Sistem Efi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

BAB I

A. PENDAHULUAN
Makalah ini disusun dari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dan akurat.
Makalah ini mengulas tentang sensor system EFI. Sesuai dengan perkembangan dunia
Otomotif saat ini bahwa kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang
untuk kenyamanan pengendaranya. Didalam system EFI jauh lebih menguntungkan dari
pada system konvosional, semua pergerakan mesin dan mekanisnya diatur secara cermat
dan akurat.
Sesuai dengan isi makalah ini saya harap dapat menyajikan contoh-contoh maupun
uraian materi tentang sensor kendaraan

EFI.

Makalah

ini

saya

susun

sesuai

perkembangan dunia pendidikan khususnya mata kuliah Dasar-dasar Otomotif. Semoga


makalah yang saya susun ini dapat memberi pengetahuan pada pihak-pihak yang membaca
khususnya pada dunia pendidikan kejuruan otomoif.
Makalah ini disusun dengan berbagai sumber dan data yang dapat dipertanggung
jawabkan. Yang berisikan pengulasan tentang sensor system EFI. Sejalan dengan
perkembangan dunia otomotif saat ini.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah
mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun
1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria
bernama Jnos Csonka dan Dont Bnki juga mendesain alat yang serupa. Adalah
Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen
menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya
membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder
tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal
combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga
yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan
dua silinder horizontal dan juga mendesaign ulang karburator mereka. Kali ini mobil
mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal
1

ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif. Karburator
umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-an. Setelah
banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan
oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain
untuk mencapai efisiensi bahan bakar. Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection) adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin. Penggunaan injeksi
bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan
karburator. Dan injeksi bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan
udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat
berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa
mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem
elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan
sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk menghitung jumlah
bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan bakar dapat meningkatkan
efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang
lebih.
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan sistem
karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan orang mengabaikan
perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sistem EFI lebih irit bahan bakar dari pada sistem
karburator.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa
ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan dengan makin besarnya tantangan yang
harus dihadapi oleh dunia pendidikan.
Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang handal, yang mampu menjawab dan mengantisipasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dunia pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu
adanya peningkatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan
pendidikan khususnya dibidang teknik mesin khususnya otomotif. Aplikasi Sistem
Pengaturan Elektronik pada kendaraan telah demikian pesatnya, seiring dengan kemajuan
teknologi dan tuntutan global yang mensyaratkan baik aspek pemenuhan pengguna
teknologi maupun aspek dampak lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan

modern dengan Advance Technology memiliki kelebihan/keunggulan yang mampu


meningkatkan antara lain:

Unjuk kerja

Efisiensi penggunaan bahan bakar

Penanggulangan dampak lingkungan

Kenyamanan dan keamanan


Kendaraan dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan

konvensional memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri
dari beberapa komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit Actuator.
C. PEMBATASAN MASALAH
Pembatasan masalah dilakukan agar pembicaraan masalah tentang sensor EFI, lebih
terfokus, terarah, dan tidak menyimpang dari pokok masalah. Pada masalah ini saya
membatasi masalah yang akan kita bahas antara lain :
Mesin dengan karburator konvensional, jumlah bahan bakar yang diperlukan oleh
mesin diatur oleh karburator. Pada mesin modern dengan menggunakan sistem EFI maka
jumlah bahan bakar di atur (dikontrol) lebih akurat oleh komputer dengan mengirimkan
bahan bakarnya ke silinder melalui injektor.
Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal (tepat) disesuaikan dengan
jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur air pendingin,
posisi katup throttle pengembunan oxygen di dalam exhaust pipe, dan kondisi penting
lainnya. Komputer EFI mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin pada saat
penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang optimal berdasarkan
kepada karakteristik kerja mesin. Sistem EFI menjamin perbandingan udara dan bahan
bakar yang ideal dan efisiensi bahan bakar yang tinggi pada setiap saat.

