Laporan Fisika Gerak Osilasi
Laporan Fisika Gerak Osilasi
Laporan Fisika Gerak Osilasi
B. Hipotesis
Dalam setiap pratikum atau percobaan alat ukur mekanik memperoleh hasil pratikum
dan analisis data yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu dari pratikum
sendiri.
C. Landasan Teori
KELOMPOK 5
Page 1
Page 2
Maka dari itu, alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi diantaranya
jangka sorong dan micrometer sekrup. Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang
dapat dipergunakan untuk untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1
mm. secara umum, jangka sorong terdiri atas dua bagian yaitu rahsng tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas dua bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap danskala nonius ( vernier ) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak dua skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9
cm, dengan kata lain jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 cm. jadi beda
satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm =0,01 cm atau 0,01mm.
ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil, jadi ketelitian jangka sorong
adalah :DX =
1
2
Selaina jangka sorong, alt ukur lainya adalah micrometer skrup. Namaun micrometer
skrup ini sangat pantas digunakan untuk mengukur tingkat ketebalan atau tebal suatu benda.
Micrometer sekrup merupakan alat ukur panjangan yang memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi. Seperti halnya jangka sorong, micrometer skrup terdiri atas, rahang tetap yang berisis
skala utama yang dinyatakan dengan satuan mm. panjang skala utama micrometer pada
umumnya mencapai 25 mm. jarak antara skala utama yang berdekatan aadalah 0,5 mm. Poros
belurir yang dipasang pada silinder pemutar ( bidal ). Pada ujung bidal terdapat garis skala
yang memebagi menjadi 50 bagian yang sama yang disebut skala nonius. Rahang geser yang
dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang benda yang akan diukur
bersama dengan rahanng tetap. Jika bidal digerakan 1 putaran penuh maka maka poros akan
maju / mundur 0,5 mm, karena selubung luar memeiliki 50 skala, maka skala terkecil
mikrometr skrup adalah 0,5 mm / 50 = 0,01mm. ketelitian dari micrometer skrup adalah
1
2
1
2
x 0,01 mm = 0,05
mm. Dengan ketelitian 0,005 mm, maka micrometer skrup dapat dipergunakan untuk
mengukur tebal kertasa atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti ( akurat ).
KELOMPOK 5
Page 3
Setelah mengetahui panjang atau lebar suatu benda, maka bisa diperoleh volume
benda tersebut dengan mengalikan antara panjang, lebar, dan tinggi ( p x l x t ) untuk benda
yang berbentuk persegi maupun persegi panjang. Sedangkan untuk benda yang berbentuk
lingkaran V =
1
2
4 D t. Densitas atau kerapatan benda dapat diperoleh setelah kita
mengetahui volume dan massa suatau benda. Cara untuk memperoleh kerapatan ialah
membandingkan antara massa yang dimiliki oleh benda dengan benda itu sendiri.
KELOMPOK 5
Page 4
E. Prosedur Percobaan
KELOMPOK 5
Page 5
1. Mengukur panjang dan lebar benda padat yang berbentuk bujur sangkar dan persegi
panjang menggunakan jangka sorong. Dan untuk masing-masing benda dilakukan
sebanyak tiga kali pengukuran dan mecatatat data yang diperoleh.
2. Mengukur diameter benda padat yang bernbentuk lingkaran menggunakan jangka
sorong. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan mencatat data yang diperoleh.
3. Mengukur tebal benda padatyang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, dan
persegi panjang mengumakan micrometer sekrup. Pengukuran dilakukan sebanyak
tigs ksli serta mencatat data yang diperoleh.
F. Prosedur Percobaan
a. Jangka sorong
KELOMPOK 5
Page 6
Ukur diameter bagian luar gelas, diameter bagian dalam gelas, kedalaman air
dalam gelas, masing-masing sebanyak tiga kali dan catat hasil pengukuran pada
table di bawah ini :
Diameter bagian dalam
Kedalaman air
N
O
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
utama
6,1 cm
nonius
9
utama
6,9 cm
nonius
3
utama
4,2 cm
nonius
9
6,1 cm
6,9 cm
4 cm
6,1 cm
6,8 cm
4,2 cm
b. Micrometer sekrup
Ukur ketebalan dinding silet, kertas HVS, dan tebala uang logam, masing-masing
sebanyak tiga kali dan catat hasilnya pada table dibawah ini :
Tebal silet
Tebal kertas
N
O
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
utama
0 mm
nonius
7
utama
0 mm
nonius
20
utama
1,5 mm
nonius
15
0 mm
0 mm
19
1,5 mm
10
0mm
0 mm
18
1,5 mm
17
G. Hasil Pengamatan
1. Mengukur dengan jangka sorong
Kedalaman air
N
O
Skala
KELOMPOK 5
Skala
Skala
Skala
Page 7
Skala
Skala
utama
nonius
utama
nonius
utama
nonius
6,1 cm
6,9 cm
4,2 cm
6,1 cm
6,9 cm
4 cm
6,1 cm
6,8 cm
4,2 cm
Tebal silet
Tebal kertas
N
O
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
Skala
utama
0 mm
nonius
7
utama
0 mm
nonius
20
utama
1,5 mm
nonius
15
0 mm
0 mm
19
1,5 mm
10
0mm
0 mm
18
1,5 mm
17
H. Analisis Data
1. Mengukur dengan jangka sorong
Skala terkecil dari jangka sororng adalah 0,01 cm
Diameter dalam
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 9 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,09 cm
= 6,19cm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 3 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,03 cm
KELOMPOK 5
Page 8
= 6,13 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 8 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,08 cm
= 6,18 cm
Diameter luar
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,9 cm + 3 x 0,01 cm
= 6,9 cm + 0,03 cm
= 6,93 cm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,9 cm + 1 x 0,01 cm
= 6,9 cm + 0,01 cm
= 6,91 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,8 cm + 7 x 0,01 cm
= 6,8 cm + 0,07 cm
= 6,87 cm
Kedalaman air
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4,2 cm + 9 x 0,01 cm
= 4,2 cm + 0,09 cm
= 4,29 cm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4 cm +9 x 0,01 cm
= 4 cm + 0,09 cm
= 4,09 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4,2 cm + 3 x 0,01 cm
= 4,2 cm + 0,03 cm
= 4,23 cm
Page 9
= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 7 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 7 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
Tebal kertas
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 20 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,2 mm
= 0,2 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 19 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,19mm
= 0,19 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 18 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,18 mm
= 0,18 mm
Tebal uang logam
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 15 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,15 mm
= 1,65 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 10 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,1 mm
= 1,6 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 17 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,17 mm
= 1,67 mm
KELOMPOK 5
Page 10
I. Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang alat ukur mekanik. Alat ukur yang diteliti adalah
jangka sorong dan micrometer skrup. Pada perhitungan diameter dalam, diameter luar, dan
kedalaman air pada gelas kaca menggunakan alat ukur jangka sorong. Sedangkan pada
perhitungan
uang
logam
micrometer skrup. Dari hails pratikum dan pengolahan analisis data diperoleh nilai akhir ( Na
) yang berbeda-beda.
Pada proses pengukuran jangka sorong terdapat perbedaan hasilnya ( pengukuran ).
Perbedaan ini dapat dilihat dari masing-masing alat. Jangka sorong untuk percobaan ke-l
pada diameter gelas kaca yaitu 6,19 cm. Percobaan ke-ll yaitu 6,13 cm, dan percobaan ke-lll
yaitu nilai akhirnya ( Na ) 6,18 cm.
Untuk diameter luar pada gelas kaca nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama = 6,93 cm
Percobaan kedua
= 6,91 cm
Percobaan ketiga
= 6,87 cm
Untuk kedalaman air pada gelas kaca nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama = 4,29 cm
Percobaan kedua
= 4,09 cm
Percobaan ketiga = 4,23 cm
KELOMPOK 5
Page 11
Untuk tebal satu lembar kertas pebedaan nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama =0,02 mm
Percobaan kedua
= 0,19 mm
Percobaan ketiga
= 0,18 mm
Untuk tebal uang logam perbedaan nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama =1,65 mm
Percobaan kedua
= 1,6 mm
Percobaan ketiga
= 1,67mm
Pebedaan ini membuktikan adanya ketidak pastian dalam pengukuran, disebabkan
karena beberapa hal antara lain :
a. Kurangnya ketelitian pratikan ( mahasiswa ) dalam membaca skala.
b. Berkurangnya ketelitian alat ukur
c. Cara penggunaan dari alat-alat ukur tersebut oleh pratikan ( mahasiswa ) yang
berbeda-beda.
Jangka sorong mempunyai tiga fungsi yaitu mengukur diameter dalam, diameter luar,
dan kedalaman air. Sedangkan micrometer skrup memiliki fungsi untuk mengukur tebal dan
panjang benda tetapai lebih teliti dari jangka sorong.
Skala utama adalah skal inti atau yang paling penting dalam suatu pengukuran.
Sedangkan skala nonius adalah skal lebih dari skala utama. Jika skala utama ( SU ) dalam
pengukuran nilainya tidak lebih maka skala noniusnya ( SN ) sama dengan 0. Skala nonius
tidak memiliki satuan, sedangkan skala utama memiliki satuan. Skala nonius akan memiliki
satuan jika sudah dikalikan dengan skala terkecil baik jangka sorong maupun micrometer
skrup.
KELOMPOK 5
Page 12
J. Kesimpulan
Pada saat menggunakan alat ukur kita harus memperhatikan factor ketepatan ( akurasi
), ketelitian ( spresesi ), kepekaan ( sensitivitas ), kesalhan matematis, serta kesalahan
mengukur benda tipis atau kawat, tetapi tidak dapat untuk mengukur diameter lubang.
Cara membaca skala antara pratikan yang satu dengan yang lain berbeda.
Hasil dari pengamatan tidaklah hasil mutlak dengan teori kurangnya factor-faktor
tertentu.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, dibutuhkan ketelitian yang tinggi
dari pratikan.
KELOMPOK 5
Page 13
PERCOBAAN B
GERAK OSILASI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Gerak Osilasi ini adalah :
Menentukan periode bandul matematis dan tetapan percepatan gravitasi
melalui gerak osilasi
B. Hipotesis
Hipotesis yang dapat digunakan dalam praktikum Gerak Osilasi ini adalah :
Bahwa periode dipengaruhi oleh panjang tali dan tidak dipengaruhi
oleh massa benda
C. Landasan Teori
KELOMPOK 5
Page 14
Getaran
dan
gelombang
merupakan
dua
hal
yang
saling
bandul
merupakan
gerak
harmonic
sederhana
hanya
jika
amplitudengeraknya kecil.
Prinsip ayunan pada hakekatnya jika suatu benda digantungkan pada seutas
tali,diberikan simpangan,lalu dilepaskan maka benda tersebut akan berayun kekiri dan
kekanan.Berarti ketika benda berada dikiri akan dipercepat kekanan dan ketika benda
sudah berada disebelah kanan diperlambat dan berhenti,lalu dipercepat kekiri dan
seterusnya.Dari gerakan ini dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama
geraknya.Menurut hokum II Newton ( F = m.a) percepatan hanya timbul jika ada
gaya.Arah percepatan dan arah gaya selalu sama,berarti dalam eksperimen ini ada
gaya kearah gerakan benda,yaitu gerakan yang berbentuk lingkaran.Gaya yang
bekerja pada bandul ini berasal dari gravitasi bumi dan gaya pada tali.Arah gaya
gravitasi Fgrav tegak lurus kebawah,arah gaya tali Ftali kearah tali.Sedangkan gaya Ft
yang mempercepat benda,bekerja kearah gerakan berarti kearah lingkaran yang tegak
lurus dengan arah tali atau arah tangen lingkaran.Sebab itu gaya ini juga disebut gaya
tangensial Ft,besar Ft yang mempercepat benda terdapat dengan membagi gaya
gravitasi Fgrav ke dalam dua bagian yaitu Ft kearah gerakan dan gaya normal Fn,gaya
normal Fn berlawanan arah dengan gaya tali Ftali sehingga dua gaya ini saling
meniadakan.
Gerakan osilasi (gerakan ayunan) dapat dipahami dengan cara melihat gerakan
pada bandul.Ketika bandul sedang diam disebelah kiri,maka gaya tangensial
mempercepat bandul kearah kanan sehingga kecepatan kearah kanan bertambah
selama bandul bergerak kearah kanan.Sudut simpangan menjadi semakin kecil dan
gaya tangensial ikut semakin kecil,maka percepatan akan semakin kecil.Tetapi
perhatikanlah bahwa percepatan semakin kecil (taetapi belum nol) berarti kecepatan
masih bertambah terus,ketika simpangan bandul nol,berarti posisi bandul tengah gaya
tangensial nol,maka percepatan nol dan bandul bergerak terus dengan kecepatan
KELOMPOK 5
Page 15
1
l
=T =2
f
g
Sedangkan untuk menghitung gravitasinya menggunakan rumus :
4 l
g=
T
Keterangan :
F adalah frekuensi bandul matematis (Hz)
T adalah periode bandul matematis (s)
l adalah panjang tali bandul matematis (m)
g adalah percepatan gravitasi bumi (m/s)
22
nilainya 3,14 atau
KELOMPOK 5
Page 16
E. Prosedur Percobaan
KELOMPOK 5
Page 17
Massa bola
Panjang tali
Waktu untuk
Periode
Bandul
Bandul (l)
20 ayunan (t)
(T)
20 gr
15 cm
16,1 s
0,81 s
O,65 s
20 cm
17,1 s
0,85 s
0,72 s
25 cm
19 s
0,95 s
0,9 s
30 cm
20,9 s
1,05 s
1,10 s
Panjang tali
Massa bola
Waktu untuk
Periode
Bandul (l)
Bandul
20 ayunan (t)
(T)
KELOMPOK 5
Page 18
30 cm
10 gr
20,9 s
1,04 s
1,08 s
20 gr
20,9 s
1,04 s
1,08 s
30 gr
20,8 s
1,04 s
1.08 s
50 gr
21,9 s
1,11 s
1.21 s
F. Hasil Pengamatan
GERAK OSILASI
1. Untuk massa benda yang konstan
No.
