Rangkuman Anatomi Batang
Rangkuman Anatomi Batang
Rangkuman Anatomi Batang
a. Kolenkim
Di sebelah dalam epidermis umumnya terdapat pita kolenkim. Sel-sel kolenkim
itu adalah sel-sel parenkim yang termodifikasi dengan dinding-dinding selulosa
yang menebal di sudut tempat pertemuan tiga atau lebih sel (angular), demikian
juga tipe penebalan lainnya (lakunar, tubular, annular). Kolenkima hidup dan
mengandung cukup protoplasma sehingga mirip dengan parenkim.
Fungsi utama kolenkima ialah untuk membantu sebagai penguat pada organorgan sukulen yang tidak banyak mengembangkan jaringan berkayu, atau pada
bagian-bagian tumbuhan berkayu yang masih muda dan lunak sebelum
berkembang menjadi jaringan yang lebih kuat di tempat ini. Kolenkima
teristimewa cocok dalam memberikan kekuatan pada organ-organ yang sedang
tumbuh dan muda karena bagian-bagian yang menebal pada dinding sel itu
mempunyai kekerasan yang tinggi. Sementara itu bagian dinding yang tipis
memungkinkan untuk pertukaran zat antara sel yang satu dengan lainnya dan
pertumbuhan sel. Sel-sel kolenkim pada batang kadang-kadang mengandung
kloroplas dan melangsungkan fotosintesis.
cukup
protoplasma.
Bilamana
terdedah
sinar,
parenkima
klorenkima merupakan salah satu tipe khusus sel parenkima. Sel-sel parenkima
dalam korteks batang begitu dekat dengan sinar sehingga sebagian atau semuanya
mengembangkan kloroplas dan melakukan fotosintesis. Sel-sel parenkima yang
bengkak akibat tekanan turgor sering membantu dalam menimbulkan kekakuan
suatu organ. Fungsi sel-sel parenkima ini penting dalam batang sukulen dan dalam
bagian-bagian muda batang berkayu sebelum jaringan mekanik kuat berkembang.
Sel-sel parenkima membantu pengankutan air dan makanan dengan lambat.
Terkait dengan korteks batang jelaslah bahwa air yang diterima oleh kolenkim dan
epidermis harus disalurkan melalui parenkima. Parenkima adalah jaringan
penyimpan yang khusus pada tumbuhan
c. Sklerenkima
Sel-sel sklerenkima terdapat dalam korteks beberapa batang. Ada dua ragam
sel sklerenkima dalam korteks ini, yaitu sel batu dan serabut sklerenkima. Sel batu
pendek atau berbangun tak teratur. Serabut sklerenkima berupa sel mati,
berdinding tebal dan panjang, dan berfungsi sebagai penguat. Sel-sel batu
memberi kekerasan pada korteks. Sklerenkima dapat dihasilkan oleh korteks. Pada
beberapa tumbuhan air terdapat sel batu pada korteks, misalnya pada Nymphaea.
d. Endodermis
Lapis terdalam korteks adalah endodermis yang terdiri sel-sel memanjang
bangun gendang yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Biasanya sel
endodermis mengandung butir tepung sehingga endodermis sering disebut sebagai
sarung tepung.
3. Stele Batang Dikotil
Bagian batang yang terletak di sebelah dalam korteks disebut stele. Stele terdiri
dari tiga daerah pokok, yaitu perisikel, daerah berkas vaskular dan empulur.
a. Perisikel
Daerah di antara berkas vaskular dan korteks disebut perisikel. Umumnya
tersusun dari sel-sel parenkima dan sklerenkima, namun demikian sel-sel
sklerenkima mungkin tidak ditemukan. Sklerenkima dapat dijumpai dalam
susunan sebagai kelompok-kelompok yang terpisah atau sebagai lingkaran tak
terputus di bagian pinggir luar pada perisikel, yang membentuk garis batas yang
tajam antara stele dan korteks. Sel-sel sklerenkima pada perisikel seperti sel-sel
sklerenkima lainnya yaitu berupa sel mati berdinding tebal dan panjang yang
berperan sebagai penguat.
b. Berkas Vaskular
Berkas pengangkut pada batang dikotil seperti yang tampak pada irisan
melintang, tertata dalam bentuk garis besarnya sebagai lingkaran yang putusputus. Setiap berkas vaskular terdiri dari tiga bagian, yaitu xilem, floem dam
kambium. Bagian terdekat dengan pusat batang berisi sel-sel berdinding tebal dan
dikenal sebagai xilem. Bagian tepi luar berkas tersebut tersusun dari sel-sel
berdinding tipis yang disebut floem. Xilem dan floem dipisahkan oleh lapisan
kambium yang tersusun dari sel-sel meristematik.
