Makalah Magnetoteluric

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH GEOFISIKA CEBAKAN MINERAL II

MAGNETOTELURIC

OLEH
TEGUH NOFRI KURNIAWAN
HENDRA WAHID. R
RANGGA ASTOMAN BAPIOL
SUTOMO

JURUSAN TEKNIK PERTAMBNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITSAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geofisika merupakan cabang ilmu kebumian yang menerapkan konsep ilmu
fisika untuk mempelajari bumi. Selain untuk keilmuan, studi geofisika juga
bermanfaat untuk eksplorasi sumberdaya alam.
Salah satu metode geofisika adalah Metode magnetotelluric (MT)yang
merupakan metode yang menggunakan sumber sinyal berupa gelombang
elektromagnetik (EM). Metode ini merupakan metode eksplorasi pasif yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik alami yang ada di ionosfer yang
kemudian akan berinteraksi dengan medium konduktor (BUMI) yang mempunyai
respon nilai resistivitas yang bervariasi. Respon nilai resistivitas yang bervariasi ini
yang nantinya dapat menggambarkan bagaimana kondisi batuan bawah permukaan
bumi.
1.2 Maksud dan Tujuan
2

Mengetahui prinsip kerja metode magnetotelluric di lapangan

Mengetahui pengunaaan peralatan magnetotelluric di lapangan

Mengetahui tahapan pengambilan data, pengolahan data, dan interpretasi data


metode magnetotelluric

Mengetahui manfaat metode magnetoteluric .

2.1 Metode Magnetoteluric


Metode

Magnetoteluric

(MT)

merupakan

metoda

geofisika

yang

menggunakan sumber sinyal berupa gelombang lektromagnetik (EM). Metode ini


merupakan metode eksplorasi pasif yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik
alami yang berada di ionosfer yang kemudian akan berinteraksi dengan medium
konduktor (bumi) yang mempunyai respon nilei resistivitas yang bervariasi. Respon
nilai restivitas yang bervariasi ini yang nantinya dapat menggambarkan bagaimana
kondisi batun di bawah permukaan bumi.
Metode MTdapat menggambarkan kedaan struktur batuan dibawah
permukaan bumi hingga ratusan kilometer. Hal ini disebabkan karena metode MT
merupakan metode yang menggunakan sumber sinyal dengan nilai frekuensi sangat

kecil sehingga kemampuan gelombang untuk melakukan penetrasi lebih tinggi untuk
mencapai kedalaman tertentu.
2.1.1 Sumber Sinyal MT
Dalam metode MT medan magnet yang terukur di permukaan bumi
merupakan sumber sinyal alami yang berasal dai dalam maupun permukaan bumi
dalam rentang frekuensi yang bervariasi. Untuk komponen medan magnetik yang
berasal dari dalam bumi disebabkan oleh mantel bumi terhadap inti bumi yang di
sebebkan oleh arus konveksi dan medan magnet yang berasal dari luar bumi berasal
dari medan magnet yang dihasilkan diatmosfer dan magnetosfer.
Kedua sumber medan magnet tersebut mempunyai nilaui yang bervariasi
terhadap waktu yang memungkinkan dapat memberikan sumber sinyal EM yang
dapat di manfaatkan sebagai sumber sinyal dalam eksplorasi MT. Namun, variasi
yang di hasilkan dari sumber sinyal yang berasal dari komponen luar bumi karena
mempunyai rentan frekuensi diatas dan dibawah 1Hz.
Sumber sinyal yang di gunakan dalam metode MT akan dijelaskan pada
gambar 2.1. Pada gamar tersebut terlihat bahwa untuk niolai frekuensi tinggi
dihasilkan oleh interaksi ion yang berada diionosfer sedangkan untuk frekuensi yang
lebih rendah dihasilkan oleh solar wind yang teradi di magnetosfer.
2.1.1.1 Sumber Sinyal MT Frekuensi Tinggi (F >1 Hz)
Untuk frekuensi lebih besar dari 1 Hz sebagian besar sumber seinyal berasal
dari lightning lightnibng activity yang terjadi diionosfer pada seluruh bagian bumi
yang kemudian akan menjalar hinga permukaan bumi, dengan seketika itu pula
medan magnetbumi mengalami perubahan. Apabila ligntning ini mencapai
permukaan bumi berulang kali maka medan magnet bumi akan terus mengalami
perubahan, sehigga akan menghasilkan fluks magnet ini akan menginduksikan arus
linstrik dibawah permukaan bumi sehingga akan menghasilkan medan magnet
sekunder yang kemudian akan terekam oleh alat MT. Untuk frekuensi lebih tinggi
hingga mencapai 2 KHz, sinyal tidak dapat merambat dengan baik karena amplitude
yang dihasilkan sangatlah kecil, tetapi untuk frekuensi yang lebih tinggi lagi yaitu
diatas 5 KHz, sinyal EM dapat kembali menjalar dengan baik.

Pada metode MT, frekuensi diatas 1 Hz sering terjadi noise yang


menyebabkan kurangnya kurangnya kualitas data pada hasil pengukuran yang
dilakukan dapat berimbas pada saat intrepretasi. Noise yang terjadi pada nilai medan
listrik maupun medan magnet.
2.1.1.2 Sumber Sinyal MT Frekuensi Rendah (f < 1Hz)
Untuk rentang frekuensi ini, sumber sinyal MT dihasilkan dibagian
magnetosfer melaui fenomena alam yang di sebut solar wind . solar wind merupakan
peristiwa pergerakan ion H dan He yang kemudian berinteraksi dengan medan
magnet bumi. Interaksi dengan medan magnet bumi menyebabkan solar wind ini
terdefleksi sehingga terbentuklah magnetosfer.
Perubahan nilai medan magnet dibagian magnetosfer dapat menyebebkan
terjadinya proses induksi arus listrik yang cukup besar dibgian ionosfer. Seperti yang
telah diketahui bahwa ionosfer adalah lapisan yang berada 50-1500 Km di atas
permukaan bumi yang merupakan daerah dimana plasma dengan nilai konduktifitas
yang sangat besar berada. Perubahan arus yang terjadi di ionosfer yang diakibatkan
oleh aktivitas di magnetosfer juga akan menyebabkan perubahan medan magnet
yang terukur di permukaan bumi.
Aktivitas matahari merupakan siklus sebelas tahun yang mempunyai kondisi
maksimum atau minimum pada waktu tertentu. Pada saat aktivitas matahari berada
pada kondisi maksimum maka akan menghasilkan medan magnet luar bmi yang
sangat besar yang berimas pada terciptanya edan magnetic serta adanya aurora di
bumi bagian utara dan selatan.
2.1.1.3 Sumer Sinyal Noise Pada MT
Sumber noise pada metode MT dapat berupa sumber noise alami maupun
buatan. Noise ini dapat menghasilkan pola pada data MT menjadi tidak beraturan
atau diskontiniunitas. Salah satu sumber noise buatan adalah sumber nois yang
berasal dari sumer-sumber medan listrik atau medan magnet yang berasal dari
lingkungan sekitar seperti jaringn listrik, alat elektronik, tegangan tinggi, ground
moution (pergerakan tanah akibat lingkungan sekitar).
Untuk noise alami atau yang terjadi karena proses alam dalah noise yang
disebabkan oleh aktivitas solar wind. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada

frekuensi 0,5 Hz sampai 5Hz sinyal mengalami pelemahan atau yang disebut dead
band.
Eskipun bebagai macam noise yang terjadi pada saat pengukuran MT sangat
sulit sekalidi hindari, namun hal tersebut dapat di atasi dengan melakukan filter pada
alat MT pada saat melakukan pengukuran atau pada saat Remote Reference.
2.1.2 Prinsip Dasar Penjalaran Gelombang.
Sumber-sumber medan magnet baik frekuensi tinggi maupun frekuensi
rendah masuk kedalam bumi sebagai bidang konduktor. Pada saat medan magnet
merambat melalui bidang konduktor maka akan terjadi induksi yang menghasilkan
arus yang di sebut Eddie Current.arus yang berputar pada saat melalui bidang
konduktor akan menghasilkan medan magnet sekunder. Sumber medan magnet yang
masuk kedalam bumi atau yang di sebut Primary Magmetic Field di simbolkan
dengan Tx sedangkan Secondary Magnetic Field yag dihasilkan dari eddie current di
simbolkan dengan Rx.
Sinyal yang di tangkap oleh MT tersebut merupakan sinyal yang berasal dari
medan EM total yang terjadidi permukaan bumi yang bergntung dari fariasi waktu.
Sesuai dengan sifat gelombang EM pada sutu medium, penetrasi dari gelombang EM
akan bergantung pada frekuensi dari gelombang tersebut dan sifat keresistifan
medium yang di laluinya.
2.1.3 Metode Pengukuran MT
Dalam metode pengukuran MT, terdapat metode pengukuran yang dapat
membantu dalam proses pemodelan atau interpretasi tahap awal, yaitu mode TE
(Transverse Electric) dan mode TM (Transverse Magnetic).
2.1.3.1 Mode TE (Transverse Electric)
Pada mode ini komponen yang menunjukan pada bidang arah sumbu y dan z
hanya komponen magnetiknya saja sedangkan komponen medan listrik sejajar
dengan arah struktur utama.
Dalam mode TE, arus listrik tidak akan menglir melewati batas antara daerah
yang mwmiliki resistivitas yang berbeda, oleh karena itu komponen x akan kontiniu
tehadap sumbu bidang y. demikian jga dengan bidang yang akan kontiniu terhadap
bidang sumbu y. untuk itulah TE sangat baik untuk analisa 1 dimensi.

2.1.3.2 Mode TM (Transverse Magnetic)


Pada mode ini komponen menunjukan pada bidang arah sumbu y dan z hanya
komponen medan listrik saja. Sedangkan komponen medan magnet sejajar dengan
arah struktur utama.
Pada TM mode, arus listrik akan melewati batas antara bagian yang melewati
bidang resistivitas. Dalam TM mode ini, terjadi fenomena efek konduktif yang
terjadi juga pada mode TE, namun pada mode ini terjadi juga efek lain yaitu efek
static yang di sebebkan adanya heterogenitas resistivitas medium. Sehingga muatanmuatan yang terkumpul pada batas medium tersebut.
2.2 Keunggulan dan Kelemahan MT
2.2.1 Keungglan MT
1. Tidak membutuhkan tempat terlalu luas untuk alat dalam pengambilan data
2. Peralatannya mudah di bawa
3. Kedalaman yang mampu ditembus hingga puluhan kilometer
4. Biaya survey murah
2.2.2 Kelemahan MT
1. Alatnya mahal
2. Sumber noise sulit dikendalikan
3. Data yang terbatas seringkali tidak memungkinkan untuk interpretasi secara
rinci

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode geofisika Magnetoteluric adalah salah satu metode geofisika pasif
yang mampu mencapai kedalaman puluhan kilometer karena menggunakan
gelombang dengan frekuensi sangat kecil sehingga alat Magnetoteluric mampu
melakukan penetrasi hingga mencapai kedalaman tertentu.
Alat MT dapat digunkan untuk mengetahui model bawah permukaan dengan
jangkauan yang sangat dalam, sehingga cocok untuk eksplorasi migas atau panas
bumi
3.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan kepada dosen bersangkutan adalah, agar
sekiranya dosen pengampuh mata kuliah Geofisika cebakan mineral II dapat
meluangkan waktu untuk membimbing mahasiswa yang memprogram mata kuliah
ini melakukan praktek lapangan dengan menggunakan salah satu alat Geofisika.

DAFTAR PUSTAKA
Virgantoro salahudin kadir, tri.2011.Metode Magnetotelluric(MT) untuk Ekplorasi
Panasbumi

Daerah

Lili, Sulawesi Barat dengan Data Pendukung

Metode Gravitasi.Skripsi Program

Studi Fisika Universitas Indonesia.

Aswo, Wambra.2011.Pemodelan Sistem Panasbumi dengan Metode Magnetotellurik


di

Daerah

Arjuno-Wilerang, Jawa Timur. Skripsi Program Studi

Fisika Universitas Indonesia.


Castells,, A. M.2008.Magbototelluric Investigation of Geoelektrical Dimensinality
and Study of

the

Central Betic Crustal Structure. Barcelona :Universitat

de Barcelona, Departement

de Geodinamica I Geofisica.

Daud, Yunus.2008.Modul Kuliah Ekplorasi Geothermal.Program Study Fisika


Universitas I ndonesia.
Dickson, Mary H, dan Mario Fanelli.2004.What is Geothermal Energy?.Italy:Istituto
di

Geoscienze e georisorse.

Gamble. T.,W.M.Goubaou, J.Clarke.1979. Magnetotelluric With a Remote Reference


:

Geophysics,

Vol 40 hlm 53-68.

Grandis, Hendra dan Agus Hendro L.1996.Koereksi Efek Statik Pada data
Magnetotellurik

Menggunakan

Proceeding. Himpunan Ahli Geofisika I

data

Elektromagnetik
ndonesia.

Phonix Geophysics.2005.Data Prossing User Gi=uide.

Transien,

Anda mungkin juga menyukai