BMKG Medan Johor

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KAPASITAS SISTEM DRAINASE

DI KECAMATAN MEDAN JOHOR


Alfrendi C B Hst1 dan Terunajaya2
1

Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
ABSTRAK
Kecamatan Medan Johor, khususnya pada Jl. Karya Kasih, Jl. Karya Darma, Jl. Eka Rasmi, Jl. Eka Warni dan
Jl. Karya Wisata merupakan daerah yang masih digenangi banjir hal ini diketahui berdasarkan peta genangan banjir dan
letak titik-titik genangan banjir Kota Medan yang diperoleh dari Dinas Bina Marga Kota Medan. Penulisan tugas akhir
ini bertujuan untuk menganalisa kemampuan saluran drainase yang sudah ada dalam menampung dan mengalirkan
debit limpasan permukaan, melihat kondisi, bentuk, konstruksi dan melihat arah aliran pada saluran di daerah terjadinya
genangan banjir. Batasan masalah yang ditinjau dari penulisan tugas akhir ini adalah menganalisa curah hujan rencana,
intensitas curah hujan dan waktu konsentrasi, analisa debit rencana dan analisa kapasitas drainase. Metode penelitian
yang digunakan yaitu metode pengumpulan dan analisa data. Pengumpulan data primer dan data sekunder, merupakan
langkah awal dalam penelitian ini. Kemudian dianalisa dengan metode Analisa Frekuensi. Metode ini menganalisa
empat jenis distribusi yaitu distribusi Normal, distribusi Log Normal, distribusi Log Person III dan distribusi Gumbel.
Nilai curah hujan yang digunakan untuk perhitungan intensitas curah hujan adalah nilai curah hujan Distribusi Log
Person III periode ulang 5 tahun. Untuk intensitas curah hujan digunakan rumus Mononobe, sedangkan untuk evaluasi
penampang akan dihitung apakah debit saluran lebih besar daripada debit rencana. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa banjir yang terjadi disebabkan sistem drainase yang tidak berfungsi lagi. Akibat pendangkalan saluran dan
kebersihan saluran yang sangat buruk dan juga tidak terpadunya semua pihak yang terlibat dalam menjaga dan merawat
kebersihan drainase. Ada juga sebagian dimensi saluran yang tidak memadai untuk menampung debit banjir sehingga
perlu dilakukan pelebaran, dan perencanaan ulang sistem jaringan drainase Kecamatan Medan Johor sehingga
menghasilkan sistem drainase yang berkelanjutan.
Kata Kunci : analisa frekuensi, metode rasional, drainase eksisting

ABSTRACT
District of Medan Johor, especially on Jl. Karya Kasih, Jl. Karya Darma, Jl. Eka Rasmi, Jl. Eka Warni dan Jl. Karya
Wisata is still flooded areas it is known based flood inundation maps and the location of the points of Medan
floodwaters obtained from the Department of Highways of Medan. This thesis aims to analyze the capabilities of
existing drainage channels to accommodate surface runoff and stream discharge, see the condition, shape, construction
and see the direction of flow in the channel in the area of inundation. Boundary problem in terms of this thesis is to
analyze plans rainfall, rainfall intensity and time of concentration, analysis and analysis of the discharge capacity of the
drainage. The method used is the method of data collection and analysis. The collection of primary data and secondary
data, an initial step in this research. Then analyzed by the method of frequency analysis. This method analyzes the
distribution of four types, namely Normal distribution, Log Normal distribution, Log Person III distribution and the
Gumbel distribution. Rainfall values used for the calculation of the intensity of rainfall is rainfall Log Person III
Distribution return period of 5 years. For rainfall intensities used Mononobe formula, while for evaluation of cross
sections to be calculated whether the discharge channel is greater than the discharge plan. The results of this study
indicate that the flooding that occurs due to a drainage system that does not work anymore. Due to siltation of the
channel and the channel is very poor hygiene nor coherence of all parties involved in maintaining and caring for the
cleanliness of drainage. There are also some channel dimensions are not sufficient to accommodate the flood discharge
so we need widening, and drainage network system redesign District of Medan Johor to produce a sustainable drainage
system.
Keywords : frequency analysis, rational method, the existing drainage

