Makalah Roda GIGI
Makalah Roda GIGI
Makalah Roda GIGI
Oleh:
DIAN FITRIONO
11112030
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran), daya, atau tenaga pada suatu sistem
transmisi antara penggerak dengan yang digerakkan.
Suatu konstruksi roda gigi digunakan pula untuk suatu sistem pengatur pada
pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau
sebaliknya.
Oleh karena itu penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik
yang memerlukan gerak yang menkombinasikan beberapa komponen alat yang
tergabung.
Pembuatan roda gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil roda
giginya yanng khusus, dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari
peran dari roda gigi itu sendiri pada suatu gabungan komponen mesin.
B.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini Mahasiswa diharapkan mampu
memahami
tata
cara
pembuatan
roda
gigi
yang
benar,
klasifikasi,
Perolehan Data
Penyusun memperoleh dan menyusun data tentang materi roda gigi dengan
berbagai fasilitas yang menunjang dan dapat dijadikan referensi tentang materi,
antara lain perpustakaan dan internet.
BAB II
ISI
A. DEFINISI RODA GIGI
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi vang penting untuk suatu
pemindahan gerak (terutama putaran). daya atau tenaga pada suatu sistem
transmisi antara penggerak dengan yang digerakan. Suatu konstruksi hubungan
roda gigi digunakan pula untuk sistim pengatur pada pemindah putaran, atau untuk
merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.
B. PRINSIP RODA GIGI
Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.Bentuk
gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat berlangsung
dengan baik.
Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran
singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau
lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi
berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi
maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan
(disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi
dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat
dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin
terjadinya kontak gigi dengan baik.
Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis
lurus yang bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik
pada sebuah tali yang direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.
Keuntungan kurva evolvent.
Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter
(pisau potong) yang lurus.
Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu
pengkonstruksian
perubahan
dapat
dilakukan
dengan
sutler
(pisau
pemotong).
Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka
pasangan dapat dipertukarkan.
Arab dan tekanan profil gigi adalah sama.
2.
Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama
seperti dua lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu denganpasangannya.
Kurva
sikloida
adalah
kurva
yang
yang
menggelinding
pada
lingkaran mengge-
Profil equidistanta
Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding
2 terhadap jalur gelinding pasangannya.
Profil ini dipakai konstruksi pasangan antara
roda
gigi
profil
dengan
roda
pena
2. Sumbu Berpotongan
STRAIGHT SPUR
PLAIN BEVEL
HELICAL SPUR
c. Roda Gigi miring
ganda (herringbone)
3. Sumbu Bersilang
a. Roda Gigi cacing
(worm gear)
WORM
SPIRAL BEVEL
HYPOID
HERRINGBONE
Adalah roda gigi dengan bentuk profil gigi beralur lurus cengan kondisi
penggunaan
untuk
sumbu
sejajar.
Pada
konstmksi
berpasangan
Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi
general mekanik yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip
sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat
kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan dalam menentukan
ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion Gear,
mempunyai kekhususan dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak
putar ke gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan pada Rack gear mempunyai
sumbu Pitch yang lurus. Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai distribusi
beban yang paling sederhana, yaitu gaya Normal yang terurai menjadi gaya
keliling (gaya targensial) dan gaya Radial.
2.
Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Selain untuk posisi
sumbu yang sejajar, Roda Gigi miring dapat digunakan pula untuk pemasangan
sumbu bersilangan. Dengan adanya kemiringan alur gigi, maka perbandingan
kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus yang seukuran,
sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya berlangsung
lebih halus. Sifat ini sangat baik untuk penggunaan pada putaran tinggi dan
beban besar.
Roda Gigi Payung sering disebut juga Roda Gigi kerucut atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban
dengan posisi sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut
90@. Khusus jenis Roda gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan.
Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang dengan
8
kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi penggerak. Dari bentuk
serta arah alur giginya, terdapat beberapa jenis Roda gigi payung, diantaranya :
3.1. Roda Gigi Payung Gigi Lurus
Untuk jenis ini mempunyai konstruksi
yang sederhana dibandins jenis roda
gigi payung laiimya. Pembuatannya
relatip mudah dan penggunaannya
untuk
konstruksi
sederhana
dalam
umum
sampai
menerima
yang
sedang,
beban
baik
maupun
putaran.
Berdasarkan pembuatan bentuk gigi.
- Roda Gigi payung Gigi lurus menyudut. Bentuk gigi pada penampang
potong, menyudut ke titik pusat kerucutnya.
- Roda Gigi payung Gigi lurus sejajar. Bentuk gigi penampang potong
sejajar dengan sumbu kerucutnya.
3.2. Roda Gigi Payung Gigi Miring.
Disebut juga Spiral bevel
gear.
Perbendaan
antara
gigi
Gigi
kurang
pada
payung
lebih
perbedaan
pada
miring
seperti
yang
Roda
ini,
terdapat
gigi
lurus
dengan Roda gigi miring (Spur Gear), dimana dengan adanya kemiringan
tersebut akan meningkan kemampuan
menerima
beban, mengurangi
digu-
nakan
bermotor
saja,
pada,
tapi
bersilangan
dan
pengtransmisian
roda gigi cacing terdiri dari batang cacing yang selalu sebagai penggerak dan
Roda gigi cacing sebagai pengikut.Bahan batang cacing umumnya lebih kuat
dari pada roda cacingnya,selain itu batang cacing umumnya di buat berupa
kontruksi terpadu,dimana bentuk alur cacingnya berupa spiral.
seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya. Selain
sebagai sistim transmisi saja. Roda Gigi cacmg soring juga difungsikan sebagai
pengunci transmisi, misalnya pada peralatan angkat. Dari bentuk konstruksi
berpasangan terdapat dua jenis konstruksi Roda cacing, yaitu :
1. Roda Gigi Cacing Silmdrik.
2. Roda Gigi Cacing Glogoid (Cone-drive).
Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil
gigi mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat
salmg bervariasi antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya
Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing
berupa siUnder sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda
Cacingnya saling mengikuti bentuk pasangannya.
11
12
F.
1.
Perhitungan sederhana
2.
Perhitungan langsung
3.
Perhitungan sudut
4.
Perhitungan Diferensial
1. Perhitungan sederhana
Karena 40 putaran ( ratio 40:1 ) dari ulir cacing menghasilkan 1 putaran dari
benda kerja, maka untuk T pembagian yang sama dari benda kerja setiap
pembagiannya adalah 1 : T = 1/T dari lingkaran. Dan ulir cacing harus diputar :
Nc = 40 / T = ratio / T = i / T putaran
Ket:
Bila pembagian yang dikehendaki l;ebih dri 40 ulir cacing harus diputar kurang
dari 1 putaran. Jika T kurang dari 40 pecahannya harus diubah menjadi
13
sejumlah angka dan pecahan. Dan pecahan yang terakhir harus diubah sampai
penyebutnya sama dengan salah satu jumlah pada plat index.
Pembilangnya akan menunjukkan sejumlah lubang yang harus kita putar pada
plat index untuk menambah beberapa putaran penuh yang diperoleh dari
pembagian tersebut.
Contoh: Hitung Nc untuk 12 pembagian
Nc =
40 40
4
2
6
=
= 3 = 3 =3
T
12
12
6
18
14
Dalam hal ini kepala pembagi yang digunakan adalah kepala pembagi universal
dimana jumlah pembagian dan sudut putarnya dapat dibuat lebih banyak.
Pembagian-pembagian atau sudut putar dilewatkan melalui roda gigi cacing oleh
ulir cacing tunggal yang rasionya 40 : 1.
Ujung ulir cacing dipasang tangkai. Pin index dipasang pada pemutar, yang
ditepatkan pada lubang plat index yang dikehendaki. Pemutar dapat diatur untuk
menepatkan pin index kebermacam-macam lubang-lubang yang melingkar pada
plat index. Plat index sendiri dapat diganti-ganti. Plat index dipasang pada
badan kepala pembagi oleh baut berpegas. Untuk lebih mempermudah
ditambah dengan lengan penepat.
Untuk beberapa kepala pembagi universal ulir cacing dapat diputar lepas dari
roda gigi cacing. Kepala pembagi universal minimal memiliki 3 buah plat index.
Setiap plat index memiliki lubang yang sepusat, jarak lubang sama.
Plat index dalam 1 set
No.plat
Jumlah lingkaran
1
2
3
6
6
6
Jumlah
lubang
setiap
lingkaran
15; 18; 21; 29; 37; 43
16; 19; 23; 31; 39; 47
17; 20; 27; 23; 41; 49
3. Perhitungan sudut
Adakalanya pembuatan celah atau slot pada mesin yang berhubungan satu
dengan yang lainnya, ditunjukkan dengan sudut atau slot yang ditentukan oleh
sudut dari pusat lingkaran sampai sudut yang dikehendaki.
Satu putaran dari ulir cacing memutar benda kerja 1/40 putaran (i=40:1)
Dengan derajat, 1 putaran dari ulir cacing adalah 1 Nc= 360 / 40 = 9
Keterangan : Nc = putaran ulir cacing
= angle required
i = ratio
Contoh 1 :
Untuk memperoleh sudut 36, kitra harus memutar ulir cacing
Nc = 36 : 360 / 40 = 36. 40 / 360 =4 putaran
Rumus umumnya :
Nc = Sudut yang diminta x ratio
1 putaran benda kerja dalam derajat
15
Nc = /9 . i/360
bila,i = 40 : 1 Nc = /9
bila,i = 60 : 1 Nc = /6
Contoh 2 :
Index () 610 20 ( apabila diperlukan / diminta pembagian tiap-tiap 10, kita
gunakan plat index 54 )
Nc =
440
22
(61.60) + 20 3680
=
=6
=6
540
540
7
540
Jadi 6 putaran penuh ditambah 22 lubang pada plat pembagi dengan lubang
27 buah.
4. Perhitungan Differensial
Dengan metoda pembagian differensial kita dapat mengerjakan setiap pekerjaan
pembagian. Pelat pembagi tidak dimatikan akan tetapi harus dapat bergerak,
yang diputarkan oleh roda gigi pengubah (gerakan koreksi). Gerakan tambahan
itu dipindahkan dari poros pembagi utama, melalui roda gigi pengubah dan
diteruskan oleh roda gigi payung atau roda gigi helix ke pelat pembagi.
Catatan: metoda ini tidak dapat dilakukan dalam metoda pembagian vertical,
pemfraisan spiral.
Teknik pembagian differensial ini harus menggunakan angka- angka pembagian
yang dapat dibagi dengan baik, dan mendekati angka pembagian yang
diinginkan.
Langkah-langkah :
a. Menentukan angka pembagi T
b. Menghitung jumlah putaran tuas pemutar Nc
c. Menghitung rangkaian roda gigi pengubah R
d. Menetukan arah putaran pelat pembagi
Roda roda gigi pengubah : 24, 28, 32, 36, 40, 44, 48, 56, 64, 72, 86, 100, 127.
Pelat pelat pemabagi : 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 27, 29, 31, 33, 37, 39,
41, 43, 47, 49.
16
Diameter picth (Dp) : banyak gigi pada diameter jarak anatara dalam satu inchi.
Hasil angka pembagi selalu bulat atau menurut tabel
standart meter picth
circular picth (Cp) : panjang busur lingkaran jarak antara pada dua buah gigi
yang berdekatan dalam satuan inchi.
= pitch diameter
da = dimeter luar
df = diameterdasarkakigigi
h = tinggi kepala gigi @@
ha = adendum
hf = dedendum
p = circular pitch atau^-pitch gigi
b = lebargigi
s = tebal gigi
17
a. pembentukan langsung tiap profil gigi dengan alat pisau potong berupa frais
jari roda gigi, pahat sekrap pada roda gigi. Pada pelaksanaannya dibantu oleh
kepala pembagi yaitu alat pemegang material roda gig yang dapat mengatur
( secara berputar ) posisi material terhadap posisi pisau potong, sehingga
profil gigi yang dibuat bisa teratur jaraknya.
Bentuk gigi yang bisa dibuat adalah : roda gigi lurus, roda gig payung lurus,
batang bergigi.
18
Pisau potong dan bahan roda gigi yang berputar bersamaan akan
menghasilkan bentuk profil gig yang presisi.
Satu macam pisau potong (pada satu modul) dapat digunakan untuk
membuat segala macam jumlah gigi (minimal z = 12)
Proses ini hanya dapat digunakan untuk membuat spur gear (gigi lurus atau
gigi miring) dan roda gigi cacing (roda gig cacing dan batang cacing).
c.
2.Urutan operasi
Benda kerja yang telah selesai dibubut, dipasang dengan bantuan mandrel
pada kepala pembagi universal. Ikatan mandrel harus kuat dan dibantu
dengan baut dan mur. Untuk bentuk roda gigi payung yang khusus, dapat
langsung dicekam dengan chuck rahang 3. Kepala pembagi universal
19
penyetelan
kedudukan
pisau frais
terhadap
senter
dan
i
4Z 1
i
Z1
20
i
4Z 1
Begitu pula gerak koreksi meja mesin frais pada arah melintang harus
dikembalikan pada posisi nol dengan bantuan dial gauge. Untuk
pengefraisan ketiga, yaitu bidang profil sebelahnya dilakukan dengan
cara yang sama akan tetapi arah gerakannya kebalikan dari arah gerakan
operasi kedua.
2.
Pengerjaan ini dilakukan untuk pembuatan roda gigi dengan modul yang relative
kecil.
Profil gigi buat pada material batang yang kemudian dipotong potong menurut
lebar yang diinginkan.
3.
Proses ini dilakukan untuk pembutan roda gigi dengan modul dan ukuran yang
cukup besar, dimana hal ini dilakukan penghematan bahan.
Proses pengecoran dilakukan sebagai tahap awal pembuatan profil gigi,
sedangkan proses pengahalusan dilakukan dengan proses pemesinan.
Pada pembuatan roda gigi jumlah gigi dibawah 17 buah (pada satu roda gigi)
mempunyai ketentuan khusus, yaitu adanya koreksi gigi.
Koreksi gigi ini diberikan karena pada pembutan roda gigi dengan jumlah gigi
lebih kecil dari 17 akan terjadi bentuk gigi yang tidak ideal ( kritis ) yaitu terjadi
bentuk mengecil pada leher gigi (seperti kepala ular) pada modul agak besar,
sedangkan pada modul kecil, akan terjadi daerah sempit antara jarak profil
terdekat.
21
4.
22
Gambar diatas adalah salah satu contoh mesin yang dapat melakuakan proses
generating method. Mesin yang biasa digunakan adalah mesin semi otomatis,
mesin universal, mesin dengan kemampuan CNC, dan lain sebagainya.
5.
Cutter yang digunakan akan dpilih menurut yang diinginkan, yaitu akan
membentuk kontur gigi yang sesuai dengan bentuk kontur cutter, proses
pemotongan ini juga disebut dengan cara hobbing, sehingga cutternya juga
sering dikenal dengan cutter hobbing.
23
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Roda gigi merupakan suatu elemen mesin yang sangat diperlukan karena
fungsinya sangat vital, sebagai suatu elemen pemindah daya yang diperlukan oleh
banyak mesin dalam proses Manufaktur. Walaupun pembuatannya sangat sulit
karena memerlukan tingkat keakuratan yang tinggi disertai profilnya yang khusus.
B. Saran
Kami merasa dengan sistim pembelajaran seperti ini, yakni dengan membuat
mahasiswa aktif mencari ilmu dan perkembangan teknologi sekarang ini secara
individu / kelompok tanpa refernsi dari dosen pengajar sangatlah baik khususnya
bagi mahasiswa. Dan dengan sistim seperti itu juga dapat memupuk sikap rasa
keingintahuan yang tinggi dari mahasiswa terhadap perkembangan teknologi
sekarang ini terutama dalam dunia manufactur yang semakin canggih.
25
DAFTAR PUSTAKA
Modul Elemen Mesin 1
http://www.grinding.com
http://www.google.co.id
http://www.youtube.com
http://www.howstaffwork.com
http://www.jjjtrain.com/vms
http://www.engineeringfundamentals.com
http://www.123eng.com/seminar/GEAR%20MFG.pdf
http://one.indoskripsi.com
26