Pengendalian Tikus

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 77

Reservoir adalah

manusia, binatang (atau


kombinasi keduanya)
tempat kuman/patogen
penyakit hidup dan
berkembang biak serta
hidupnya sangat
tergantung pada
inang/pejamu/host

Salah satu jenis reservoir di


lingk. pemukiman manusia
adl. tikus.
Laboratorium Mammalogi/
Reservoir mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan
penelitian penyakit tular
rodentia, rearing pinjal dan
tikus, serta pembuatan
preparat ektoparasit dan

1. Minimbulkan kerugian ekonomi


makanan
2. Menimbulkan kerusakan pada
perabot rumah tangga dan juga
kerusakan pada bangunan atau
gudang penyimpanan bahan
makanan.

3. Dibidang kesehatan
tikus tikus tersebut
berperan sebagai tuan
rumah perantara untuk
beberapa jenis penyakit
yang dikenal sebagai

Rodent Borne
Diseases (Ordo

Penyakit yg tergolong rodent borne diseases

1. Penyakit Pes ( Plague )


Didalam siklus penyakit ini tikus
berperan sebagai Host.
Umumnya terjadi pd Rattus rattus
Diardii (Politzer, 1954)
Pinjal tikus (Xenophsylla cheopis)
Baksil Pes

Pasteurella pestis

Xenopsylla cheopis (PINJAL/FLEA)


SBG VEKTOR PENYAKIT PES

Di Indonesia dilaporkan ada sekitar 70 jenis pinjal, 16


jenis menyebar di Sumatera.

Pasteurella pestis

SBG PENYEBAB
PENYAKIT PES

2.

Leptospirosis

Penyakit ini di Indonesia pada jaman


penjajahan Belanda banyak menimpa
pekerja pada tempat-tempat penggalian
tanah

Bakteri Leptospira berkembang


biak pada ginjal tikus. Kemudian
Leptospira ini dikeluarkan melalui
urine, kotoran, cairan tubuh tikus.
R. norvegenicus, R.
argentiventer, &
R. exulans

WASPADALAH
dan
HATI-HATI

Leptospira

TERHADAP Bakteri
dalam

URINE / KOTORAN TIKUS


menyebabkan penyakit

LEPTOSPIROSIS

Bakteri Leptospira

menggunakan Mikroskop elektron tipe


scanning

Gambar Siklus Penularan Peny. Tular Rodent

Gambar Cara Penularan Peny. Tular Rodent

3.

Scrup Typhus
Disebabkan oleh Rikettsia

Vektor (Mite) yg bernama

Trombicula akamushi
atau
T. deliensis

Bila seekor Trombicula terkena


Rikettsia, maka penyakit ini akan

berkembang biak dan terbawa dalam


telur dan anak-anaknya

4. Murine Typhus
Penyebab penyakit ini adalah

Rikettsia mooseri,

Vector dan host yang sama terkenalnya

X. cheopis dan R.r.


diardii
yaitu

5. Rat Bite Fever


Penyakit ini adalah sejenis demam yang
disebabkan oleh

Spirillium

minus yang masuk melalui gigitan


tikus

Tikus dan mencit termasuk

familia Muridae dari


kelompok mamalia
(hewan menyusui).
Para ahli zoologi (ilmu hewan)
sepakat untuk menggolongkannya
kedalam ordo Rodensia
(hewan yang mengerat)

Dunia
: Animalia
Filum
: Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas
: Mammalia
Subklas
: Theria
Ordo
: Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili
: Muridae
Sub famili : Murinae
Genus
: Bandicota, Rattus, dan Mus

Rodensia menurut bentuk dan


strukturnya
Sciuromorpha
(rodensia bentuk
bajing)

Hystricomorpha
(rodensia bentuk
landak)

Myomorpha
(rodensia
bentuk tikus)

Morfologi dg pengukuran dlm millimeter


dan diberi singkatan-2 (Harrison
1966),Bagian-2 :

1. Panjang kepala dan


badan yaitu unjung
mocong sampai pada
anus disingkat dengan
H&B (Head & Body)

2. Panjang ekor yaitu


dari anus sampai pada
ujung ekor dinyatakan
dalam millimeter atau
persentase ukuran kepala
dan badan serta disingkat
dengan

T (Tail).

3. Panjang telapak
kaki belakang mulai
dari unjung tumit
sampai unjung kuku
(cakar) disingkat
dengan
HF (Hind
Foot)

4. Panjang telinga
yaitu dari tabik (legokan)
pada dasar telinga
sampai keunjung daun
telinga disingkat dengan

E (Ear)

5. Panjang tengkorak
tikus, dimulai dari ujung
tonjolan belakang kepala
sampai kepada ujung
tulang hidung disingkat
dengan SK

(Skull).

BAGIAN DEPAN (BERAPA PASANG)


BAGIAN BELAKANG (BERAPA PASANG)

CONTOH :
2+3 = 10 BUAH
2 ps depan + 3 ps
belakng

A. Kebiasaan Hidup Tikus


(Kehidupan Tikus)
1. Panca Indra
Tikus mempy penglihatan yg
buruk
Baik sekali dlm hal mencium bau,
merasakan sesuatu, meraba dan
mendengar
2. Kumis dan Rambut Panjang
Diwaktu keliaran dimalam hari gerakgerik tikus dipimpin dan dikendalikan
oleh rambut dan kumis yg panjang
dan sangat peka

3. Tertarik dengan bau harum


Tikus-tikus menyukai bau harum dari
kebanyakan makanan manusia
4. Bahan makanan

Tikus-tikus hanya menyukai padipadian, kacang-kacang,


jagung,sayur-sayuran dan hampir
seluruh makanan yang di simpan
dlm gudang
5. Waktu makan
Kebanyakan tikus itu makan dan
berkeliaran diwaktu malam.

Alat pendengar pada


tikus yang tajam dan
dapat menangkap
suara dengan intensitas
antara 22 KHz-90KHz.
Suara tertentu
merupakan alat
komunikasi diantara

6. Kepandaian mengunyah
Kedua giginya yang dimuka sebelah
atas dan bawah sangat tajam .
Gigi ini tumbuh sepajang 4 5 inci (10
sampai 13 cm) tiap tahun.
7. Kepandaian memanjat dan
melompat.
Tikus pandai memanjat dan melompat,
melompat setinggi 2 - 3 kaki (60
hingga 90 cm).
meloncat sejauh1,2 meter
menjatuhkan diri dari ketinggian 15 m
dan tidak mati.

8. Kepandaian Berenang
Tikus adalah perenang yang cekatan.
dapat menempuh jarak sejauh mil
( 800 meter).
9. Tempat kediaman.
Tikus meninggalkan sarang tidak
terlalu jauh. Tikus rumah berkeliaran
sekitar rumah 10 sampai 30 feet
dari sekitar sarang
10. Panjang Umur Hidup.
Umumnya umur seekor tikus ladang
rata-rata mencapai 1 tahun

11. Masa Pembiakan


B. Faktor Biologis
1. Siklus hidup : tikus rumah rata-rata
seekor tikus betina dapat beranak 3
sampai 6 kali atau lebih dalam satu
tahun.
2. Perilaku: bangsa tikus dapat pergi
jauh dari air lebih dari 48 jam, dan
pergi jauh tanpa makan lebih dari 4
hari. Tikus yang lapar atau haus
menjadi ceroboh, sehingga mudah
diberantas.

3. Tikus mempunyai
kecenderungan untuk
menempuh jalur yang sama
untuk mencari makanan dan
air
4. Indera.
Tikus memiliki perkembangan
indera pendengaran yang
cermat

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bekas gigitan (Gnawing)


Alur Jalan (Raun ways)
Bekas Gesekan (Rub mark)
Kubang Terowongan (Burrows)
Kotoran (Dropping)
Bekas Telapak (Tracks Path)
Suara (Voice)
Tikus hidup dan tikus mati
Sarang .