1.
1.1

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya dalam musim hujan, mengingat hampir
semua kota di Indonesia mengalami banjir. Permasalahan banjir diperkotaan diakibatkan pemanfaatan lahan yang tidak
tertib inilah menyebabkan persoalan drainase menjadi sangat kompleks. Dalam pembahasan drainase perkotaan yang
lebih lanjut akan dititik beratkan pada penanggulangan banjir suatu kota yang selalu menjadi pertanyaan dari semua
orang, oleh karena itu mengetahui karakteristik suatu kota tersebut sangat diperlukan.
Secara geografis Kecamatan Medan Johor terletak pada 33207,76 LU - 983956,01 BT. Kecamatan
Medan Johor merupakan kecamatan yang dialiri oleh Sungai Deli dan Sungai Babura, dan dari 6 kelurahan ada 5
kelurahan yang terletak pada daerah aliran sungai (DAS) yaitu Kelurahan Titi Kuning, Kwala Bekala, Kedai Durian,
Pangkalan Masyhur, dan Gedung Johor. Kecamatan Medan Johor adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan,
Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Johor berbatasan dengan Medan Selayang di sebelah barat, Medan
Amplas di sebelah timur, Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, dan Medan Polonia di sebelah utara. Kecamatan
ini merupakan daerah resapan air bagi kota Medan. Kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 123.851 jiwa.
Luasnya adalah 16,96 km2 dan kepadatan penduduknya adalah 6.988,27 jiwa/km2.
2.
2.1

TINJAUAN PUSTAKA
Analisa Hidrologi

Proses analisis hidrologi pada dasarnya merupakan proses pengolahan data curah hujan, data luas dan bentuk
daerah pengaliran (catchment area), data kemiringan lahan/beda tinggi, dan data tata guna lahan yang kesemuanya
mempunyai arahan untuk mengetahui besarnya curah hujan rerata, koefisien pengaliran, waktu konsentrasi, intensitas
curah hujan, dan debit banjir rencana. Sehingga melalui analisis ini dapat dilakukan juga proses evaluasi terhadap
saluran drainase yang ada (eksisting).

Gambar 2.1 Siklus hidrologi


Dalam menentukan dimensi penampang dari berbagai bangunan pengairan misalnya saluran drainase
diperlukan suatu penentuan besar debit rencana. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang digunakan untuk
menganalisa debit rencana:
2.2

Data Curah Hujan

Hujan merupakan komponen yang penting dalam analisa hidrologi perencanaan debit untuk menentukan
dimensi saluran drainase. Penentuan hujan rencana dilakukan dengan analisa frekuensi terhadap data curah hujan harian
maksimum tahunan, dengan lama pengamatan sekurang-kurangnya 10 tahun.
2.3

Analisa Frekuensi Curah Hujan

Dalam ilmu statistik dikenal beberapa macam distribusi frekuensi dan empat jenis distribusi yang banyak
digunakan dalam bidang hidrologi adalah:
a.

Distribusi Normal

Distribusi normal atau kurva normal disebut pula distribusi Gauss. Fungsi densitas peluang normal (PDF =
probability density function) yang paling dikenal adalah bentuk bell dan dikenal sebagai distribusi normal. PDF
distribusi normal dapat dituliskan dalam bentuk rata-rata dan simpangan bakunya, sebagai berikut:
x - 2
1
P(X) =
exp x ..................................................................................................................... (1)
2
2
2
dimana: P (X) = fungsi densitas peluang normal (ordinat kurva normal), X = variabel acak kontinu, = rata-rata nilai X,
= simpangan baku dari nilai X

Dalam pemakaian praktis, umumnya rumus tersebut tidak digunakan secara langsung karena telah dibuat tabel
untuk keperluan perhitungan, dan juga dapat didekati dengan:

XT - X
................................................................................................................................................................ (2)
S
dimana: X T = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahun, X = nilai rata-rata hitung varia,
KT =

S = deviasi standar nilai variat, K T = faktor frekuensi (nilai variabel reduksi Gauss)

b.