MACAM MACAM SISTEM EFI

Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk megontrol
penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur langsung dengan
tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada sistem
L-EFI
1) Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian melakukan
perhitungan jumlah udara yang masuk. Tetapi karena tekanan udara dan jumlah dalam
intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat, sistem D-EFI tidak begitu akurat
dibandingkan dengan sistem L-EFI
2) Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir
melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat,
sistem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan
sistem D-EFI.
SUSUSNAN DASAR SISTEM EFI

Sistem EFI dapat dibagi menjadi 3 sistem fungsional yaitu: sistem bahan bakar (fuel system),
sistem induksi udara (air induction system), dan sistem pengontrol elektronik (electronic
control system). Sistem EFI terdiri dari sistem injeksi bahan bakar (fuel injection system) dan
sistem koreksi injekdi (injection corrective system).

SISTEM BAHAN BAKAR

Bahan bakar dihisap dari tangki oleh pompa bahan bakar yang dikirim dengan tekanan ke
saringan bahan bakar yang telah disaring dikirim ke injektor dan cold starter injetor.
Tekanan dalam saluran bahan bakar (fuel line) dikontrol oleh preassure regulator. kelebihan
bahan bakar dialirkan kembali ketangki melalui return line. Getaran pada bahan bakar yang
disebabkan oleh adanya penginjeksian diredam oleh pulsation damper.
4

Bahan bakar diinjeksikan oleh injektor kedalam intake manifold sesuai dengan injection
signal dari EFI komputer. Cold star injector menginjeksikan bahan bakar langsung ke air
intake chamber saat cuaca dingin sehingga mesin dapat dihidupkan dengan mudah.

ALIRAN BAHAN BAKAR

SISTEM INDUKSI UDARA(AIR INDUCTION SISTEM)

Udara bersih dari saringan udara (air cleaner) masuk ke airflow meter dengan membuka
measuring plate, besarnya pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk
ke intake chamber. Besarnya udara yang masuk ke intake chamber ditentukan oleh lebarnya
katup throttle terbuka. Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian keruang bakar
(combustion chamber) bila mesin dalam keadaan dingin, air valve megalirkan udara langsung
keintake camber dengan membypass throttle. Air valve mengirimkan udara secukupnya
keintake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle, tanpa memperhatikan apakah
throttle dalam keadaan membuka atau tertutup. Jumlah udara yang masuk dideteksi oleh
airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure sensor (D-EFI)

ALIRAN UDARA

SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)

Sistem Pengontrol Elektronik ( Electronic Control System) termask sensor- sensor (untuk
mendeteksi kondisi kerja mesin) dan komputer yang menentukan ketetapan jumlah
penginjeksian bahan bakar sesuai dengan signal yang diterima dari sensor-sensor.
Sensor-sensor ini mengukur jumlah udara yang dihisap, beban mesin, temperatur air
pendingin, tempertaur udara, saat akselerasi atau deselerasi kemudian mengirim signal ke
komputer. Komputer menghitung dengan tepat jumlah penginjeksian bahan bakar atas dasar
signal tadi, dan mengirimkan signal penginjeksian yang diperlukan ke injektor-injektor.
Electronic injektion System pada beberapa mesin dilengkapi dengan tahanan (resistor) dalam
injektion sircuitnya untuk mencegah terjadinya panas dan menstabilkan kerjanya injektor.
Colt star injektor bekerja ketika mesin di star pada saat dingin dan lamanya dikontrol oleh
timer switch. Pada sircuit komputer pada system EFI dilengkapi dengan maen relay untuk
mencegah turunnya tegangan. Sistem pompa bahan bakar pada sistem EFI juga dilengkapi
dengan relay. Relay ini ahkan bekerja ketika mesin berputer dan mematikan pompa pada saat
mesin mati.

Komponen-komponen dasar EFI


Setiap jenis atau model sepedamotor mempunyai desain masing-masing namun secara garis
besar terdapat komponen-komponen berikut.

1. ECU Electrical Control Unit


Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari sensorsensor mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi,
saat pengapian
2. Fuel Pump
Menghasilkan tekanan BBM yang siap diinjeksikan.
3. Pressure Regulator
Mengatur kondisi tekanan BBM selalu tetap (55~60psi).
4. Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu mesin, kondisi mesin dingin membutuhkan BBM
lebih banyak.