Melalui pembelahan sel, kambium menambah ukuran berkas vaskular dengan
cara pembentukan sel-sel xilem pada sisi dalam dan sel-sel floem pada sisi luar
kambium. Pada beberapa batang berkas-berkas vaskular terpisah dan melintas
sepanjang ruas. Pada batang yang lain berkas pengangkut kurang lenih menyatu
dan membentuk silinder yang bermedula, dan pada silinder ini jejari empulur
tampil sebagai lempeng-lempeng menjari dengan peluasan vertikal yang ramping.
1) Xilem
Xilem yang dibentuk sebelum aktivitas kambium mulai untuk menghasilkan
sel-sel xilem dan floem disebut xilem primer. Xilem primer tersusun dari dua
bagian, yaitu xilem yang dibentuk pertama terdekat dengan pusat batang disebut
protoxilem, dan bagian yang lebih tepi pada xilem primer tadi yang disebut
metaxilem. Xilem tersusun dari tiga tipe sel yang berbeda, yaitu sel-sel trakeal
yang meliputi trakea dan trakeida, serabut kayu dan parenkima kayu.
Trakeida adalah sel mati memanjang, dengan dinding tebal di beberapa tempat
dan tipis di tempat lainnya. Trakeida berfungsi baik sebagai sel pengangkut
maupun sel penguat. Dinding trakeida sangat kaya lignin.
Trakea tersusun dari deretan sel-sel trakeal, hubungan antara ruas sel trakeal
yang satu dengan sel trakeal berikutnya melalui perforasi pada dinding ujung sel.
Dinding ujung sel pada trakea hilang sebagian atau lenyap sama sekali. Diameter
trakea biasanya jauh lebih besar dibandingkan dengan trakeida. Trakea
membentuk pembuluh yang panjang, dan karenanya trakea menjadi unsur
pengangkut air yang utama pada batang dikotil.
Berdasar cara penebalan dinding selnya, sel-sel trakeal dibedakan menjadi
beberapa tipe. Sel trakeal cincin berpenebalan bentuk cincin, sedangkan sel
trakeal spiral berpenebalan spiral. Sel trakeal bernoktah mempunyai dinding yang
berpenebalan merata kecuali di tempat-tempat yang tipis dalam bentuk noktah.
Apabila penebalan dinding memperlihatkan seperti anak tangga maka trakea itu
disebut skalariform. Protoxilem umumnya tersusun dari trakea cincin dan spiral
serta parenkima, sedangkan unsur-unsur trakeal xilem sekunder adalah trakea
bernoktah.
Serabut kayu adalah sel mati berujung runcing, ramping dan panjang dengan
dinding sangat tebal namun bernoktah kecil hanya sedikit. Serabut kayu berfungsi
sebagai sel penguat. Trakeida yang mempunyai struktur mendekati yang dimiliki
serabut kayu disebut trakeida serabut. Sel-sel parenkima di dalam xilem disebut
parenkima kayu. Parenkima kayu berfungsi terutama untuk penyimpanan
makanan.
2) Floem
Floem primer batang dikotil terdiri dari tiga tipe sel, yaitu buluh tapis, sel
pengiring dan parenkim floem. Buluh tapis tersusun dari sel-sel memanjang
berdinding tipis yang teratur dalam deret vertikal. Buluh tapis berfungsi terutama
untuk pengangkutan makanan. Sel pengiring adalah sel-sel kecil yang melekat
pada buluh tapis.floem mengadung sel parenkim yang strukturnya sama dengan
sel-sel parenkima lainnya. Parenkima tak dikenal sebagai parenkim floem.
berkembang baik.
g. Berkas vaskular biasanya berbangun oval.
h. Floem hanya tersusun dari buluh tapis dan sel pengiring.
i. Empulur tidak dapat ditentukan.
j. Biasanya mempunyai hipodermis yang sklerenkimatis.
k. Biasanya tidak ada trikoma.
C. PERTUMBUHAN SEKUNDER BATANG DIKOTIL
Tubuh primer tumbuhan berkembang dari meristem apikal. Pada tumbuhan
monokotil dan tumbuhan paku, tubuh tumbuhan primer telah terbentuk lengkap.
