LAPORAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Akar yaitu bagian pertama yang tumbuh dari suatu biji yang berkecambah
yang kemudian tumbuh tegak ke bawah dan berkembang menjadi akar utama.
Selanjutnya tumbuh cabang yang lebih kecil. Sistem akar ini disebut sistem akar
tunggang dan merupakan salah satu ciri dari kelas dikotil. Jika cabang akar
tumbuh sama besar dengan akar utama atau kadang-kadang akar utama
berdegenerasi dan diganti dengan akar-akar samping yang keluar dari akar utama
yang tidak berkembang, maka sistem akar ini disebut sistem akar serabut. Sistem
akar ini merupakan salah satu ciri dari kelas monokotil (Loveles, 2000).
Akar tersusun atas batang akar, ujung akar, tudung akar, dan rambut akar.
Ujung akar merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri dari jaringan
meristem yang sel-selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar
dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi untuk melindungi
akar dari kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan
akar menembus tanah bagian luar tudung akar mengandung lendir (Hidayat,
2007).
Akar mempunyai dua tipe pertumbuhan, yaitu pertumbuhan primer dan
sekunder. Pada suatau fase tertentu pertumbuhan tanaman dapat terjadi akarnya
mengalami pertumbuhan primer dan sekunder pada waktu yang bersamaan, hanya
saja letaknya berbeda. Perbedaan kedua pertumbuhan itu berasal dari asalnya
jaringan meristem. Pertumbuhan primer berasal dari jaringan meristem apikal,

sedangakan pertumbuhan sekunder berasal dari jaringan meristem kambium


(Agustina. 2004).
Adapun fungsi dari akar adalah untuk melekat dalam tanah, untuk
menyerap air dan garam-garam yang terlarut sebagai nutrisi dan pada beberapa
tumbuhan berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan zat makanan cadangan
misalnya pada umbi-umbian (Tjitrosoepomo, 2005).
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman,
oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam untuk
mencegah kegagalan petani (Campbell, 2003).
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses
pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang. Benih dapat berkecambah
bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan.
Perkembangan benih dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) dan faktor luar
(eksternal) (Campbell, 2003).
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji
yaitu kapas yang dibasahi dengan air. Perubahan yang teramati adalah
membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun udara dalam
bentuk embun atau uap air. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji
karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak (Campbell, 2003).
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji
yang

merupakan

hasil

pertumbuhan

dan

perkembangan

embrio.

Pada

perkembangan embrio saat berkecambah bagian plumula tumbuh dan berkembang


menjadi batang sedangkan radikula menjadi akar. Berdasarkan posisi kotiledon

dalam proses perkecambahan dikenal perkecambahan hipogeal dan epigeal.


Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil yang meyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif
tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal
hipokotil yang mengalami tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada
kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini digunakan oleh para ahli
agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanam (Campbell, 2003).
Tujuan
Untuk mengetahui tipe perkecambahan biji, proses perkecambahan dan
mengetahui keadaan morfologi kecambah dari beberapa jenis biji. Serta dapat
menggambarkan bagian-bagian dari akar tersebut.

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan


Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali in adalah gelas aqua 9
buah.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah biji kacang
hijau, biji kacang tanah, biji kacang nagara, tanah, air dan kapas.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat pukul 08:00-selesai tanggal
15 Desember 2015, bertempat di depan Laboratorium Fitopatologi Jurusan Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rendam biji selama 24 jam.


Tanam biji pada media perkembangan yang telah disiapkan.
Memelihara biji selama seminggu.
Mengamati tipe perkecambahan dari masing-masingbenih.
Menggambarkan bagian-bagian kecambah atau akar dari masing-masing benih.
Menentukan bagian-bagian akar: leher akar, batang akar, cabang akar, serabut
akar, radikula, plumula, hepikotil dan epikotil.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Adapun hasil dari pengamatan adalah sebagai berikut:


Tabel 1. Hasil pengamatan dan perkecambahan
No
Gambar
Keterangan
.
1.
Biji kacang hijau
1.Plumula
2.Epikotil
3.Kotiledon
4.Hipokotil
5.Leher akar
6.Akar primer
7.Akar sekunder
8.Serabut akar
9.Tudung akar

2.

Biji kacang tanah

1.Plumula
2.Epikotil
3.Kotiledon
4.Hipokotil
5.Leher akar
6.Akar

3.

Biji kacang nagara

1.Plumula
2.Epikotil
3.Kotiledon
4.Hipokotil
5.Leher akar
6.Akar primer
7.Akar sekunder
8.Serabut akar
9.Tudung akar

Pembahasan
Akar adalah bagian tanaman yang umumnya berada didalam tanah yang
berfungsi menyerap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah. Bagian-bagian akar
yaitu leher akar, batang akar, cabang-cabang akar, serabut akar, rambut akar dan
tudung akar. Sistem perakaran terbagi menjadi dua yaitu sistem akar tunggang
yaitu akar terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang dan sistem
akar serabut yaitu akar lembaga yang disusul oleh akar yang ukurannya kurang
lebih sama yang muncul dari pangkal akar.
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan pada
embrio tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula calon
batang tumbuh kebawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi
batang. Tipe perkecambahan ada dua macam yaitu yang pertama perkecambahan
hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga menyebabkan
plumula keluar dan menembus tanah pada bijinya yang nantinya akan muncul

diatas tanah dan perkecambahan epigeal adalah pertumbuhan memanjang yang


mengakibatkan kotiledon dan plumula sampai keluar ke permukaan tanah
sehingga kotiledon terdapat di atas tanah.
Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tanaman
kacang tanah memiliki biji epigeal yaitu tanaman yang berrada di atas tanah saat
tumbuh benihnya akan membelah menjadi dua atau dikotil. Akarnya termasuk
tunggang yang pertama kali tumbuh pada kacang tanah adalah tunas karena
kacang tanah merupakan tanaman pangan serupa semak, kacang tanah terdiri dari
plumula, epikotil, kotiledon, hipokotil leher akar dan akar.
Tanaman kacang nagara dan kacang hijau memiliki bagian-bagian
plumula, epikotil, kotiledon, hipokotil, leher akar, akar primer, akar sekunder,
serabut akar dan tudung akar yang berfungsi untuk melindungi akar pada saat
menembus tanah dan juga melindungi akar dari kerusakan mekanis. Kacang
nagara dan kacang hijau merupakan biji dikotil dan memiliki perkecambahan
epigeal.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut:

1. Akar mempunyai bagian-bagian yaitu leher akar (Collum), ujung akar


(Apexradix), batang akar (Corpus radics), cabang-cabang akar (Radix
lateralis), rambut akar (Pilus radics) dan tudung akar (Calypra).
2. Perkecambahan adalah proses pertumbuhan dan perkembangan embrio pada
tumbuhan.
3. Perkecambahan merupakan suatu proses dimana radikula (akar embrionik)
memanjang ke luar menembus kulit biji.
4. Perkecambahan biji juga dapat dibedakan dalam dua macam yaitu,
perkecambahan di atas permukaan tanah (epigeal) dan perkecambahan di
bawah tanah (hypogeal).

DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta.
Campbell, Reece, Mitchell. 2003. Biologi. Erlangga: Jakarta.
Hidayat. 2007. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB: Bandung.

Loveles, A.R. 2000. Prinsip-prnsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.


Gramedia: Jakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2005. Morfologi Tumbuhan. UGM Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai