Laporan Sumbat Vagina Hamster
Laporan Sumbat Vagina Hamster
Laporan Sumbat Vagina Hamster
DISUSUN OLEH :
Reza Panji Susanto
F1071131008
Kelas A
Kelompok 4
B. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengamati adanya sumbat
vagina pada hamster betina.
C. KAJIAN PUSTAKA
atau
gairah,
hipotalamus
terstimulasi
untuk
melepaskan
cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini
setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan
uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus
itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus
mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina
dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus
endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang
banyak (Campbell, 2004).
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus,
proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan
melihat
gambaran
sitologi
apusan
vagina.
Paad
saat
estrus,
vagina
Waktu
Tempat
Bahan :
Cotton Bud
Hamster betina
Hamster jantan
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja Pengamatan Sumbat Vagina Hamster adalah sebagai berikut
1. Hamster betina yang sudah siap kawin disatukan dengan hamster jantan.
2.
kiri, kemudian tengkuknya atau leher dorsal dipegang dengan ibu dan telunjuk
jari. Badan dan ekor dipegang dengan jari tengah, jari manis, dan kelingking.
3.
Gambar
1.
Gambar
hasil
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk
mengamati ada tidaknya sumbat vagina. Praktikum ini kita menggunakan hamster
sebagai bahan.
terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui
serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada
siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi
pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
Struktur sel luteal dan fungsi dipelajari dengan mikroskop elektron dalam
hubungannya dengan pengukuran produksi progesteron oleh corpora lutea yang
diisolasi dan diinkubasi in vitro pada hari-hari berturut-turut hamster siklus estrus
empat hari. Sel Granulosal yang terutama bertanggung jawab untuk pembentukan
korpus luteum. (Leavitt, W.W dkk. 1973)
Siklus estrus hamster tergantung pada jam biologis dan memiliki jangka
waktu yang merupakan kelipatan empat kali lipat dari bersamaan direkam ritme
aktivitas lokomotor. (M. Fitzgerald, 1976)
Berikut adalah fase-fase dalam siklus estrus hamster :
1.
Fase proestrus
Proestrus merupakan periode persiapan yang ditandai dengan pemacuan
pertumbuhan folikel oleh FSH sehingga folikel tumbuh dengan cepat. Proestrus
berlangsung selama 2-3 hari. Pada fase kandungan air pada uterus meningkat dan
mengandung banyak pembuluh darah dan kelenjar-kelenjar endometrial
mengalami hipertrofi.
2.
Fase estrus
Estrus adalah masa keinginan kawin yang ditandai dengan keadaaan tikus
tidak tenang, keluar lendir dari dalam vulva, pada fase ini pertumbuhan folikel
meningkat dengan cepat, uterus mengalami vaskularisasi dengan maksimal,
ovulasi
terjadi
dengan
cepat,
dan
sel-sel
epitelnya
mengalami
akhir
Fase metaestrus
Metaestrus ditandai dengan terhentinya birahi, ovulasi terjadi dengan
Fase diestrus
Diestrus adalah periode terakhir dari estrus, pada fase ini corpus luteum
berkembang dengan sempurna dan efek yang dihasilkan dari progesteron (hormon
yang dihasilkan dari corpus luteum) tampak dengan jelas pada dinding uterus
serta folikel-folikel kecil dengan korpora lutea pada vagina lebih besar dari
ovulasi sebelumnya.
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel
kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus,
lapisan kornifikasi tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama
diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan
dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi dengan
pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang
besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun.
Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah
jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap estrus adalah histologi dan fungsi
hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya dengan proses reproduksi, terjadinya
pubertas pada hewan betina termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi siklus
estrus serta proses pembentukan sel kelamin (gametogenesis). Selain itu terdapat
faktor-faktor lain yang lebih berpengaruh yaitu hormone.
Seperti semua mamalia betina, hamster betina memiliki siklus reproduksi
biasa yang memungkinkan dia untuk hamil dan memiliki anak. Wanita memiliki
siklus menstruasi ditandai dengan perdarahan vagina bulanan, tapi hamster
memiliki siklus estrus sampai tujuh kali setiap bulan. Estrus dibedakan dengan
debit keputihan, bukan oleh perdarahan yang terkait dengan siklus menstruasi
wanita.
Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak.
Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahjwa kopulasi telah
berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol (Adnan,
2006).
Namun pada hasil pengamatan tidak menunjukkan adanya sumbat vagina.
Pada pengamatan sumbat vagina hamster, hamster betina yang sudah siap
kawin disatukan dengan hamster jantan pada jam tujuh malam sampai jam 7 pagi
dan dibiarkan selama kurang lebih 12 jam dengan harapan terjadi perkawinan
pada kedua hamster tersebut. Pada hari pertama tepatnya jam 7 pagi setelah
hamster betina dan jantan disatukan, tidak terdapat sumbat vagina pada hamster.
Hal ini menandakan bahwa hamster belum memasuki fase estrus dimana menurut
Yatim (1994) pada masa inilah betina siap menerima jantan, dan pada saat ini pula
terjadi ovulasi.
F. KESIMPULAN
1. Siklus estrus merupakan periode ketika betina reseptif terhadap jantan dan
akan melakukan perkawinan.
2. Pada siklus estrus ini dikenal adanya empat fase yaitu, fase proestrus,
estrus, metaestrus, dan diestrus.
3. Pada pengamatan tidak terjadi sumbat vagina pada hamster.
4. Hal ini disebabkan hamster belum memasuki fase estrus.
5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap estrus adalah histologi dan
fungsi hipotalamus serta hipofisis dalam kaitannya dengan proses
reproduksi, terjadinya pubertas pada hewan betina termasuk faktor-faktor
yang mempengaruhi siklus estrus serta proses pembentukan sel kelamin
(gametogenesis). Selain itu terdapat faktor-faktor lain yang lebih
berpengaruh yaitu hormone.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: UNM.
Berg, Mary Helen. 201 Do Hamster Have Menstrual Cycle?. Fast Review,
Publishing & Printing International Journal (US Published). (online)
(http://animals.pawnation.com/hamsters-menstrual-cycles-1772.html
diakses 18 April 2016)
Campbell, dkk. 2004. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Hill, Mark. 2006. Estrous Cycle. The university of new south wales. Sidney.
http://www.lpp.uns.ac.id/web/moodle/moodledata/125/3Oogenesis.pdf.
Tanggal akses 18 April 2016
Leavitt, W.W, dkk. 1973. Structure and function of the hamster corpus luteum
during the estrous cycle. Issue American Journal of Anatomy American
Journal of Anatomy. Volume 136, Issue 2, pages 235249.