Laporan Observasi MBTQ

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan mengajar dengan menggunakan metode Iqro ini
dilaksanakan untuk memenuhi Salah Satu UTS mata kuliah
Metode Baca Tulis Quran (MBTQ). Metode iqro merupakan
suatu metode membaca Al-Quran yang menekankan langsung
pada latihan membaca. Adapun buku panduan Iqro terdiri dari
6 jilid dimulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi
tahap sampai pada tingkatan yang sempurna, metode Iqra ini
dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang beramacammacam karena ditekankan pada bacaanya (membaca huruf AlQuran dengan fasih), bacaan langsung tanpa dieja artinya
diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual. Penerapan
metode dan pendekatan dalam mengajar yang disesuaikan
dengan masa perkembangan murid, sangat menentukan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar.
Madrasah merupakan salah satu sarana atau media tempat
yang strategis

bagi

ustadz/ustadzah dengan masyarakat

dalam rangka menyampaikan ataupun mengajarkan aspekaspek pelajaran agama Islam. Perjenjangan pendidikan yan
sekarang
perjenjangan

berlangsung
yang

telah

merupakan
berlaku

di

kelanjutan

dari

madrasah

yang

diselenggarakan oleh masyarakat muslim Indonesia.


B. Tujuan

Untuk memenuhi salah satu tugas UTS mata kuliah MBTQ


Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
Sebagai bentuk pengaplikasian ilmu
Untuk mengembangkan kemampuan anak dalam belajar

Iqro
Untuk menerapkan metode Iqro yang baik dan benar

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi
Praktek

mengajar

Baca

Tulis

Quran

dilaksanakan

di

madrasah As-Sanusiah, Dusun Cikare RT. 31 RW. 14 Desa


Ciomas Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Madrasah yang
memiliki tiga ruangan

diantaranya yaitu, dua orang kelas

untuk belajar dan satu ruangan yang digunakan untuk


menyimpan barang-barang atau fasilitas madrasah. Ruang
kelas pertama dengan satu meja dan satu kursi untuk ustadz
atau guru, 4 bangku untuk para murid dengan jumlah 12 orang
murid, masing-masing bangku ditempati atau digunakan oleh
3 orang murid, papan tulis dan13 al-Quran. Dan ruang kelas
kedua dengan satu meja dan satu kursi untuk ustadz atau
guru, 4 bangku untuk murid dan papan tulis. Ruang ketiga
yaitu ruangan yang digunakan

untuk menyimpan barang-

barang atau fasilitas madrasah, seperti alat-alat rebana.


B. Laporan Kegiatan
1. Jumlah Siswa

Kelas PAUD (usia 3 4 tahun), Iqra jilid 1 -2 dengan

jumlah 5 orang siswa


Kelas TK (usia 5 -6 tahun), Iqra jilid 3 4 dengan jumlah

6 orang siswa
Kelas I (kelas I II SD), Iqra jilid 5 6 dengan jumlah 4
orang siswa

2. Waktu

Kelas PAUD, Iqro Jilid 1 -2 dilaksanakan pada tangga 5

dan 6 Desember 2013, pukul 16.00 17.00


Kelas TK, Iqro jilid 3 4 dilaksanakan pada tanggal 7 dan

12 Desember 2013, pukul 16.00 17.00


Kelas I, Iqro jilid 5 6 dilaksanakan pada tanggal 13 dan
14 Desember Pukul 16.00 17.00

C. Temuan
Pada temuan praktek mengajar dengan metode Iqro dihari
pertama dan kedua, yaitu pertemuan dengan kelas PAUD
dengan mengajarkan Iqro jilid 1 dan 2, hampir semua siswa
sudah mampu membaca Iqro dengan benar, walaupun dari
sebagian

siswa

tersebut

ada

yang

sudah

fasih

dalam

membaca dan ada juga sebagian siswa yang sudah tahu atau
mengenal huruf hijaiyah namun mereka ragu dalam cara
membacanya, dengan kemampuan anak yang berbeda-beda
seorang pengajar harus mampu menerapkan bagaimana
metode pengajaran Iqro yang tepat untuk masing-masing anak
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Hari ketiga dan keempat, yaitu pertemuan dengan kelas TK
dengan mengajarkan Iqro jilid 3 dan 4, siswa sudah mampu
membaca Iqro dengan dengan benar walaupun dengan cara
pembacaannya yang lambat. Cara membaca Iqra lebih lambat
tapi

benar

akan

lebih

baik

dibandingkan

dengan

cara

membaca dengan cepat namun banyak kesalahan. Sehingga


siswa tahu bagaimana cara membaca Iqro yang benar dalam
setiap huruf dan harakatnya.
Selanjutnya hari kelima dan keenam, yaitu pertemuan
dengan kelas I dengan mengajarkan Iqro jilid 5 dan 6. Ternyata
sebagian besar dari siswa kelas I mampu membaca dengan
benar huruf-huruf hijaiyahnya saja, tanpa mengenal huruf
yang dibaca panjang dan huruf yang dibaca pendek, dan
bahkan terkadang siswa juga mengalami kesulitan dalam
pembacaan harakat dan pengulangan ke jilid sebelumnya.

BAB III
KESIMPULAN
Metode iqro merupakan suatu metode membaca Al-Quran
yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun
buku panduan Iqro terdiri dari 6 jilid dimulai dari tingkatan
yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan
yang sempurna, metode Iqra ini dalam prakteknya tidak
membutuhkan

alat

yang

beramacam-macam

karena

ditekankan pada bacaanya (membaca huruf Al-Quran dengan


fasih), bacaan langsung tanpa dieja artinya
Pada temuan praktek mengajar dengan metode Iqro dihari
pertama dan kedua, yaitu pertemuan dengan kelas PAUD
dengan mengajarkan Iqro jilid 1 dan 2, hampir semua siswa
sudah mampu membaca Iqro dengan benar, walaupun dari
sebagian

siswa

tersebut

ada

yang

sudah

fasih

dalam

membaca dan ada juga sebagian siswa yang sudah tahu atau
mengenal huruf hijaiyah namun mereka ragu dalam cara
membacanya, dengan kemampuan anak yang berbeda-beda
seorang pengajar harus mampu menerapkan bagaimana
metode pengajaran Iqro yang tepat untuk masing-masing anak
dengan kemampuan yang berbeda-beda.
Hari ketiga dan keempat, yaitu pertemuan dengan kelas TK
dengan mengajarkan Iqro jilid 3 dan 4, siswa sudah mampu
membaca Iqro dengan dengan benar walaupun dengan cara
pembacaannya yang lambat. Cara membaca Iqra lebih lambat
tapi

benar

akan

lebih

baik

dibandingkan

dengan

cara

membaca dengan cepat namun banyak kesalahan. Sehingga


siswa tahu bagaimana cara membaca Iqro yang benar dalam
setiap huruf dan harakatnya.
Selanjutnya hari kelima dan keenam, yaitu pertemuan
dengan kelas I dengan mengajarkan Iqro jilid 5 dan 6. Ternyata
sebagian besar dari siswa kelas I mampu membaca dengan

benar huruf-huruf hijaiyahnya saja, tanpa mengenal huruf


yang dibaca panjang dan huruf yang dibaca pendek, dan
bahkan terkadang siswa juga mengalami kesulitan dalam
pembacaan harakat dan pengulangan ke jilid sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai