PDCA Ambacang November 2015 2013 PDF
PDCA Ambacang November 2015 2013 PDF
PDCA Ambacang November 2015 2013 PDF
Oleh:
Abrar Jurisman
1110312028
1110312029
1010314001
1010314002
Dwiyana Roselin
1110312021
Widya Astuti
1110312131
Aisha Triani
1110313029
Resti Yomelia
1110312126
1110312080
Preseptor:
dr. Yuniar Lestari, M. Kes
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis
2.1.1. Definisi
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronik menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi dan hipersensitivitas yang diperantarai sel (cellmediated hypersensitivity). Penyakit biasanya mengenai paru, tetapi dapat juga
mengenai organ-organ tubuh yang lain.
2.1.2. Etiologi
Penyebab dari infeksi penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium
tuberkulosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal
juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA).
2.1.3. Faktor resiko
Beberapa faktor resiko TB adalah:
1) Umur
Sebagian besar penderita TB paru adalah usia produktif (15-55 tahun).
2) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan
seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan
dan pengetahuan penyakit TB paru, sehingga dengan pengetahuan yang
7) Kepadatan hunian
Semakin banyak jumlah penghuni maka akan semakin cepat udara di dalam
rumah mengalami pencemaran sehingga penularan TB paru mudah terjadi
pada rumah yang terlalu padat penghuninya.
8) Kebiasaan merokok
Paparan terhadap tembakau, baik secara aktif maupun pasif, meningkatkan
resiko timbulnya penyakit TB paru.
2.1.4. Patofisiologi
a. Tuberkulosis primer
Penularan tuberkulosis paru terjadi apabila kuman dibatukkan atau dibersinkan
keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel infeksi ini dapat
menetap di udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang buruk, dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan
lembab, kuman dapat bertahan selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
partikel ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas atau
jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar apabila ukuran partikel <5
mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kalinya oleh netrofil, kemudian baru
oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag
keluar dari percabangan trakeobronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, ia akan berkembangbiak di dalam
sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.
Kuman yang bersarang di jaringan paru akan terbentuk sarang tuberkulosis
pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau sarang fokus (Ghon). Sarang
primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke
pleura, maka bisa terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran
gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring dan kulit, terjadi limfadenopati regional
kemudian kuman masuk ke dalam vena dan menjalar ke selurh organ seperti paru,
otak, ginjal dan tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka akan terjadi
penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus
(limfangitis lokal), diikuti dengan pembesaran kelenjar getah bening hilus
(limfadenitis regional). Sarang primer limfangitis lokal bersama-sama limfadenitis
regional dikenal sebagai kompleks primer (Ranke). Semua proses ini memakan
waktu 3-8 minggu. Kompleks primer ini selanjutnya dapat menjadi :
1) Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.
2) Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,
kalsifikasi di hilus dan keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang
luasnya >5mm dan 10% di antaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena
kuman yang dormant.
3) Berkomplikasi dan menyebar secara:
a) Perkontinuitatum, yaitu menyebar ke jaringan sekitarnya.
b) Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru yang
di sebelahnya. Kuman dapat juga tertelan bersama sputum dan ludah
sehingga menyebar ke usus.
c) Secara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan dengan
daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetapi bila tidak
terdapat imunitas yang adekuat maka penyebaran ini akan
c) Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil.
Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut
sehingga kelihatan seperti bintang (stellate-shaped)
2.1.5. Gejala Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam atau
malah banyak pasien TB paru tanpa keluhan sama skali dalam pemeriksaan
kesehatan.Keluhan yang terbanyak adalah:
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza, tetapi kadang panas badan
dapat mencapai 40-41 C. Serangan demam yang sering hilang timbul
menyebabkan pasien merasa tidak pernah terbebas dari demam influenza.
Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya
infeksi kuman tuberkulosis yang masuk.
b. Batuk/batuk darah
Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Batuk diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena
keterlibatan bronkus pada setiap penyakit berkembang dalam jaringan paru tidak
sama, mungkin saja batuk ada setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru
yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat
batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah timbl peradangan barulah batuk
menjadi produktif dengan adanya dahak (sputum). Keadaan lanjut berupa batuk
darah dikarenakan pembuluh darah yang pecah.