5. Inlet Air Pressure Sensor


Memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara yang akan masuk ke mesin, udara
bertekanan (pada tipe sepeda motor ini hulu saluran masuk ada diantara dua lampu depan)
O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak.
Atmospheric Pressure Sensor memberi masukan ke ECU kondisi tekanan udara
lingkungan sekitar sepedamotor, pada dataran rendah (pantai) O2 lebih padat,
membutuhkan BBM lebih banyak.
6. Intlet Air Temperature Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi suhu udara yang akan masuk ke mesin, udara dingin
O2 lebih padat, membutuhkan BBM lebih banyak
7. Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih cepat.
8. Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan
buka INJECTOR.
9. Throttle Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan besarnya bukaan aliran udara, bukaan besar
membutuhkan buka INJECTOR yang lebih lama.
10. Fuel Injector / Injector
Gerbang akhir dari BBM yang bertekanan, fungsi utama menyemprotkan BBM ke dalam
mesin, membuka dan menutup berdasarkan perintah dari ECU.

11. Speed Sensor


Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu
merah dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.
12. Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi
mesin hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION,
INJECTOR, untuk keamanan dan keselamatan.
a. Sensor Engine Control Temperature (ECT)
b. Sensor Throttle Position Sensor (TPS)
c. Sensor Air Flow Meter (Sensor Udara Masuk)
d. Sensor Manifold Absolute Pressure (MAP)
e. Sensor Sensor Gas Buang
f. Sensor Putaran
7

g. Sensor Knoking
MANFAAT
Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang
sistem sensor EFI bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini
saya buat agar dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan pembahasan
yang akan kita bahas bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia otomotif itu sangatlah luas.
Semoga dengan adanya pembahasan tentang system sensor EFI, ini semua yang membaca
bisa faham dan mengerti cara kerjanya dan mampu mengaplikasiaknnya.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi Sistem Karburator
Karburator adalah tempat mencampur bensin dan udara. Karburator salah satu bagian
terpenting dari sebuah kendaraan.
Elxotru (2010) menyatakan bahwa karburator merupakan salah satu bagian penting
dari sistem pembakaran internal alami mesin (normally aspirated engines) berbahan
bakar bensin dan sejenisnya yang pertama kali dirancang oleh Karl Friedrich Benz,
seorang insinyur berkebangsaan Jerman pada tahun 1885.
Karburator merupakan bagian yang penting pada sepeda motor. Hampir semua sepeda
motor menggunakan karburator karena umumnya sepeda motor menggunakan bensin
sebagai bahan bakarnya. Karena itu karburator yang baik harus mampu membuat gas
yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan mesin pada setiap tingkat penggunaan dan
kecepatan putaran mesin. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dibutuhkan
perbanbingan bensin dan udara dalam percampuran gas, menurut teoritis adalah 1:15.
Artinya 1 gram bensin harus dicampur dengan 15 gram udara. Apabila perbandingan
campurannya lebih dari 1:15 maka biasanya dikatakan campuran miskin contoh 1:18.
Apabila perbandingan campuran kurang dari 1:15 maka dikatakan campuran kaya contoh
1:12. Didalam praktek pada umumnya digunakan campuran kaya, ini untuk mendapatkan
daya mesin yang lebih besar (boros mesin). Dan dengan sebaliknya apabila menghendaki
bahan bakar yang ekonomis maka bisa digunakan campuran miskin. Untuk campuran
miskin ini biasa digunakan pada mesin 4 tak karena gerakan motor ini tak secepat kerja
motor 2 tak.
2.2 Fungsi Karburator
Elxotru (2010) menyatakan bahwa fungsi utama karburator ialah mencampur bahan
bakar dengan udara/oksigen agar supaya bisa terbakar dengan baik dalam ruang
pembakaran. Sebagai alat pengontrol jumlah bahan bakar dan udara yang akan masuk ke
dalam ruang pembakaran ....

Mbobs (2011) menerangkan bahwa karburator sendiri berfungsi sebagai tempat


bercampurnya udara dan bahan bakar, yang nantinya hasil pencampuran udara dan bahan
bakar akan di kabutkan/di semprotkan ke ruang bakar. ....
Yans (2010) berpendapat bahwa fungsi karburator ialah mengatur perbandingan
campuran udara dan bahan bakar, menjadikan campuran tersebut menjadi kabut, dan
menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan beban motor
yang berubah-ubah.
Arifianto (2010) menerangkan bahwa karburator berfungsi untuk mencampur bahan
bakar dan udara dalam perbandingan yang tertentu sehingga menjadi gas pembakar yang
dibutuhkan oleh mesin motor.
2.3 Komponen Komponen Karburator dan fungsinya
Arifianto (2010) menjelaskan komponen-komponen karburator dan fungsinya pada
kutipan berikut,
1. Mangkok karburator (float chamber ) berfungsi untuk menyimpan bensin pada waktu
belum digunakan.
2. Klep/Jarum Pelampung berfungsi untuk mengatur masuknya bensin kedalam
mangkok karburator.
3. Pelampung (float) berfungsi untuk mengatur agar tetapnya bahan bakar didalam
mangkok karburator.
4. Skep / Katup Gas berfungsi untuk mengatur banyaknya gas yang masuk kedalam
silinder.
5. Pemancar Jarum ( main jet / needle jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu
motor di gas besarnya diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum Skep / Jarum Gas (jet needle) berfungsi untuk mengatur besarnya semprotan
bensin dari main nozzle pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar / induk ( main jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu
motor di gas full ( tinggi ).

10

8. Pemancar kecil / stasioner ( slow jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu
langsam / stationer.
9. Sekrup Gas / Baut Gas ( throttle screw ) berfungsi untuk setelan posisi skep sebelum
di gas.
10. Skrup udara / baut udara ( air Screw ) berfungsi untuk mengatur banyaknya udara
yang akan dicampur dengan bahan bakar.
11. Katup Cuk ( choke valve ) berfungsi untuk menutup udara luar yang masuk ke
karburator sehingga gas menjadi kaya digunakan pada waktu start.
2.4 Cara Kerja Karburator
Pendidikan (2011) menyatakan prinsip atau cara kerja karburator pada kutipan
berikut: Pada waktu sepeda motor dihidupkan piston dalam silinder melakukan langkah
hisap, hisapan ini membuat udara dari luar masuk ke dalam karburator. Kecepatan udara
mengalir melewati spuyer kecil, sehingga mengakibatkan tekanan udara mejadi rendah,
akibatnya bensin dalam ruang pelampung ikut terhisap naik keluar melalui spuyer kecil.
Bensin yang naik keluar bercampur dengan udara menjadi kabut/gas yang merupakan
campuran udara dengan bensin. Gas ini akan masuk ke dalam ruang bakar di mesin
untuk kemudian dibakar. Prinsip kerja karburator sebenarnya hampir mirip dengan
semprotan obat nyamuk.
Arifianto (2010) menerangkan cara kerja karburator pada kutipan berikut: Pada waktu
mesin di hidupkan silinder mengadakan gerak isap maka isapan tersebut mengisap udara
luar masuk ke dalam motor melalui spoeyer/jet, maka tekanan udara di permukaan jet
rendah dan dari dalam spoeyer tadi memancarkan bensin. Sedangkan pancaran tersebut
berupa kabut bensin/atomisasi yang disebabkan oleh adanya udara yang mengalir melalui
saluran udara ke masing-masing spoeyer. Baik itu merupakan slow jet atau main jet.
Sehingga dengan mudah bercampur udara menjadi gas yang diperlukan oleh motor dan
pencampuran ini disebut venture. Dan inilah cara kerja karburator pada umumnya baik
pada putaran mesin rendah maupun tinggi.
2.5 Definisi EFI (Electronic Fuel Injection)

11

Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi
elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem
injeksi mekanis.
Firstiawan (2010) menyimpulkan bahwa eletronic Fuel Injection (EFI) adalah
teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin
bensin menggantikan karburator.
Ifan (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI pada kutipan berikut, Sistem
bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk
diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada
sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi
mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis
disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara
terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi
elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan
waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga
dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI
(Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar
injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu
contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada
Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel
Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian
sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan
unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada
setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan
kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah
terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini
adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh
pada temperatur di lingkungannya.
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI pada kutipan berikut, Sistem
Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun 1971,
tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali diterapkan
pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah
menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan
yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU
12

(Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem elektronik.


Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka
sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut
diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai
banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter adalah sebuah
peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang
menggunakan karburator.
2.6 EFI multiport
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI multiport pada kutipan berikut,
Saat ini yang banyak digunakan adalah cara kerja multi port, karena penyemprotan yang
langsung ke intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang paling ideal maka
dibutuhkan pertama campuran bahan bakar dan udara yang homogen dan kedua saat
pengapian yang tepat. Pada mesin mobil yang dilengkapi dengan EFI, bahan bakar dan
udara diatur sebaik-baiknya oleh perangkat elektronik yang dinamakan Electronic
Control Unit. Begitu kaki Anda menekan pedal gas, air flow meter akan mengirimkan
sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah data kemudian memerintahkan/mengatur berapa
banyak bahan bakar yang perlu disemprotkan ke depan intake port setiap silinder, dan
sudah dalam bentuk kabut serta di langkah isapnya mesin. Letak injektor yang tepat di
depan saluran masuk ke ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang sudah
bercampur menjadi homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.
2.7 Prinsip Kerja Sistem EFI
Ifan (2011) menyimpulkan tentang prinsip kerja sistem EFI pada kutipan berikut ini,
Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang
menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk
mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin
berbahan bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di
bagian ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk).
Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar
sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai
sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam
perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu
kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar
13

yang bervariasi, agar perubahan kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai
dengan unjuk kerja mesin yang tetap optimal.
2.8 Konstruksi Dasar Sistem EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama,
yaitu;
a) sistem bahan bakar (fuel system)
Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki bahan
bakar sampai ke ruang bakar. Sistem ini terdiri dari tangki bahan bakar (fuel
pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter),
pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure
regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi
untuk

menyimpan,

membersihkan,

menyalurkan

dan

menyemprotkan

/menginjeksikan bahan bakar. Adapun fungsi masing-masing komponen pada


sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fuel suction filter berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
2. Fuel pump moduleberfungsi untuk memompa dan mengalirkan bahan bakar dari
tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa
dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah.
3. Fuel pressure regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar di dalam
sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.
4. Fuel feed hose berfungsi untuk slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki
menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa
dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa.
5. Fuel Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle
body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama
dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module)
atau ECU (Electronic Control Unit).

14

Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan
listrik ke solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil
akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle valve (katup
jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan
memancar keluar dari injektor.
b) Sistem kontrol elektronik (electronic control system)
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera),
seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor,
IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil
Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat
ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponenkomponen tambahan
seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur
tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat
DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine
analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik
antara lain sebagai berikut;
1. ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari
masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari
sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air
pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran
mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang
sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
2. MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP
sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah
maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow
15

meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass
sensor.
3. IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi
(deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan
referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal
yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4. TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak
hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi
beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat
memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi
terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan
katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang
terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan
emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan
sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan
oleh ECU secara elektronis.
5. Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu oli mesin.
6. Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang
menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang
bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
7. Sinyal atau informasi yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor
terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU
memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan
pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada
bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem
bahan bakar langsung dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.

16

Bank angle sensor akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut
kemiringan masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU
tidak sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan
sudut kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang
dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak mengOFFkan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya centripugal yang
membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor tidak sama dengan
kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550, tapi
dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa sudut
kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga komponen
tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya digunakan pada sistem
EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi
posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa diketahui, sensor posisi poros engkol
(crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin
(water temperature sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya.
Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor
dipasang.
c) Sistem induksi/pemasukan udara (air induction system)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk
pembakaran. Sistem ini terdiri atas: air cleaner, air flow meter, throttle body, dan
air valve. Udara bersih dari saringan udara (air cleaner)masuk ke airflow meter
dengan membuka measuring plate,besarnya pembukaan ini tergantung pada
kecepatan aliran udara yang masuk ke intake chamber.besarnya udara yang masuk
kintake chamber ditentukan oleh lebarnya katup throttle terbuka.Aliran udara
masuk ke intake manifold kemudian keruang bakar(combustion chamber)bila
mesin dalam keadaan dingin,air valve megalirkan udara langsung keintake camber
dengan membypass throttle.Air valve mengirimkan udara secukupnya keintake
chamber untuk menambah putaran sampai fast idle,tanpa memperhatikan apakah
throttle dalam keadaan membuka atau tertutup.Jumlah udara yang masuk dideteksi
oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure sensor(D-EFI)
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa berbeda
pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI yang
17

digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa menghasilkan
unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin lengkapnya
komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka pengaturan
koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan udara
yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
2.9 Macam Macam Sistem Efi
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk
megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya udara yang dihisap diukur
langsung dengan tekanan udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan
airflow meter pada sistem L-EFI
1. Sistem D-EFI (Manifold Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian
melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan
jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak
begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI. Sistem ini sering pula disebut D
Jetronic yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D singkatan dari Druck (bahasa
Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic berarti penginjeksian (injection).
2. Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang mengalir
melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan sangat akurat,
aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih tepat dibandingkan
sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu Luft yang berarti udara.
2.10 Perawatan Mesin Sistem Efi
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk segala kondisi jalan, suhu dan cara
mengemudi. Kerusakan atau masalah pada sistem EFI terutama disebabkan oleh:
Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan sulfur
yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif pada BBM
Pertamina)
1. Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada BBM
bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan dan
menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
18

2. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk penggantian


kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun pemasangan alarm
3. Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
4. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
5. Melepas aki dengan cara yang tidak benar
6. melakukan jump start dengan cara yang tidak benar serta melepas ECU dengan
sembarangan
sopyan ansori (2010) menyimpulkan cara perawatan mesin sistem efi pada kutipan
berikut,
1. Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana indikator tulisan/gambar Check
Engine pada panel instrumen (tergantung merek mobil) tetap menyala setelah mesin
hidup selama beberapa detik, segeralah hubungi mekanik anda;
2. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala, segeralah
hubungi mekanik anda;
3. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada waktunya;
4. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap 15.000km atau
lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki kandungan sulfur
teramat tinggi;
5. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
6. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU
secara berkala;
7. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi ` setiap 5.000km atau
lebih sering. Gunakan busi tipe R,yaitu yang menggunakan resistor;
8. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;

19

9. Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage regulatornya)
selalu dalam kondisi prima
10. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan sistem cutout, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
11. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi terlepas;
12. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung (12
volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
13. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem pembersih
yang aman, misalnya Interject Service;
14. Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
15. Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar dan
memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood, Avital,
dll. Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan pabrikan
yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI yang akan
mengganggu fungsi ECU;
16. Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing, yakinkan bahwa
kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang dapat mengganggu
fungsi ECU.

2.11Kelebihan Sistem Injeksi


Beberapa tahun terakhir ini, telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan
teknologi injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif
memberi namanya macam-macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem
kerja injection. Lantas, apa kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan karburator ?
Teknologi EFI (Electronic Fuel Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai
teknologi yang terbaru, karena teknologi ini sudah diterapkan beberapa tahun lalu. Dan
EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran dasawarsa 199020

an.Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti tentang product


planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger car).
Baru di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV
ikut mengadopsi. Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI,
EPFI,

ECFI,

T-DIS,

VVT-i,

i-VTEC,

MIVEC,

VANOS,

Valvetronic,

dan

sebagainya.Istilah-istilah itu kemudian diangkat oleh para pabrikan mobil sebagai salah
satu nilai jual produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME).
Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery, melainkan
motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk
menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju. SME muncul seiring
dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang
semakin efisien tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya. Selain itu juga adanya
tuntutan untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.
Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap perusahaan otomotif dan perusahaan
konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi
engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-lomba mencari
dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan yang
digunakan untuk mendesain engine,

pencarian dan penggunaan material baru,

terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol
elektronik

dan

komputer

untuk

mengatur

kinerja

engine

dan

peralatan

pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan bakar sesuai dengan


kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi operasi.
Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi
operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum
muncul sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator.
Dalam karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari
venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat
yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada
daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran
tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang
lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah. Begitupun
dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke masing-masing
busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau
21

memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan
gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana
karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya
optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine.
Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan
sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang
lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan kinerja optimum
dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME
kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan
komponen penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari
pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI,
sedangkan nama Bosch Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
2.12 Engine Control Temperature (ECT)/Sensor Temperatur Mesin dan Intake Air
Temperature
(IAT)/Temperatur udara masuk
ECT berfungsi untuk mendeteksi suhu air pendingin pada mesin

Gambar1.1

IAT berfungsi untuk mendeteksi suhu udara yang masuk


Cara Kerjanya:

22

Sensor yang dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Bila tegangan pada
sensor berubah (karena temperature), maka tegangan yang ke ECU juga berubah. Tegangan
kerja adalah 4,5 s/d 0,2 Volt, dari dingin ke panas
Throttle Position Sensor (TPS)
TPS berfungsi untuk mengetahui derajat pembukaan katup gas dan mengontrol jumlah udara
yang masuk. Sensor ini terbuat dari bahan Karbon arang. Range kerjanya adalah dalam %
pembukaan katup gas (0 % = 0,5 Volt ----- 100 % = 4,7 Volt). Cara kerjanya: Tegangan 5 Volt
dari ECU sebagai sumber, bila katup gas dibuka akan membuat perbandingan tegangan yang
berasal dari perbandingan tahanan, sehingga mengeluarkan sinyal tegangan 0,5 s/d 4,7 Volt.
Air Flow Meter (Sensor Udara Masuk)
Air flow meter berfungsi untuk mendeteksi jumlah udara yang masuk, dan ini dipakai pada
system injeksi jenis L-EFI.
Jenis-jenis Air Flow Meter
Sensor Flap (impact pressure) Air Flow Sensor LMM
Jenis ini terbuat dari tahanan geser (karbon arang). Cara kerjanya: pedal ditekan untuk
membuka katup gas. Udara diisap oleh pengukur jumlah udara. Pengukur aliran udara
memberikan

informasi

utama

secara

elektris

ke

unit

pengontrol

elektronika.

Sensor Massa Udara (Kawat dan Film Panas)


Jenis ini terbuat dari bahan kawat panas (platinum), Thermister, Metallic Film. Prinsip
kerjanya: kawat panas dijaga pada temperature tetap dirangkai dengan termistor . Suatu aliran
udara akan menyebabkan kawat panas menjadi dingin, rangkaian elektronik akan
mempertahankan temperature pada kawat panas tetap. Pada waktu yang bersamaan,
rangkaian elektronik mengukur arus yang mengalir ke kawat panas dan mengeluarkan sinyal
tegangan sebanding dengan aliran arus.
Karman Vortex
Jenis Karman Vortex terbuat dari bahan Photo Coupler (LED dan Photo Transistor). Cara
kerjanya: Udara yang masuk dibuat pusaran oleh pembentuk pusaran udara dan distabilkan
oleh plat penstabil pusaran udara, kemudian diukur melalui pemancar dan penerima
gelombang frekuensi tinggi. Dengan sebuah pengolah sinyal, gelombang frekuensi tinggi
23

pada bagian penerima diubah bentuknya menjadi impul tegangnan yang diterima oleh
computer.
Manifold Absolute Pressure (MAP)
Fungsi MAP sensor adalah untuk mengetahui tekanan udara yang masuk. Sensor ini terletak
pada saluran udara masuk setelah katup gas dan digunakan pada mesin injeksi jenis D-EFI.
Cara kerja MAP: Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari
perubahan bentuk. Piezo resistive dibuat diafragma (Silicon chip) berfungsi sebagai
membrane antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang berhubungan
dengan intake manifold.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat perubahan
lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal.
MAP sensor mengeluarkan tegangan paling tinggi ketika tekanan intake manipold adalah
paling tinggi (kunci kontak ON mesin MATI, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi).
Begitu pula sebaliknya mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi
(perlambatan).

Sensor Gas Buang


Sensor ini berfungsi untuk mengetahui kerusakan pada Katalik konventer dan sebagai system
closed loop A/F Rasio. Prinsip Kerjanya: Bila ada perbedaan jumlah O2 udara luar, akan
terjadi beda potensial antara kedua elektroda. Tegangan maksimal 1 volt. Temperatur kerja
min. 400C.
Sensor Putaran
Sensor Induktif pada Distibutor
Sensor CKP dan CMP pada distributor
Untuk system yang pengajuannya dengan mikrokontrol, maka sinyal putaran (CKP) harus
dilengkapi dengan sensor posisi pada silinder (CMP). Sinyal ada yang di distributor dan di
poros engkol
B. Sensor Induktif pada poros engkol
Sensor ini terdiri dari dua, yaitu:
24

satu sensor induktif dan dua sensor induktif (CKP dan CMP)
Sensor Hall pada distributor
Sensor Photodioda
Berfungsi sebagai sensor putaran dan TOP
Sensor Knoking
Sensor ini berfungsi untuk mengetahui knoking, system closed loop pengapian dan
mendeteksi octane bahan bakar. Prinsip kerja: Bila terjadi knoking (pinking) akan terjadi
getaran pada sensor knoking berupa nois. ECU akan memundurkan saat pengapian 2 kali
sampai tidak terjadi detonasi lagi. Untuk 4 silinder perlu 1 sensor, 5 atau 6 silinder perlu 2
sensor, 8 lebih bisa 2 atau lebih sensor.
Crankshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi dan kecepatan putaran mesin, putaran tinggi membutuhkan
buka INJECTOR yang lebih cepat.

Speed Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi kecepatan sepedamotor, memainkan gas di lampu merah
dibanding kecepatan 90km/jam, buka INJECTOR berbeda.

Vehicle-down Sensor
Memberi masukan ke ECU kondisi sepedamotor, jika motor terjatuh dengan kondisi mesin
hidup maka ECU akan menghentikan kerja FUEL PUMP, IGNITION, INJECTOR, untuk
keamanan dan keselamatan. Electronic Fuel Injection memang lebih unggul dibanding
karburator, karena dapat menyesuaikan takaran BBM sesuai kebutuhan mesin standar. ECU
diprogram untuk kondisi mesin standar sesuai model sepedamotor, di dalam ECU terdapat
tabel BBM yang akan dikirim melalui Injector sesuai kondisi mesin standar. Jika ada
perubahan dari kondisi standar misalnya filter udara diganti atau dilepas, walaupun ada
pengukur tekanan udara (inlet air pressure sensor) pasokkan BBM hanya berubah sedikit,
akhirnya sepedamotor akan berjalan tidak normal karena O2 terlalu banyak (lean mixture).
Tabel ECU standar biasanya tidak dapat dirubah, karena tujuan utama EFI adalah
25

pengurangan kadar emisi gas buang beracun. Untuk mesin modifikasi memerlukan
modifikasi tabel dalam ECU, hal ini dapat dilakukan dengan:
1. Software yang dapat masuk ke dalam memory ECU hanya dimiliki oleh ATPM atau
dealer.
2. Piggyback alat tambahan diluar ECU bekerja dengan cara memanipulasi sinyal yang
dikirim ke Injector untuk membuka lebih lama.
3. Tukar ECU aftermarket yang dapat diprogram tabel memory-nya, sesuai modifikasi,
sesuai kondisi sirkuit.
Camshaft Sensor
Memberi masukan ke ECU posisi langkah mesin, hanya langkah hisap yang membutuhkan
buka INJECTOR.

ECU Electrical Control Unit


Pusat pengolah data kondisi penggunaan mesin, mendapat masukkan/input dari sensor-sensor
mengolahnya kemudian memberi keluaran/output untuk saat dan jumlah injeksi, saat
pengapian.

BAB III

1.

KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya masingmasing sensor efi mempunyai kegunaan yang berbeda, yang diatur oleh satu otak yaitu
ECU. Semua sensor dkendalikan oleh ECU sehingga mesin dapat bekerja sempurna. Di
jaman sekarang ini teknologi sangatlah berkembang pesat dimana semua nya sudah
dirancang dengan teliti, sangat bagus, dan dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pada
dasarnya suatu penemuan itu akan terus dikembangkan agar dapat menjadi penemuanpenemuan yang baru, tentunya penemuan yang baru itu akan menghasilkan sesuatu
kenyamanan yang berbeda atau lebih. Pembahasan kali ini adalah menjadi sebuah bukti
bahwa kemajuan teknologi sangatlah pesat, khususnya dunia tomotif ( transportasi ). Jadi
kita harus dapat mengingikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat ini agar bangsa
26

kita tidak semakin terpuruk. Bangsa yang lain sudah bisa membuar kendaraan berat
seperti yang kita bahas. Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya
sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

27

Anda mungkin juga menyukai