Artikel Eksekusi Hak Tanggungan Di PA
Artikel Eksekusi Hak Tanggungan Di PA
Artikel Eksekusi Hak Tanggungan Di PA
2.
Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang
Berkaitan Dengan Tanah (UUHT), Pasal 1 ayat (1).
8
-------------- Konsideran menimbang haruf ( c ), pasal 24 ayat (1) dan ayat (3), dan pasal 29
9
----------- Pasal 14 ayat (2).
10
----------- Pasal 20 ayat (1) huruf (b).
11
----------- Pasal 3 ayat (1).
12
----------- Pasal 10 ayat (1).
tanah tersebut telah berpindah tangan dan ditangan siapapun tanah tersebut
berada. Karena berkedudukan sama dengan sita jaminan, maka ketika ada
permohonan eksekusi hak tanggunggan, tidak diperlukan lagi sita eksekusi.
Apabila Hak Tanggungan memiliki dokumen-dokumen tersebut, barulah
memiliki kekuatan eksekutorial yang disamakan dengan putusan pengdilan
yang berkekuatan hukum tetap dan dapat dieksekusi. Apabila dokumennya
tidak lengkap, maka Hak Tanggungan tersebut tidak memiliki kekuatan
eksekutorial dan tidak dapat dieksekusi.
b. Aan Maning.
Apabila Hak Tanggungan memiliki kekuatan eksekusi seperti di atas, langkah
selanjutnya adalah aan maning.
Aan maning adalah teguran yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan kepada
Termohon eksekusi, agar Termohon Eksekusi melaksanakan pemenuhan Hak
Tanggungan secara sukarela dalam waktu maksimum delapan hari. 20 Aan maning
merupakan syarat pokok eksekusi, tanpa aan maning (teguran) terlebih dahulu,
eksekusi tidak boleh dijalankan.21
Aan maning dilaksanakan dalam sidang insidentil yang dihadiri oleh Ketua
Pengadilan dan Panitera serta Termohon Eksekusi. Sebagai bukti otentik adanya
aan maning, dibuat berita acara tentang aan maning tersebut. Berita acara aan
maning ini menjadi landasan penting untuk keabsahan perintah eksekusi. 22
Meskipun yang ditegur hanya Termohon Eksekusi, dan dari beberapa literatur
tidak dijelaskan apakah Pemohon Ekskusi dipanggil untuk hadir dalam sidang
aan maning atau tidak, tetapi Pemohon Eksekusi perlu dipanggil untuk hadir pada
sidang aan maning tersebut. Paling tidak ada dua manfaat kehadiran Pemohon
Eksekusi pada saat aan maning. Pertama pada saat aan maning tersebut masih
terbuka kemungkinan perdamaian antara Pemohon eksekusi dengan Termohon
Eksekusi sampai eksekusi dilaksanakan. 23 Kedua, agar Pemohon eksekusi tahu
kapan aan maning dilaksanakan dan kapan masa aan maning berakhir, dan kapan
pula Pemohon Eksekusi melaporkan atau kembali mengajukan permohonan agar
eksekusi dilaksanakan apabila Termohon eksekusi tidak melaksanankan aan
maning.
c. Perintah Eksekusi Lelang.
Apabila Termohon Eksekusi tidak melaksanakan teguran dalam batas waktu yang
ditentukan, Ketua Pengadilan mengeluarkan penetapan yang isinya perintah
kepada Panitera atau Jurusita agar dengan perantaraan Kantor Lelang Negara
melaksanakan penjualan umum (lelang eksekusi) atas objek hak tanggungan.
Perintah Eksekusi harus dibuat dalam bentuk Penetapan tertulis dan tidak boleh
dalam bentuk lisan.24
20
24
25
Drs. H. Mohammad Yamin Awie, SH, MH, Permasalahan Sita dan Eksekusi, (Bangka Belitung, tahun 2006),
hal.20.
26
32
Uang Jaminan Penawaran Lelang dari Peserta Lelang yang disahkan sebagai
Pembeli, akan diperhitungkan sebagai bagian dari pelunasan harga pembelian
lelang. Dan uang Jaminan Penawaran Lelang akan dikembalikan seluruhnya
tanpa potongan kepada peserta lelang yang tidak disahkan sebagai Pembeli. 42
Jika Penawar yang sudah disahkan sebagai Pembeli tidak melunasi
Kewajiban Pembayaran Lelang, maka penunjukan pembeli tersebut
dibatalkan dan Uang Jaminan Penawaran Lelang disetorkan seluruhnya ke
Kas Negara dalam waktu 1 (satu) hari kerja setelah pembatalan penunjukan
Pembeli oleh Pejabat Lelang. 43
5). Pelaksanaan Lelang.
a) Pemandu Lelang.
Pelaksanaan lelang dipimpin oleh pejabat lelang atau dapat dibantu oleh
Pemandu Lelang di bawah pengawasan Pejabat Lelang.44
b) Penawaran Lelang.
Setiap Peserta Lelang wajib mengajukan penawaran yang dapat dikirim
melalui surat semenjak lelang diumumkan sampai sebelum pelaksanaan
lelang.45 Harga penawaran tersebut paling sedikit sama dengan Nilai
limit.46
c) Pengesahan Pembeli.
Pejabat Lelang mengesahkan penawar tertinggi yang telah mencapai atau
melampaui limit sebagai pembeli. 47 Apabila terdapat beberapa Peserta
Lelang yang mengajukan penawaran tertinggi Pejabat Lelang berhak
mengesahkan Pembeli dengan cara melakukan penawaran lanjutan hanya
terhadap Peserta Lelang yang mengajukan penawaran sama atau
melakukan pengundian di antara Peserta Lelang yang mengajukan
penawaran sama apabila penawaran lanjutan tidak dapat dilanjutkan.48
d) Pembayaran Harga Lelang.
Pembayaran harga lelang harus dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerja
setelah pelaksanaan lelang melalui rekening KPKNL atau langsung
kepada Bendahara Penerimaan KPKNL. Pelunasan pembayaran lelang
40
41
42
43
e)
f)
Risalah Lelang.
Setelah lelang selesai, Pejabat Lelang wajib membuat berita acara lelang
yang disebut Risalah Lelang, yang ditandatangani oleh Pejabat Lelang,
Penjual, dan Pembeli.52
Pembeli memperoleh Kutipan Risalah Lelang sebagai akta jual beli untuk
kepentingan balik nama.53
Dengan terbitnya risalah lelang, maka selesailah pelaksanaan Eksekusi
lelang.
2. Eksekusi Riil.
Eksekusi riil ialah melakukan suatu tindakan nyata atau tindakan riil54 atau tindakan
yang dilakukan secara langsung tanpa merubah bentuk atau keadaan suatu barang. 55
Eksekusi riil merupakan kelanjutan dari lelang hak tanggungan yang dilaksanakan
oleh Pejabat Lelang tanpa bantuan Pengadilan.56 Apabila pemilik tanah (debitor) tidak
bersedia menyerahkan tanah yang dilelang kepada pembeli, maka pihak Bank
(Kreditor) sebagai penjual akan mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan
Agama.
Sebagaimana Eksekusi Lelang, pelaksanaan Eksekusi Riil Hak Tanggugan
berdasarkan Perjanjian Syariah diawali dengan permohonan eksekusi oleh Pemohon
Eksekusi. Setelah menerima permohonan eksekusi, maka permohonan eksekusi
tersebut diproses dengan tahapan sebagai berikut:
Tahapan Eksekusi Riil Hak Tanggunan.
a. Meneliti keabsahan pembebanan hak tanggungan.
Setelah menerima permohonan eksekusi riil, pengadilan agama harus mempelajari
dan meneliti terlebih dahulu apakah pembebanan hak tanggugungan telah sesuai
49
--------- Pasal 71 ayat (1) dan pasal 72 ayat (1) dan ayat (3).
--------- Pasal 18.
51
--------- Pasal 76.
52
----------- Pasal 80 huruf (g).
53
----------- Pasal 86 ayat (2) huruf (a).
54
M.Yahya Harahap, SH.op.cit, hal. 20.
55
Drs. Mohammad Yamin Awie, SH, MH. Op.cit, hal. 18.
56
Undang-Undang nomor 4 tahun 1996 tetang Hak Tanggungan, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93
Tahun 2010 tetang Petunjuk Lelang Pasal 6 dan pasal 5.
50