10
c. Sesak napas
Pada penyakit yang masih ringan belum dirasakan sesak napas. Sesak napas
akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah
meyelimuti setengah bagian paru.
d. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang
sudah sampai ke pleura sehingga menimbukan pleuritis. Terjadi gesekan kedua
pleura sewaktu pasien menarik/melepasan napasnya.
e. Malaise
Penyakit TB bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan
berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus ( penurunan berat
badan), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam dll. Gejala malaisi ini
akan makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
2.1.6. Diagnosis
a. Anamnesis
Dimulai dengan keluhan utama pasien. Pasien sering mengeluhkan batuk yang
lama lebih dari 2 minggu, tidak sembuh disertai demam dan penurunan nafsu
makan serta berat badan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik ditemukan gejala klinis seperti yang telah diuraikan
diatas. Keadaan umum pasien baik, tapi dapat dilihat pasien jelas tampak sakit,
11
tampak sangat kurus, pucat, atau tampak kemerahan karena demam disertai
dengan meningkatnya nadi.
Pada pemeriksaan toraks sering kali tanda-tanda abnormal. Tanda yang paling
umum adalah krepitasi halus dibagian apeks paru. Suara ini terdengar khususnya
bila pasien menarik napas dalam sesudah batuk. Pada perkusi ditemukan pekak
atau pernapasan bringkial pada bagian atas kedua paru. Kadang terdapat wheezing
terlikalisasi dosebabkan oleh bronkitis tuberkulosis atau tekanan kelenjar limfe
pada brongkus.
c. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan ini sangat penting karena dengan ditemukannya kuman BTA,
diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Di samping itu pemeriksaan
sputum juga dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah
diberikan. Pemeriksaan ini murah dan mudah untuk dilakukan sehingga sering
dilalukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas. Tetapi
terkadang tidak mudah memperoleh sputum jika pasien batuk non produktif dan
pasien tidak pandai dalam mengeluarkan sputum sehingga seringkali yang
diperoleh merupakan ludahan bukan dahak(sputum).Kriteria sputum BTA positif
adalah nila sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada suatu
sedian. Dengan kata lain terdapat 5.000 kuman dalam 1 ml sputum.
Cara pemeriksaan sputum dapat dilakukan dengan:
-Pemeriksaan sedian langsung dengan mikroskop biasa
-Pemeriksaan sedian langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarnaan khusus)
12
13
berupa CT Scan. Pemeriksaan ini lebih superior dibanding foto polos dimana
tampak perbedaan densitas jaringan lebih jelas.
2.1.7. Tatalaksana
Pengobatan TB memerlukan waktu sekurang-kurangnya 6 bulan agar
dapat mencegah perkembangan resistensi obat. Oleh karena itu, WHO telah
menerapkan strategi DOTS, seperti berikut regimen pengobatan metode DOTS
sesuai anjuran WHO :
14
dilakukan kultur sputum untuk uji kepekaan. Obat dilanjutkan memakai regimen
fase lanjutan, yaitu 5H3R3E3 atau 5HRE.
Kategori 3
Pasien TB Paru dengan BTA negatif tetapi kelainan paru tidak luas dan kasus
ekstra-pulmunal (Selain kataori 1).Pengobatan fsae inisial terdiri dari 2HRZ atau
2H3R3E3Z3, yang diteruskan dengan fase lanjutan 2HR atau H3R3.
Kategori 4
Tuberkulois kronik. Pada pasien ini mungkin mengalami resistensi ganda,
sputumnya harus duikutur dan uji kepekaan obat. Untuk seumur hidup diberi H
saja atau sesuai rekomendsi WHO untuk pengobatan TB MDR.
Khusus untuk TB Milier dan TB ekstraparu, terapi dilanjutkan menjadi 7 bulan
sehingga panduannya menjadi 2 RHZ/7 RH.
2.1.8. Komplikasi
Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komlikasi.
Komplikasi dibagi komplikasi dini dan lanjut berikut pembagiannya;
- komplikasi dini ; pleuritis, efusi pleura, empiema, laringits, poncets arthopathy.
- komplikasi lanjut ; Obstuksi jaln napas /SOPT( Sindroma obstruksi pasca TB,
kerusakan parenkim paru berat/ fibrosis paru, amiloidosis, karsinoma paru,
sindrom gagal napas sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB.
