LIGNIN
LIGNIN
LIGNIN
Lignin adalah suatu polimer yang komplek dengan bobot molekul tingi yang
tersusun atas unit-unit fenilpropana. Lignin termasuk ke dalam kelompok bahan
yang polimerisasinya merupakan polimerisasi cara ekor (endwisepolymerization),
yaitu pertumbuhan polimer terjadi karena satu monomer bergabung dengan polimer
yang sedang tumbuh. Polimer lignin merupakan polimer bercabang dan membentuk
struktur tiga dimensi.
Di alam keberadaan lignin pada kayu berkisar antara 25-30%, tergantung
pada jenis kayu atau faktor lain yang mempengaruhi perkembangan kayu. Pada
kayu, lignin umumnya terdapat di daerah lamela tengah dan berfungsi pengikat antar
sel serta menguatkan dinding sel kayu. Kulit kayu, biji, bagian serabut kasar, batang
dan daun mengandung lignin yang berupa substansi kompleks oleh adanya lignin
dan polisakarida yang lain. Kadar lignin akan bertambah dengan bertambahnya
umur tanaman.
Lignin bersifat tidak larut dalam kebanyakan pelarut organik. Lignin yang
melindungi selulosa bersifat tahan terhadap hidrolisa yang disebabkan oleh adanya
ikatan alkil dan ikatan eter. Pada suhu tinggi, lignin dapat mengalami perubahan
struktur dengan membentuk asam format, metanol, asam asetat, aseton, vanilin dan
lain-lain. Sedangkan bagian lainnya mengalami kondensasi (Judoamidjojo et al.,
1989).
Lignin mempunyai bobot molekul yang rendah di dalam kayu namun menjadi
makromolekul yang mempunyai bobot molekul lebih tinggi ketika terlarut.
Bobot molekul ini menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi fungsi fisik
dari lignin. Bobot molekul lignin tidak seragam, karena dipengaruhi oleh beberapa
hal antara lain proses isolasi lignin, degradasi makromolekul selama proses isolasi,
efek kondensasi dan ketidakteraturan sifat lignin dalam larutan.
Isolasi Lignin
Screen sablon atau saringan kasa :Alternatifnya kain kasa dibingkai pigura
Rakel sablon :alternatifnya roll cat dibuka bagian penyerapnya (tersisa pralonnya)
Ember atau bejana, diusahakan ukurannya lebih besar daripada ukuran screen sablon
Kain blacu,nilon atau sebagi alternatif dapat menggunakan kain spanduk bekas
Blender
Busa
5. Kering dan tempelkan hasil saringan kertas tersebut dengan rakel sablon sampai air benar benar kering atau menipis
6. Angkat perlahan screen sablon, dan akan terlihat kertas karton setengah jadi
7. Angin - anginkan hasil cetakan selama kurang lebih 1/2 jam kemudian jemur di terik
matahari
8. Jika sudah benar- benar kering,ambil kertas dari kain dan setrika untuk mendapatkan hasil
yang rata.
Proses Pengeringan :Sama halnya dengan cara manual, proses ini masih menggunakan
tenaga matahari
Proses perataan : Jika pengolahan dengan cara manual dengan setrika, proses dengan mesin
menggunakan mesin kalendar.
Secara garis besar,bentuk sederhana mesin kertas karton dapat dilihat disini
A.
Bleaching
Bleaching
merupakan
suatu
proses
kimia
yang
dilakukan
untuk
menghilangkan sisa lignin dari proses pulping. Untuk menghilangkan sisa lignin
dilakukan proses oksidasi yang diikuti dengan reaksi pemutihan (bleaching)
(Sixta, 2006). Proses bleaching dapat meningkatan derajat putih, kemurnian
selulosa dan kualitas kertas (Dance dan Reeve, 1996). Bahan pemutih yang
banyak digunakan dalam industri pulp adalah klorin(Cl2), klorin dioksida (ClO2),
oksigen (O2), hidrogen peroksida (H2O2), natrium hipoklorit (NaOCl), asam
hipokolit (HOCl), natrium hidroksida (NaOH), dan ozon (O3) (Kirk dan Othmer,
1993).
Bahan kimia yang digunakan dalam bleaching menurut (Batubara, 2006)
terbagi menjadi 2 macam yaitu:
1.