Sebaliknya, pada tumbuhan dikotil jaringan permanen primer membuat bagianbagian fundamental tumbuhan dan pertumbuhan berikutnya dilaksanakan melalui
aktivitas kambium, yang diebut pertumbuhan sekunder. Jaringan yang terbentuk
selama pertumbuhan sekunder diebut jaringan sekunder yang dibedakan menjadi
2 tipe yaitu jaringan vaskular yang berkembang dari kambium, dan jaringan gabus
serta feloderma yang dibentuk oleh felogen atau kambium gabus.
Proses pertumbuhan sekunder pada batang dikotil adalah sebgai berikut :
1. Kambium
Berkas vaskular batang dikotilbiasanya kolateral terbuka tersusun teratur dalam
lingkaran. Berkas vaskular mengandung kambium fasikular, yaitu kambium yng
berda di dalam berkas vaskular (fescicle = berkas). Setelah diferensiasi xilem
pertama dan floem pertama berlangsung, sel-sel jejari empulur yang terletak
diantara tepi-tepi kambium fasikular membelah sedemikian dan membentuk
selapis kambium melintasi jejari empulur. Kambium yang baru terbentuk ini
berhubungan dengan kambium fasikular yang berada di dalam berkas vaskular,
dengan demikian terbentuklah lingkaran kambium penuh. Kambium interfasikular
yaitu kambium diantara dua berkas vaskular.
Lapisan kambium pada dasarnya terdiri dari satu lapis sel yang membelah
dengan bidang belahan sejajar dengan epidermis. Sel-sel kambium terus menerus
membelah menghasilkan jaringan sekunder di kedua sisinya. Dengan cara ini, selsel baru ditambahkan pada xilem dan floem, dan berkas vaskular meningkat
ukurannya.
Xilem sekunder (musim semi), 17. Xilem primer, 18. Empulur (Sumber: Pandey,
1980).
c. Tilosis
Pada beberapa tumbuhan, dinding buluh xilem menghasilkan suatu tonjolan
mirip balon ke dalam lumen buluhnya, yang disebut tilosis. Umumnya struktur ini
dibentuk dalam xilem sekunder, tetapi mungkin juga terjadi pada buluh xilem
primer. Tilosis dibentuk oleh pembengkakan membran noktah dari noktah
setengah halaman yang ada di antara sel parenkima, sel buluh, atau trakeid.
Jumlahnya biasanya cukup banyak, sehingga rongga buluh hampir tertutup.
Pada tilosis yang sudah berkembang penuh, kadang-kadang ditemukan butir
amilum, gom resin, dan substansi lain tetapi sangat jarang. Dinding tilosis
mungkin tetap tipis dan seperti membran atau jarang menjadi tebal bahkan
berlignin.
Tilosis biasanya ditemukan pada beberapa suku Angiospermae. Pada beberapa
tumbuhan, perkembangan tilosis berlangsung jika ada luka. Tilosis mungkin ada
di bagian lacak dalam daun sesudah daun gugur, yang demikian ini jarang terjadi,
tilosis ini mempunyai bentuk dan ukuran yang tidak teratur.
Daerah tengah dari pepohnan tua yang dibentuk lebih awal, diisi oleh tannin,
resin, gom dan bahan lain yang membuat keras dan tahan lama disebut kayu
keras atau duramen. bagian ini tampak hitam karena adanya berbagai bahan di
dalamnya. Fungsi dari kayu keras (klika) tidak lama sebagai penyalur, ia hanya
memberikan penunjang mekanik terhadap batang.
Potentilla, sel jejari parenkimatis dengsn protoplasma yang aktif, tetapi setelah tua
menjadi sklereida.
Tipe berkas khusus sel jejari disebut sel albuminous yang ditemukan pada
Gymnospermae. Sel albuminous ditemukan pada ujung atas dan bawah jejari
floem. Sel albuminous berbeda secara structural dan fugsional dengan sel jari-jari
yang biasa. Diduga sel albuminous berfungsi seperti sel pengiring pada
Angiospermae.
b. Lingkaran Musim dalam Floem Sekunder
Jaringa floem sekunder biasanya tersusun dalam pita tangensia yang nyata.
