Diktat Pancasila Bab IV Undang Bu Dina PDF
Diktat Pancasila Bab IV Undang Bu Dina PDF
Diktat Pancasila Bab IV Undang Bu Dina PDF
e. menjadi dasar dan sumber hukum bagi peraturan hukum dan peraturan
perundangan dibawahnya.
Kedua hukum dasar tidak tertulis atau konstitusi tidak tertulis, yaitu
konvensi ketatanegaraan atau kebiasan ketatanegaraan. Konversi merupakan aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaran negara. Hukum
dasar tidak tertulis dapat timbul dalam praktek penyelenggaran negara meskipun
tidak dalam bentuk tertulis contohnya adalah naskah pidato Presiden tiap tanggal
16 Agustus menjelang pelaksanaan perayaaan hari kemerdekaan Indonesia.
Sifat hukum dasar tidak tertulis adalah :
a. tidak bertentangan dengan isi, arti, dan maksud hukum dasar tertulis,
b. melengkapi, mengisi kekosongan ketentuan yang tidak diatur secara jelas dalam
hukum dasar tertulis,
c. memantapkan pelaksanaan hukum dasar tertulis,
d. terjadi berulangkali dan dapat diterima oleh masyarakat,
e. hanya terjadi pada tingkat nasional,
f. merupakan aturan dasar sebagai komplementasi bagi Undang-Undang Dasar.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar 1945 adalah suatu hukum dasar tertulis atau
konstitusi negara yang mejadi dasar dan sumber dari peraturan-peraturan lain atau
perundang-udangan lain yng berlaku di wilayah negara kesatuan Republik
Indonesia. Undang- Undang Dasar 1945 merupakan sebuah naskah yang meliputi :
a. pembukaan, yang terdiri dari 4 alinea; batang tubuh, yang terdiri atas 16 Bab, 37
pasal, 4 pasal Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan dan penjelasan,
yang terdiri dari penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.
b. ditetapkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945,
c. diundangkan dalam berita RI tahun II nomor 7 tanggal 15 Februari 1946.
Dinamakan Undang-Undang Dasar 1945 karena Undang-undang Dasar tersebut
disusun dan ditetapkan pada tahun 1945. Undang-Undang Dasar lain yang pernah
dimiliki dan digunakan oleh bangsa Indonesia adalah: 1) Undang-Undang Dasar 1949
Konstitusi RIS 1949); 2) Undang-Undang Dasar 1950 (UUDS 1950). UUD 1945
bukanlah hukum biasa, malainkan hukum dasar. Sebagai hukum dasar maka UUD
berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh khikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat sifat-sifat fundamental dan
asasi bagi negara yang pada hakikatnya mempunyai kedudukan tetap dan tidak dapat
dirubah. Sesuai yang ditetapkan oleh MPR/MPRS dalam ketetapan No.
XX/MPRS/1966 yang menerima baik Memorandum DPR-GR tanggal 9 Juni 1966
(Jo. Tap No. V/MPR/1973 yang menyatakan:
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan Kemerdekaan yang
terinci yang mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 dan yang memuat Pancasila sebagai Dasar Falsafah Negara,
merupakan satu rangkaian dengan Proklamsi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan
oleh karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilu
yang berdasarkan Pasal 3 dan Pasal 37 Undang-Undang Dasar 1945, karena
mengubah isi Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 berarti sama halnya
pembubaran negara.
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
baik secara formal maupun material didak dapat diubah. Secara material memuat
Pancasila Dasar Falsafah Negara Indonesia, oleh karenanya terlekat pada
kelangsungan hidup negara Proklamasi 17 Agustus 1945 yang hanya satu kali terjadi
dan merupakan fakta sejarah yang tidak dapat terulang kembali.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental berisi:
a. Dasar tujuan negara baik tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umum terdapat dalam ... ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Tujuan umum
menyangkut hubungan antar bangsa (pergaulan masyarakat internasionl)
Tujuan umum inilah yang merupakan dasar politik luar negeri Indonesia yang
bebas dan aktif. Tujuan khusus ada dalam ........melindungi segenap bangsa
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum mencerdaskan kehidupan bangsa........ Tujuan ini meliputi tujuan
nasional yaitu sebagai tujuan bersama bangsa Indonesia dalam membntuk
negara untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, material
spiritual.
