Makalah Hakikat Dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Makalah Hakikat Dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Makalah Hakikat Dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945
NAMA KELOMPOK 3 :
1. Putri Raudhatul Adawiyah
2. Tiffany
3. Yohana Citra Putri Sibuea
4. Krisno Hutomo
5. Rikhwanda Saputra
6. Danu Agung Pratama s
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah
ini dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga serta para
sahabatnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kedudukan UUD 1945, dalam kaitannya dengan tertib hukum
Indonesia, memiliki dua aspek yang sangat fundamental, yaitu
memberikan faktor-faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum
Indonesia dan termasuk dalam tertib hukum Indonesia sebagai tertib
hukum tertinggi. Sementara kedudukan Pancasila, sebagaimana
tercantum dalam pembukaan UUD 1945, adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum Indonesia.
Sebagaimana isi yang terkandung dalam penjelasan resmi
pembukaan UUD 1945, nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan
UUD 1945 selanjutnya diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan
kemudian dijabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif
dibawahnya, seperti ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah
Pengganti UU, Peraturan Pemerintah, dan Peraturan- peraturan lainnya.
Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental
dan asasi bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap
dan tidak dapat diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang
antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No.
9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. hasil sidang tahunan MPR tahun
2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan menegaskan bahwa UUD 1945
terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diambil dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa sajakah hakikat Pembukaan UUD 1945?
2. Jelaskan pengertian dari isi Pembukaan UUD 1945?
3. Bagaimana kedudukan UUD 1945?
4. Apa fungsi Pembukaan UUD 1945 dan Pokok-pokok Pikirannya?
5. Apa hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Batang Tubuh
UUD 1945?
C. Tujuan
3)Bentuk Negara
Pernyataan pada kalimat “yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”
4)Dasar filsafat dan asas kerohanian negara
Pernyataan dalam kalimat “dengan berdasar kepada ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan suatu
keadilan sosial bagi suluruh rakyat Indonesia.
Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu
hukum menpunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap. Ia
menjadi dasar kelangsungan hidup negara dan karena ia merupakan
tertib hukum tertinggi maka secara hukum tidak dapat diubah,
karena mengubah Pembukaan UUD 1945 sama halnya dengan
pembubaran Negara RI (Notonagoro, 1974: 45).
Dalam hubungannya dengan pasal-pasal (batang tubuh) UUD
1945, Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat dan kedudukan
sebagai berikut:
1) Dalam hubungannya dengan tertib hukum Indonesia,pembukaan
UUD 1945 mempunyai hakikat kedudukan yang lebih tinggi dari pada
batang UUD 1945.
2) Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi pada
hakikatnya mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada batang
tubuh UUD 1945
3) Pembukaan UUD 1945 merupakaan pokok kaidah yang fundamental
yang menentukan adanya UUD 1945 yang menguasai hukum dasar
negara baik yang tertulis (UUD) maupun tidak tertulis (konvensi),jadi
merupakan sumber hukum dasar negara.
4) Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang
fundamental mengandung pokok pikiran yang harus di jabarkan
dalam pasal-pasal UUD 1945.
Para ahli hukum memang berbeda pendapat mengenai hakikat
dan kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam hubungannya dengan
pasal-pasal UUD 1945, walaupun pada akhirnya mereka tiba pada suatu
kesimpulan yang sejalan.
Di satu pihak ada pendapat yang mengatakan bahwa Pembukaan UUD
1945 dan pasal-pasalnya merupakan satu kesatuan, sedangkan di pihak
lain ada yang menyatakan bahwa keduanya terpisah. Namun karena
hakikat kedudukan Pembukaan UUD 1945 tersebut memiliki kedudukan
fundamental bagi kelangsungan hidup negara, kedua pendapat tersebut
akhirnya sampai pada kesimpulan berikut:
1) Sebagai pokok kaidah yang mempunyai kedudukan yang tetap dan
tidak berubah serta melekat pada kelangsungan hidup negara yng
telah dibentuk.
2) Dalam jenjang hierarki tertib hukum, pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fundamental memiliki kedudukan
tertinggi, lebih tinggi daripada pasal-pasal UUD 1945, sehingga
secara hukum dapat dikatakan terpisah dari pasal-pasal UUD 1945.
Pengertian terpisah sebenarnya bukan berarti tidak memiliki
hubungan sama sekali tetapi antara Pembukaan UUD 1945 dan batang
tubuh UUD 1945 terdapat hubungan kausal organis, dimana UUD harus
menciptakan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945. Dengan demikian, pengertian terpisah di sini adalah
keduanya menpunyai hakikat dan kedudukan sendiri-sendiri, dimana
Pembukaan UUD 1945 memiliki kedudukan lebih tinggi dalam tertib
hukum Indonesia.
2. Alinea Ketiga
“Atas berkat Rahmat Allah Yang Mahakuasa dan didorong oleh
keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka
rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Dinyatakan kembali proklamasi pada alinea ke III Pembukaan
UUD 1945 menunjukkan bahwa Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi
17 Agustus 1945 merupakan satu kesatuan. Namun perlu diketahui
bahwa Proklamasi 17 Agustus 1945 perlu diikuti dengan suatu tindak
lanjut, yaitu membentuk negara, yang terperinci dalam Pembukaan
UUD 1945. Dalam pengertian inilah Pembukaan UUD 1945 disebut juga
sebagai naskah proklamasi yang terperinci.
3. Alinea Keempat
“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan
Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahtraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyarawatan atau perwakilan, serta mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Setelah alinea pertama, kedua, dan ketiga menjelaskan alasan
dasar serta hubungan lngsung dengan kemerdekaan, alinea keempat
memperinci lebih lanjut prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah
pembentukan pemerintahan negara Indonesia yang dapat disimpulkan
dari kalimat “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia “.
Yang dimaksud pemerintahan dalam frasa “pemerintahan
negara Indonesia” adalah penyelenggaraan keseluruhan aspek kegiatan
negara dan segala kelengkapannya (government), yang berbeda dari
pemerintahan yang hanya menyangkut salah satu aspek dari kegiatan
penyelenggara negara, yaitu aspek pelaksanaan (executive).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea yang masing-
masing memiliki spesifikasi tersendiri bila ditinjau dari segi nilainya.
Alinea pertama, kedua, ketiga memuat pernyataan yang tidak memiliki
hubungan kasual organis dengan pasal-pasal di dalam UUD 1945.
bagian-bagian tersebut memuat serangkaian pernyataan yang
menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentukya negara Indonesia.
Sementara itu, alinea keempat memuat pernyataan mengenai keadaan
setelah negara Indonesia terbentuk dan alinea ini memiliki hubungan
yang bersifat kausal organis dengan pasal-pasal UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 berisi hal-hal yang bersifat fundamental
dan asasi bagi bangsa Indonesia. Pada hakikatnya, kedudukannya tetap
dan tidak dapat diubah seperti telah ditetapkan oleh MPR/MPR yang
antara lain mengeluarkan Ketetapan MPR No. 20/MPR/1966, No.
9/MPR/1978 serta No. III/MPR/1983. hasil sidang tahunan MPR tahun
2002, yaitu Pasal II Aturan tambahan menegaskan bahwa UUD 1945
terdiri dari Pembukaan dan Pasal-pasal.
Maka jelaslah bagi kita bahwa Pembukaan UUD 1945, baik secara
formal maupun secara material, tidak dapat diubah oleh siapa pun.
Sebab secara material memuat Pancasila sebagai dasar filsafat negara
Indonesia.
B. SARAN