Distribusi Log Normal

Jika variabel Y = Log X terdistribusi secara normal, maka X dikatakan mengikuti distribusi Log Normal. PDF
(probability density function) untuk distribusi Log Normal dapat dituliskan dalam bentuk rata-rata dan simpangan
bakunya, sebagai berikut:
Y - 2
1
Y
X > 0 ........................................................................................................................ (3)
P(X) =
exp 2 Y2
X 2

Y = Log X
dimana: P (X) = peluang log normal, X = nilai variat pengamatan, Y = deviasi standar nilai variat Y, Y = nilai ratarata populasi Y
Dengan persamaan yang dapat didekati:
YT = Y + KTS ............................................................................................................................................................... (4)

YT - Y
................................................................................................................................................................. (5)
S
dimana: YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-tahunan, Y = nilai rata-rata hitung varia,
KT =

S = deviasi standar nilai variat, K T = faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang

c.

Distribusi Log Person III

Tiga parameter penting dalam Log Person III yaitu harga rata-rata, simpangan baku dan koefesien
kemencengan. Yang menarik adalah jika koefisien kemencengan sama dengan nol maka perhitungan akan sama dengan
Log Normal.
Berikut ini langkah-langkah penggunaan distribusi Log-Person Type III:
Ubah data kedalam bentuk logaritmis, X = Log X
Hitung harga rata-rata:
n

LogX =

log X

i=1

......................................................................................................................................... (6)
n
Hitung harga simpangan baku:

n
2
logXi - logX

s = i=1
........................................................................................................................... (7)
n -1

Hitung koefesien kemencengan:

n
G=

0,5

logX - logX
i

i=1

n -1 n - 2 s3

............................................................................................................................... (8)

Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T dengan rumus:

LogXT = LogX + K.s ..................................................................................................................................... (9)

dimana: Log X = harga rata-rata sampel, S = harga simpangan baku, G = koefisien kemencengan, K T = faktor
frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang, K = faktor probabilitas
d.

Distribusi Gumbel

Gumbel menggunakan harga ekstrim untuk menunjukkan bahwa untuk setiap data merupakan data
exponential. Jika jumlah populasi yang terbatas dapat didekati dengan persamaan:
X = X + SK ................................................................................................................................................................. (10)
dimana: X = peluang log normal, S = nilai variat pengamatan
Faktor probabilitas K untuk harga-harga ekstrim Gumbel dapat dinyatakan dalam persamaan:
Y -Y
K T = T n ............................................................................................................................................................. (11)
Sn
dimana: Yn = reduced mean yang tergantung jumlah sampel/data ke-n, Sn = reduced standar deviation yang tergantung
pada jumlah sampel/data ke-n, YTr = reduced variate, yang dapat dihitung dengan persamaan berikut ini:

T -1
YTr = -ln r ........................................................................................................................................................ (12)
Tr
2.4

Uji Distribusi Frekuensi Curah Hujan

Dalam penelitian ini dilakukan uji kesesuaian distribusi yang berguna untuk mengetahui apakah data yang ada
sudah sesuai dengan jenis sebaran teoritis yang dipilih, maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Pengujian ini dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorov.
2.5

Intensitas Curah Hujan

Intensitas curah hujan adalah besar curah hujan selama satu satuan waktu tertentu. Persamaan umum yang
dipergunakan untuk menghitung hubungan antara intensitas hujan T jam dengan curah hujan maksimum harian adalah
sebagai berikut:
2/3

24
........................................................................................................................................................... (13)
tc
dimana: I = intensitas curah hujan (mm/jam), R 24 = curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm), t c = lamanya curah
hujan (menit) atau (jam)
I