15
2.1.9. Prognosis
Pada prinsipnya penyakit TB dapat disembuhkan dengan pengobatan yang
adekuat. Prognosis lebih baik pada pasien penemuan dini dari pada pasien yang
ditemukan kronis. Prognosis lebih berat jika disertai dengan berbagai komplikasi
terutama komplikasi lanjut.
16
BAB 3
ANALISIS SITUASI
memelihara dan
meningkatkan
mutu, pemerataan,
dan
Timur
Selatan
Barat
18
Kelurahan
Jenis Kelamin
Laki-laki
8.950
Perempuan
8.968
Jumlah
Pasar Ambacang
17.918
Anduring
7.137
7.151
14.288
Lubuk Lintah
5.181
5.191
10.327
Ampang
3.690
3.698
7.388
Puskesmas
24.958
25.008
49.966
Penduduk Bayi
Anak
Balita
1632
Ibu
Hamil
367
Ibu
Nifas
351
17.918
339
Pasar
Ambacang
14.288
270
1301
293
280
Anduring
10.327
196
944
213
203
Lubuk Lintah
7.388
141
674
152
44
Ampang
49.966
946
4551
1.025
978
Jumlah
Sumber : Data Sasaran Program Kesehatan Puskesmas Ambacang Kuranji
Tahun 2015
Idealnya, jumlah masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan untuk satu
puskesmas adalah 30.000 penduduk. Berdasarkan data di atas juga dapat dilihat
bahwa jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Ambacang Kuranji
adalah 49.966 penduduk. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa rasio
puskesmas terhadap jumlah penduduk belum mencapai standar ideal.
3.4. Sarana dan Prasarana
Saat ini, Puskesmas Ambacang Kuranji telah memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung pelaksanaan kegiatan di puskesmas. Puskesmas ini
telah memiliki gedung permanen dua lantai yang dapat dimanfaatkan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dan kegiatan administrasi
20
: 1 buah
b. Puskesmas Pembantu
: 1 buah
: 1/kelurahan (total 4)
:9
:4
10
21
: 29 Pos
b. Posyandu Lansia
: 9 Pos
c. Posbindu
: 8 Pos
d. Batra
: 72 Batra
e. Poskestren
: 1 Pos
f. Toga
: 697 KK
: 95 UKK
h. Poskeskel
: 4 unit
i. Pembinaan RT berPHBS
: 759 RT
22
Jumlah
8
SD
SMP
SLTA
21
5
4
Jumlah
8
Sumber : Laporan Lokakarya Mini III Puskesmas Ambacang Kuranji Tahun
2015
3.5. Data Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam sistem kesehatan terdiri atas tenaga
kesehatan dan non kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan. Tenaga kesehatan dan non
kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang berobat di
Puskesmas Ambacang berjumlah 50 orang dan terdiri dari:
Jenis Petugas
Pendidikan Terakhir
Suka
Sederajat Jumlah Ketera
ngan
PNS PTT Rela/ S 2 S1 D IV D III D I SLTA
Honor
1 Tubel
4
- 4
4
S2
2
- 2
2
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kesmas
Bidan
12
16
20
Perawat
Perawat Gigi
Kesling
Analis
Epidermiologi
23
1 Tubel
S2
10 Apoteker/AA
Nutrition
11
(AKZI/SKM)
12 RR
13 Sopir
40
10
22
10
50
Jumlah
: 50%
: 22%
c. Buruh
: 6%
d. Swasta
: 2%
e. Lain-lain
: 20%
Kelurahan
Tingkat Pendidikan
TS
TT
SD
TMT TMT
SD SMP
TMT
SMA
TMT
SMK
D1
D3
D4/S1
S2
Pasar
Ambacang
516
2083
1933
2057
6222
394
120
339
779
67
Anduring
234
1211
1131
1335
6087
593
130
352
871
103
25
Lubuk Lintah
293
998
1033
1218
3159
385
100
203
703
70
Ampang
179
852
799
864
1827
272
100
203
426
43
Puskesmas
1222
5144
4896
5474
17295
1644
450 1097
2779
283
masyarakat,
semakin
tinggi
persentase
masyarakat
yang
: 3.600 KM2
Jumlah penduduk
: 10372 jiwa
Jumlah KK
: 2024 KK
26
Jumlah RW
: 8 Buah
Jumlah RT
: 3 Buah
Jumlah Masjid
: 3 Buah
Jumlah Mushola
: 5 Buah
Jumlah Sekolah
-
TK
: 3 Buah
SD
: 3 Buah
SMP
: 1 Buah
SMA
: 2 Buah
Posyandu
Kp Sikumbang
Kp Kalawi
Krg Ganting
Kejaksaan
Cubadak Air
Lasung
Jumlah
Bayi
34
36
20
39
40
27
196
A. Balita
127
125
118
127
127
124
748
: 6 buah
Jumlah Poswindu
: 2 buah
Jumlah Batra
: 10 buah
Jumlah Toga
: 150 buah
Jumlah UKK
: 27 buah
Puskeskes
: 1 unit
Pustu
: 1unit
27
Bumil
38
39
25
41
41
29
213
Bulin
36
37
21
40
41
28
203
Bufas
36
37
21
40
41
28
203
Kepala Puskesmas
BPP
Camat Kuranji
SP2TP
: Aswita.D, Amd.Keb
Kepegawaian : Afniwati, SKM, Mkes
Rumah Tangga/Inventaris : Filda Nery,
Amd.Kep
Keuangan :
- Bendahara BOK : Ismawira, S.Sit
- Bendahara JKN : Yulia.E, Amd.Keb
- Bendahara APBD : Lisa.F, Amd.Keb
Koordinator
UKM Esensial dan Perkesmas
Erixon, Apt.Msi
Koordinator UKM
Pengembangan
Drg. Kurniati Saokestipa
Jiwa : Filda Neri, Amd.Kep
Gigi Masya : drg. Ratni
Yudha
KESORGA : Linda Astuti,
Amd.Keb
Lansia
: Laila, Amd.Keb
Indera : Filda Neri,
Amd.Keb
PTM
: Laila, Amd.Keb
UKS
: Nurmayanti
dan
meningkatkan
mutu,
pemerataan
dan
29
3.10.
Pencapaian Program
2
3
4
5
6
7
Program
Penyuluhan
- Dalam Gedung
- Luar Gedung
- Keliling
Pembinaan Toga
Pembinaan UKK
Pembinaan RT berPHBS rendah
Pembinaan
BATTRA
Pembinaan
Poskestren
Kunjungan
Posyandu
- D/S
- N/D
Strata Posyandu
- Pratama
- Madya
- Purnama
- Mandiri
Pencapaian
Kum/Abs
%
Sasaran
Target
Kesenjangan
697 KK
95 UKK
1410 RT
72 kali
100%
100%
100%
86 kali
347 kali
25 kali
618 KK
91 UKK
759 RT
119,4%
+19,4%
88,6%
95,7%
53,8%
-11,4%
-4,3%
-46,2%
72 Battra
100%
72 Battra
100%
100%
85%
80%
92,11%
87,25%
+7,11%
+7,25%
0
5
16
8
30
10
Program Gizi
Cakupan Penimbangan Masal
D/S
N/D
BGM/D
FE 1 Bumil
FE 3 Bumil
FE Bufas
Vit A Bufas
ASI Eklusif (0-5 bulan)
- Bulan Februari
- Bulan Agustus
Vit A Bayi (6-11 bulan)
- Bulan Februari
- Bulan Agustus
Vit A anak Balita (12-59 bulan)
Sasaran
Target
4972
100%
85%
80%
<15%
74,99%
71,28%
67,5%
74,97%
Pencapaian
Absolut
%
4683
94,19%
92,11%
91,25%
0,41%
76,98%
72,78%
73,11%
73,11%
GAP
-5,81
+ 7,11
+ 11,25
1,99%
+1,5%
+1,5%
+2,58%
66,38%
73,81%
100%
100%
87,99%
94,01%
-12,01%
-5,99%
100%
100%
90%
95,33%
96,37%
99,17%
2,83%
15,90%
-4,67
-3,63
+9,17%
73,3
-11,7
11
12
13
14
15
16
17
18
19
- Bulan Februari
- Bulan Agustus
Pemeriksaan Garam Beryodium
Bumil KEK
Bumil Anemia
Pelacakan Kasus Gizi Buruk
(BB/TB)
- Balita Gizi Buruk (sangat
kurus)
- Kurus
KADARZI
Distribusi PMT
Kunjungan Pojok Gizi
Kunjungan Klinik Laktasi
29
63
120 KK
85 %
5
88
11
501
308
31
Program
Target
Pencapaian
Kum/Abs
Kesenjangan
67%
714
75,5%
+8,5
69%
715
75,6%
+6,6
69%
715
75,6%
+6,6
Cakupan Imunisasi
69%
713
77,2%
+8,2
92%
689
74,6%
-17,4
DPT/HB/HIb 1
5
Cakupan Imunisasi
DPT/HB/HIb 3
92%
671
72,6%
-19,4
69%
689
74,6%
+5,6
69%
670
72,6%
+3,6
55,3%
-12,2
90,3%
-9,7
Lengkap
9
67,5%
10
100%
11.866
1%
0%
hipertensi
40%
22%
Diare
Diabetes
pneumonia
DBD
Rabies
29%
campak
Malaria
c. Program Pengendalian TB
Jumlah kasus TB (BTA+) di wilayah kerja Puskesmas Ambacang
Kuranji dapat dilihat pada grafik berikut.
