Aplikasi Koloid Dalam Proses Penjernihan Air
Aplikasi Koloid Dalam Proses Penjernihan Air
Aplikasi Koloid Dalam Proses Penjernihan Air
uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
APLIKASI KOLOID DALAM
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
PROSES PENJERNIHAN AIR
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
Makalah Kimia Dasar (kayaknyaa)
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
Tahun 2008 yang stuck in the moment
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
muda,,hehehe
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
BAB I
PENDAHULUAN
1
http://www.pikiranrakyat.com
2
Setiawan Wangsaatmaja(Pikiran Rakyat:edsisi 28 Januari 2008) hal 25
2
menjadikan air yang tercemar layak diminum diterapkan pengolahan air bersih
pada PDAM.
3
BAB II
APLIKASI KOLOID DALAM PROSES PENJERNIHAN AIR
3
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_koloid
4
Pengaplikasian pengolahan air secara lengkap ini diterapkan dalam industri
pengolahan air bersih (PDAM).
Pengolahan air bersih secara lengkap didasarkan pada sifat-sifat koloid4,
yaitu:
1. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan ion atau penyerapan listrik pada permukaan
koloid (partikel-partikel koloid bermuatan listrik).
2. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan partikel koloid.
Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses penjernihan air antara lain :
1. Tawas (Al2(SO4)3)
2. Karbon Aktif
3. Klorin/Kaporit
4. Kapur Tohor
5. Pasir
Berikut bagan pengolahan air bersih pada PDAM:
4
Purba, Michael. 2002. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
5
Berikut uraian mekanisme kerja pengolahan air bersih pada bagan di atas:
1. Air sungai dipompakan ke dalam bak prasedimentasi
Dalam bak prasedimentasi ini lumpur dibiarkan mengendap karena pengaruh
gravitasi.
2. Lumpur dibuang dengan pompa, sedangkan air dialirkan ke dalam bak ventury
Pada tahap ini dicampurkan Al2(SO4)3 (tawas) dan gas klorin (preklorinasi).
Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O → Al(OH)3 + 3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel
koloid tanah liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut
kemudian mengendap bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh
gravitasi, sehingga lumpur lebih mudah disaring. Selain itu, tawas yang
membentuk koloid Al(OH)3 dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat
pencermar seperti detergen dan pestisida. Sedangkan gas klorin berfungsi
sebagai pembasmi hama (desinfektan). Selanjutnya ditambahkan karbon aktif
(bila tingkat kekeruhan air baku tinggi). Karbon aktif ini berfungsi untuk
menghilangkan bau, rasa, dan zat organik yang terkandung dalam air baku.
3. Air baku dari bak ventury yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia
dialirkan ke dalam accelator
Dalam bak accelator terjadi proses koagulasi, lumpur dan kotoran lain
menggumpal membentuk flok-flok yang akan mengalami sedimentasi secara
gravitasi.
4. Air yang setengah bersih dari accelator dialirkan ke dalam bak saringan pasir
Dari bak pasir diperoleh air yang hampir bersih, karena sisa flok akan tertahan
oleh saringan pasir.
5. Air dalam bak pasir dialirkan ke dalam siphon
Di dalam siphon air yang hampir bersih ditambahkan kapur untuk menaikkan
pH dan gas klorin (post klorinasi) untuk mematikan hama.
6. Air yang sudah memenuhi standar bersih dari bak siphon dialirkan ke
reservoar.
6
7. Air siap dikonsumsi konsumen
Proses pengolahan air bersih pada industri pengolahan air bersih (PDAM)
yang telah diuraikan di atas disebut sebagai pengolahan air minum sistem
konvensional, seperti yang dipergunakan oleh hampir seluruh PDAM di
Indonesia. Proses itu disebut konvensional karena teknologi yang digunakan
dalam pengolahan air tersebut kurang maju. Selain itu, dengan banyaknya industri
yang tumbuh di sepanjang sungai terutama industri dengan tingkat pencemaran
berat seperti tektil, logam, kimia dan lain-lain, serta tingginya tingkat
pertumbuhan dan aktivitas manusia, telah mengakibatkan pencemaran pada
sungai-sungai yang merupakan sumber air baku utama bagi produksi air minum di
kota-kota besar, pengolahan air yang diterapkan oleh PDAM di Indonesia ini
dinilai masih belum bisa menghasilkan air yang layak bagi konsumen karena
pemurnian air belum 100% menghilangkan zat pencemar.
7
BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Untuk meningkatkan kualitas air baku yang tercemar limbah industri dan
limbah rumah tangga, pengaplikasian koloid dalam proses pengolahan air bersih
PDAM dinilai sangat penting. Pengolahan air bersih pada PDAM ini termasuk
pengolahan air secara lengkap, yakni pengolahan secara fisik, kimia, dan biologi.
Akan tetapi, pengolahan air yang diterapkan PDAM di Indonesia ini dinilai masih
konvensional. Maka dari itu, sungguh sangat mahal ongkos yang harus dibayar
jika sungai-sungai di Indonesia tercemar.
SARAN
Dikarenakan pengolahan air bersih PDAM di Indonesia masih
konvensional dan air yangdihasilkan belum ‘terbebas’ dari zat pencemar, untuk
mengatasi hal ini, sebaiknya PDAM di Indonesia mengembangkan:
1. Teknologi Pengolahan Air Sistem Maju (advanced system)
Salah satu negara yang telah mengembangkan advanced system adalah
Jepang. Teknologi ini mengkombinasikan sistem ozonasi dan penyerapan
dengan karbon yang diaktivasi secara Biologis (Biological Activated Carbon =
BAC). Sistem baru tersebut dapat menyisihkan bau apek, menjadi air yang
layak bagi konsumen. Selain itu proses ini mampu menyisihkan surfaktan
anionik, zat organik dan anorganik yang bersifat toxic (racun) sebesar 80%.
2. Perekayasaan peralatan sistem pengolahan air bersih dalam pembangunan
instalasi pengolahan air
Untuk mengurangi kadar logam berat yang terkandung dalam air diterapkan
sumur bor berkedalaman 200m yang diaplikasikan dari teknologi lingkungan
pertambangan. Prosesnya diawali dengan aerasi dan oksidari , kemudian
diikuti oleh koagulasi, flokulasi, pengendapan filtrasi, dan adsorpsi yang
dilakukan menggunakan kolom-kolom yang masing-masing berisi zeolit 1200
kg,pasir aktif 1200 kg, dan karbon aktif 625 kg.
8
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/Kimia%
201.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/sistem_koloid
http://sistemkoloid II.blogspot.com/
http://www.tekmira.esdm.go.id/kp/Lingkungan/rekayasaalat.asp
Purba, Michael. 2002. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul. 2005. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Sutresna, Nana dan Dindin Solehudin. 2003. Kimia. Bandung: Grafindo Media
Pratama.
Sutresna, Nana. 2005. Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester 2. Bandung: Grafindo
Media Pratama.