Penyebaran tikus menurut habitat

Suncus Murinus (Celurut, cucurut)


Ditemukan didalam atau disekitar
rumah.
Moncong panjang dan lancip, mata
kecil, rambut badan hitam
mengkilap atau sawo matang abuabu dan berbau busuk.
Sifat khas dlm keadaan terkejut
biasa mengeluarkan suara mencicit
yg nyaring

Suncus Murinus :
H & B : 110
T
: 50
HF
:
E
: 11

140
70
17
16

mm
mm
24 mm
mm

1. Rattus-rattus diardi (Jentink)


Mus rattus diardii Jentink
Mus griseventer Bonhote
Nama daerah : tikus rumah (Indonesia).
Punggung berwarna coklat.
Dada dan perut berwarna sawo matang
abu-abu.
Ekor keseluruhan berwarna gelap.
Terdapat dirumah-rumah

H &
T :
HF
E :
M :

B : 125 205 mm
90 120 %
: 31 39 mm
18 29 mm
2 + 3 = 10

2. Rattus tiomanicus
(Miller)
Rattus jalorensis
(Bonhote)
Mus jalorensis.

Nama daerah : tikus pohon atau tikus


kuning (Indonesia) tikus belukar (Malaysia)
Punggung berwarna coklat,
Dada dan perut berwarna putih
terang/putih susu, tetapi kadang-kadang
sedikit kekuning-kuningan

Ekor keseluruhannya berwarna gelap.


Keadaan rambut badan umumnya
lembut.
Habitat : senang hidup pada ladangladang, kebun kelapa sawit.

H & B : 130 180 mm


T : 85 100 %
HF
: 25 33 mm
E : 17 20 mm
M :
2 + 3 = 10.

3. Rattus argentiventer
(Robinson & Kloss)
Epimys rattus argentiventer (Robinson
& Kloss. 1916)
Nama daerah : tikus sawah
(Indonesia).
Punggungnya berwarna coklat.
Rambut berwarna gelap dan terang
bercampur sehingga kelihatan
seolah-olah berbintik.
Bagian dada dan perut berwarna
abu-abu keperak-perakan

Ekor keseluruhannya berwarna gelap.


Habitat : sawah, tegalan yg berumput
alang-alang.

H & B
: 145 210 mm
T
: 80 110 %
HF
: 28 33 mm
E
: 17 20 mm
M
: 3 + 3 = 12

4. Rattus norvegicus
(Berkenhout)
Rattus decumanus (Pallas)
Mus norvegicus (Mohr. 1924)

Nama daerah : tikus got/riul atau tikus


air.
Punggungnya berwarna coklat, dada
dan perut berwarna abu-abu.
Ekor gelap dibagian atas dan agak
pucat pd bagian bawahnya, dua warna
ini berintegrasi pada bagian sisi
ekornya.

Habitat : di got dan sekitarnya,


daerah kota dan pelabuhan.

H & B
T
HF
mm
E
M

: 140 240 mm
: 80 155 %
: 32 45
: 20 - 23 mm
: 3 + 3 = 12

5. Rattus exulans (Peale)

Rattus concolor (Blyth)


Nama daerah : tikus rumah kecil
Punggung berwarna coklat,
Dada dan perut biasaya berwarna abuabu.
Rambut lembut
Habitat : sering masuk ke rumah-rumah,
tetapi bersarang diladang-ladang atau
kebun yang belum diolah
H & B : 90 135 mm
T : 90 110 %
HF
: 20 25 mm
E : 14 17 mm
M
: 2 + 2 = 8.