b. Ketentuan diadakannya Undang Undang Dasar Negara. Pernyataan tersebut
tersimpul dalam kalimat ...........maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Negara Indonesia. Hal ini
merupakan suatu ketentuan bahwa negara Indonesia harus berdasarkan pada
suatu Undang-Undang Dasar dan merupakan suatu dasar yuridis formal
bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.
c. Bentuk Negara
Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: ...yang terbentuk dalam suatu
susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
d. Dasar filsafat negara (asas kerohanian negara)
Pernyataan ini tersimpul dalam kalimat: ... dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan demikian isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah empat
alinea yang intinya berisi:
1.
Alinea Pertama
Pernyataan bahwa hak moral bangsa Indonesia dituntut melalui Hukum Etis yang
dapat dilihat pada:
a. pasal 1 ayat 1,
b. pasal 26 ayat 1
c. pasal 27 ayat 1 dan 2
d. pasal 35
e. pasal 36
2. Alinea Kedua.
Pernyataan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah sampai titik penentuan
(kristalisasi). Pokok pikiran kedua terwujud dalam:
a. pasal 27 ayat 1 dan 2
b. pasal 28
c. pasal 29 ayat 2
d. pasal 31 ayat 1 dan 2
3. Alinea Ketiga
Pernyataan bahwa bangsa Indonesia mulai hidup luhur, yang diwujudkan dalam:
a. pasal 1 ayat 2
b. pasal 2 ayat 1
c. pasal 3
d. pasal 5 ayat 1
e. pasal 6 ayat 2
f. pasal 9
g. pasal 11
h. pasal 20 ayat 1 dan 2
i. pasal 21 ayat 1, 2 dan 3
4. Alinea keempat
Pernyataan bahwa bangsa Indonesia telah terbentuk sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan mempunyai dasar negara, tujuan negara dan azaz
rohani negara, yang diwujudkan dalam:
a. pasal 9
b. pasal 29 ayat 1 dan 2
Dasar negara adalah Pancasila dan tujuan negara meliputi:
Tujuan Nasional:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
Tujuan Internasional:
1. Menciptakan perdamaian dunia
2. Ikut melaksanakan ketertiban dunia
Asas Rokhani bangsa adalah Pancasil
c. Adanya kesatuan daerah, peraturan hukum itu terpenuhi oleh kalimat seluruh
tumpah darah Indonesia (alinea 4)
d. Adanya kesatuan waktu, yaitu berlakunya seluruh hukum.
Hal ini terpenuhi dalam kalimat: ... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia. Hal ini
menunjukkan saat mulai berdirinya Negara Republik Indonesia yang disertai dengan
suatu tertib hukum sampai seterusnya selama berlangsungnya hidup negara Republik
Indonesia. Dengan demikian seluruh peraturan hukum yang ada di wilayah negara RI
berlaku sejak saat ditetapkannya.
Pembukaan UUD 1945 secara formal disyahkan pada tanggal 18 Agustus
1945 telah memenuhi syarat sebagai suatu tertib negara. Oleh karena kedudukannya
yang demikian penting inilah maka Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara
hukum tidak dapat diubah. Hal ini sesuai dengan Ketetapan No. XX/MPRS/1966
yang ditegaskan dalam Ketetapan No. V/MPR/1977, Ketetapan No.IX/MPR/1978,
serta ketetapan No. II/MPR/1983.
D. Isi Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea atau bagian yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1.
Alinea Pertama
Alinea pertama, hak atas kemerdekaan yang dimaksud adalah hak segala
bangsa untuk memperoleh kemerdekaan. Ada dan berlakunya hak kemerdekaan
sejalan dengan tuntutan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Kata sesungguhnya disini tidak hanya dalam arti keadaan realitasnya
tetapi lebih bersifat imperatif, yaitu mutlak demikian jikan tidak maka akan
bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dua unsur nilai
tersebut merupakan unsur mutlak bagi terjaminnya nilai-nilai tertinggi
kehidupan manusia dan kemanusiaan. Dengan demikian berarti bahwa setiap
bangsa mempunyai hak mutlak untuk merdeka, karena sifatnya mutlak menjadi
hak kodrat setiap bangsa.