Ampang LW; 1
;6
Lubuk
Lintah ;
9
Pasar
Ambaca
ng; 14
Andurin
g; 3
Kelurahan
Target
Pencapaian
Jumlah
GAP
Pasar Ambacang
294
119
40,4%
-59,6%
Anduring
198
26
13,1%
-86,9%
Lubuk Lintah
154
37
24%
-76%
Ampang
124
38
30,6%
-69,4%
34
Kelurahan
Pasar
Jumlah
Penyuluhan
Peserta
Kesorga
120 orang
Senam
Beladiri
Bulu
Flolanis
Taekwondo
Tangkis
Futsal
Ambacang
2
Anduring
165 orang
Lb. Lintah
130 orang
Ampang
80 orang
Puskesmas
10
495 orang
36
Program Kesling
Pemeriksaan Rumah
- Permanen
- Semi permanen
- Kayu
Jamban Keluarga
- LAST
- LANST
- NON LA
Sumber Air Bersih
(SAB)
- SGL
- SPT
- PMA
Sarana Pembuangan
Akhir Limbah (SPAL)
- Terbuka
- Tertutup
Pengolahan Sampah
- Dibuat lobang
- Bakar
- Dibuang ke TPS
Tempat Pengelola
Makanan (TPM)
- Rumah makan
- Catering
- Warung kopi
- Makanan jajanan
- DAMIU
- Home INRT
Tempat Tempat
Umum (TTU)
- Puskesmas
- Pustu
- Klinik kesehatan
- Sekolah :
o SD
o SMP
o SMA
o PT
- Sarana Ibadah :
o Mesjid
o Mushalla
- Salon
- Pangkas Rambut
TMS
No
MMS
Kesenj
angan
MMS
(%)
TMS
(%)
82%
82%
82%
1493
379
185
46,76
81,85
67,02
-35,24
-0,15
-14,98
1435
345
177
53
22
8
96,11
91,03
95,68
3,55
5,80
4,32
1930
567
325
72%
72%
72%
1302
533
268
67,46
94,00
82,46
-4,54
+22
+10,46
1300
269
135
2
264
133
99,84
49,53
50,37
0,15
49,53
49,62
2458
453
24
100%
100%
100%
2355
91
30
95,80
20,08
100
-4,2
-79,92
0
1608
90
23
122
1
7
68,28
98,90
76,66
5,18
1,09
23,33
1534
1531
72%
72%
1142
915
74,44
15,76
+2,44
-56,24
1125
913
17
2
98,51
99,78
1,48
0,21
257
1885
707
72%
72%
72%
146
1225
479
56,80
64,98
67,75
-15,20
-7,02
-4,25
146
1177
479
46
-
100
96,08
100
0
3,75
0
25
5
43
30
40
33
70%
70%
70%
70%
70%
70%
15
4
16
30
37
6
60
80
37,2
100
92
18
-10
+10
-32,8
+30
+22
-52
6
4
5
7
21
5
2
2
2
4
1
75
100
71,43
77,78
84
-
25
0
28,57
22,22
16
-
1
1
1
82%
82%
82%
1
1
-
100
100
0
+18
+18
-82
1
1
-
100
100
0
0
0
0
21
5
82%
82%
21
4
100
68,9
+18
-13,1
24
36
8
4
82%
82%
14
16
5
2
62,5
50
-19,5
-32
9
9
-
5
7
-
Sasaran
Target
3193
463
276
Pada tabel di atas tampak bahwa jumlah capaian pada sebagian besar
program hampir mencapai target dan persentase memenuhi syarat rata-rata
sudah diatas 50%, akan tetapi penulis masih belum mendapatkan data lengkap
untuk pemeriksaan tempat-tempat umum. Terlihat pada data di atas sudah
banyak warga yang memiliki rumah permanen, jamban leher angsa, serta
untuk pengolahan sampah dan juga pembuangan limbah sudah banyak yang
memenuhi syarat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa program dari puskesmas
sudah berjalan efektif dan yang diperlukan adalah mempertahankan dan juga
pemantauan secara terus menerus.
Permasalahan yang didapatkan dari tabel di atas adalah masih ada
tempat pengolahan makanan yang tidak memenuhi syarat, diantaranya
warung kopi dan tempat pembuatan makanan jajanan. Padahal tempat-tempat
ini banyak dikunjungi oleh masyarakat dan berpotensi menimbulkan bahaya
penyakit seperti tifus dan diare. Selain itu juga ditemukan masih tingginya
penggunaan jamban yang tidak ada septic tank dan jamban yang bukan leher
angsa yang tidak memenuhi syarat.
Selain itu, salah satu program kesehatan lingkungan adalah klinik
sanitasi. Cakupan kunjungan pasien ke klinik sanitasi dapat dilihat pada
grafik berikut.
38
60
50
40
Pasar Ambacang
30
Anduring
20
Ampang
Lb Lintah
10
0
39
BAB 4
PEMBAHASAN
Program
Promosi
Kesehatan
Promosi
Kesehatan
Gizi
Imunisasi
Imunisasi
Imunisasi
TB
Permasalahan
Pembinaan TOGA masih
rendah
Pembinaan RT Ber PHBS
masih rendah
Cakupan
pendataan
KADARZI masih rendah
Cakupan
imunisasi
DPT/HB/HIb 3 belum
mencapai target
Cakupan imunisasi campak
melum mencapai target
Cakupan imunisasi TT2
belum mencapai target
Cakupan
penjaringan
suspek masih rendah di
kelurahan Lubuk Lintah
Target/
Indikator
100%
Pencapaian
GAP
58%
-42%
100%
56,5%
-43,5%
85%
73,33%
-11,67%
92%
74,6%
-17,4%
92%
72,6%
-19,4%
67,5%
55,3%
-12,2%
154
37 (24%)
-76%
41
Masalah
Pembinaan
TOGA
masih rendah
Pembinaa RT Ber
PHBS masih rendah
Cakupan pendataan
KADARZI
masih
rendah
Cakupan
imunisasi
DPT/HB/HIb 3 belum
mencapai target
Cakupan
imunisasi
campak
melum
mencapai target
Cakupan
imunisasi
TT2 belum mencapai
target
Cakupan
penjaringan suspek
TB masih rendah di
kelurahan
Urgensi
3
Intervensi
1
Biaya
2
Mutu
4
Total
10
Ranking
V
13
III
12
IV
14
II
14
II
13
III
16
Keterangan:
1. Pembinaan Toga masih rendah
a. Urgensi (nilai 3/cukup penting)
Tanaman
obat
keluarga
merupakan
bentuk
kegiatan
42
43
44
45
46
47
perlindungan
terhadap
tetanus
dan
mencegah
48
49
50
Manusia:
a. Masyarakat:
Didapatkan dari otopsi verbal pada pengunjung puskesmas dengan pertanyaan
berikut untuk mengetahui tingkat pengetahuan pengunjung puskesmas tentang
penyakit TB.
Perkiraan hasil yang didapatkan adalah :
a) Rendahnya pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang bahaya TB
51
50
40
30
20
10
0
TINGGI
SEDANG
RENDAH
Tingkat Pengetahuan
23%
MALU
77%
TIDAK MALU
3. Material
a) Masih kurangnya ketersediaan media informasi tentang bahaya TB.
4. Environment
a) Penduduk di wilayah kerja puskesmas umumnya tinggal bersama keluarga
besar dengan jumlah anggota keluarga yang cukup banyak dan lahan
pemukiman yang sempit.
53
Man
-
Environment
-
Penduduk di
wilayah kerja
puskesmas
umumnya tinggal
bersama keluarga
besar dengan
jumlah anggota
keluarga yang
cukup banyak.
Tidak tercapainya
angka penjaringan
suspek TB pada
kelurahan Lubuk
Lintah.
Target : 154
Pencapaian : 43 (27,2%)
Metode
-
Material
-
Masih kurangnya
ketersediaan media
informasi tentang
bahaya TB.
54
Manusia
1. Masyarakat
Masalah
Pelaksana
Sasaran
Waktu
Tempat
Target
: Persuasi kader TB
: pemegang program TB
Sasaran
Waktu
Target
Metode
Masalah
1) Belum ada PosTB sebagai media promotif dan preventif TB di kelurahan Lubuk
Lintah.
Rencana
Pelaksana
:Pimpinan Puskesmas
Sasaran
Waktu
56
Tempat
Target
TB.
Rencana
Pelaksana
Sasaran
Waktu
Tempat
Target
tersedia
20
leaflet
di
ruang
tunggu
puskeskel/posyandu/posbindu.
Pelaksanaan : leaflet disebarkan pada masyarakat yang mengikuti kegiatan
posbindu dan posyandu di kelurahan lubuk lintah. Leaflet dibuat
semenarik mungkin dan berisi informasi mengenai penyebab TB,
penularan, pencegahan, dan pengobatan. Pembiayaan pengadaan
57
Environment
Masalah
Rencana
Pelaksana
Sasaran
Waktu
Tempat
Target
ALTERNATIF
Pembagian
pot 5
sputum kepada warga
yang suspek TB.
Penyebaran
leaflet 4
mengenai
penyakit
tuberkulosis
di
kelurahan
lubuk
lintah.
58
PRIO
EFISIENSI SKOR RITAS
25
25
II
Penyegaran kader TB 4
dengan memberikan
materi dan pelatihan.
Pemilihan kader TB 3
berprestasi tiap akhir
tahun.
Membentuk PosTB 4
kelurahan
dan
memberdayakan kader
TB yang sudah ada.
18
IV
VI
Penyuluhan mengenai 5
penularan
penyakit
TB.
20
III
59
BAB 5
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
5.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan rapat internal antara pimpinan Puskesmas dengan
pemegang program TB untuk membahas tentang permasalahan rendahnya angka
penemuan suspek TB pada tahun 2015 di Kelurah Lubuk Lintah wilayah kerja
Puskesmas Ambacang, Kuranji. Upaya untuk meningkatkan angka penjaringan
suspek TB ini akan diarahkan kepada:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melakukan kegiatan
penyuluhan berkala kepada masyarakat kelurahan Lubuk Lintah serta
menyebarkan leaflet kepada setiap rumah di kelurah tersebut.
2. Membentuk dan meningkatkan keaktifan peran kader TB melalui
pengayaan dalam bentuk pelatihan serta meningkatkan keaktifan kader
TB dalam kegiatan pengumpulan sampel sputum untuk masyarakat
dengan suspek TB.
3. Meningkatkan kerjasama lintas sektor terutama dengan Kecamatan,
Kelurahan,
PKK,
tokoh
masyarakat,
dan
perusahaan
utnuk
61
Kegiatan
Tujuan
Pembagian
kuesioner pre
dan post
Kantor lurah
lubuk lintah
Pemantauan
angka
kunjungan
pasien suspek
TB Paru
Evaluasi dan
penyusunan
laporan acara
-mengetahui tingkat
pengetahuan masyarakt
sebelum dan sesudah
penyuluhan
-mengetahui keberhasilan
dari pelaksanaan
penyuluhan
-mengetahui peningkatan
angka kunjungan pasien
suspek TB Paru
-mengevaluasi pencapaian
dan kendala dari kegiatan
-mengevaluasi angka
kunjungan pasien suspek
TB paru setelah
penyuluhan
-menyususn laporan
kegiatan
Tanggal
Tempat
Pelaksanaan/
Penanggung jawab
Panitia penyuluhan
Sasaran
Masyarakat kelurahan
Lubuk Lintah yang
mengikuti penyuluhan
Puskesmas
Ambacang
Pemegang program
TB
Masyarakat di kelurahan
Lubuk Lintah
Puskesmas
ambacang
Panitia penyuluhan
Panitia penyuluhan
62
Kegiatan
I
II
November
III
PERSIAPAN
1
Rapat internal antara pemegang program TB, Kepala
Puskesmas dan Dokter muda
2
Sosialisasi penyakit TB Paru dengan melakukan
penyuluhan, pembagian leaflet dan Poster di
Puskesmas
PELAKSANAAN
1
Pembagian leaflet
2
Penyuluhan TB Paru di kelurahan
3
Pembagian pot untuk pengumpulan sputum
MONITORING DAN EVALUASI
1
Pembagian quesioner pre dan post penyuluhan
2
Pemantauan angka kunjung pasien suspek TB Paru
3
Evaluasi dan penyusunan laporan acara
63
IV
Desember
II
III
IV
BAB 6
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
1. Kesenjangan angka pencapaian program dan target penemuan kasus TB
BTA (+) akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
mengenai TB serta kurangnya keaktifan petugas puskesmas dalam
melakukan penyuluhan dan tidak adanya kriteria yang pasti untuk pasien
suspek TB
2. Dibutuhkan kerjasama lintas program dan sektoral untuk mencapai target
dan rasa tanggung jawab pimpinan puskesmas dan pelaksana program yang
terkait untuk menjaring kasus TB BTA (+) sebesar 100 %
6.2. Saran
6.2.1. Kepada Puskesmas
1. Adanya upaya secara sistimatis untuk mempengaruhi pembuat/penentu
kebijakan dan keputusan, dalam penyelenggaraan penanggulangan
tuberkulosis. Pendekatan kepada para pimpinan ini dapat dilakukan dengan
cara bertatap muka langsung (audiensi), konsultasi, memberikan laporan,
pertemuan/rapat kerja, lokakarya dan sebagainya sesuai dengan situasi dan
kondisi masing-masing unit. Dalam melakukan advokasi perlu dipersiapkan
data atau informasi yang cukup serta bahan-bahan pendukung lainnya yang
sesuai agar dapat meyakinkan mereka dalam memberikan dukungan.
65
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA
Crofton, Horne dan Miller. 2002. Tuberkulosis Klinis edisi 2. Jakarta .Widya
medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedomen Nasional
Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.
Puskesmas Ambacang Kuranji. 2015. Laporan Lokakarya Mini III Tahun 2015
Puskesmas Ambacang Kuranji (Januari-September). Padang : Puskesmas
Ambacang Kuranji.
Sudoyo. Aru, W. Dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi V.
Jakarta. Interna Publishing.
World Health Organization. 2015. Global Tuberculosis Report. France.
66
Lampiran 1
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
()
67
KUESIONER
Upaya Peningkatan Angka Penemuan Suspek Tuberculosis Paru di Kelurahan
Lubuk Lintah
Identitas
Nama
Umur
68
Pertanyaan :
1.Apa yang anda ketahui tentang TB Paru?
a. Penyakit menular karena kuman
b. Penyakit tidak menular
c. Penyakit keturunan
d. Penyakit karena tua
e. Tidak tahu
b. Minimal 6 bulan
c. 2 bulan
6. Setelah 2 minggu minum obatmerasa sembuh, apakah boleh berhenti minum obat?
a. Boleh
b. Tidak boleh
7. Apa yang anda lakukan jika anda batuk lebih dari 2 minggu?
a. Minum kecap ditambah jeruk nipis
b. Berobat ke dukun kampung
c. Berobat ke Puskesmas
d. Diamkan saja, bisa sembuh sendiri
8. Jika anda batuk berdahak, maukah anda periksa dahaknya di Puskesmas?
a. Mau
b. Tidak mau
9. Menurut anda apakah penyakit TB penyakit yang memalukan?
a. Iya
b. Tidak
10. Apakah TB bisa disembuhkan?
a. Bisa
b. Tidak bisa
Dari kuesioner di atas, dapat disimpulkan tingkat pengetahuan masyarakat dari
jumlah jawaban yang benar.
Setiap jawaban yang benar diberi nilai 1 dan semuanya dijumlahkan serta
dikelompokan dengan hasil :
9-10
6-8
<6
71
Lampiran 2
60%
7%
0%
Tidak tau
3%
30%
Bakteri TB
Virus TB
57%
Debu
Tidak Tau
3%
72
37%
7%
Apa gejala TB ?
Batuk berdahak selama 3
minggu atau lebih
43%
50%
7%
Tidak tau
0% 0%
73
30%
Sampai Batuk Hilang
Minimal 6 bulan
Selama 2 bulan
53%
Boleh
Tidak Boleh
80%
74
20%
0%
70%
Diamkan saja, bisa sembuh
sendiri
Mau
Tidak mau
90%
75
Memalukan
77%
Tidak Memalukan
Bisa
Tidak bisa
97%
76
Lampiran 3
LEAFLET PENYULUHAN TB
77
78