Oksidator
Oksidator berfungsi untuk mendegradasi dan menghilangkan lignin dari gugus
kromofor. Oksidator yang sering digunakan adalah Khlor (Cl), Oksigen (O2),
Hipoklorit, Klordioksida, Hydrogen Peroksida, Ozon dan Nitrogen dioksida.
2.
Alkali
Alkali berfungsi untuk mendegradasikan lignin dengan cara hidrolisis dan
melarutkan gugus gula sederhana yang masih bersatu dalam pulp. Biasanya
digunakan NaOH sebagai basa kuat.
B.
Chelating
Dalam proses bleaching, agen pemutih bekerja kurang efektif karena
kehadiran faktor impuritis yaitu logam-logam. Logam-logam ini menghambat
agen pemutih untuk mengoksidasi lignin, sehingga selektifitas pulp yang
diperoleh rendah. Oleh sebab itu diperlukan kehadiran chelating agent.
Chelating agent (chelant) adalah suatu senyawa yang terdiri dari dua atau
lebih atom pendonor elektron yang dapat membentuk suatu ikatan koordinat
dengan sebuah atom logam tunggal. Atom pendonor utama pada chelating
agent adalah N, O, S dan P. Setelah membentuk ikatan koordinat, masing-masing
atom pendonor berturut-turut membentuk sebuah cincin yang berisi atom
tunggal. Struktur melingkar ini disebut sebagai kompleks chelation atau chelate.
Secara etimologi, chelate berasal dari bahasa Yunani, yaitu chela, yang artinya
cakar besar lobster (Kirk dan Othmer, 1993).
Chelation merupakan sebuah sistem kesetimbangan yang terdiri dari
chelant, logam, dan chelate.Chelating agent digunakan untuk mengontrol
konsentrasi dari ion logam. Kompleks chelation biasanya memiliki sifat-sifat yang
sangat berbeda dari ion logam bebas dan chelating agent tersebut sebelum
membentuk kompleks chelation.
Dalam industri pulp, chelating agent berfungsi untuk menghilangkan ionion logam tertentu yang tekandung dalam pulp, misalnya mangan (Mn), tembaga
(Cu), besi (Fe), yang dapat memberikan efek negatif dalam proses bleaching jika
ion-ion logam tersebut terdapat dalam bubur pulp. Adapun ion-ion logam Mn, Cu
dan
Fe,
dapat
mempercepat
kerusakan
selulosa
sehingga
menurunkan
PENDAHULUAN
Setiap orang tentunya mengenal kertas. Benda ini kerap kita temui setiap hari,
dimanapun kita berada sehingga dapat kita katakan sebagai salah satu benda yang familiar
dalam kehidupan kita. Definisi kertas sendiri ialah barang ciptaan manusia yang berwujud
lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai
sifat yang berbeda dari bahan bakunya yaitu tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang beragam. kertas dikenal sebagai media untuk menulis,
menggambar, mencetak, dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas
misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun
toilet. Untuk mendapatkan lembaran-lembaran kertas, diperlukan proses pengolahan yang
cukup panjang, mulai dari penyediaan bahan baku berupa serat kayu hingga "pemasakan"
bubur kertas.
Di dalam paper ini, saya akan membahas tentang bagaimana proses pembuatan kertas
dengan sains teknologi (sains, engineering, teknologi). Menceritakan langkah-langkah proses
pembuatan kertas dimulai dari nol hingga siap digunakan.
BAHAN-BAHAN PEMBUATAN KERTAS
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku, bahan
pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan kertas. Bahan
pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk memperlancar pembuatan kertas.
Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan kertas agar
memperoleh hasil yang baik.
a) Bahan Baku
Bahan dasar dalam pembuatan pulp dan kertas adalah serat selulosa. Serat selolusa
dapat diperoleh dari berbagai tanaman, baik tanaman hasil pertanian (seperti tanaman tebu,
bambu, jerami) maupun tanaman hasil hutan (kayu). Menurut Casey (1960), kayu dibedakan
atas dua kelas, yaitu kayu daun lebar (kayu keras) dan kayu daun jarum (kayu lunak). Pada
umumnya, pulp dan kertas yang dihasilkan menggunakan bahan baku kayu sebagai sumber
bahan berserat selolusa. Karena serat selolusa yang terkandung dalam kayu cukup banyak
sekitar 44 60 %.