Lapisan jaringan ini terlihat memiliki lingkaran tahun tetapi lingkaran yan g mirip
pita ini tidak memiliki batas musim tertentu seperti pada xilem sekunder, karena
di situ tidak terdapat batas yang jelas antara sel floem yang dibentuk pada awal
dan akhir pertumbuhan. Pembentukan pita sklerenkima musiman mungkin ada,
tetapi tidak konstan sifatnya. Pada tumbuhan tropika lapisan floem dan xilem baru
dibentuk setiap periode pertumbuhan baru.
c. Manfaat Ekonomi
Floem sekunder berbagai pepohonan dan semak dari Malvaceae, Tiliaceae,
Moraceae menyediakan serabut halus (bast fibers) untuk keperluan ekonomi.
Kain tapa yang berasal dari kepulauan Pasifik terutama terbuat dari serabut
floem. Tannin yang diperoleh dari floem sekunder berbagai tumbuhan digunakan
untuk penyediaan bumbu dan obat-obatan. Saluran sekretorik yang berlimpah
ditemukan pada floem sekunder sel resinnya mempunyai nilai ekonomi seperti
karet yang didapat dari lateks Hevea brasilensis dan resin dari berbagai tipe
Gymnospermae.
e. PERTUMBUHAN SEKUNDER TUMBUHAN MONOKOTIL
Umumnya berkas vaskuler tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium,
dan karena itu tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Akan tetapi pertumbuhan
sekunder tejadi pada beberapa tumbuhan monokoti (missal Dracaena, Yucca,
Sanseviera, Xanthorrhoea). Pada tumbuhan tersebut pertumbuhan sekunder
terjadi melalui penambahan silinder berkas-berkas baru yang terbenam dalam
jaringan yang kurang terspesialisasi. Di sini lapisan kambium dibentuk dari
parenkima meristematik pada perisikel atau pada sel-sel korteks terdalam. Pada
akar beberapa tumbuhan, kambium tipe ini timbul pada endodermis. Inisial
kambium ini mungkin polygonal, empat persegi panjang atau fusiform tergantung
pada jenis tumbuhannya. Inisial tersebut terdapat dalam deretan-deretan yang
membentuk barisan kambium.
f. PERBEDAAN BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL
Antara batang dikotil dan monokotil dapat ditemukan perbedaan-perbedaan.
Tabel Perbedaan Struktur Batang Dikotil dan Monokotil
No
1.
2.
Bagian
Hipodermis
Korteks
Batang Dikotil
Kolenkima
Beberapa lapisan parenkima
Batang Monokotil
Sklerenkima
Parenkima
bersinambungan sampai
bagian pusat. Biasanya
3.
Endodermis
4.
Perisikel
bergelombang
Parenkima dan sklerenkima
Tidak terdiferensiasi
5.
Jari-jari empulur
Silinder pusat
berkas vaskuler
Silinder sentral terdiri atas
Berkas pengangkut
parenkima
a. Kolateral terbuka atau
6.
7.
bikolateral
b. Tersusun dalam
c.
d.
e.
f.
lingkaran
Ukuran seragam
Ada parenkima floem
Berbentuk bagi
Tidak ada sarung berkas
vaskuler
a. Kolateral tertutup
b. Tersebar
c. Lebih tengah lebih
besar
d. Tidak ada parenkima
floem
e. Jorong (oval)
f. Sarung berkas
pengangkut nyata
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
herba
seperti
Mirabilis
dan
trakea tidak ada dalam xilemnya. Hal semacam itu misalnya pada Crimys,
Trochodendron, Hydrilla dan Ceratophyllum.
3. Kehadiran Berkas floem dan xilem yang ekslusif
Berkas vaskular dalam bentuk lingkaran adalah tampilan pada tumbuhan
dikotil. Namun pada tumbuhan dikotil tertentu, berkas vaskular pada batang
tersebar, hal seperti ini anomal, misalnya Peperomia, Piper dan Nymphaea.
4. Kehadiran berkas floem dan xilem yang ekslusif
Pada tumbuhan tertentu ditemukan berkas floem saja yang berada di antara
berkas vaskular lainnya yang kolateral, misalnya Cuscuta. Selain ini ada juga
tumbuhan yang mempunyai berkas xilem saja selain berkas vaskular kolateral
yang normal, misalnya Paeonia.
5. Kehadiran berkas vaskular medular
Pada banyak tumbuhan dikotil, selain berkas vaskular normal teratur dalam
lingkaran, juga terdapat berkas medular. Berkas medular ini mungkin tersebar atau
teratur dalam lingkaran. Pada umumnya berkas medular ialah primer dan
terbentuk secara normal. Pada Piper betle. Berkas medular banyak dan tersebar di
dalam empulur. Pada Piper excelsum,berkas medular teratur dalam lingkaran.
