada alergi.
Riwayat penyakit sebelumnya: Klien tidak pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
Riwayat operasi
: Klien mengatakan tidak pernah operasi.
Riwayat transfusi
: Klien mengatakan tidak pernah transfusi.
Riwayat pengobatan
: Klien mengatakan tidak mengkonsumsi
obat-obatan.
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Riwayat penyakit anggota keluarga yang menurun atau menular: tidak ada.
b) Keadaan kesehatan lingkungan rumah: perumahan padat penduduk.
c. Data Biologis
1) Penampilan Umum
Klien tampak sakit sedang. Klien terpasang IV kateter di lengan kiri. Ekspresi
wajah klien tampak gelisah dan kesakitan saat dilakukan pengkajian.
2) Tanda-tanda Vital:
Tekanan darah: 110/70 mmHg di lengan kanan.
Nadi: 96 kali/menit, di arteri radialis, teratur dan teraba kuat.
Suhu: 37oC per aksila.
Pernapasan: 26 kali/menit, reguler.
3) Tinggi Badan: 178 cm
Berat Badan: 75 kg
IMT: 75/(1,78)2=23,6 Klien dalam kategori ideal atau gizi cukup.
d. Aktivitas Sehari-hari (Sebelum dan selama sakit)

1) Nutrisi: Sebelum sakit klien makan teratur 3 kali/hari. Nafsu makan baik. Klien
rajin mengkonsumsi sayur dan buah.
Selama sakit nafsu makan klien menurun sehingga setiap makan hanya
Setengah porsi yang dihabiskan.
2) Cairan: Sebelum sakit klien minum 800 cc/hari.
Selama sakit klien minum 600cc/hari.
3) Eliminasi: Sebelum sakit klien BAB 1 kali/hari, dan selama sakit tidak ada
perubahan.
Sebelum sakit klien BAK 5 kali/hari, sudah dua hari klien tidak
BAK.
4) Istirahat tidur: Sebelum sakit klien tidur cukup kurang lebih 8 jam/hari.
Selama sakit klien mengeluh tidak bisa tidur karena nyeri
pinggangnya, jadi hanya kurang lebih 5 jam/hari.
5) Olahraga: Sebelum sakit klien aktif bermain bulu tangkis seminggu sekali.
Selama sakit klien tidak mampu berolahraga.
6) Rokok/ alkohol dan obat-obatan: Klien tidak mengkonsumsi rokok/ alkohol dan
obat-obatan.
7) Personal hygiene: Sebelum sakit klien mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2
kali/hari, keramas 2 hari sekali.
Selama sakit dan dirawat klien mandi 1 kali sehari,
menggosok gigi 2 kali/hari, dan keramas 5 hari sekali.
8) Rekreasi: Sebelum sakit klien sering menghabiskan weekend dengan berjalanjalan bersama keluarga dan menonton TV di waktu senggangnya.
Selama sakit klien menonton TV di ruangan perawatannya.
e. Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik per Sistem
1. Sistem Kardiovaskuler
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
2. Sistem Respirasi
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
3. Sistem Pencernaan
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
4. Sistem Perkemihan
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
5. Sistem Muskuloskeletal

a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
6. Sistem Endokrin
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
7. Sistem Integumen
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
8. Sistem Panca Indra
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
9. Sistem Neurologi
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
10. Sistem Reproduksi
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
11. Sistem Imun
a. Anamnesa
b. Inspeksi
c. Auskultasi
d. Palpasi
e. Perkusi
f. Data Psikologis
1) Status Emosi
2) Konsep Diri
a) Gambaran diri
b) Harga diri
c) Ideal diri

: Emosi klien tampak labil.


: Klien lelah menghadapi penyakitnya.
: Klien mengatakan penyakitnya dan lama
penyembuhannya rasa percaya dirinya.
: Klien berharap dapat segera sembuh dan bisa kembali
bekerja serta kembali ke rumah berkumpul dengan
keluarganya.

d) Identitas diri
e) Peran
f) Gaya komunikasi
g) Pola interaksi

: Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki, suami,


ayah dari 3 anak, hidup berkecukupan.
: Klien seorang karyawan dan penyakitnya membuatnya
cuti bekerja.
: Dalam menjawab pertanyaan klien menggunakan
bahasa verbal namun kurang kooperatif, klien kurang
terbuka dalam mengungkapkan perasaannya.
: Hubungan klien dengan keluarga akrab, namun klien
terbuka dengan orang lain.