Komponen kimia kayu:
Komponen kimia kayu sangat bervariasi antara satu kayu dengan kayu yang lain.
Menurut Casey (1960), bahwa variasi susunan kimia tersebut dalam pembuatan pulp akan
mempengaruhi jumlah larutan pemasak dan kondisi pemasakan, tingkat proses pemutihan
dan jumlah pemutih serta kualitas pulp.
1. Selolusa
Selolusa merupakan komponen kimia kayu yang terbesar. Kadar selolusa untuk kayu
daun lebar antara 44 60 %, sedangkan kayu daun jarum 49 58 % (Casey, 1960). Kadar
selolusa yang tinggi dari bahan baku sangat disukai dalam pembuatan pulp dan kertas, karena
berfungsi membentuk jalinan antar serat dengan ikatan hidrogen antara gugus
hidroksiselolusa (Clark,1985).
2. Hemiselolusa
Hemiselolusa adalah suatu polisakarida lain yang terdapat dalam kayu dan tergolong
senyawa organik. Menurut Casey (1960), kadar hemiselolusa bervariasi antara 15 18 %
dalam kayu daun jarum dan 22 34 % dalam kayu daun lebar.
3. Lignin
Komponen kimia kayu terbesar setelah selolusa adalah lignin. Lignin merupakan
senyawa yang kompleks dan non-karbohidrat. Menurut Panshin het al. (1790), kandungan
lignin dalam kayu bervariasi tergantung jenis kayu. Lignin kayu daun lebar berkisar antara 13
25 %, sedangkan kayu daun jarum berkisar antara 24 32 %. Di dalam kayu, lignin
sebagian besar terdapat dalam lamela tengah antar sel dan dalam dinding sel sebagai
penghubung dari polisakarida. Lignin juga sebagai bahan perekat atau semen antar sekat,
sehingga serat menjadi kaku. Dalam proses pulping, lignin harus dihilangkan dari kayu
karena akan menggangu terbentunya pulp dalam pembuatan kertas. Pengaruh lignin dalam
proses pulping maupun mutu pulp dan kertas adalah menyulitkan dalam penggilingan, pulp
berkekuatan rendah, sulit diputihkan, dan kertas yang dihasilkan bersifat kaku, warnanya
kuning dan mutunya rendah (Kenneth, 1970). Penghilangan lignin dapat dilakukan dengan
menggunakan larutan kimia berupa asam maupun alkali.
4. Zat Ekstraksif
Zat ekstraksif merupakan zat yang diendapkan dalam rongga sel dan terdiri dari
bahan-bahan kimia seperti minyak, yanin, resin, lilin, pekatin, lemak, zat warna, dan asam
organik lainnya. Kandungan zat ekstraksif dalam kayu berkisar antara 2 8 %. Jumlah pada
kayu daun lebar (2 4 %) lebih kecil dari kayu daun jarum (5 8 %). Zat ekstraktif berupa
resin dan lemak dapat mengganggu pembuatan pulp karena menyebabkan kontaminasi pada
pembuatan lembaran kertas dan mengendap pada kertas. Pengaruh lain seperti timbulnya
bintik hitam atau coklat pada lembaran kertas atau yang sering disebut dengan picth trouble
(Purba, 1989).
Kayu daun lebar (kayu keras) yang biasa digunakan pada pembuatan kertas yaitu kayu
pohon Akasia sedangkan kayu daun jarum (kayu lunak) yaitu kayu pohon Pinus. Kayu lunak
yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada
kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang
halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena
memiliki lebih sedikit lignin. Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu
lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli.
b) Bahan Pembantu
Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :
Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan kertas.
Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan baku
kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :
- Klor/klorin (Cl2) dan klor dioksid (ClO2)
- Natrium hidroksida (NaOH)
- H2O2
- Hidrogen Peroksid
Natrium Peroksid
Natrium Bisufat
Kalium Bisulfat
Bahan penghancur kayu, diperlukan untuk menghancurkan kayu tidak dengan cara mekanis
tetapi bahan reaksi kimia. Bahan penghancur tersebut adalah :
Asam : Asam sulfat
Alkali : Sodium Hidroksid
Bahan pewarna , diperlukan apabila hendak membuat kertas-kertas berwarna.
c) Bahan Pelengkap
Ada dua macam bahan pelengkap dalam pembuatan kertas yaitu :
1. Bahan pengisi, bahan untuk menutupi lubang-lubang halus pada permukaan kertas. Sehingga
diperoleh kertas yang halus dan rata. Bahan-bahan tersebut diantaranya : kaolin, gips, tanah
diatomea, kapur magnesit.
2. Bahan perekat, bahan untuk merekatkan kayu atau selolusa agar lebih kuat dan kokoh. Bahan
tersebut diantaranya : perekat arpus, perekat hewani, perekat tepung kanji.
PEMBUATAN KERTAS
1) Proses Pembuatan Bubur Kertas (Pulping)
Proses pembuatan kertas terlebih dahulu diawali dengan proses pembuatan bubur
kertas (pulp). Pulp adalah suspensi hasil pemisahan serat dari bahan berlignoselulosa seperti
kayu, bambu, kapas atau sisa hasil pertanian (jerami, bagase, merang, dan lain-lain) yang
dapat dipisahkan secara mekanik, kimia, atau semi kimia yang digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan kertas, rayon, papan serat, dan lain-lain (Anonymous, 1976).
Proses pembuatan pulp :
A. Pembuatan secara mekanik
Dalam proses ini, pulp dibuat dengan menggunakan mesin saja tidak memakai zat-zat kimia
dan pereaksi-pereaksi kimia. Proses pembuatan pulp secara mekanik yaitu sebagai berikut :
1. Kayu diambil dari hutan produksi kemudian dipotong-potong atau lebih dikenal dengan log.
Log disimpan ditempat penampungan beberapa bulan sebelum diolah dengan tujuan untuk
melunakkan log dan menjaga kesinambungan bahan baku.
2. Kayu dibuang kulitnya dengan mesin atau dikenal dengan istilah De- Barker.
3. Kayu dipotong-potong menjadi ukuran kecil (chip) dengan mesin chipper. Chip yang sesuai
dengan ukuran standar diambil dan disimpan di tempat penampungan.
4. Kemudian chip dimasukkan ke dalam mesin penggilas yang terbuat dari beton hingga lumat,
dicampur dengan air hingga menjadi bubur. Kandungan bubur ini adalah serat-serat kayu,
damar kayu (yang menyebabkan kertas cepat berwarna kuning apabila kena sinar matahari ),
pektin dan lignin. Bahan dasar ini digunakan untuk pembuatan kertas yang tidak memerlukan
keuletan dan untuk pemakaian jangka pendek misal kertas untuk membuat Koran (MOnareh,
1982).
B. Pembuatan secara kimia
Pembuatan pulp secara kimia yakni dengan mempergunakan bahan-bahan kimia tertentu,
untuk dikenal tiga macam bahan kimia yang mempunyai fungsi berbeda-beda sesuai dengan
jenis
kayu
yang
diolah.
Bahan-bahan
tersebut
adalah
:
a. asam sulfat (proses asam)
b. Asam Sulfit (Proses asam)
Pemakaian soda natron menghasilkan selulosa natron yang lunak dan panjang. Warna
selulosa agak gelap karena itu perlu proses pemutihan jika ingin memebuat kertas putih dari
bahan ini. Hal itu tidak perlu dilakukan kalau tujuannya untuk membuat kertas bungkus yang
tidak berwarna putih. Proses natron baik untuk memisahkan damar kayu.
Pemakaian asam sulfat menghasilkan selulosa sulfat yang lebih panjang dari selulosa natron,
warna yang dihasilkan pun agak gelap sehingga perlu diputihkan dahulu apabila hendak
membuat kertas putih.
Pemakaian asam sulfit menghasilkan selulosa sulfit yang berkualitas lebih baik dari dua
macam selulosa lainnya. Warna selulosa tetap putih sehingga tidak perlu pemrosesan lebih
lanjut untuk memutihkan.