Pada Boungainvillea dan Mirabilis terdapat dua berkas medular besar di pusat
yang dikelilingi oleh berkas- berkas yang lebih kecil.
6. Kehadiran berkas vaskular korteks
Pada beberapa tumbuhan dikotil, lingkaran berkas vaskular terdapat di dalam
korteks, berkas- berkas ini disebut sebagai berkas korteks atau diinterprestasikan
sebagi lacak daun. Pada batang Nyctanthes arbortristis ( Oleaceae) disamoing
berkas vaskular normal dalam bentuk lingkaran di daerah pusat, ada empat berkas
vaskular yang berorientasi terbalik, yaitu xilem terletak lebih luar d bandingkan
floem di empat rusuk batangnya. Berkas korteks ini kolateral terbuka.
7. Kehadiran floem Intersilar
Floem intersilar disebut juga sebagai floem dlam, tampil dalam bentuk benangbenang atau sabuk bersinambungan disekelilingi empulur. Asal usul floem dalam
(intersilar) pada sebagian besar tumbuhan adalah primer. Sel sel floem dalam
seperti yang terdapat pada floem luar kecuali bahwa serabut sdikit atau kerdil, dal
buluh tapis serta sel pengiring muncul dalam kelompok kecil, dikelilingi
parenkima.
Floem dalam berkembang setelah perkembangan floem primer luar. Berkas
vaskkular disebut bikolateral, karena kehadiran floem dalam (intersilar). Floem
dalam terdapat pada 28 suku tumbuhan dikotil, nama suku penting diantaranya
ialah Asclepindaceae, Convolvulceae, Punicaceae, Loganiaceae, Solanaceae dan
lain-lain.
8. Berkas vaskular tersusun sebagai lingkaran pada tumbuhan monokotil
Umumnya irisan melintang batang tumbuhan monokotil memperlihatkan
banyak berkas vaskular yang tersebar. Namun pada Tamus communis
( Dioscoreaceae), berkas vaskular teratur dalam lingkaran yang mengelilingi
empulur luar. Pada beberapa tumbuhan monokotil yang bagian pusat batangnya
berlubang, berkas- berkas juga teratur dalam lingkaran ( misal : Oryza sativa )
9. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil
Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan herba dan tumbuhan berbagi
Liliflorae ( isal Agave, Aloe, Yucca, Dracaena ) dan tumbuhan monokotil lainnya
( misalnya palem ). Kambium berfungsi sebagai pada bagian sumbu yang telah
selesai pertumbuhan memanjangnya. Kambium ini muncul dalam parenkima yang
berada di luar berkas- berkas vskular. Bagian sumbu tempat pemunculan
kambium ini kadang disebut korteks dan kadang- kadang disebut persikel.
Pada Dracaena, kambium muncul diparenkima yang berada di sebelah luar
berkas- berkas pengangkut terluar yaitu di daerah yang disebut korteks atau
sebagai perisikel. Kambium ke arah dalam membentuk jaringan yang biasanya
berdiferensiasi menjadi berkas berkas vaskular yang tetap terpisahkan antara
yang satu dengan yang lainnya oleh jaringan berlignin. Pada palem batangnya
menglami penambahan ukuran keliling buakn oleh aktivitas kambium, melainkan
penebalan ukuran tersebut akibat sel- sel parenkima pusat dan serabut luar pada
selubung berkas vaskular yang belum terdiferensiasi penuh melanjtkan
pembelahan, dan penambahan secara berangsur ukuran sel- sel dan ruang antar sel
jaringan dasar (parenkima) serabut.
h. ANATOMI BATANG TUMBUHAN BIJI TERBUKA
Batang Pinus digunakan sebagai contoh dalam bahsan batang tumbuhan yang
mempunyai korteks. Pada tingkat primer, batang mempunyai berkas- berkas
vaskular yang terpisah pisah oleh daerah interfasikular yang relatif sempit.
Kambium vaskular yang terdiri ari bagian- bagian fasikular dan intervasikular
membbangin silinder xilem sekunder ddan floem sekunder. Xilem primer berkas
berkas vaskular awl dapat ditemukan dekat dengan empulur, sedangkan floem
primer hilang. Endodermis tidak jelas, sedangkan pada daerah perisikel tidak
ditemukan serabut sklerenkim. Xilem terdiri atas trakeida dengan penebalan
cincin dan spiral. Metaxilem terutama terdiri atas trakeida yang tersusun radial
dengan noktah ladam terutama pada dinding radial.