LAPORAN KASUS Reteniso Urin
LAPORAN KASUS Reteniso Urin
LAPORAN KASUS Reteniso Urin
RETENSIO URIN
Oleh :
PUTRI RARA IMAS BALERNA PRATIWI
FAA 110 030
Pembimbing :
dr. Sutopo Marsudi Widodo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
Dr.Tharina Lawei
Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Bagian Ilmu Rehabilitasi Medik dan Emergency
Medicine
2015
PENDAHULUAN
Retensio urin adalah suatu keadaan di
mana air seni tidak dapat keluar dari
vesika urinaria sebagian atau
seluruhnya sehingga tertimbun di
dalamnya.
LAPORAN KASUS
Primary Survey
Tn.M, laki laki
Vital sign :
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 37
Airway : tidak terdapat sumbatan jalan nafas
Breathing: Spontan, 26x/menit dengan jenis pernapasan
torakoabdominal, pergerakan thoraks simetris dan tidak
ditemukan ketinggalan gerak pada salah satu thoraks.
Circulation : TD 130/70 mmHg. Nadi115 kali/menit, reguler, isi
cukup, kuat angkat.CRT < 2 detik.
Dissability : tidak bisa kencing
Evaluasi masalah :Kasus ini merupakan kasus yang termasuk
dalam priority yaitu tidak bisa kencing. Pasien pada kasus ini
diberi label pewarnaan triase dengan warna kuning
Tatalaksana awal : Pasien ditempatkan di ruangan bedah.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : Eye (4), Motorik (6), Verbal (5).
Tanda vital :
Tensi : 130/70 mmHg
Nadi : 115x/menit, reguler, isi cukup, kuat angkat
Suhu : 37C, aksila
Respirasi : 26 x/menit, torakoabdominal.
Kepala
Leher
Diagnosis Banding
Retensio Urin
Striktur Uretra
Kelemahan detrusor
ISK
BSK
Diagnosis Kerja
Retensio urin ec. BPH post operasi TURP H-14
Penatalaksanaan
Pemasangan Kateter Foley no. 18 dan Urine
bag menetap
Usulan
USG urologi
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan urin rutin
Pemeriksaan faal ginjal
Kontrol ke poliklinik bedah.
RETENSI URIN
DEFINISI
Retensi urin adalah ketidakmampuan
untuk mengosongkan kandung kemih
pada pria karena pembesaran
kelenjar prostat
Seorang perempuan karena suatu
kondisi yang dinamakan cystocele
Kelemahan Otot
Detrusor
Hambatan/obstru
ksi uretra
Inkoordinasi
antara DetrusorUretra
Batu uretra
Striktura uretra
Stenosis meatus uretra
Tumor uretra
Fimosis
Parafimosis
Hiperplasia prostat
Klasifikasi
Akut
Kronis
Diagnosis
anamnesa
Pemeriksa
an fisik
Pemeriksa
an
penunjang
Tatalaksana
1. Kateterisasi
2. Sistosomi
3. Pengobatan dari setiap penyebab
retensi urin
Tatalaksana
Indikasi kateterisasi :
Mengeluarkan urin dari buli-buli pada keadaan obstruksi
infravesikal, baik yang disebabkan oleh hiperplasia prostat
maupun oleh benda asing (bekuan darah) yang menyumbat
uretra.
Mengeluarkan urin pada disfungsi buli-buli.
Diversi urin setelah tindakan operasi sistem urinaria bagian
bawah, yaitu pada operasi prostatektomi, vesikolitektomi.
Sebagai splint setelah operasi rekonstruksi uretra untuk
tujuan stabilisasi uretra.
Memasukkan obat-obatan intravesika, antara lain sitostatika
atau antiseptik untuk buli-buli.
Kontraindikasi kateterisasi :
Ruptur uretra, ruptur buli-buli, bekuan darah pada buli-buli.
Macam-macam Kateter
Tatalaksana
Sistosomi
Trokar
Terbuka
Tatalaksana
Kateterisasi suprapubik
Kateterisasi Suprapubik adalah memasukkan kateter
dengan membuat lubang pada buli-buli melalui
insisi suprapubik dengan tujuan mengeluarkan urin.
Kateterisasi suprapubik ini biasanya dikerjakan pada :
Kegagalan pada saat melakukan kateterisasi uretra.
Ada kontraindikasi untuk melakukan tindakan
transuretra, misalkan pada ruptur uretra atau
dugaan adanya ruptur uretra.
Untuk mengukur tekanan intravesikal pada studi
sistotonometri.
Mengurangi penyulit timbulnya sindroma intoksikasi
air pada saat TURP.
Sistostomi Trokar
kontraindikasi
Tumor VU
Hematuria yg
tidak jelas
penyebabnya
Riwayat Op di
daerah abd
VU kecil
(contracted
bladder)
Cara
Penyulit
Anastesi lokal
Alat Trokar
Cedera prostat
Cedera rongga
/ organ
peritoneum
Perdarahan
Infeksi, timbul
batu sal.kemih
Degenerasi
maligna
mukosa bulibuli, refluks
vesiko ureter
Sistostomi trokar
Sistostomi terbuka
Dikerjakan apabila ada kontraindikasi sistostomi
trokar / alat trokar tidak tersedia
Anjuran
Jika terdapat jaringan sikatriks / bekas operasi di
daerah suprasimfisis
Post trauma di daerah panggul yg mencederai
uretra atau VU
Ada bekuan darah pada VU, tidak mungkin
dilakukan tindakan per uretram
Anestesi
sebaiknya anestesi umum
komplikasi
Tekanan di VU
meningkat
Tegangan
dinding
melewati
batas
toleransi
VU dilatasi &
Otot detrusor
melemah
Retensi urin
Retensi
semakin
hebat
Inkontinensia
paradoksal
Melewati
hambatan
uretra
Volume &
tekanan VU
meningkat
Hidroureter,
ISK, batu
Hidronefrosis,
pielonefritis,
urosepsis
GAGAL GINJAL
KEMATIAN
Daftar pustaka
Purnomo, Basuki B. Hiperplasia
prostat dalam: Dasar dasar urologi.,
Edisi ke 2. Jakarta: Sagung Seto.
2003. p. 69 85
Rasjad C. Hernia. Dalam :
Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG; 2004; hal. 523-38