Pengingkaran terhadap hak kodrat dalam berbagai bentuk dan manifestasinya harus lenyap dari muka bumi, sama halnya dengan penjajahan oleh suatu
perbedaan
dari
pembukaan
merupakan
penolakan
terhadap
Alinea Kedua
Alinea kedua mengandung pernyataan tentang berhasilnya perjuangan
pergerakan kemerdekaan Rakyat Indonesia. Dua hal penting yang perlu
mendapat perhatian, yaitu
a. Bahwa penjajah tidak memenuhi kewajiban kodrat dan kewajiban moril
b. Negara yang dicita-citakan
Pertama, setelah ternyata pihak penjajah (Belanda dan Jepang) tidak
memenuhi kewajiban kodrat dan kewajiban morilnya, terpaksa bangsa
Indonesia berjuang menentukan nasibnya sendiri dengan kekuatan sendiri untuk
merdeka. Dan ternyata berhasil.
10
(mengikuti
aliran
pengertian
Negara
Persatuan
atau
11
a. Negara sungguh bebas baik di dalam negeri sendiri maupun terhadap negaranegara lain, berdiri pribadi dengan menguasai seluruh dirinya sendiri.
b. Negara berdasarkan persatuan, baik dalam bentuknya maupun dalam keutuhan
bangsa , yaitu meliputi seluruh bangsa dalam batas-batas daerah negara, didukung
oleh seluruh rakyat dan memelihara kepentingan seluruh rakyat dalam pertalian
kekeluargaan atau kerjasama, gotong royong, dengan berdasar atas sifat manusia
sebagai mahkluk individu dan makhluk sosial atau kedua-duanya.
c. Negara berpedoman dan melaksanakan keadilan dalam seluruh lingkungan dan
tugas negara baik di dalam negara maupun terhadap dunia luar.
d. Negara menjadi tempat hidup bagi seluruh rakyat, yaitu bahwa tiap-tiap orang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang ketubuhan maupun yang
kerokhanian, layak bagi kemanusiaan.
3.
Alinea Ketiga
Pada alinea ketiga Pembukaan UUD 1945, pernyataan kemerdekaan oleh
rakyat Indonesia mengingatkan kembali pada Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 sehari sebelum Pembukaan ditetapkan. Alinea ketiga Pembukaan
tidak lepas dari ikatan dengan alinea 1 dan alinea 2, bahwa perjuangan bangsa
Indonesia dalam membela tegaknya dan hak kodrat serta hak moral sebagai satu
bangsa atas kemerdekaan. Alinea ketiga memberi penjelasan proses perjuangan
bangsa Indonesia sampai terwujudnya negara indonesia merdeka. Jadi ada
penjelasan kenapa kita merdeka tetapi juga menegaskan bahwa kemerdekaan itu
adalah hak kodrat dan hak moral bangsa Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Atas berkat rahmat Allah, mewujudkan suatu pengikraran dasar keyakinan
hidup religius yang mendalam bangsa Indonesia. Tercapainya kemerdekaan
bukan semata-mata hasil usaha manusia, melainkan karunia Tuhan Ynag Maha
Esa.
Dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, mempunyai makna untuk mewujudkan keyakinan
terhadap azas moral yang tinggi dan cita-cita mencapai kemakmuran berdasar
12
melaksanakan
ketertiban
dunia
berdasarkan
kemerdekaan,
dalam
permusyawatan/perwakilan,
serta
dengan
13
14
4. Negara berdasar atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
Oleh karena itu Undang-Undang Dasar harus mengandung isi yang
mewajibkan pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara, untuk memelihara budi
pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur. Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana
15
pembukaan..
Dapat
disimpulkan
Pembukaan
UUD
1945
16
kembali
pernyataan
kemerdekaan
dalam
bagian
ketiga,
17
Dengan demikian sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
adalah:
Pertama: Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17
Agustus 1945, yaitu menegakkan hak kodrat dan hak moril setiap bangsa akan
kemerdekaan, dan demi inilah bangsa Indonesia berjuang terus menerus sampai
akhirnya dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaannya (bagian 3 dan 4 Pembukaan UUD 1945).