6. Bandicota indica
(Bechstein)

Nama daerah : wirok besar atau wirok


hitam (Medway, 1969).
Bentuk seperti tikus dgn rambut badan
berwarna abu-abu gelap atau coklat abuabu dan kasar,
Ekor berwarna coklat gelap keseluruhan.
H & B : 200 300 mm
T
: 80 150 %
HF
: 42 52 mm
M
: 3 + 3 = 12

Pengendalian Tikus
Jenis-jenis pengendalian tikus :
1. Pengendalian tikus secara
fisik/mekanik dgn menggunakan :
a. Snap trap

b. Perangkap hidup
c. Perangkap lem
d. Perangkap gulungan
e. Perangkap bubu
f. Smart house trap

2. Pengendalian tikus
secara kimia dengan
menggunakan :
a. Bramadiolene
0,005 %
b. Detex

c. Detex with

3. Pengendalian tikus
scr biologi dgn
menggunakan :
a. Ular tikus jenis Ptyas
mucossus sbg predator
b. Burung hantu
c. Akar wangi: Vetiveria
zizanioides

PEMBERANTASAN
Pemberantasan tikus dan mencit di
rumah sakit dilakukan secara fisik yaitu
:
1.Secara penangkapan (trapping) dan
2.Secara kimia menggunakan umpan
beracun.
Cara penempatan perangkap
Apabila terdapat tanda-tanda
keberadaan tikus, pd sore hari
dilakukan pemasangan perangkap

ULTRASONIC RAT REPELLER


(ALAT PENGUSIR TIKUS)
Ultrasonic Rat Repeller
merupakan alat anti tikus dan
serangga lainnya yang
bekerja dengan
menggunakan gelombang
ultra sonic dengan frekuensi
10.000 - 45.000 Hz.

Alat ini efektif untuk


mengusir tikus, nyamuk,
kelelawar dan serangga
lainnya di pabrik, gudang,
toko maupun rumah.
Aman bagi manusia dan
binatang peliharaan.
Luas jangkauan Alat ini :
200 m2

3.

Putar frekuensi hingga tidak


terdengar suara oleh telinga
manusia, yaitu antara titik 5-6.
Pendengaran manusia berbeda
untuk tiap jenjang usia, jadi
diharapkan
pengaturanfrekuensi ini
dilakukan dengan benar
sehingga tidak mengganggu
pendengaran manusia dan
hewan peliharaan.

CARA PENGGUNAAN:

1.Letakkan atau gantung


alat ini di sudut ruangan
2.Agar lebih efektif,
arahkan speaker ke
depan

Putar tombol speed untuk


mengatur kecepatan detak
bunyinya (Contoh: 2 minggu
pertama di titik ke-1, kemudian
2 minggu berikutnya di titik ke
2 dan seterusnya).
5. Dianjurkan untuk menambah
atau mengurangi frekuensi dan
speed 2 minggu sekali untuk
hasil yang lebih baik
4.

Minggu 1 : Tikus akan


bersembunyi karena
adanya bunyi yang
mengganggu
Minggu 2 : Tikus akan
gelisah dan keluar dari
persembunyian

Minggu 3-4: Tikus


berpindah dan berkurang
secara bertahap
Minggu 5-6: Tikus tidak
akan bersarang lagi di
rumah.
Bila ada tikus baru, maka
tikustersebut tidak akan
bertahan lama dan segera
pindah

Menghasilkan suara ultrasonic


pada PC Speaker Internal dengan
frekuensi antara 20000Hz65000Hz.
2. Suara Ultrasonic akan
mengganggu syaraf Nyamuk,
Lalat, Tikus, Semut, Kecoa,
sehingga mereka akan berusaha
kabur dan menjauh.
1.

3. Frekuensi akan berubah


tiap saat agar serangga
tidak kebal. Lihat gambar
di atas.
4. Suara Ultrasonic tidak
terdengar manusia
sehingga tidak
mengganggu manusia.

Sofware tersebut mampu


menghasilkan suara dengan
frekuensi antara 20.000 Hz-65.000
Hz yang melebihi batas frekuensi
suara yang mampu di dengar
manusia.
Frekuensi ini menghasilkan efek
yang sangat tidak diinginkan oleh
Nyamuk, Lalat, Tikus, Semut,
Kecoa dan beberapa jenis
serangga lainnya.

