Endokrin (DM)
Endokrin (DM)
Endokrin (DM)
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan sistem kelenjar yang memproduksi substans untuk
digunakan di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar
dan bekerja di dalam tubuh. Sistem endokrin mempunyai sel-sel target spesifik di dalam
tubuh dan mengontrol bermacam-macam fungsi fisiologis. Sistem endokrin mengatur dan
mempertahankan fungsi tubuh dan metabolisme tubuh, jika terjadi ganguan endokrin akan
menimbulkan masalah yang kompleks, terutama metabolisme fungsi tubuh terganggu.
Salah satu gangguan endokrin adalah Diabetes Mellitus, yaitu suatu yang disebabkan
oleh peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemia) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali sedangkan
relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya kerjanya kurang.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja hormon yang berperan pada kelenjar endokrin?
1.2.2 Apa saja penyakit yang ada pada kelenjar endokrin?
1.2.3 Apa saja faktor faktor penyebab diabetes mellitus?
1.2.4 Apa saja jenis jenis diabetes mellitus?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi terjadinya diabetes mellitus?
1.2.6 Apa saja tanda dan gejala terjadinya diabetes mellitus?
1.2.7 Bagaimana mendiagnosa penyakit diabetes mellitus?
1.2.8 Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja hormon yang berperan pada kelenjar endokrin
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja penyakit yang ada pada kelenjar endokrin
1.3.3 Untuk mengetahui apa saja faktor faktor penyebab diabetes mellitus
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja jenis jenis diabetes mellitus
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi terjadinya diabetes mellitus
1.3.6 Untuk mengetahui apa saja tanda dan gejala terjadinya diabetes mellitus
1.3.7 Untuk mengetahui bagaimana mendiagnosa penyakit diabetes mellitus
1.3.8 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien diabetes mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.3
2.2.4
tidak tahan dingin, proses menua prematur, otot-otot kurang berkembang, amenorea
pada wanita pra-menopause, hilangnya libido dan potensi pria (yang sebelumnya
2.3.2
normal).
Defesiensi gonadrotropin
Defisiensi ini biasa disebut sindrom flohlich. Pada wanita pra-monepause
menunjukan gejala amenorea, atropi payudara dan uterus, dan kornifikasi orifisium
vaginae. Sedangkan pada pria dewasa akan timbul gejala atropi testis, libido
menurun, potensi menurun tidak tumbuh bulu jengot, tonus otot menurun.
Bila terjadi pada masa sebelum pubertas, pada pria akan terlihat tampilan
eunuch, tidak ada tanda-tanda kelamin sekunder, infertile, suara (pria) tetap tinggi,
2.3.3
2.3.4
2.3.5
insulin
baik
absolut
maupun
relatif
(Noer,
2003
dalam
jangka
panjang
dapat
menunjang
terjadinya
komplikasi
menjadi rusak. Selain itu peradangan pada sel beta dapat menyebabkan sel tidak
dapat memproduksi insulin.
Faktor lain yang menjadi penyebab diabetes mellitus yaitu gaya hidup, orang
yang kurang gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kegememukan
dan kesalahan pola makan. Kelainan hormonal, hormon insulin yang kurang
2.4.3
hati menjadi kurang peka terhadap insulinserta RBP4 yang menekan penyerapan
glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.
Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan
kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitivitas
terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam
darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat antidiabetes yang dapat
meningkatkan sensitivitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa
dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin
berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Diabetes tipe 2 dapat
terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya,
awalnya diobati dengan cara olahraga, diet karbohidrat, dan lewat pengurangan
berat badan.
3. Diabetes Gestasional (GDM)
GDM dikenal pertama kali selama kehamilan dan mempengaruhi 4% dari
semua kehamilan. Diabetes mellitus ini terjadi hanya selama kehamilan dan
pulih setelah melahirkan. Faktor resiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik,
obesitas, multiparitas, riwayat keluarga, dan riwayat diabetes gestasional
terdahulu. Karena tejadi peningkatan sekresi berbagai hormon yang mempunyai
efek metabolic terhadap toleransi glukosa, maka kehamilan adalah suatu
keadaan diabetogenik. Pasien-pasien yang mempunyai presdisposisi diabetes
secara genetik mungkin akan memperlihatkan intoleransi glukosa atau
2.4.4
2.4.7
2.4.8
diabetes, yaitu :
1) Diet
2) Latihan
3) Pemantauan
4) Terapi (jika diperlukan)
5) Pendidikan
Penatalaksaan Medis
Penatalaksanaan medis terhadap penderita diabetes mellitus dilakukan
melalui diet berdasarkan berat badan ideal, ditentukan kebutuhan kalori/hari;
insulin, untuk pasien IDDM dan NIDDM; obat oral, sulfonilurea untuk NIDDM.
8
Bila kadar glukosa plasma dapat turun sampai normal, baik. Bila tidak,
dianjurkan pakai insulin, untuk mempertahankan timbulnya komplikasi. Kerja
sulfonilurea adalah merangsang penglepasan insulin oleh sel B. Beberapa jenis obat
sulfonilurea adalah toheksamida, klorpropamida, tolbutamida, gliburida, glipizida,
dan glibormirida.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan
mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Kelainan
pada sistem hormon meliputi : Panhhipopituitarisme, defesiensi gonadrotropin, gangguan
sekresi GH, gangguan kelenjar tiroid, dan gangguan kelenjar pankreas (DM)
Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif. Faktor penyebab diabetes mellitus meliputi genetika, virus,
maupun gaya hidup. Terdapat tiga jenis diabetes mellitus, yaitu diabetes mellitus tipe 1,
diabetes mellitus tipe 2, dan diabetes mellitus gestasional. Gejala umum dari diabetes
mellitus yaitu poliuria, polidipsia, dan polifagia. Serta penatalaksanaan dari diabetes
mellitus meliputi diet, latihan, pemantauan, terapi jika diperlukan, dan pendidikan.
3.2 Saran
Bagi penderita diabetes mellitus atau kencing manis, sebaiknya menjaga pola makan
dan diet agar kadar gula dalam darah bisa terkontrol dengan baik. Olahraga yang cukup
juga diperlukan. Selain itu, penderita DM juga bisa menggunakan kombinasi obat
antidiabetes seperti metformin dengan glibenclamid untuk mengetahui efek penurunannya
terhadap kadar gula darah
10
DAFTAR PUSTAKA
Martinus, Adrian.2005.1001 Tentang Diabetes.Bandung:Nexx Media
Price, Sylvia A.2005.Patofisiologi volume Edisi 6.Jakarta:EGC
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-vikaariwij-6306-1-babi.pdf
http://www.rijalhabibulloh.com/2015/03/makalah-penyakit-diabetes-mellitus.html
http://angrainiminatur.blogspot.co.id/p/blog-page_6393.html
11