Kedua: Memberikan pertanggungjawaban atas penegasan
terhadap
18
pertama
Proklamasi
memperoleh
penjelasan,
penegasan
dan
Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945, dan sejak saat itu
UUD 1945 mulai diberlakukan sebagai UUD RI. Dalam gerak pelaksanaannya UUD
1945 mengalami beberapa masa, yakni masa awal kemerdekaan, masa orde lama,
masa orde baru, dan orde reformasi.
Undang-undang dasar 1945 pernah tidak digunakan sebagai UUD negara
karena:
19
berkedudukan di Yogyakarta,
b. penggunaan Undang-Undang Sementara 1950 ( UUDS 1950) antara 17 Agustus
1950-5 Juli 1959.
1. Masa Awal Kemerdekaan (18 Agustus 1945-27 Desember 1949)
Masa awal kemerdekaan adalah masa dimana negara Republik Indonesia baru
berdiri. Sebagai negara yang masih baru banyak sekali mendapat tantangan,
hambatan, dan ancaman baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Hambatan
dan ancaman antara lain :
a. Kolonialis Belanda ingin menjajah kembali Indonesia (agresi militer Belanda 1
dan 2),
b. Berbagai
upaya
dan
perjuangan
bangsa
Indonesia
dicurahkan
untuk
mempertahankan kemerdekaan,
c. Adanya pertentangan idiologis yang menimbulkan berbagai pergolakan dan
pemberontakan. pemberontakan PKI Madiun 1948, PRRI Permesta dan DITII
Pada masa awal kemerdekan UUD 1945 yang disyahkan PPKI pada
tanggal 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 belum dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Selain itu juga banyak terjadi penyimpangan dari UUD
1945 tersebut.
20
Konstituante
21
dengan catatan
bahwa sampai bulan Februari 1959 telah menghasilkan butir-butir materi yang akan
disusun menjadi materi Undang-Undang Dasar Negara (Marsono, 2000:8).
Badan Konstituante mulai bekerja menyusun UUD, tetapi gagal mencapai kata
sepakat untuk membuat UUD yang baru. Maka keluarlah dekrit Presiden 5 Juli 1959
yang isinya:
1. Menetapkan perubahan konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali mulai saat tanggal Dekrit dan
menyatakan tidak berlakunya UUDS 1950
3. Pembentukan MPRS
4. Masa Orde Lama
Sejak dekrit Presiden 5 Juli 1945 negara Indonesia kembali ke UUD 1945.
Masa itu yang disebut masa ORLA banyak pula terjadi penyimpangan-penyimpangan
dan sistem pemerintahan tidak dijalankan sesuai UUD 1945.
Orde lama dalah satu orde atau tatanan kehidupan lama dalam penyelanggaraan
kehidupan bernegara di Indonesia. Masa sebelum G 30 S PKI yaitu antara tanggal 5
Juli 1959 sampai dengan 11 Maret 1966. Saat itu UUD 1945 tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya, bahkan banyak terjadi penyimpangan dan penyelewengan
antara lain :
a. Dibidang ideologi, yaitu konsepsi Pancasila diperas dan diputar balikkan tata
urutannya, bahkan dibelokkan menjadi konsepsi Nasakom (Nasionalisme, Agama,
dan Komunis).
b. Penyimpangan dibidang demokrasi yaitu diciptakannya demokrasi terpimpin,
yaitu demokrasi dimana kekuasaan berpusat ditangan presiden, sebelumnya
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
c. Penyimpangan dibidang hukum yaitu presiden sering mengeluarkan produk
hukum setingkat undang-undang tanpa persetujuan DPR dalam bentuk Penetapan
Presiden (Penpres).
d. Penyimpangan dibidang Kelembagaan Negara, yaitu pimpinan MPRS dan DPR
diangkat menjadi menteri yaitu sebagai pembantu presiden, MPRS mengangkat
22
23
Republik Indonesia yang dikeluarkan pada tanggal 5 Juli 1966. Ketetapan lain yang
dikeluarkan MPRS antara lain:
1. Tap. No. XII/MPRS/1966 yang memerintahkan Soeharto segera membentuk
Kabinet Ampera.
2. Tap. No. XVII/MPRS/1966 yang menarik kembali pengangkatan Pemimpin Besar
Revolusi menjadi Presiden Seumur Hidup.
3. Tap. No. XXI/MPRS/1966 tentang penyederhanaan kepartaian, keormasan dan
kekaryaan.
4. Tap. No. XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran PKI
DPRGR pada bulan Februari 1967 mengeluarkan resolusi dengan meminta MPRS
mengadakan sidang istimewa pada bulan Maret 1967 untuk meminta
pertanggungjawaban presiden Soekarno. Presiden Soekarno tidak dapat
memenuhi
pertanggungjawaban
secara
konstitusional
dan
tidak
dapat
24
Setelah meninjau sejarah pertikaian antara kaum komunis (pihak kiri) dan
kaum Islam (pihak kanan) dalam spektrum politik, pemerintah ORBA menarik
kesimpulan bahwa ideologi membangkitkan gerak hati primitif dan berbahaya
yang tidak terhindarkan menuju ke konflik sosial. Kondisi tersebut dapat
membelokkan rakyat Indonesia dari persatuan yang dibutuhkan untuk meraih
kemajuan. Guna meredakan konflik ideologis maka ORBA membangun konsep
baru tentang demokrasi yang diberi nama Demokrasi Pancasila yang sebenarnya
bersifat otoriter dengan angkatan bersenjata menjadi intinya. Orde Baru bersifat
anti komunis, anti-Islamis dan mempunyai komitmen terhadap pembangunan
(Cribb, 2000: 58).
Pada masa ORBA selain kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif dan
yudikatif juga berada di bawah presiden. Pembangunan disegala bidang tetapi
prioritas tapi prioritas utama pembangunan bidang ekonomi telah menghasilkan
ketidakmerataan pendapatan. Segelintir orang Indonesia menguasai duapertiga
GNP Indonesia sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin makin
dalam. Sementara itu pemerintah dan penguasa menjalin kerjasama yang memberi
keuntungan pribadi dan keluarga pejabat. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme seolah
menjadi budaya yang wajar-wajar saja.
Pada masa ORBA
konsekuen. Murni adalah pelaksanaan UUD 1945 sesuai dengan jiwa dan
semangatnya, sesuai dengan makna dan harkat harfiah (yang tersurat). Konsekuen
adalah pelaksanaan undang-undang yang bersikap tetap pada norma-normanya,
tidak berniat untuk menyimpang, patuh atas (konsisten) dalam penerapannya.
Contoh pelaksanaan undang-undang secara murni dan konsekuen adalah:
a. Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara difungsikan sesuai UUD 1945.
b. Menyelenggarakan Pemilu tahun 1972, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
c. Melaksanakan pembangunan secara merata.
Pada kenyataanya, Orde Baru juga telah menyimpang dari perjuangan dan cita-cita
semula. Akibatnya ketika krisis moneter tahun 1977 telah membawa krisis-krisis lain
yang akhirnya membawa pada krisis kepercayaan dan krisis politik. Rakyat yang
dipelopori mahasiswa menghendaki Soeharto turun dari kekuasaannya, dan gaung
25
26
Orde Reformasi memandang sangat perlu perubahan UUD 1945 dalam bentuk
amandemen untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Amandemen UUD1945
Pada sidang MPR tahun 1999 yang membahas Amandemen I UUD 1945 telah
disepakati oleh seluruh anggota MPR hal-hal sebagai berikut: Amandemen UUD 1945
adalah perubahan atas Undang-Undang Dasar 1945, dalam hal ini yang dirubah adalah
batang tubuh (pasal-pasal)nya. Pada sidang MPR tahun 1999 yang membahas
Amandemen I UUD 1945 telah disepakati oleh seluruh anggota MPR hal-hal sebagai
berikut dengan ketentuan-ketentuan:
1. tanpa mengubah Pembukaan UUD 1945.,
2. tidak mengubah negara kesatuan RI,
3. tidak mengubah bentuk pemerintaan/kabinet Presidensiil,
4. penjelasan yg bernilai positif ditarik kedalam batang tubuh UUD 1945
5. dilakukan secara bertahap dan bersifat adindum (menambah)
Alasan Amandemen UUD 1945:
1. Alasan Historis
UUD 1945. Pada mulanya Undang-Undang Dasar 1945 disusun oleh BPUPKI
dan PPKI bersifat sementara, karena dibuat dan ditetapkan dalam keadaan dan
suasana tergesa-gesa sehingga dianggap tidak lengkap.