R 24
24

Dengan menggunakan persamaan diatas intensitas curah hujan untuk berbagai nilai waktu konsentrasi dapat
ditentukan dari besar data curah hujan harian (24 jam).
2.6

Koefisien Limpasan

Limpasan merupakan gabungan antara aliran permukaan, aliran-aliran yang tertunda pada cekungan-cekungan
dan aliran permukaan (surface flow). Dalam perencanaan drainase bagian air hujan yang menjadi perhatian adalah
aliran permukaan (surface runoff), sedangkan untuk pengendalian banjir tidak hanya aliran permukaan tetapi limpasan
(runoff).
2.7

Debit Rencana

Perhitungan debit rencana untuk saluran drainase di daerah perkotaan dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Rasional. Debit rencana hendaknya ditetapkan tidak terlalu kecil untuk menjaga agar jangan terlalu sering terjadi
ancaman perusakan bangunan atau daerah sekitarnya oleh banjir. Pemilihan atas metode yang digunakan untuk
menghitung besarnya debit aliran permukaan dalam satuan internasional adalah Metode Rasional sebagai berikut:
Qp = 0, 278C I A ................................................................................................................................................. (14)

dimana: Qp = debit rencana (m3/detik), C = koefisien aliran permukaan, I = intensitas hujan (mm/jam),
A = luas daerah pengaliran (km2)
2.8

Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi dapat juga dihitung dengan membedakannya menjadi dua komponen, yaitu waktu yang
diperlukan air untuk mengalir dipermukaan lahan sampai saluran terdekat (t o) dan waktu perjalanan dari pertama masuk
saluran sampai titik keluaran (td) sehingga tc = to + td.

2
n
t o = 3.28 L
.............................................................................................................................................. (15)
S
3
Ls
.................................................................................................................................................................. (16)
td =
60 V

dimana: to = inlet time ke saluran terdekat (menit), td = conduit time sampai ke tempat pengukuran (menit), n = angka
kekasaran Manning, S = kemiringan lahan (m), L = panjang lintasan aliran diatas permukaan lahan (m), L s =
panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (m)
2.9

Kapasitas Saluran

Kapasitas rencana dari setiap komponen sistem drainase dihitung berdasarkan rumus Manning, yang
merupakan dasar dalam menentukan dimensi saluran, yaitu sebagai berikut:
1
R 2/3 S1/2 ...................................................................................................................................................... (17)
n
A
R s ....................................................................................................................................................................... (18)
P
Qsal = As V .............................................................................................................................................................. (19)
V=

dimana: Vsal = kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/detik) , n = koefisien kekasaran Manning, R = jari-jari
hidrolis, S = kemiringan dasar saluran, A = luas penampang saluran (m2), P = keliling basah saluran (m)
Penurunan rumus peritungan luas penampang basah saluran (A) dan keliling basah saluran (P):
A (b mh)h ............................................................................................................................................................. (20)
P b 2h m2 1 ....................................................................................................................................................... (21)

3.

METODE PENELITIAN
Adapun rancangan penelitian Tugas Akhir ini seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini:

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Tugas Akhir

4.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Setelah proses penelitian, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Harian Stasiun Sampali Medan
Lokasi Pengamatan/Stasiun : Kec. Medan Johor dan sekitarnya
Tahun/Bulan 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah
838
780
711
557
748
620
734
604
Rerata
69.83 65.00 59.25 46.42 62.33 51.67 61.17 50.33
(Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan)

4.1

2011
624
52.00

2012
694
57.83

Analisa Curah Hujan Harian Maksimum

Data curah hujan yang diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika Sampali Kota Medan selama 10 tahun
terakhir akan di analisa terhadap 4 (empat) metode analisa distribusi frekuensi hujan yang ada.
Tabel 4.2 Rekapitulasi Analisa Curah Hujan Rencana Maksimum
No

Periode ulang (T)


tahun

Normal

Log Normal

Log Person III

Gumbel

104.71
151.22
180.14

98.84
147.30
187.86

107.92
173.97
217.70

1
2
115.40
2
5
161.88
3
10
186.22
(Sumber : Hasil Perhitungan)
4.2

Pemilihan Jenis Distribusi


Berikut ini adalah perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisa frekuensi curah hujan.
Tabel 4.3 Perbandingan Syarat Distribusi dan Hasil Perhitungan
No

Jenis Distribusi

Syarat
Cs 0
1 Normal
Ck 3
Cs = CV3 + 3Cv
2 Log Normal
Ck = CV8 + 6CV6 + 15CV4 + 16CV2 + 3
Cs 1.14
3 Gumbel
Ck 5.40
4 Log Person III Selain dari nilai diatas
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Hasil Perhitungan
1.157 0
5.444 3
1.157 1.55
5.444 7.54
1.157 1.14
5.444 5.40
Memenuhi

Berdasarkan perbandingan hasil perhitungan dan syarat diatas, maka dapat dipilih jenis distribusi yang
memenuhi syarat, yaitu Distribusi Log Person III.
4.3

Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran

Pengujian kecocokan jenis sebaran berfungsi untuk menguji apakah sebaran yang dipilih dalam pembuatan
duration curve cocok dengan sebaran empirisnya. Dalam hal ini menggunakan metode Chi-Kuadrat dan metode
Smirnov Kolmogorov.
Tabel 4.4 Perhitungan Uji Chi-Kuadrat
No
1
2
3
4

Nilai batasan
33 X 91
91 X 149
149 X 207
207 X 265
Jumlah
(Sumber : Hasil Perhitungan)

Oi
4
4
1
1

Ei
2.5
2.5
2.5
2.5

(Oi Ei)2
2.25
2.25
2.25
2.25

(Oi Ei)2/Ei
0.9
0.9
0.9
0.9
3.6

Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai X2 sebesar 3,6 yang kurang dari nilai X2 pada tabel uji Chi-Kuadrat
yang besarnya adalah 5,991. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Log Person III dapat diterima.

Tabel 4.5 Perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Tahun

Curah Hujan
(mm)
Xi

62
69
85
85
97
100
112
118
190
236

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2006
2008
2009
2010
2011
2012
2007
2003
2005
2004

P(X)

P(X )

SX

N 1

0.091
0.182
0.273
0.364
0.455
0.545
0.636
0.727
0.818
0.909

XX

0.909
0.818
0.727
0.636
0.545
0.455
0.364
0.273
0.182
0.091

-0.965
-0.839
-0.549
-0.549
-0.333
-0.278
-0.061
0.047
1.348
2.180

P '(X)

P '(X )

D P(X ) P '(X )

0.889
0.778
0.667
0.556
0.444
0.333
0.222
0.111
0.000
-0.111

0.020
0.040
0.061
0.081
0.101
0.121
0.141
0.162
0.182
0.202

N 1

0.111
0.222
0.333
0.444
0.556
0.667
0.778
0.889
1.000
1.111

(Sumber : Hasil Perhitungan)


Dari hasil perhitungan di atas didapat nilai Dmax sebesar 0,202 yang kurang dari nilai Dcr pada tabel uji Smirnov
Kolmogorov yang besarnya adalah 0,410. Maka dari pengujian kecocokan penyebaran Distribusi Log Person III dapat
diterima.
4.4

Analisa Cacthment Area dan Koefisien Run Off

Daerah tangkapan hujan sangat tergantung terhadap kondisi lahan/tanah yang ada. Untuk menganalisanya
disesuaikan dengan kondisi karakter permukaannya yang dikaitkan dengan daerah catchment area sesuai dengan sub
drainase yang dimaksud. Dalam hal ini telah ditentukan nilai dari koefisien limpasan terhadap kondisi karakter
permukaannya yaitu:
Tabel 4.6 Nilai Koefisien Run Off (C)