Massa
Panjang tali
Waktu untuk
Periode
Benda
(l)
20 ayunan (s)
(T)
KELOMPOK 5
Page 19
g( m s )
20 gr
15 cm
16,1 s
0,81 s
0,65 s
9,1 m/s
20 cm
17,1 s
0,85 s
0,72 s
10 m/s
25 cm
19 s
0,95 s
0,9 s
10 m/s
30 cm
20,9 s
1,05 s
1,10 s
10 m/s
g( m s )
Panjang tali
Massa
Waktu untuk
Periode
(l)
benda
20 ayunan (s)
(T)
30 cm
10 gr
20,9 s
1,04 s
1,08 s
10 m/s
20 gr
20,9 s
1,04 s
1,08 s
10 m/s
30 gr
20,8 s
1,04 s
1,08 s
10 m/s
50 gr
21,9 s
1,11 s
1,21s
9,7 m/s
G. Analisis Data
Untuk Massa Benda yang konstan
a) Percobaan pertama (1)
t 16,1 s
T= =
n
20
T = 0,81 s
T = TT
KELOMPOK 5
Page 20
= 0,81 s 0,81 s
= 0,65 s
g=
4 l
T
o Dengan l=15 cm=0,15 m
4 ( 3,14 )2 0,15 m
g=
0,65 s
g=
39,4 0,15m
0,65 s
g=
5,91 m
=9,1 m/s
0,65 s
b) Percobaan kedua (2)
t 17,1 s
T= =
n
20
T =0,85 s
T = TT
T = 0,85 s 0,85 s
T = 0,72 s
g=
4 l
T
o Dengan l=20 cm=0,2m
g=
4 ( 3,14 )2 0,2 m
0,72 s
KELOMPOK 5
Page 21
g=
39,4 0,2m
0,72 s
g=
7,88 m
=10.9 m/s =10 m/s
0,72 s
c) Percobaan ketiga (3)
t 19 s
T= =
n 20
T =0,95 s
T = T T
T = 0,95 s 0,95 s
T = 0,9 s
g=
4 l
T
o Dengan l=25 cm=0,25m
g=
4 (3,14) 0,25 m
0,9 s
g=
39,4 0,25m
0,9 s
g=
9,85 m
=10,9 m/s =10 m/s
0,9 s
d) Percobaan keempat(4)
t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,05 s
T = T T
KELOMPOK 5
Page 22
T = 1,05 s 1,05 s
T = 1,10 s
g=
4 l
T
o Dengan l=30 cm=0,3 m
g=
4 (3,14) 0,3 m
1,10 s
g=
39,4 0,3 m
1,10 s
g=
11,82 m
=10 m/s
1,10 s
Untuk panjang tali yang konstan
a. Percobaan pertama (1)
t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,04 s
T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=
4 l
T
g=
4 (3,14) 0,3 m
1,08 s
g=
39,4 0,3 m
1,08 s
KELOMPOK 5
Page 23
g=
11,82 m
=10 m/s
1,08 s
b. Percobaan kedua (2)
t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,04 s
T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=
4 l
T
g=
4 (3,14) 0,3 m
1,08 s
g=
39,4 0,3 m
1,08 s
g=
11,82 m
=10 m/s
1,08 s
c. Percobaan ketiga (3)
t 20,8 s
T= =
n
20
T =1,04 s
T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=
4 l
T
KELOMPOK 5
Page 24
g=
4 (3,14) 0,3 m
1,08 s
g=
39,4 0,3 m
1,08 s
g=
11,82 m
=10 m/s
1,08 s
d. Percobaan keempat (4)
t 21,9 s
T= =
n
20
T =1,11 s
T = T T
T = 1,11 s 1,11 s
T = 1,21 s
g=
4 l
T
g=
4 (3,14) 0,3 m
1,21 s
g=
39,4 0,3 m
1,21 s
g=
11,82 m
=9,7 m/s
1,21 s
KELOMPOK 5
Page 25
H. Pembahasan
Pembahasan dari percobaan Gerak Osilasi ini antara lain :
1) Pada percobaan pertama untuk massa benda yang konstan mengenai hubungan
antara panjang tali dengan besarnya periode.Percobaan ini dilakukan dalam 4
tahap dengan menggunakan massa yang sama yaitu 20 gr dengan panjang tali
yang berbeda sebanyak 4 variasi beban di setiap tahapnya yaitu 15 cm,20 cm,25
cm,dan 30 cm.Dari hasil percobaan tersebut di peroleh besar periode pada tiap
tahapnya.Ternyata besarnya periode pada semua panjang tali yang bervariasi
tersebut relatif berbeda.Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin panjang
tali,semakin besar periodenya dan bahwa panjang tali mempengaruhi besarnya
periode.
2) Pada percobaan kedua untuk panjang tali yang konstan mengenai hubungan antara
massa benda dengan besarnya periode.Percobaan ini juga dilakukan dalam 4 tahap
dengan panjang tali yang sama panjang yaitu 30 cm dengan massa benda yang
berbeda sebanyak 4 variasi massa di setiap tahapnya yaitu 10 gr,20 gr,30 gr,dan 50
gr.Dari hasil percobaan tersebut di peroleh besar periode ditiap tahapnya.Ternyata
besarnya periode pada semua beban yang bervariasi tersebut relatif sama
besar.Sehingga dapat dinyatakan bahwa massa benda tidak mempengaruhi
besarnya periode.
KELOMPOK 5
Page 26
I. Kesimpulan
Gerak harmonik atau gerak ayunan bandul berhubungan dengan gaya
gravitasi.Pada dasarnya gravitasi adalah gaya yang ditimbulkan bumi dan
dapat dihitung dengan berbagai cara diantaranya dengan ayunan bandul
sederhana.
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan tidak dipengaruhi oleh massa
benda.Pada panjang tali yang sama semakin banyak ayunan waktu yang
diperlukan juga semakin lama dan percepatan gravitasinya tergantung pada
periode dan panjang tali.
Gerak harmonik juga akan membentuk waktu yang tetap dengan
gerakan bolak balik karena dilakukan di dalam ruangan gerakan harmonik
akan mudah diamati selain itu,gerakannya pun akan konsisten.
Gaya gravitasi untuk massa benda dan panjang tali yang konstan
berbeda-beda.Dan gaya gravitasi untuk massa benda yang konstan 9,775
m/s ,sedangkan gaya gravitasi untuk panjang tali untuk panjang tali yang
konstan 9,925 m/s.Jadi gaya gravitasi untuk massa benda yang konstan
sudah valid atau sesuai dengan teori.Sedangkan untuk panjang tali yang
KELOMPOK 5
Page 27
konstan belum sesuai teori karena saat menghitung waktu terjadi kesalahan
dalam praktikum.
PERCOBAAN C
VISCOSITAS
A.Tujuan
Menentukan kekentalan zat cair berdasarkan Hukum Stokes
B. Hipotesis
Dengan adanya gaya gesekan untuk menggerakkannya.Makin cepat gerakannya makin besar
gaya gesekannya begitupun sebaliknya makin lambat gerakannya makin kecil gaya
gesekanya.
KELOMPOK 5
Page 28
C. Landasan Teori
Viscositas atau kekentalan pada fluida,maka untuk menggerakkan lapisan-lapisan fluida
diperlukan gaya .Gaya yang menyeret lapisan ini disebut gaya luncur.Untuk memahami
viscositas zat cair biasanya zat cair diandaikan sebagai lembaran-lembaran tipis,dimana
masing-masing lapisan mempunyai kelajuan yang berbeda.Lapisan begian atas akan
menyeret lapisan yang ada dibawahnya.Tegangan luncur didefinisikan sebagai gaya yang
menyeret lapisan fluida dibagi dengan luas lapisan fluida.
=F/a
Sedangkan kecepatan perubahan tegangan luncur adalah u/l , koevisien viscositas fluida ()
diidefinisikan sebagai perbandingan tegangan luncur (F/A) terhadap cepat tegangan luncur
(u/l).
=
F /a
v /l
atau F=.A
v
l
Viscositas suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan
terhadap gaya geser.Viscositas terjadi karna interaksi antara molekul-molekul cairan
(mochtar.1990).
KELOMPOK 5
Page 29
Viscositas merupakan sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap teganga
geser oleh fluida tersebut.Kadang-kadang viscositas ini diserupakan dengan kekentalan
.Fluida yang kental (viscos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari fluida yang
kurang kental (prijono.1985).
Alat yang digunakan untuk mengukur viscositas fluida diseebut viscometer.Setidaknya
terdapat dua prinsip dasar sistem metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam
tabung viscositas saat menempuh jarak tertentu.selain menggunakan metode Stokes koefisien
viscositas fluida juga dapat diukur menggunakan viscometer Ostwald.Mnentukan koefisien
viscositas melalui pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida
yang ingin diukur koefesien viscositasnya yang dijatuhkannya dari atas permukaan fluida .
Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol , maka bola menggalami laju terminal
(konstan).Dimana menunjukkan kecepatan terminal adalah rapat masa cairan .Percepatan
gravitasi bumi adalah rapat masa bola , jari-jari bola, dan merupakan angka kekentalan
viscositas.Viscositas dapat digunakan dalam menentukan lamanya reaksi yang dbutuhkan
viscositas dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu;
-temperatur atau suhu
- gaya tarik antar molekul
- tekanan
Hukun Stokes gaya hambat yang dialami oleh suatu bola berjari-jari R yang bergerak dengan
kecepatan konstan v didalam fluida dengan koefesien viscositas adalah N adalah
F D=6r
Dengan menggunakan hokum stokes maka kecepatan bola [un da[at diketahui.
KELOMPOK 5
Page 30
KELOMPOK 5
Page 31
E. Prosedur Percobaan
Adapun langkah kerja yang digunakan praktikum menentukan kekentalan (viscositas) zat cair
adalah
-> Untuk minyak
- timbang gelas ukur kosong menggunakan neraca atau timbangan
- masukkan minyak keddalam gelas ukur lalu timbang kembali (sebanyak 6ml)
- ukur diameter dalam dan diameter luar tabung viscositas menggunakan jangka sorong
- timbang berat bola(bola besar dan bola kecil)
- ukur diameter bola besar dan bola kecil menggunakan jangka sorong
- ukur keddalaman tabung viscositas dengan menggunakan mistar dengan 3 ukuran yaitu
(33cm,30cm,27cm) diukur dari atas
- beri tanda pada tabung pada titik nol
KELOMPOK 5
Page 32
- msukkan bola besar dan bola kecil kedalam tabung viscometer yang sudah berisi minyak
- lakukan secara bergantiaan sebanyak 3 kali berturut-turut menggunakan bola besar dan bola
kecil dengan ukuran yang berbeda-beda
- hitung lama jatuh bola menggunakan stopwatch
- masukkan hasil penggamatan pada tabel yang sudah disediakan
-> untuk oli
- timbang gelas ukur kosong menggunakan timbangan atau neraca
- masukkan oli kedalam gelas ukur sebanyak 6 ml lalu timbang massanya kembali
- ukur diameter dalam dan diameter luar tabung viscosotas menggunakan jangka sorong
- timbang berat bola (bola besar dan bola kecil)menggunakan neraca atau timbangan
- ukur diameter bola besar dan bola kecil menggunakan jangka sorong
- ukur kedalaman tabung menggunakan mistar dengan 3 ukuran yaitu 33 cm , 30 cm ,27 cm ,
mulai ukur dari atas dengan ukuran yang sudah ditentukan
- beri tanda pada tabung pada titik nol kebawah
- masukkan bola besar dan bola kecil kedalam tabung yang sudah berisi oli
- lakukan secara bergantian selama 3 kali percobaan menggunakan bola besar dan bola kecil
dengan ukuran jarak yang berbeda-beda
- hitung lama jatuh bola (bola besar dan bola kecil)hingga batas yang sudah ditentukan
menggunakan stopwatch
- masukkan hasil penggamatan pada tabel yang sudah disediakan.
KELOMPOK 5
Page 33
F. Hasil Penggamatan
1. menggukur massa jenis zat
no
1
Zat
Bola besar
Massa (kg)
0,042 kg
Jari-jari (m)
2,16.10 m
Volume(m)
42,19.10 m
(kg/m)
Bola kecil
0,015 kg
1,49.10 m
13,827.10 m
kg
1,08.10 m
Oli
0,04 kg
6.10 m
kg
0,66.10 m
Minyak
0,19 kg
6.10 m
kg
3,5.10 m
kg
0,99.10 m
Ketinggian (m)
KELOMPOK 5
Kecepatan m/s
minyak
Oli
1.
33 cm
7,93 s
15,8 s
kg
4,16.10 m
kg
2,08.10 m
2.
30 cm
6,63 s
14,47 s
kg
4,52.10 m
kg
2,07.10 m
3.
27 cm
6,7 s
14,60 s
kg
4,02.10 m
kg
1,84.10 m
m)
Bola kecil
no
Ketinggian(m)
33 cm
Kecepatan m/s
Minyak
kg
25,19.10 m
1.
2.
30 cm
1,26 s
2,34 s
kg
23,80.10 m
kg
12,86.10 m
3.