4. Pencucian (Washing)
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap, kemudian dicuci dengan tujuan untuk
memisahkan dari cairan sisa hasil pemasakan (sisa zat kimia dan limbah). Hasil samping
dalam poses pencucian yaitu berupa black liquor, debu, lignin. Efisiensi pencucian diukur
berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai
tingkat kebersihan tersebut. Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari
bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp.
5. Refining
Pulp melewati slot dalam piringan yang berputar untuk memisahkan gumpalan selulosa
menjadi serat dan mempersiapkan pulp untuk proses pembuatan kertas. Serat dipotong
dengan panjang yang seragam dan diperlakukan untuk memperbaiki ikatan dan kekuatan
produk akhir kertas.
6. Oksigen Delignification
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan natrium hidroksida (NaOH)
di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam tangki pencuci. Tujuan dari
pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap
http//:ub.ac.id
http://artikelbahasaindonesia.org/artikel-lingkungan/proses-pembuatan-kertas/
JENIS-JENIS KERTAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari paper ini yaitu bahwa proses pembuatan kertas berkaitan dengan
sains teknologi (sains, engineering, teknologi). Jika ditinjau dari segi sains yaitu kayu
merupakan benda alam yang dapat bermanfaat besar bagi kehidupan manusia karena kayu
memiliki komponen-komponen kimia dan biologis (selolusa, hemiselolusa, lignin, dan lainlain) yang mendukung benda tersebut untuk dijadikan kertas, tissue, dan benda-benda
lainnya. Ditinjau dari segi engineering/rekayasa yaitu kayu yang memiliki sifat keras dan
kasar diolah dan dirubah menjadi kertas yang memiki sifat halus, lentur, mudah robek, dan
tidak tahan terhadap air. Ditinjau dari segi teknologi yaitu ilmu yang digunakan untuk
membuat kertas dimulai dari persiapan bahan baku, pemilahan kayu, pemotongan, pembuatan
pulp (bubur kertas), pencucian (washing), refining, oksigen delignification, pemutihan,
kemudian dibawa ke mesin kertas untuk dijadikan kertas yang berkualitas.
PROSES BLEACHING
Pulping and Bleaching
Tingkat keracunan 2,3,7,8 TCDD diberi nilai 1, maka senyawa dioxin dan furan
lainnya nilainya sekitar 1/10 bila dibandingkan dengan 2,3,7,8 TCDD.
Nilai ekivalen tingkat keracunan adalah sebagai berikut :
TCDD
TCDF
Peraturan AOX
Superbatch, Lo-solids
- Teknologi pemutihan pulp ramah lingkungan
ECF BLEACHING
Proses pemutihan dengan sistem ini tidak memakai klor dalam bentuk elemen
(Cl2)
Hipoklorit (NaOCl) juga tidak diperbolehkan karena akan membentuk kloroform
dalam air
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam pemutihan ini antara lain :
- D (ClO2) : senyawa ini menggantikan klor
- E (NaOH)
- (O2)
- P (H2O2)
- Kadang-kadang dapat dikombinasikan dengan ozon (O3)
Contoh pemutihan pulp dengan sistem ECF dengan beberapa tahapan (bleaching
sequences) :
OD0ED1D2 (5 tahap pencucian) :
delignifikasi oksigen, klordioksida awal, ekstraksi, klordioksida-1, klordioksida-2
setiap tahap diselingi dengan proses pencucian (setelah tahap O, D0, E, D1, D2)
untuk meningkatkan derajat putih biasanya pada tahap E ditambahkan O2 atau
H2O2, sehingga menjadi : OD0EoD1D2 dan OD0EopD1D2
modifikasi juga dilakukan pada tahap D1 dilanjutkan netralisasi menggunakan
NaOH dengan tujuan untuk menetralkan asam-asam yang yang terbentuk
sehingga efisiensi bahan kimia pemutih lebih optimal, sehingga menjadi
OD0EoD1ND2
Pemutihan tahap OD0EoD1D2 dan OD0EopD1D2 dan OD0EoD1ND2 merupakan
tahapan yang paling banyak digunakan oleh industri pulp didunia maupun di
Indonesia
TCF BLEACHING
Proses pemutihan dengan sistem ini tidak memakai klor dalam bentuk elemen
(Cl2) maupun dalam bentuk senyawa (NaOCl dan ClO2)