2. Alasan Filosofis.
Materi-materi yang terdapat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercampur
aduk berbagai gagasan yang
27
3. Alasan Teoritis.
Secara konstitusionalisme, keberadaan konstitusi suatu negara pada hakikatnya
untuk membatasi kekuasaan negara agar tidak bertindak sewenang-wenang, akan
tetapi Undang-Undang Dasar 1945 kurang menonjolkan pembatasan kekuasaan
melainkan lebih menonjolkan prinsip totaliterisme. Totaliliterisme merupakan
suatu paham yang memperbolehkan seseorang untuk menjalankan kekuasaan
tidak tak terbatas.
4. Alasan Yuridis
Sebagaimana lazimnya setiap konstitusi, maka UUD 1945 juga telah
mencamtumkan klausul perubahan UUD 1945 yang tercantum di dalam pasal 37
5. Alasan Praktis- politis
Dalam prakteknya UUD 1945 sering mengalami perubahan dan menyimpang dari
teks aslinya. Pada masa 1945-1949 dan masa 1959-1998 yang UUD 1945 tidak
membatasi kekuasaan eksekutif dan pasal-pasal yang terdapat di UUD 1945
menimbulkan multi interpretasi telah dimanipulasi oleh Soekarno maupun
Soeharto yang sangat berkuasa.
Amandemen UUD 1945 adalah wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat
sesuai dengan ketentuan UUD 1945 pasal 37 (sebelum amandemen) dengan syarat
sebagai berikut:
1. Untuk perubahan pasal-pasal Undang Undang Dasar dapat diagendakan dalam
sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurangkurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat.
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang Undang Dasar diajukan secara tertulis
dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta
alasannya.
3. Untuk
mengubah
pasal-pasal
Undang
Undang
Dasar
Sinag
Majelis
28
Menambah atau mengurangi redaksi dan/atau isi dari UUD 1945 menjadi lain
dari semula,
2.
Mengubah seluruh atau sebagian reaksi dan/atau isi dari UUD 1945 yang sudah
tidak sesuai dengan zaman atau semangat reformasi.
3.
29
6. Kementerian negara
7. Perjanjian internasional melibatkan DPR
8. Pemilihan Umum, DPR dan DPD
9. APBN dan APBD
10. Pajak dan pungutan lain
11. Kewenangan BPK
12. Kewenangan MA, Komisi Yudisial & Mahkamah
13. Konstitusi
Amandemen IV (10 Agustus 2002) meliputi: 7 pasal, Aturan Peralihan &
Aturan Tambahan mengenai:
1. Pemilihan presiden langsung
2. Kekosongan jabatan presiden
3. Kewenangan dan pemberhentian DPD
4. Macam dan harga mata uang
5. Pendidikan dan kebudayaan
6. Perekonomian dan kesejahteraan sosial
7. Tata cara perubahan UUD
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
30
2.
3.
4.
31
5.
6.
7.
8.
Peradilan cepat, mudah, murah, terbuka, bebas KKN serta menjunjung keadilan dan
kebenaran
9.
Menuntaskan peradilan terhadap pelanggaran hukum dan Hak Asasi Manusia yang
belum tuntas.
2.
3.
Meningkatkan kinerja dan peran MPR, DPR dan lembaga tinggi lainnya
4.
5.
6.
32
7.
8.
9.
Membangun watak bangsa yang maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis,
toleran, sejahtera, adil dan makmur
2.
3.
4.
2.
3.
4.
5.
33
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, 2000, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma.
Miriam Budiardjo, 1981, Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
M. Iqbal Hasan,2002, Pokok-Pokok Materi Pendidikan Pancasila, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
34