Jtptunimus GDL Fitriandri 7510 1 Babipe N

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian bayi (AKB) dalam 10-15 tahun terakhir menurun,
meskipun kematian neonatal dini dan lahir mati masih tinggi, dari 7,7 juta
kematian bayi setiap tahun lebih dari separuh terjadi pada waktu perinatal atau
usia dibawah 1 bulan, tiga perempat dari kematian ini terjadi pada minggu
pertama kehidupan. Lebih jauh untuk setiap bayi baru lahir meninggal, terjadi
pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,
infeksi, prematuritas, kelainan bawaan. Sedangkan penurunan angka kematian
perinatal yang lambat disebabkan oleh kemiskinan, status pendidikan perempuan
yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan kurang tepat, kehamilan usia
muda, akses dan asuhan antenatal, persalinan dan nifas yang buruk
(Prawirohardjo, 2009).
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) menilai
AKB dan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia masih relatif
tinggi. Berdasarkan data yang dimiliki kementrian saat ini jumlah bayi yang
meninggal di Indonesia mencapai 34 kasus per 1000 kelahiran, jumlah tersebut
lebih tinggi dari angka Millenium Development Goals (MDGs) yaitu 23 kasus

per 1000 kelahiran, sementara jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia
sebanyak 228 kasus per 1000 kelahiran (Sarmun, 2012).
Waktu pencapaian target MDGs tinggal 2 tahun, diharapkan AKB di
Indonesia mencapai 23/1000 kelahiran hidup. Survei Demografi Kesehatan
Indonesia 2012 (SDKI) AKB adalah 32/1000 kelahiran hidup. Tanpa upaya yang
keras dan focus intervensi yang tepat dikhawatirkan target MDGs tidak dapat
tercapai. Penyebab utama pada bayi yaitu asfiksia, BBLR, infeksi, dan
prematuritas (Kepmenkes RI, 2012)
Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu
(AKI), bayi baru lahir dan balita antara lain melalui penempatan bidan desa,
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan buku Kesehatan
Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan Obstetric
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dirumah sakit (Kepmenkes RI,
2012).
AKB di Jawa Tengah masih tinggi yaitu 5.112 kasus selama bulan
Januari-November 2012 sedangkan pada tahun 2011 AKB mencapai 4.282 kasus.
Sebanyak 80% terjadi pada perinatal terutama pada usia 0-7 hari, kasus paling
besar disebabkan karena rendahnya berat badan bayi (Anna, 2012).
AKB pada tahun 2012 sebesar 10,75/1000 kelahiran hidup dengan 6.235
kasus, hal ini disebabkan karena permasalahan yang kompleks menyangkut aspek
medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan, target yang harus di capai pada

tahun 2015 di Jawa Tengah AKB 8,5/1000 kelahiran hidup, perlu ekstra kerja
keras dan kerja cerdas untuk mencapai target tersebut (Dinas Kesehatan Jawa
Tengah, 2012).
AKB di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 10,34/1.000 kelahiran
hidup, menurun bila di bandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,62/1.000
kelahiran hidup di bandingkan dengan target MDGs yang ke 4 tahun 2015
sebesar 17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di provinsi Jawa Tengah tahun 2011
sudah cukup baik karena sudah melampui target (Dinas Kesehatan Jawa Tengah,
2011).
AKB di Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar 13,40/1000 kelahiran
hidup. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 angka ini mengalami peningkatan
dari 10,46/1000 kelahiran hidup di tahun 2010 menjadi 13,40/1000 kelahiran
hidup di tahun 2011. Kasus kematian terbesar terjadi karena berat bayi lahir
rendah (BBLR) dan asfiksia dengan usia kematian 0-7 hari (Dinas Kesehatan
Kabupaten Semarang, 2011).
Berdasarkan data dari RSUD Ambarawa selama tahun 2012 didapatkan
angka kelahiran bayi mencapai 927 kelahiran hidup, sedangkan bayi yang
mengalami caput succedaneum sebanyak 95 bayi yang disebabkan karena
persalinan lama atau persalinan dengan alat. Berdasarkan hal itu, peneliti tertarik
untuk melakukan studi kasus Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan
Caput Succedaneum di RSUD Ambarawa.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam studi kasus
ini yaitu Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir dengan Caput
Succedaneum di RSUD Ambarawa?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Peneliti dapat mengetahui asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
caput succedaneum menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Hellen
Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan

pengkajian

pada

bayi

baru

lahir

dengan

caput

succedaneum.
b. Menginterpretasikan data berdasarkan diagnosa atau masalah kebidanan
pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.
c. Mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial pada bayi baru lahir
dengan caput succedaneum.
d. Menentukan tindakan segera pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum.
e. Menentukan rencana tindakan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum.

f. Melakukan implementasi manajemen kebidanan pada bayi baru lahir


dengan caput succedaneum.
g. Melakukan evaluasi manajemen kebidanan pada bayi baru lahir dengan
caput succedaneum.

D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Bayi baru lahir dengan caput succedaneum di RSUD Ambarawa.
2. Tempat
Pengambilan kasus asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput
succedaneum di RSUD Ambarawa.
3. Waktu
Dimulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Juni 2013

E. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dapat di manfaatkan oleh orang lain dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta di aplikasikan dalam asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir terutama dengan caput succedaneum.

2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Studi kasus ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman serta memberikan kesempatan untuk mempelajari lebih jauh
tentang asuhan bayi baru lahir dengan caput succedaneum.
b. Bagi petugas kesehatan
Dapat

memberikan

masukan

terhadap

tenaga

kesehatan

untuk

meningkatkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput


succedaneum dengan baik dan benar.
c. Bagi institusi pendidikan
Hasil studi kasus ini di harapkan dapat memberikan masukan dalam
system pendidikan terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan
informasi bagi peneliti selanjutnya.

F. Metode memperoleh data


1. Metode penulisan
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode deskriptif dalam
bentuk studi kasus untuk mencari gambaran yang lebih jelas tentang asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan caput succedaneum.

2. Wawancara
Merupakan pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung
dengan keluarga maupun dengan tenaga kesehatan sehingga mendapatkan
permasalahan tentang pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Merupakan pemeriksaan pada pasien yang meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data obyektif.
4. Observasi
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perubahan yang terjadi pada
pasien.
5. Studi dokumentasi
Dengan melihat cacatan medis dan hasil pemeriksaan.
6. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku yang ada hubungannya dengan caput
succedaneum.

Anda mungkin juga menyukai