Penerapan Pendekatan Psikologi Arsitektur Pada Sekolah Luar Biasa Tunarungu (SLB Tipe B) Di Kota Bekasi
Penerapan Pendekatan Psikologi Arsitektur Pada Sekolah Luar Biasa Tunarungu (SLB Tipe B) Di Kota Bekasi
Penerapan Pendekatan Psikologi Arsitektur Pada Sekolah Luar Biasa Tunarungu (SLB Tipe B) Di Kota Bekasi
Abstract
The condition of special school for the deaf and the deaf itself are still apprehensive,
especially in Bekasi, West Java. Meanwhile, deaf persons still need to get an education which
equivalent to the education that normal children get. However, education for children with
special needs, especially those with hearing impairment, requires special implementations
based on deaf’s characteristics in some design aspects in order to improve physical and
psychological comfort required by deaf students so they can be more comfortable adapting to
school circumstances. Design method that seems appropriate to be applied to this special
school for the deaf is psychological architecture approach that focuses on the characteristics
of the deaf itself. Psychological architecture as design method that used in this special school
is adjusted to the characteristics of hearing impaired in order to improve the quality of
physical and psychological comfort of deaf students in the learning process and activities by
applying the principles of psychological architecture on site analysis, school layout
arrangement, and also the appearance of interior and exterior of special school for the deaf.
526
Ariani Nurfakhirah, Suparno, Maya Andria N, Sekolah Luar Biasa dengan Strategi…
527
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 525-531
Prinsip space and proximity diterapkan dalam Bentuk peruangan di dalam bangunan
beberapa aspek bangunan, yaitu peruangan mengikuti bentuk massa. Namun tetap
dan tampilan bangunan. Persoalan bentuk memperhatikan karakteristik tunarungu, yaitu
ruang maupun bangunan disesuaikan dengan menghindari bentuk memanjang yang dapat
karakteristik tunarungu. menghalangi pandangan.
Bentuk bangunan yang dirasa sesuai dengan Pada tampilan interior bangunan, bentuk
karakteristik psikologi penyandang tunarungu furnitur yang digunakan juga memperhatikan
adalah bentuk seperti atau dapat menyerupai karakteristik psikologi tunarungu. Bentuk
lingkaran karena fleksibel, luas, dan dinamis. furnitur yang disarankan dapat berupa bentuk
Bentuk ini dipilih berdasarkan kebiasaan atau pola lingkaran maupun melengkung.
tunarungu dalam beraktivitas. Secara tidak
Bentuk furnitur meja yang dipilih pada ruang-
sadar sekelompok tunarungu akan membentuk
ruang kelas adalah bentuk melengkung agar
pola lingkaran atau lengkung agar dapat
siswa tunarungu dapat menyerap pelajaran
memandang semua orang. Mereka akan
lebih fokus terhadap guru dan papan tulis di
menghindari bentuk kotak atau memanjang
depan kelas.
yang dapat menghalangi pandangan.
Tabel 2. Bentuk Dasar dan Karakter
528
Ariani Nurfakhirah, Suparno, Maya Andria N, Sekolah Luar Biasa dengan Strategi…
Ruang gerak yang dibahas pada prinsip ini Light and Color
adalah luasan jalan dan penggunaan tangga Prinsip light and color membahas mengenai
atau ramp. Perhitungan jalan dan penggunaan pemilihan warna dan pengolahan cahaya pada
tangga maupun ramp perlu diperhatikan dalam bangunan. Warna dan cahaya berpengaruh
kenyamanan gerak penyandang tunarungu. terhadap psikologi tunarungu. Agar mereka
Lebar jalan pada sekolah luar biasa tunarungu dapat melihat dan membaca situasi dengan
ini dirancang lebih lebar dibandingkan lebar nyaman, maka warna yang dipilih harus
jalan biasanya agar siswa tunarungu dapat kontras dengan warna kulit. Dengan begitu,
leluasa memperhatikan sekitarnya. Lebar jalur siswa tunarungu ketika sedang memperhatikan
pedestrian di sekolah luar biasa tunarungu ini seseorang berbicara atau berbahasa isyarat.
adalah sekitar ± 3 m².
Pemilihan warna pada bangunan sekolah luar
biasa ini cenderung warna-warna pastel.
Namun, karena sekolah luar biasa ini
didominasi oleh anak-anak maka di beberapa
529
Arsitektura, Vol. 15, No.2, Oktober 2017: 525-531
area khusus untuk anak kecil maka warna yang implants, suara keras dan bahkan suara mesin
dipilih merupakan warna yang segar dan dapat pendingin ruangan dapat mengganggu
menignkatkan pengetahuan mereka mengenai pendengaran mereka. Maka dari itu, akustik
warna. yang ideal pada bangunan haruslah yang
Gambar 7. Pemilihan Warna tenang dan sepi.
Namun, pengolahan akustik yang tenang tidak
harus diterapkan di tiap ruangan. Pengolahan
akustik dapat diberikan pada ruangan yang
memerlukan ketenangan saja. Contohnya,
pada ruang BKPBI yang memerlukan suara
dan getaran murni yang dihasilkan oleh
sumber suara, maka ruangan tersebut dapat
diberikan bahan kedap suara agar tidak
Pengolahan cahaya yang dibutuhkan ideal terganggu oleh suara di luar ruangan.
menurut DeafSpace design adalah cahaya yang
lembut di mata, tidak menyilaukan, dan
menghindari ruang yang gelap atau redup.
Di sekolah luar biasa tunarungu ini lebih
banyak memanfaatkan pencahayaan alami.
Penggunaan bukaan-bukaan yang besar
memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam
ruangan sehingga tidak ada sudut yang redup
Gambar 9. Ruang BKPBI
ataupun gelap. Sekolah luar biasa tunarungu
ini menggunakan atap skylight di beberapa 4. KESIMPULAN
ruangan yang luas. Pada ruangan lainnya
diberikan jendela yang besar agar cahaya Pendekatan psikologi arsitektur dengan
alami dapat masuk dengan bebas. Hal ini juga prinsip-prinsip yang fokus terhadap
dimaksudkan agar dapat mengurangi biaya karakteristik tunarungu sebagai sebuah metode
penggunaan cahaya buatan. perancangan dirasa sangat tepat diterapkan
dalam perancangan sekolah luar biasa
tunarungu karena sesuai dengan psikologi
siswa penyandang tunarungu untuk
menciptakan fungsi pembelajaran yang sesuai
dan meningkatkan kenyamanan fisik maupun
psikis siswa tunarungu.
REFERENSI
Ching, Francis D.K. 1996. Arsitektur: Bentuk,
Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Erlangga
Diani, Meutia Rin. 2012. Mata yang
Mendengar. Yogyakarta: Lamalera
Gambar 8. Bukaan Besar
Halim, Deddy. 2005. Psikologi Arsitektur.
Accoustics Jakarta: Grasindo
Heward, William L, Sheila R. Alber-Morgan,
Pengolahan akustik pada bangunan untuk Moira Konrad. 2009. Exceptional
tunarungu merupakan hal penting yang perlu Children. Amerika: The Ohio State
diperhatikan agar pengguna bangunan, University
khususnya tunarungu, dapat merasa nyaman. Moores, Donald F. 2001. Educating The Deaf:
Walaupun mereka memiliki kekurangan dalam Psychology, Principles, and Practices.
pendengaran tetapi bagi mereka yang Boston: Houghton Mifflin Company
menggunakan alat bantu dengar atau cochlear
530
Ariani Nurfakhirah, Suparno, Maya Andria N, Sekolah Luar Biasa dengan Strategi…
531