LP Aiha
LP Aiha
LP Aiha
Oleh :
KARTIKA PUSPA AYU P
NIM. 140070300011166
Kelompok 3 K3LN
Profesi Ners 2015
LAPORAN PENDAHULUAN
AUTOIMUN HEMOLITIK ANEMIA (AIHA)
A. PENGERTIAN
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
AIHA antara lain IgG, IgM atau IgA dan bekerja pada suhu yang berbedabeda. (Lanfredini, 2007)
B. KLASIFIKASI ANEMIA
1. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena terjadinya
penghancuran darah sehingga umur dari eritrosit pendek ( umur eritrosit
normalnya 100 sampai 120 hari).
Berdasarkan penyebab hemolisenya dapat dibagi lagi menjadi:
penyakit
jaringan
ikat,
terjadi
pada
penderita
infeksi
akut,
nyeri
sendi
dan
bisa
menyebabkan
kelelahan
C. ETIOLOGI
Faktor Intrinsik : Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit
Kelainan karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Gangguan struktur dinding eritrosit
Sferositosis
Penyebab hemolisis pada penyakit ini diduga disebabkan oleh
kelainan membran eritrosit. Kadang-kadang penyakit ini berlangsung ringan
sehingga sukar dikenal. Pada anak gejala anemianya lebih menyolok
daripada dengan ikterusnya, sedangkan pada orang dewasa sebaliknya.
Suatu infeksi yang ringan saja sudah dapat menimbulkan krisis aplastik
Kelainan radiologis tulang dapat ditemukan pada anak yang telah lama
menderita kelainan ini. Pada 40-80% penderita sferositosis ditemukan
kolelitiasis.
Ovalositosis (eliptositosis)
Pada penyakit ini 50-90% dari eritrositnya berbentuk oval (lonjong).
Dalam keadaan normal bentuk eritrosit ini ditemukan kira-kira 15-20% saja.
Penyakit ini diturunkan secara dominan menurut hukum mendel. Hemolisis
biasanya tidak seberat sferositosis. Kadang-kadang ditemukan kelainan
radiologis tulang. Splenektomi biasanya dapat mengurangi proses hemolisis
dari penyakit ini.
A-beta lipropoteinemia
Pada
penyakit
ini
terdapat
kelainan
bentuk
eritrosit
yang
3.
(95%),
kemudian
pada
perkembangan
selanjutnya
konsentrasi HbF akan menurun, sehingga pada umur satu tahun telah
mencapai keadaan yang normal . Sebenarnya terdapat 2 golongan besar
-
Faktor Ekstrinsik : Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
-
D. PATOFISIOLOGI
(Terlampir)
E. TANDA DAN GEJALA
Kadang-kadang Hemolisis terjadi secara tiba- tiba dan berat, menyebabkan
krisis hemolitik, yang di tandai dengan:
- Demam
- Mengigil
- Nyeri punggung dan lambung
- Perasaan melayang
- Penurunan tekana darah
Secara mikro dapat menunjukan tanda-tanda yang khas yaitu:
a. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil
pemecahan eritrosit. Peningkatan zat tersebut akan dapat terlihat pada hasil
b.
c.
yang
tidak
dapat
diakomodasi
seluruhnya
oleh
sistem
hipokrom
umur eritrosit
d. Pemeriksaan Laboratorium
- Penurunan kadar HB<1g/dl dalam satu minggu tanpa diimbangi dengan
-
bilirubin serum
Retikulositosis, mikroskopis pewarnaan supravital (menghitung sel darah
merah muda)
G. PENATALAKSANAAN
Penderita dengan anemia hemolitik autoimun IgG atau IgM ringan
kadang tidak memerlukan pengobatan spesifik, tetapi kondisi lain di mana
terdapat ancaman jiwa akibat hemolitik yang berat memerlukan pengobatan
yang intensif.
Tujuan pengobatan adalah mengembalikan nilai-nilai hematologis
normal, mengurangi proses hemolitik dan menghilangkan gejala dengan efek
samping minimal.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan :
1. Kortikosteroid
Penderita dengan anemia hemolitik autoimun karena IgG mempunyai
respon
yang
baik
terhadap
pemberian
steroid
dengan
dosis
2-
dosis
disesuaikan. Pasien
yang
tidak
berespon
setelah
selama
3-4jam.
Transfusinya
sendiri
dapat
merangsang
pembentukan lebih banyak lagi antibody maka, darah yang ditranfusi harus
oleh autoantibody.Pengangkatan
limfa
diketahui
berhasil
mendapatkan
pengobatan
seperti
anti
kanker,analgetik
dll.
perdarahan hebat
Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit anemia dapat disebabkan olen
kelainan/kegagalan genetik yang berasal dari orang tua yang sama-sama
pucat dan klien mengalami palpitasi, Mengeluh nyeri mulut dan lidah
c. Kebutuhan dasar
Pola
aktivitas
sehari-hari
Keletihan,malaise,kelemahan,
Kehilangan
ketidak
mampuan
dan dispnea)
k. Keamanan : Gangguan penglihatan,jatuh,demam dan infeksi
l. Seksualitas : Perubahan aliaran menstruasi ( menoragia/amenore), Hilang
libido, Impoten
m. Pemeriksaan diagnostik : Jumlah darah lengakap (JDL) : Hb dan Ht
menurun, Jumlah eritrosit menurun, Bilirubin serum ( tak tergonjugasi) :
meningkat, Tes schilling : penurunan ekskresi Vit 12 di urin, Guaiak : mungkin
positif untuk darah pada urin dan feses
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
(SDM) normal.
c. Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet;
perubahan proses pencernaan.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
metabolik
Status nutrisi: asupan makanan dan cairan: kuantitas makanan dan
sendiri
Menerima asupan dari pemberian asuhan
NIC:
Self care assistance: feeding
1) Memonitor pasien kemampuan untuk menelan.
2) Identifikasi diet yang diresepkan.
3) Mengatur nampan makanan dan meja menarik.
4) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan
(misalnya, menempatkan pispot, urinal, dan peralatan penyedotan
keluar dari pandangan)
5) Pastikan posisi pasien yang tepat untuk memfasilitasi mengunyah dan
menelan
6) Memberikan bantuan fisik, sesuai kebutuhan.
7) Menyediakan untuk menghilangkan rasa sakit yang memadai sebelum
makan.
8) Menyediakan kesehatan mulut sebelum makan.
9) Perbaiki makanan di nampan yang diperlukan, seperti memotong
daging atau mengupas telur.
sumber
yang
Circulation status
Tissue perfusion: cerebral
Kriteria Hasil:
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai dengan:
o Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan
o Tidak ada ortostatik hipertensi
o Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial (tidak lebih
dari 15 mmHg)
Mendemonstrasikan kemampuan kognitif yang ditandai dengan:
o Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan
o Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi
o Memproses informasi
o Membuat keputusan dengan benar
Menunjukkan fungsi sensori motorik cranial yang utuh: tingkat
laserasi
Gunakan sarung tangan untuk proteksi
Batasi gerakan pada kepala, leher, dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrrahman, dkk. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas.
Jakarta
Behrman, Ricard E et all. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 2. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. 2012. Fisiologi Kedokteran. Ed 9. Jakarta: EGC
Price & Wilson. 2012. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2010. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Sadikin Muhamad, 2012, Biokimia Darah, widia medika, jakarta
Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/ Donna L. Wong: alih
bahasa Monika ester, editor edisi bahasa indonesia, Sari kurniasih.
Ed 4. Jakarta: EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
Roit I, Brostoff Y and Male D. Immunology. 3 rd ed. Gower Medical Publishing,
London. 2007
Irawan P. Kasus-kasus AIHA dengan warm haemolysis. Buletin Trasfusi Darah.2007
Male D, Champion B and Cole A. Advanced Immunology. Gower Medical Publishing,
Londong.2007
Janeway CA and Travers P. Immunobiology. The immune system in health and
disease. Blackwell Scientific pubclication, Oxford. 2008.
Patofisiologi
Kekurangan nutrisi
Perdarahan hemolisis
Anemia (Hb)
Penurunan transport O2
Resiko infeksi
Hipoksia
Lemah lesu
Intoleransi aktivitas
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Gangguan fungsi
otak
Intake nutrisi turun
anoreksia
Pusing
Nyeri akut
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh