Ppok & Bronchitis
Ppok & Bronchitis
Ppok & Bronchitis
BRONCHITIS
OLEH : KELOMPOK 4
ANATOMI FISIOLOGI
PARU-PARU
PPOK
PENGERTIAN
PPOK adalah penyakit paru kronik
dengan karakteristik adanya hambatan
aliran udara di saluran napas yang
bersifat progresif nonreversibel atau
reversibel parsial, serta adanya respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas
yang berbahaya.(GOLD, 2009).
KLASIFIKASI
1.
2.
Bronchitis Akut
Emphysema
ETIOLOGI
Secara keseluruhan penyebab terjadinya PPOK tergantung
dari jumlah partikel gas yang dihirup oleh seorang individu
selama hidupnya. Partikel gas ini termasuk :
1. asap rokok
a. perokok aktif
b. perokok pasif
2. polusi udara
a. polusi di dalam ruangan- asap rokok - asap kompor
b. polusi di luar ruangan- gas buang kendaraan bermotordebu jalanan
3. polusi di tempat kerja (bahan kimia, zat iritasi, gas beracun)
a. infeksi saluran nafas bawah berulang
MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi penyakit
PPOK Ringan
Gejala Klinis
Spirometri
70%
sesak II
PPOK Sedang
WOC
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
2.
3.
4.
5.
Pemeriksaan radiologi
Analisis gas darah
Pemeriksaan EKG
Kultur sputum, untuk mengetahui
petogen penyebab infeksi
Laboratorium darah lengkap
KOMPLIKASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hipoxemia
Asidosis Respiratory
Infeksi Respiratory
Gagal jantung
Cardiac Disritmia
Status Asmatikus
PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
2. Terapi eksaserbasi akut
3. Terapi jangka panjang
4. Latihan fisik untuk meningkatkan
toleransi aktivitas fisik
5. Mukolitik dan ekspektoran
6. Terapi oksigen jangka panjang
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas Pasien
Riwayat kesehatan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosa keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
BRONCHI
TIS
PENGERTIAN
Bronkhitis adalah suatu peradangan
bronkioli, bronkhus, dan trakea oleh
berbagai sebab. Bronkhitis biasanya
lebih sering disebabkan oleh virus
seperti rhinovirus, respiratory syncitial
virus (RSV), Virus influenza, virus
parainfluenza, dan coxsackie virus
(Muttaqin,2008).
KLASIFIKASI
1.
2.
Bronchitis akut
Bronchitis kronis
ETIOLOGI
Penyebab pada Bronkitis Kronik dan
Batuk Berulang adalah disebabkan oleh
beberapa factor. Menurut Suparman et.
All.(1999), ada 3 faktor utama yang
mempengaruhi timbulnya bronkhitis
kronis yaitu : rokok, infeksi, dan polusi.
Batuk produktif
Haemaptoe
Sesak napas atau dispnea
Demam berulang
MANIFESTASI KLINIS
Bronkhitis memiliki manifestasi klinik sebagai berikut :
1. Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam
hari serta biasanya disertai sputum.
2. Sesak napas
3. Lemah, lelah, lesu
4. Nyeri telan (faringitis)
5. Laringitis, biasanya bila penyebab adalah chlamydia
6. Nyeri kepala
7. Demam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat
disebabkan oleh virus influenza, adenovirus ataupun infeksi
bakteri.
8. Adanya ronchii
9. Skin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
PENATALAKSANAAN
Tindakan Perawatan
Pada tindakan perawatan yang penting ialah
mengontrol batuk dan mengeluarakan lender
1)Berjemur dipagi hari.
2)Sering mengubah posisi.
3)Banyak minum.
4)Inhalasi
5)Nebulizer
6)Pendidikan bagi pasien dan keluarganya
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Anamnese
Keluhan
utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
B1 (Breath)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 ( Bladeer )
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
2.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d
peningkatan produksi lendir.
2. Ketidak efektifan pola nafas b.d keletihan otot
pernafasan.
3. Ketidakseimbangan nutrisikurang dari
kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah.
4. Hipertermi b.d pemajan lingkungan yang
panas, proses inflamasi
5. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2
INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d
peningkatan produksi lendir
Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten
Kriteria Hasil NOC :
Intervensi keperawatan :
1. Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir dan batuk efektif
R/ : Memberikan cara untuk mengatasi dan mengontrol dispneu.
2. Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hari
R/ : Hidrasi membantu menurunkan kekentalan sekret mempermudah pengeluaran.
3. Fisioterapi dada : clapping dan vibrating
R/ :melepaskan sekret dari tempat perlekatan
4. Postural drainage
R/ :memudahkan pengaliran sekret
5. Kolaborasi pemberian bronchodilator
R/ : melebarkan bronkus.
6. Evaluasi dengan auskultasi bunyi nafas
R/ : Beberapa derajat inflamasi bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat
dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas.
7. Evaluasi frekuensi pernafasan.
R/ : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan selama /
adanya proses infeksi akut.
8. Observasi karakteristik batuk
R/ : Batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada lansia, penyakit akut atau
kelemahan
9. Kolaborasi pemberian nebulizer.
TERIMAKASIH