h) Pola mengatasi masalah : Dalam mengatasi masalah, klien meminta saran


dari orang -orang terdekatnya seperti keluarga dan
teman-temannya.
g. Data Sosio-Kultural
1) Pendidikan pekerjaan
: Klien tidak mengikuti pendidikan non formal,
sehari bekerja 8 jam sebagai karyawan PLN.
2) Hubungan sosial
: Klien dekat dengan keluarganya, rekan kerja,
serta tetangga rumahnya. Klien mendapat
dukungan untuk sembuh dari mereka.
3) Sosial dan kultur
: Klien tidak mengikuti kultur apapun.
4) Gaya hidup
: Klien hobi berolahraga, terutama bulutangkis.
Klien tinggal dengan istri dan anak bungsunya.
5) Arti kehidupan
: Kehidupan merupakan anugerah dari Tuhan
dan harus dijalani sebaik-baiknya.
6) Arti kematian
: Kematian adalah awal kehidupan yang baru.
7) Arti sehat
: Keadaan yang harus senantiasa dijaga.
8) Arti sakit
: Cobaan dari Tuhan.
9) Hubungan dengan Tuhan
: Tuhan merupakan sang Pencipta dan klien
berbicara dengan Tuhan melalui doa.
10) Harapan tentang sehat dan sakit: Klien berharap cepat sehat.
11) Kegiatan agama yang diikuti : Sholat.
h. Persepsi Klien terhadap Penyakitnya
Klien sudah menjaga gaya hidupnya dengan baik namun tetap sakit dan klien
menganggap bahwa sakitnya adalah cobaan dari Tuhan. Lama penyembuhannya
membuat klien merasa patah semangat.
i. Data Penunjang
1) Laboratorium
Hematologi
Hemoglobin 9,0 g/dL
Hematokrit
27,7 %
Leukosit
6,56 10^3/ L
Trombosit

165 ribu/ L

2) Radiologi 4 Januari 2014


Femur
Femur kanan fraktur comminuted dominan oblik.
Thoraco Lumbal

Pro ORIF fraktur femur dextra vertebra lumbosacral. Corpus vertebra L2 bentuk
wedging 25-40%, tidak menyebabkan stenosis canalis spinalis/ foramen
intervertebralis. Corpus Vertebra L3/L4 tampak osteophyt.
Ro: Fraktur kompresi sedang corpus vertebra L2, spondylosis deformans L3/L4
dan rigiditas lumbal.
3) Terapi Oral
: Eliquis, Triatec.
Terapi Parenteral : Tidak ada.
4) Diit
: Bebas
5) Acara infus
: Tidak ada
6) Mobilisasi
: Duduk
2. Pengelompokan Data

Data Subyektif
Klien febris dan merasakan nyeri kepala
yang semakin lama semakin
mengganggu aktivitas sejak 3 hari yang
lalu.
Nyeri kepala klien berada pada skala 6
(0-10).
Klien juga mengeluh lemas serta batuk
terus-menerus.
Klien mengeluh tidak bisa tidur karena
batuknya.
Klien mengeluh gatal di
tenggorokannya.
Klien batuk terus menerus, ada sputum,
kadang merasa sesak.

Data Obyektif
Klien tampak sakit sedang.
Klien terpasang infus di lengan kiri.
Ekspresi wajah klien tampak tenang.
Tanda-tanda Vital:
Tekanan darah: 140/80 mmHg di
lengan kanan.
Nadi: 78 kali/menit, di arteri radialis,
teratur dan teraba kuat.
Suhu: 37oC per aksila.
Pernapasan: 22 kali/menit, reguler.
Klien terlihat sering memegangi
kepala dan dahinya.
Pernafasan cuping hidung.
Klien terlihat nafas cepat.
Terdengar suara napas tambahan
rales.

Lampiran
TERAPI
1. Nama Obat

: Sumagesic

a. Golongan

: Generik, Parasetamol

b. Dosis

: Dewasa 3-4 kali sehari 1 tablet. Anak-anak 3-4 kali sehari - tablet.

c. Indikasi

: Demam yang menyertai flu, pilek, atau infeksi lain, sakit kepala, sakit
gigi, nyeri otot dan sendi, artritis rheumatoid, osteoartritis, dan nyeri
yang berhubungan dengan trauma (terpukul, terbentur, teriris, dll)

ringan dan prosedur pembedahan.


d. Kontra Indikasi

e. Efek Samping Obat : Reaksi kulit, darah, dan reaksi alergi lain.
1. Nama Obat

: Ceftriaxone

a. Golongan

b. Dosis

: Dewasa dan anak > 12 tahun: 1-2 gram sekali sehari.

c. Indikasi

: Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap


Ceftriaxone, seperti infeksi saluran napas, infeksi THT, infeksi
saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi, dan jaringan
lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore),
profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan
pertahanan tubuh,

d. Kontra indikasi

: Hipersensitif terhadap sefalosporin. Pada pasien yang sensitif

terhadap penisilin, kemungkinan terjadinya reaksi alergi harus diperhitungkan.


e. Efek samping obat : Faeces encer, mual, muntah, stomatitis dan glositis, pruritus, urtikaria,
dermatitis alergika, udema, eksantem, eritema, esinofilia, hematema, trombositoperia,
leukoperia, anemia hemolitik, sakit kepala, pusing, reaksi anafilaktik, flebitis.
1. Nama Obat

a. Golongan

b. Dosis

c. Indikasi

d. Kontra Indikasi

e. Efek Samping Obat :


3. Analisa Data
DATA
DS:
Klien mengeluh gatal di
tenggorokannya.
Klien batuk terus
menerus, ada sputum,
kadang merasa sesak.
Klien mengeluh tidak bisa

ETIOLOGI
Invasi mikroorganisme

Peradangan saluran napas

Peningkatan aktivitas kelenjar


mukus

Penumpukan sputum

MASALAH
Gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi:
perubahan pola napas
berhubungan dengan
peningkatan produksi
sputum.

tidur karena batuknya.


DO:
Pernapasan: 22 kali/menit,
regular
Pernapasan cuping
hidung.
Klien terlihat nafas cepat.
Terdengar suara napas
tambahan rales.
DS:
Klien febris dan
merasakan nyeri kepala
yang semakin lama
semakin mengganggu
aktivitas sejak 3 hari
yang lalu.
Nyeri kepala klien berada
pada skala 6 (010).Klien mengeluh
nyeri kepala sejak 3 hari
yang lalu.
DO:
Ekspresi meringis, tegang,
memegang kepala dan
dahi.
Tekanan darah 140/80
mmHg.

Penyumbatan saluran napas

Sesak dan batuk poduktif

Perubahan pola napas

Invasi mikroorganisme

Respon inflamasi

Kalor

Peningkatan tekanan vaskular


cerebral

Nyeri kepala

Gangguan rasa nyaman:


nyeri kepala

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS MASALAH


1. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi: perubahan pola napas berhubungan
dengan peningkatan produksi sputum.
2. Gangguan rasa nyaman: nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskular cerebral.
C. RENCANA KEPERAWATAN
N
O
1.

TGL
15
Januari
2013

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi:
perubahan pola napas
berhubungan dengan
peningkatan produksi

PERENCANAAN
TUJUAN
Dalam 3 x 24 jam perawatan
kebutuhan oksigenasi klien
terpenuhi, dengan kriteria
hasil:
Batuk dan sputum

INTERVENSI
Kaji pola pernapasan klien
setiap 8 jam.

Bantu klien untuk mengatur


posisi semi fowler/ fowler

sputum, ditandai dengan:


DS:
Klien mengeluh gatal
di tenggorokannya.
Klien batuk terus
menerus, ada sputum,
kadang merasa sesak..
DO:
Pernapasan: 22
kali/menit, reguler
Pernapasan cuping
hidung.
Klien terlihat nafas
cepat.
Terdengar suara napas
tambahan rales.
2.

15
Januari
2013

berkurang/hilang.
Klien tidak merasa sesak

dan gatal di tenggorokan.


Pola pernapasan klien
dalam batas normal.
Tidak menggunakan

pernapasan cuping hidung.


Tidak terdengar suara
napas tambahan.

Gangguan rasa nyaman:


Dalam 3 x 24 jam perawatan
nyeri kepala
gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan
teratasi, dengan kriteria hasil:
peningkatan tekanan
Klien mengatakan nyeri
vaskular cerebral,
kepala hilang/ skala
ditandai dengan:
berkurang.
DS:
Klien tidak menunjukkan
Nyeri kepala klien
ekspresi kesakitan.
Tekanan darah klien
berada pada skala 6
dalam batas normal.
(0-10).
Klien mengeluh nyeri
kepala sejak 3 hari
yang lalu.
DO:
Ekspresi meringis,
tegang, memegang
kepala dan dahi.
Tekanan darah 140/80
mmHg.

Ajarkan klien untuk nafas


dalam dan batuk efektif.

Anjurkan klien untuk


banyak minum air hangat,

Berikan nebulizer sesuai


terapi dokter.

Laksanakan terapi obat


antibiotik dan
bronkodilator.

Kaji tingkat nyeri dan


tekanan darah klien setiap 8
jam.
Anjurkan klien untuk tirah
baring dengan lingkungan
yang nyaman.
Ajarkan teknik distraksi.

Ajarkan relaksasi dengan


napas dalam.

Laksanakan terapi obat


analgesik.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
N
O
1

NO DK

TANGGAL

JAM

15 Januari
2013

9.30

1,2

15 Januari
2013

11.10

15 Januari
2013

12.00

15 Januari
2013

12.05

15 Januari
2013

12.10

15 Januari
2013

12.45

16 Januari
2013

8.30

16 Januari
2013

8.35

16 Januari
2013

8.40

10

16 Januari
2013

11.00

1,2

IMPLEMENTASI

NAMA &TTD

Memeriksa TTV klien saat pemeriksaan


fisik. Klien tampak sakit sedang.
Hasil: Pernapasan 22 kali/menit, tekanan
darah 140-80 mmHg.
Mengajarkan klien untuk nafas dalam dan
batuk efektif, karena klien mengeluh batuk
terus hingga susah tidur.
Hasil: Klien dapat melakukan nafas dalam
dan batuk efektif, sputum keluar sedikit.
Melaksanakan terapi obat analgesik
Sumagesic 1 tablet.
Klien dapat minum obat sendiri. Tidak ada
respon mual/muntah.
Mengkaji tingkat nyeri kepala klien
Hasil: Klien menunjuk pada angka 3 dari
skala 1-10.
Mengajarkan teknik distraksi untuk
mengurangi nyeri kepala klien.
Respon: Klien mengerti manfaat teknik
distraksi.
Memberikan nebulizer sesuai terapi dokter
dengan Atrovent, Berotec, dan Bisolvon
(masing-masing 1 cc).
Klien dapat menghisap sendiri.
Hasil: Setelah diuap, klien mengatakan
sputum dapat keluar.

Advena

Melaksanakan terapi obat bronkodilator


Fluimucil 1 tablet dilarutkan dalam air
mineral. Tidak ada respon mual/muntah
Mengkaji tingkat nyeri kepala klien
Hasil: Klien menunjuk pada angka 0 dari
skala 0-10.
Membantu klien untuk mengatur posisi
semi fowler karena klien mengeluh sesak
nafas.
Hasil: klien mengatakan lebih nyaman.
Mengukur TTV klien.
Hasil: Pernapasan 20 kali/menit, tekanan
darah 120/70 mmHg.

Advena

Advena

Advena

Advena

Advena

Advena

Advena

Advena

Advena

11

16 Januari
2013

12.45

Memberikan nebulizer sesuai terapi dokter


dengan Atrovent, Berotec, dan Bisolvon
(masing-masing 1 cc).
Klien dapat menghisap sendiri.
Hasil: Setelah diuap, klien mengatakan
sputum dapat keluar.

Advena

12

17 Januari
2013

8.30

Advena

13

17 Januari
2013
17 Januari
2013

11.00

11.05

Melaksanakan terapi obat bronkodilator


Fluimucil 1 tablet dilarutkan dalam air
mineral. Tidak ada respon mual/muntah.
Mengukur TTV klien.
Hasil: pernapasan 18 kali/menit.
Menganjurkan klien untuk banyak minum
air hangat.

14

Advena
Advena

E. EVALUASI KEPERAWATAN
TANGGAL
/JAM
15 Januari
2013/ 13.00

16 Januari
2013/ 13.00

NO
DK
1

SOAP
S : Klien masih mengeluh batuk terus-menerus dan sesak.
O: Pernapasan klien 22 kali/menit, menggunakan
pernapasan cuping hidung, masih terdengar suara rales.
A: Masalah belum teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.

NAMA
&TTD
Advena

S : Klien mengatakan nyeri kepala berkurang, menunjuk


pada angka nyeri 3 (0-10).
O: Klien masih sering memegangi dahinya.
Tekanan darah 140/80 mmHg.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Advena

S : Klien mengatakan masih batuk dan sedikit sesak.


O: Pernapasan klien 20 kali/menit, napas normal, masih
terdengar suara rales.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Advena

S : Klien mengatakan nyeri kepala hilang.


O: Tekanan darah 120/70 mmHg.

Advena

A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
17 Januari
2013/ 13.00

S : Klien mengatakan masih batuk kadang-kadang.


O: Pernapasan klien 18 kali/menit, rales tidak terdengar.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan.

Advena

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pernapasan merupakan salah satu sistem yang sangat penting dalam tubuh
manusia. Apabila terjadi kerusakan atau gangguan sistem pernapasan maka peran atau
fungsinya pun akan berkurang atau tidak dapat berfungsi seperti normalnya lagi. Tidak
hanya itu, infeksi saluran pernapasan juga dapat mempengaruhi kerja seluruh tubuh,
sehingga diperlukan penanganan yang tepat melalui asuhan keperawatan yang
direncanakan dengan benar.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang infeksi saluran
pernapasan atas karena kasus ini akan banyak kita jumpai. Jika makalah ini belum cukup
lengkap, mahasiswa diharapkan dapat memperluas wawasan lagi dengan banyak membaca
buku, jurnal, serta makalah lain tentang infeksi saluran pernapasan atas.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Price & Wilsom. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Staff Pengajar Bagian Patologi Anatomik FKUI. 1996. Kumpulan Kuliah Patologi. Jakarta: UI.

Anda mungkin juga menyukai