4.5

Keterangan

Koefisien Run off (C)

PMH Perumahan
JLN
Jalan Aspal/Beton
ATAP Atap
A.T
Area Terbuka (Hijau)
(Sumber : Hasil Perhitungan)

0.50
0.83
0.85
0.28

Analisa Waktu Konsentrasi dan Intensitas

Perhitungan analisa waktu konsentrasi dan intensitas hujan rencana dihitung dengan menggunakan rumus
Mononobe, adapun salah satu contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
2
n 2
0.015
t o = 3.28 L
3.28 50
51.861 menit
S 3
0.001
3
Ls
243
td =

3.109 menit
60 V 60 0.768
t c t o t d 51.861 3.109 54.97 menit

4.6

R 24 24

24 t c

2/3

98.84
24

24 54.97 / 60

2/3

36.33 mm/jam

Analisa Debit Rencana

Dari hasi analisa terhadap data yang diperoleh besar debit rencana untuk masing-masing saluran dapat dicari
dengan menggunakan rumus metode rasional:
Contoh perhitungannya sebagai berikut:
I
C
A

= 36.325 mm/jam
= 0.473
= 0.057 km2

Maka debit air hujan yang dihasilkan yaitu:


QT

= 0.278CIA = 0.2780.47336.3250.057 = 0.272 m3/detik


Tabel 4.7 Perhitungan Kapasitas Drainase

(Sumber : Hasil Perhitungan)


4.7

Analisa Kapasitas Drainase

Analisa ini dilakukan sebagai kontrol terhadap perhitungan debit banjir rencana. Dari data-data yang ada dapat
dihitung kapasitas maksimal debit drainase Kecamatan Medan Johor dengan menggunakan rumus manning sebagai
berikut:
KK-001

0.057 Km2

0.554 Km2

0.108 Km2

0.437 Km2

KK-002

Luas penampang (A) = bh = 0.800.49 = 0.390 m2


Keliling basah (P) = b+2h = 0.80+(20.49) = 1.775 m
Jari-jari hidrolis (R) = A/P = 0.390/1.775 = 0.220 m
Kecepatan aliran (V) = 1/nR2/3S1/2 = (1/0.015)(0.220)2/3(0.001)1/2 = 0.768 m/detik
Debit saluran (Qs) = AsV = 0.3900.768 = 0.229 m3/detik

Luas penampang (A) = (b+mh) h = (0.90+(0.0780.64))0.64 = 0.606 m2


Keliling basah (P) = b+2h m2+1 = 0.90+(20.078 0.0782+1) = 2.179 m
Jari-jari hidrolis (R) = A/P = 0.606/2.179 = 0.278 m
Kecepatan aliran (V) = 1/nR2/3S1/2 = (1/0.015)(0.278)2/3(0.001)1/2 = 0.898 m/detik
Debit saluran (Qs) = AsV = 0.6060.898 = 0.544 m3/detik

Tabel 4.7 Perhitungan Kapasitas Drainase

(Sumber : Hasil Perhitungan)


Tabel 4.8 Perbandingan Kapasitas Eksisting dan Debit Rencana

(Sumber : Hasil Perhitungan)


Berdasarkan hasil perbandingan kapasitas eksisting dan debit rencana diatas diperoleh beberapa kapasitas
saluran drainase yang sudah ada tidak memadai menyebabkan air hujan meluap dan menggenangi daerah sekitarnya.
Salah satu cara untuk mengurangi terjadinya luapan banjir adalah dengan meningkatkan kapasitas saluran yang ada
pada sistem drainase dengan cara mengangkat sampah dan endapan lumpur agar fungsi drainase kembali normal serta
melarang masyarakat membuang sampah disembarang tempat.
Selain perencanaan ulang saluran yang tidak memenuhi kriteria, normalisasi seluruh saluran dengan
pembersihan endapan yang terdapat di tiap saluran harus terus dilakukan secara berkala. Hal ini dilakukan agar saluran
yang ada dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kapasitas yang direncanakan.

KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan Evaluasi Kapasitas Sistem Drainase di Kecamatan Medan Johor, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Didapatkan beberapa saluran sekunder dan tersier tidak memenuhi syarat sehingga tidak dapat menampung air
dalam saluran. Untuk itu perlu dilakukan perubahan dimensi penampang pada saluran tersebut karena saluran
tersebut sudah tidak dapat menampung air dalam saluran.
2. Untuk saluran drainase di Kecamatan Medan Johor ini sudah banyak yang tersumbat dan tidak berfungsi lagi, di
samping itu areal persawahan yang sebelumnya menjadi tempat pembuangan air telah ditimbun untuk dijadikan
pemukiman baru.
3. Penyebab banjir kali ini akibat eksisting primer meluap karena kondisinya mengecil dari ukuran sebelumnya
sehingga debit air yang tinggi tidak mampu ditampung. Ada beberapa lokasi banjir/genangan air (lokasi banjir
terlampiri) apabila terjadi curah hujan tinggi selama 1 s/d 2 jam.
4. Mengapa terjadi banjir, karena eksisting primer yang ada sudah tidak memungkinkan lagi untuk menampung
besarnya debit air yang datang. Bertambah besarnya debit air yang mengalir ke drainase diakibatkan oleh semakin
berkurangnya daerah resapan air, semakin banyaknya bangunan yang mempersempit penampang saluran, dan
kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah ke badan jalan dan drainase.
SARAN
Berdasarkan hasil Evaluasi Kapasitas Sistem Drainase di Kecamatan Medan Johor, penulis mencoba
mengemukakan beberapa saran bagi perawatan dan pemeliharaan saluran drainase kecamatan Medan Johor:
1. Menganalisa pengelolaan berdasarkan pembobotan yaitu dengan memberi nilai besar kecilnya kepentingan arti
daerah tersebut, misalnya daerah perumahan lebih besar pengaruh terjadinya genangan dibanding dengan daerah
rawa serta tanah kosong.
2. Memperbaiki saluran yang ada agar berfungsi secara optimal dan juga pemeliharaan saluran untuk menghindari
pendangkalan yang diakibatkan oleh sampah serta pengangkatan sedimen secara berkala.
3. Harus melakukan pengkajian terhadap saluran primer yang ada di Kecamatan Medan Johor dan membenahi
saluran-saluran sekunder yang menuju saluran primer/sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan, Andi Offset, Yogyakarta.
Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tim Penyusun, 1997, Drainase Perkotaan, Penerbit Gunadarma, Jakarta.
Hasmar, Halim, 2011, Drainase Terapan, Penerbit UII Press, Yogyakarta.
Kamiana, I Made, 2011, Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mardiansyah, Yudi, 2012, Evaluasi Sistem Drainase Kampus Universitas Sumatera Utara, Tugas Akhir, Departemen
Teknik Sipil, FT-USU.
Siburian, David, 2013, Evaluasi Sistem Drainase Terhadap Genangan di Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat,
Kabupaten Langkat, Tugas Akhir, Departemen Teknik Sipil, FT-USU.
BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sampali Medan. (2013). Data Curah Hujan Bulanan dan Data
Curah Hujan Harian Kecamatan Medan Johor 2003-2012. BMKG Sampali, Medan.
BWSS II Badan Wilayah Sungai Sumatera II. (2013). Peta Bakosurtanal Kota Medan. BWSS II, Medan.
Dinas Bina Marga Kota Medan. (2013). Letak Titik Genangan/Banjir dan Peta Jaringan Drainase. Bina Marga,
Medan.
http://www.pemkomedan.go.id/mdnjhr.php/. Diakses pada tanggal 18 September 2013.
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Potensi_Banjir.bmkg/. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2013.
http://www.earth.google.com/. Diakses pada tanggal 1 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai