Makalah Magnetoteluric
Makalah Magnetoteluric
Makalah Magnetoteluric
MAGNETOTELURIC
OLEH
TEGUH NOFRI KURNIAWAN
HENDRA WAHID. R
RANGGA ASTOMAN BAPIOL
SUTOMO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep ilmu
fisika untuk mempelajari bumi. Selain untuk keilmuan, studi geofisika juga
bermanfaat untuk eksplorasi sumberdaya alam.
Salah satu metode geofisika adalah Metode magnetotelluric (MT)yang
merupakan metode yang menggunakan sumber sinyal berupa gelombang
elektromagnetik (EM). Metode ini merupakan metode eksplorasi pasif yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik alami yang ada di ionosfer yang
kemudian akan berinteraksi dengan medium konduktor (BUMI) yang mempunyai
respon nilai resistivitas yang bervariasi. Respon nilai resistivitas yang bervariasi ini
yang nantinya dapat menggambarkan bagaimana kondisi batuan bawah permukaan
bumi.
1.2 Maksud dan Tujuan
2
Magnetoteluric
(MT)
merupakan
metoda
geofisika
yang
kecil sehingga kemampuan gelombang untuk melakukan penetrasi lebih tinggi untuk
mencapai kedalaman tertentu.
2.1.1 Sumber Sinyal MT
Dalam metode MT medan magnet yang terukur di permukaan bumi
merupakan sumber sinyal alami yang berasal dai dalam maupun permukaan bumi
dalam rentang frekuensi yang bervariasi. Untuk komponen medan magnetik yang
berasal dari dalam bumi disebabkan oleh mantel bumi terhadap inti bumi yang di
sebebkan oleh arus konveksi dan medan magnet yang berasal dari luar bumi berasal
dari medan magnet yang dihasilkan diatmosfer dan magnetosfer.
Kedua sumber medan magnet tersebut mempunyai nilaui yang bervariasi
terhadap waktu yang memungkinkan dapat memberikan sumber sinyal EM yang
dapat di manfaatkan sebagai sumber sinyal dalam eksplorasi MT. Namun, variasi
yang di hasilkan dari sumber sinyal yang berasal dari komponen luar bumi karena
mempunyai rentan frekuensi diatas dan dibawah 1Hz.
Sumber sinyal yang di gunakan dalam metode MT akan dijelaskan pada
gambar 2.1. Pada gamar tersebut terlihat bahwa untuk niolai frekuensi tinggi
dihasilkan oleh interaksi ion yang berada diionosfer sedangkan untuk frekuensi yang
lebih rendah dihasilkan oleh solar wind yang teradi di magnetosfer.
2.1.1.1 Sumber Sinyal MT Frekuensi Tinggi (F >1 Hz)
Untuk frekuensi lebih besar dari 1 Hz sebagian besar sumber seinyal berasal
dari lightning lightnibng activity yang terjadi diionosfer pada seluruh bagian bumi
yang kemudian akan menjalar hinga permukaan bumi, dengan seketika itu pula
medan magnetbumi mengalami perubahan. Apabila ligntning ini mencapai
permukaan bumi berulang kali maka medan magnet bumi akan terus mengalami
perubahan, sehigga akan menghasilkan fluks magnet ini akan menginduksikan arus
linstrik dibawah permukaan bumi sehingga akan menghasilkan medan magnet
sekunder yang kemudian akan terekam oleh alat MT. Untuk frekuensi lebih tinggi
hingga mencapai 2 KHz, sinyal tidak dapat merambat dengan baik karena amplitude
yang dihasilkan sangatlah kecil, tetapi untuk frekuensi yang lebih tinggi lagi yaitu
diatas 5 KHz, sinyal EM dapat kembali menjalar dengan baik.
frekuensi 0,5 Hz sampai 5Hz sinyal mengalami pelemahan atau yang disebut dead
band.
Eskipun bebagai macam noise yang terjadi pada saat pengukuran MT sangat
sulit sekalidi hindari, namun hal tersebut dapat di atasi dengan melakukan filter pada
alat MT pada saat melakukan pengukuran atau pada saat Remote Reference.
2.1.2 Prinsip Dasar Penjalaran Gelombang.
Sumber-sumber medan magnet baik frekuensi tinggi maupun frekuensi
rendah masuk kedalam bumi sebagai bidang konduktor. Pada saat medan magnet
merambat melalui bidang konduktor maka akan terjadi induksi yang menghasilkan
arus yang di sebut Eddie Current.arus yang berputar pada saat melalui bidang
konduktor akan menghasilkan medan magnet sekunder. Sumber medan magnet yang
masuk kedalam bumi atau yang di sebut Primary Magmetic Field di simbolkan
dengan Tx sedangkan Secondary Magnetic Field yag dihasilkan dari eddie current di
simbolkan dengan Rx.
Sinyal yang di tangkap oleh MT tersebut merupakan sinyal yang berasal dari
medan EM total yang terjadidi permukaan bumi yang bergntung dari fariasi waktu.
Sesuai dengan sifat gelombang EM pada sutu medium, penetrasi dari gelombang EM
akan bergantung pada frekuensi dari gelombang tersebut dan sifat keresistifan
medium yang di laluinya.
2.1.3 Metode Pengukuran MT
Dalam metode pengukuran MT, terdapat metode pengukuran yang dapat
membantu dalam proses pemodelan atau interpretasi tahap awal, yaitu mode TE
(Transverse Electric) dan mode TM (Transverse Magnetic).
2.1.3.1 Mode TE (Transverse Electric)
Pada mode ini komponen yang menunjukan pada bidang arah sumbu y dan z
hanya komponen magnetiknya saja sedangkan komponen medan listrik sejajar
dengan arah struktur utama.
Dalam mode TE, arus listrik tidak akan menglir melewati batas antara daerah
yang mwmiliki resistivitas yang berbeda, oleh karena itu komponen x akan kontiniu
tehadap sumbu bidang y. demikian jga dengan bidang yang akan kontiniu terhadap
bidang sumbu y. untuk itulah TE sangat baik untuk analisa 1 dimensi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode geofisika Magnetoteluric adalah salah satu metode geofisika pasif
yang mampu mencapai kedalaman puluhan kilometer karena menggunakan
gelombang dengan frekuensi sangat kecil sehingga alat Magnetoteluric mampu
melakukan penetrasi hingga mencapai kedalaman tertentu.
Alat MT dapat digunkan untuk mengetahui model bawah permukaan dengan
jangkauan yang sangat dalam, sehingga cocok untuk eksplorasi migas atau panas
bumi
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan kepada dosen bersangkutan adalah, agar
sekiranya dosen pengampuh mata kuliah Geofisika cebakan mineral II dapat
meluangkan waktu untuk membimbing mahasiswa yang memprogram mata kuliah
ini melakukan praktek lapangan dengan menggunakan salah satu alat Geofisika.
DAFTAR PUSTAKA
Virgantoro salahudin kadir, tri.2011.Metode Magnetotelluric(MT) untuk Ekplorasi
Panasbumi
Daerah
Daerah
the
de Barcelona, Departement
de Geodinamica I Geofisica.
Geoscienze e georisorse.
Geophysics,
Grandis, Hendra dan Agus Hendro L.1996.Koereksi Efek Statik Pada data
Magnetotellurik
Menggunakan
data
Elektromagnetik
ndonesia.
Transien,