Tinea Kruris
Tinea Kruris
Tinea Kruris
Oleh:
Dasheni Sathivel
1102005217
Pembimbing:
dr.Indah, Sp.KK
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Ketiga genus jamur ini bersifat mencerna keratin atau zat tanduk yang
merupakan jaringan mati dalam epidermis (Tinea corporis, Tinea cruris,
Tinea manus et pedis), rambut (Tinea kapitis), kuku (Tinea unguinum).
TINJAUN PUSTAKA
2.4 Gejala
Secara subyektif, penderita dengan Tinea cruris dan Tinea corporis mengeluh gatal
yang kadang-kadang meningkat waktu berkeringat.
2.5.1 Gambaran Klinis Tinea Cruris
Kelainan kulit yang tampak pada Tinea cruris pada lipat paha merupakan lesi
berbatas tegas yang bilateral pada lipat paha kiri dan kanan, dapat bersifat akut atau
menahun.
Mula-mula sebagai bercak eritema yang gatal, lama kelamaan meluas secara
sentrifugal dan membentuk bangun setengah bulan dengan batas tegas, yang dapat
meliputi skrotum, pubis, gluteal, bahkan sampai paha, bokong dan perut bawah.
Tepi lesi aktif (peradangan pada tepi lebih nyata daripada daerah tengahnya),
bentuk polimorf, ditutupi skuama dan kadang-kadang dengan banyak papul maupun
vesikel di sekelilingnya.
Bila penyakit ini menjadi menahun (kronis), dapat berupa bercak hitam disertai
sedikit skuama.
Erosi dan ekskoriasi, keluarnya cairan serum maupun darah, biasanya akibat
garukan maupun pengobatan yang diberikan.
Keluhan sering bertambah sewaktu tidur sehingga digaruk-garuk dan timbul erosi
dan infeksi sekunder.
2.6 Diagnosis
Cara mendiagnosis Tinea cruris maupun Tinea corporis adalah sama. Dari
anamnesis, gambaran klinis dan lokalisasinya, tidak sulit untuk mendiagnosis.
Yang dianggap paling baik pada waktu ini adalah medium agar dekstrosa
Sabouraud.
Pengobatan
a. Pengobatan topikal 3
-Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan asam benzoat (6-12%) dalam
bentuk salep ( Salep Whitfield).
-Kombinasi asam salisilat dan sulfur presipitatum dalam bentuk salep
(salep 2-4, salep 3-10).
-Derivat azol : ketokonazol, mikonazol 2%, klotrimasol 1%, sangat
berguna terhadap kasus-kasus yang diragukan penyebabnya
dermatofita atau candida.
b. Pengobatan sistemik 2,5,6
-Griseofulvin 500 mg sehari untuk dewasa selama 3 minggu,
sedangkan dosis untuk anak-anak adalah 10-25 mg/kgBB sehari untuk
anak antara 15 sampai 25 kg berat badan, sedangkan untuk anak
dengan berat badan lebih dari 25 kg dapat diberikan antara 125/250 mg
per hari.
-Ketokonazol 200 mg sehari untuk dewasa atau 3-6 mg/kgBB sehari
untuk anak-anak lebih dari 2 tahun.
-Antibiotika diberikan bila terdapat infeksi sekunder.
2.9 Pencegahan
LAPORAN KASUS
Nama
: IGG
Umur
: 74 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat
: Tabanan
Suku : Bali
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Hindu
Tanggal Pemeriksaan : 14 Disember 2015
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Gatal di pinggang bagian kanan dan kiri, lipat paha kanan dan kiri dan regio gluteal
sekitar anus
Perjalananan Penyakit
Penderita mengeluh gatal pada pelipatan paha kanan dan kiri sejak satu bulan
yang lalu, yang semakin berat jika terkena keringat. Pada awalnya di pelipatan paha
muncul bintik kecil merah yang makin lama makin melebar hingga mencapai
pinggang kanan dan kiri dan regio gluteal sekitar anus.Pasien kemudian ke puskesmas
dan dirujuk ke RSUD Tabanan.
Riwayat Pengobatan
Penderita sudah pernah berobat sebelumnya dengan menggunakan
obat yang diberikan oleh dokter di puskesmas, namun keluhan
tidak berkurang
Riwayat Penyakit Terdahulu
Penderita tidak pernah mengalami penyakit yang sama
sebelumnya.
Riwayat Penyakit dalam keluarga
Gambar Lesi
3.6 Resume
Penderita laki-laki, 74 tahun, Bali, Hindu, mengeluh gatal yang bila
terkena keringat gatal yang muncul makin hebat, terlokalisir pada
pinggang kanan dan kiri, pelipatan paha kanan dan kiri dan pada regio
gluteal sejak 1 bulan yang lalu. Pada awalnya pada pelipatan paha dan
kiri muncul bintik kecil merah yang makin lama makin besar dan meluas
ke pinggang dan gluteal, .Penderita sudah dapat berobat sebelumnya
dengan menggunakan obat dari dokter dan keluhan tidak berkurang
Status Dermatologi
Lokasi
3.8 Penatalaksanaan
: Asam salisilat 3%
Topikal
Asam benzoat 6%
Mycosid 15 gram
Vaseline album ad 30 gram
Kombinasi dari obat-obatan tersebut diatas digunakan selama 2 minggu
Sistemik
: Fungoral yang mengandung ketokonazol 1x200 mg
selama 2 minggu
KIE untuk penderita :
1.Menghindari penggunaan pakaian yang panas (karet, nylon), disarankan
untuk memakai pakaian yang menyerap keringat.
2.Menghindari berkeringat yang berlebihan.
3.Meningkatkan kebersihan diri dan lingkungan.
4.Memperbaiki status gizi dalam makanan.
5.Memperbaiki ventilasi rumah.
6.Kontrol setelah 2 minggu.
3.9 Prognosis
PEMBAHASAN
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa penderita mengeluh gatal pada pinggang
kanan dan kiri, lipat paha kanan dan kiri, daerah gluteal sekitar anus, sejak 1
bulan yang lalu.
Awalnya berupa bintik kecil yang muncul pada lipat paha, makin lama makin
besar, dimana rasa gatal tersebut bertambah hebat apabila penderita berkeringat.
Keluhan gatal ini merupakan keluhan utama yang diakibatkan oleh infeksi jamur
khususnya dermatofitosis, dimana Tinea cruris dan corporis termasuk
didalamnya.
Pada pasien ini, lesi diawali dengan bintik eritema kecil yang semakin lama
semakin membesar dan meluas, memberikan gambaran klinis yang khas untuk
infeksi Tinea cruris dan corporis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di daerah lipat paha, daerah gluteal sekitar
anus lebih khususnya dengan memperhatikan sifat lesi yang ada didapatkan
efloresensi berupa patch eritema, bentuk geografikal dengan ukuran seluas lipatan
paha, sekitar anus dan daerah gluteal, batas tegas, tampak central healing dan tepi
lesi aktif dengan papul-papul eritema diatasnya, disertai skuama putih tipis.
Bentuk dan sifat lesi ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa Tinea
cruris memiliki bentuk lesi berupa lesi berbatas tegas yang bilateral pada lipat
paha kiri dan kanan.
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam pengobatan Tinea cruris dan corporis, selain pengobatan secara
farmakologis, juga penting adanya KIE terhadap pasien dan keluarganya
terutama mengenai higiene perorangan, termasuk juga disiplin dalam
menjalani pengobatan.
TERIMA KASIH