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
lima kelompok
ektoparasit telah
ditemukan pada tubuh
tikus rumah
R. tanezumi dan tikus

Di tubuh tikus rumah R. tanezumi


telah ditemukan 10 jenis
ektoparasit yaitu

2 jenis kelompok pinjal,


Xenopsylla cheopis
dan Stivalius
cognatus,
2 jenis kelompok kutu

5 jenis kelompok larva


tungau
Leptotrombidium
deliensis,
L.
lacunosa, dan
Gahrliepia
disparunguis,
2 jenis kelompok tungau
Laelap echidninus dan

Tikus polynesia R. exulans


telah ditemukan semua dari
jenis ektoparasit tersebut di
atas
L. lacunose.
Jenis larva tungau

L. fletcheri dan
Celadonta

Ektoparasit merupakan
parasit yang berdasarkan
tempat manifestasi
parasitismenya terdapat
di permukaan luar tubuh
inang, termasuk di liangliang dalam kulit atau
ruang telinga luar

Berbagai jenis ektoparasit


dikenal sebagai vektor
zoonosis yang berakibat
fatal bagi manusia, seperti
virus radang otak oleh
caplak dan tungau, pes oleh
pinjal, tifus belukar
(scrubtyphus) oleh tungau
dan kutu (Saim, 2004).

Hadi dan Nalim ( 1983) dan Taher (1990):

Tungau juga dikenal sebagai penyebar


riketsiasis,
Larva tungau sebagai penyebar demam
semak (tsutsugamushi disease),
Caplak menularkan tickborne disease, dan
Kutu menularkan penyakit murine typhus.

Ektoparasit dari Genus pinjal


yang berinang pada tikus adalah

Leptopsylla,
Nosopsyllus, dan
Xenopsylla
(Chandler dan Clark, 1961; WHO, 1972; Brown,
1983; Harrison et al., 1982).

Kutu kebanyakan berasal


dari Ordo Haplopleuridae,
seperti Haplopleura dan
Polyplax (Chandler dan Clark,
1961; Flynn, 1973),

dan dari Acarina adalah


Laelaps

Kelompok tungau dan


kutu menyukai dan
menetap di punggung
dan perut, caplak di
leher, larva tungau di
dalam ruang telinga dan
pangkal ekor, sedangkan
pinjal terdistribusi di

Weber (1982),
menemukan dua
kelompok Arthropoda
ektoparasit pada tikus,
yaitu serangga (pinjal
dan kutu), serta tungau
(larva tungau, tungau
dewasa) dan caplak.

Pd tubuh tikus ditemukan lima


Familia yaitu

1.Dermanysidae,
2.Laelapidae,
3.Macrochelidae,
4.Acaridiae dan
5.Cheyletidae,

Wahyuni (2008) meneliti di Kecamatan


Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas
ditemukan 6 jenis ektoparasit meliputi:

1.Polyplax spinilosa (kutu),


2.Xenopsylla cheopis (pinjal),
3.Echinolaelaps echinidus,
4.Radfordia ensifera,
5.Ornithonyssus bacoti dan
6.Chirodiscoides caviae (tungau),
jenis tikus yang
menginfestasi :
Rattus rattus diardii,
Rattus argentiventer, dan

Hasil penelitian 135 ekor


tikus yg tertangkap ada 2
jenis yaitu,
Rattus rattus diardi 68
ekor (terinfeksi 64 ekor)
Rattus norveginus 67
ekor (terinfeksi 66 ekor)

Ektoparasit yg diperoleh terdiri dari 9 jenis


yaitu:

1.Xenopsylla cheopis (631


ekor),
2.Hoplopleura pasifica (233
ekor),
3.Nimpa hoplopleura spp. (32
ekor),
4.Laelaps echidnus (61 ekor),
5.Laelaps nuttali (1515 ekor),
6.Liponyssoides sp. (8 ekor),

Terima kasih
atas perhatiannya .

Anda mungkin juga menyukai