27 cm
1,04 s
2,09 s
kg
25,96.10 m
kg
12,91.10 m
KELOMPOK 5
Page 35
Oli
kg
14,47.10 m
H. Analisia Data
1.mengukur masa jenis zat
1).bola kecil
- massa(kg)=0,015 kg
- jari-jari(m)=su=2,9 cm
Sn=8x0,01 cm
=0,08
D=2,98 cm
1
R= 2 .D
1
2 .2,98
=1,49 cm
=0,0149 m=1,49.10m
KELOMPOK 5
Page 36
4
-volume bola kecil = 3
4
= 3 .3,14(1,49.10)
=4,19.(3,30.10)
=13,827.10 m
-massa jenis bola kecil
m
= v
0,015 kg
= 13,827.10 6 m
= 1,08.10
15.10 kg
= 13,827.10 6 m
kg
m
2).bola besar
- masa (kg) = 0,042 kg
- jari-jari(m) = su =4,3
Sn=2x0,01
=0,02
D = 4,32
r=
KELOMPOK 5
1
2 .D
1
2
.4,32 cm
Page 37
= 2,16 cm
= 0,0216 m =2,16.10 m
4
-volume bola besar = 3
4
= 3
. 3,14(2,16.10 m)
= 4,19(10,07)
= 42,19.10 m
-masa jenis bola besar
m
= v
0,042 kg
= 42,19.10 m
= 0,99.10
42,10 kg
= 42,19.10 m
kg
m
3). Minyak
Massa tabung kosong minyak = 0,030 kg
Masa 6 ml tabung + miyak = 0,051 kg
Jadi masa dari minyak
Rumus
=(masa tabung + minyak) (masaa tabung kosong minyak)
KELOMPOK 5
Page 38
m
6 ml
= 1.000 .000
= 6.10 m
0,021
= 6.10 6
= 3,5.10
21.10 kg
= 6.10 6 m
kg
m
4). oli
Masa tabung koaong oli = 0,049 kg
Masa 5 mltabung + oli = 0,053 kg
Jadi masa dari oli
Rumus
=(masa tabung + oli) (masa tabung kosong oli)
=(0,053 kg) (0,049 kg) = 0,004 kg
Volume oli = 6 ml =
=
6 ml
1.000 .000
= 6.10 m
Masa jenis oli
KELOMPOK 5
Page 39
m
= v
0,004 kg
4.10 kg
6
= 6.10 m = 6.10 6 m
= 0,66.10
kg
m
= 0,31 s
- ketinggian 30 cm = 0,30 m
- waktu
= 1,26 s
- ketinggian 27 cm = 0,27 m
- waktu
= 1,04 s
s
t
33.10 m
1,31 s
m
= 25,19.10 s
b. V =
s
t
30.10 m
1,26 s
m
= 23,80.10 s
27.10 m
c. V =
1,04 s
KELOMPOK 5
Page 40
m
= 25,96.10 s
V 1 +V 2 +V
S
m
= 57,64. 10 s
*Untuk bola kecil pada oli
- ketinggian 33 cm = 0,33 m
- waktu
= 2,28 s
- ketinggian 30 cm = 0,30 m
- waktu
= 2,34 s
- ketinggian 27 cm = 0,27 m
- waktu
= 2,09 s
s
t
33.10 m
2,28 s
m
= 14,47.10 s
b. V =
s
t
30.10 m
2,34 s
m
= 12,86.10 s
KELOMPOK 5
Page 41
c. V =
27.10 m
2,04 s
m
= 12,91.10 s
1
V +V +V
S
m
= 13,41.10 s
3. mengukur waktu jatuh bola besar
* untuk bola besar pada minyak
- ketinggian 33 cm = 33.10 m
- waktu
= 7,93 s
- ketinggian 30 cm = 30.10 m
- waktu
= 6,63 s
- ketinggian 27 cm = 27. 10 m
- waktu
= 6,7 s
Kecepatan
a. V =
s
t
33.10 m
7,93 s
m
= 4,16.10 s
KELOMPOK 5
Page 42
b. V =
s
t
30.10 m
6,63 s
m
= 4,52.10 s
c. V =
27.10 m
6,7 s
m
= 4,02.10 s
Kecepatan rata-rata
V 1 +V 2 +V 3
S
= 10,02
m
s
= 15,8 s
- ketinggian 30 cm = 30.10 m
- waktu
=14,47 s
- ketinggian 27 cm = 27. 10 m
- waktu
= 14,60 s
KELOMPOK 5
Page 43
1. V =
s
t
33.10 m
15,8 s
m
= 2,08.10 s
2. V =
s
t
30.10 m
14,47 s
m
= 2,07.10 s
27.10 m
3. V = 14,60 s
m
= 1,84.10 s
V rata-rata bola besar pada oli
V 1 +V 2 +V 3
S
= 4,76.10
m
s
bola kecil =
KELOMPOK 5
Page 44
m
s
2
9 (57,64.10 )
2( 1,49.10 2 )
=
= (1,08.10 - 3,5.10 )
m
s
2
9(57,64.10 )
4
2 ( 2,220.10 ) .10
=
( 4,44.10 )
518,76.10 2
= (1,08.10 - 3,5.10 )
= (-2,42.10)
10,74.10
= 518,76.10 2
= 0,0207.10
= 21x10.10
= 21.10po.s=
-
2( 1,49.10 2 )
=
= (1,08.10 - 0,66.10 )
13,41.10 2
=
2 ( 2,220.10 4 ) .10
( 4,44.10 )
120,69.10 2
m
s
= (0,42.10 )
= (0,42.10)
1,864.10
= 120,69.10 2
KELOMPOK 5
Page 45
= 0,0154.10
= 15x10.10
= 15.10po.s
= (0,99.10 - 3,5.10 )
m
s
2
9 (57,64.10 )
= (0,99.10 - 3,5.10 )
2( 2,16.10 2 )
=
2 ( 4,66.104 ) .10
=
(9,32.10 )
518,76.10 2
= (-2,51.10)
23,39.10
= 518,76.10 2
= 0,045.10.pa.s
bola kecil =
m
s
2
9 (13,41.10 )
2( 2,16.10 )
=
m
s
2
9(13,41.10 )
= (0,99.10 - 3,5.10 )
2 ( 15,46.10 ) .10
=
(26,82.10 )
120,69.10 2
= (0,33.10 )
= (0,33.10)
8,85.10
= 120,69.10 2
= 0,074.10
KELOMPOK 5
Page 46
= 1 x 10 pa.s
H. Pembahasan
Dari percobaan praktikum kekentalan(viscositas) zat cair yang telah dilakukan
didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.Pengaruh antara diameter
terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola maka semakin
cepat bola jatuh.Namun hal tersebut sangat bergantung juga pada massa bola itu sendiri.Jika
dua bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair,maka bola yang bermassa paling
besar yang akan mengalami kecepatan yang terbesar.Hal itu terjadi karena berat benda akan
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi sehingga benda yang memiliki massa yang besar
akan memiliki berat yang besar pula dan mengalami kecepatan yang besar.Pengaruh
kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair atau
fluida,maka daya untuk mempperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin besar.Sehingga
semakin kental suatu zat cair,maka semakin lambat pergerakan benda yang jatuhh
didalamnya.Sebaliknya semakin encer suatu zat cair atau fluida,maka semakin cepat benda
yang akan dijatuhkan kedalamnya.Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan
kedalam zat cair atau fluida terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa
benda tersebut,maka semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa massasuatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair
(fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam fluida(zat
KELOMPOK 5
Page 47
cair).Viscositas diartikan sebagai resensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir
yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi
atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu.Viscositas secara umum
juga dapat diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan cairan aliran karena internal
friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai
gaya.Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama
lain.Lapisan terbawah tetap diam sedangkan lapisan atasnya bergerak dengan kecepatan
konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan
jaraknya terhadap lapisan terbawah.Gaya persatuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan
zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.Viscositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa
factor yaitu suhu,viscositas berbanding terbalik dengan suhu.
Jika suhu naik maka viscositasnya akan turun dan begitu pula sebaliknya.Hal ini disebabkan
karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan
dan menurunkan kekentalannya.Konsentrasi larutan,viscositas berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan .Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viscositas yang
tinggi pula,karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume.Semakin banyak partikel yang terlarut,gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viscositasnya semakin tinggi pula
KELOMPOK 5
Page 48
I.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui,disimpulkan bahwa
viscositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk melewati suatu fluida.Semakin
kental
fluida
tersebut
semakin
lama
waktu
yang
dibutuhkan
benda
untuk
melewatinya.Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam fluida semakin besar kecepatan
bola tersebut jatuh kedalamnya.Benda yang bergerak dalam fluida mengalami gesekan
tertentu yang bergantung pada viscositasnya.
Viscositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan didalam
fluida.Benda yang bergerak dalam fluida bergantung pada viscositas,yaitu semakin besar
viscositas .Kecepatan gerak benda semakin susah untuk bergerak.
KELOMPOK 5
Page 49
PERCOBAAN D
WAKTU PARUH
A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1) Menjelaskan pengertian waktu paruh
2) Menjelaskan pengertian waktu radioaktif
3) Menentukan waktu paruh suatu unsur
B. Hipotesis
Hipotesis yang dapat digunakan dalam praktikum waktu paruh ini adalah :
KELOMPOK 5
Page 50
Semakin banyak jumlah inti atom semakin banyak pula jumlah inti yang
meluruh per detiknya.
C. Landasan Teori
Hukum Peluruhan
Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada jumlah inti
induk No untuk selang waktu peluruhan t, memenuhi persamaan :
t
N = No e
dN
= N
dt
Aktivitas radiaoktif A merupakan laju peluruhan dan didefinisikan sebagai
jumlah peluruhan tiap satuan waktu.
KELOMPOK 5
Page 51
ln2
Waktu Paruh
Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh
hingga tersisa setengahnya.Setiap unsur radioaktif memiliki waktu paruh
tertentu,misalnya karbon-14 memiliki waktu paruh 5.730 tahun.
Persamaan untuk menentukan waktu paruh,sesuai definisi ketika t = T
= waktu paruh,maka
1
N= No
2
KELOMPOK 5
Page 52
1
No=No eT
2
1 T
=e
2
1
T
ln =ln e
2
1
ln =T
2
0,693= T
o Dengan demikian :
Waktu paruh
T=
0,693
Dalam kaitannya dengan waktu paruh,jumlah inti yang tersisa pada waktu t
dapat ditulis sebagai berikut :
KELOMPOK 5
Page 53
Page 54
E. Prosedur Percobaan
1) Isilah buret dengan minyak kelapa sampai hampir penuh (melewati angka
nol),bukalah kran buret sehingga minyak kelapa keluar secara menetes.
2) Ketika minyak kelapa sama dengan nol,jalankan stop watch.Selanjutya setiap
detik baca tinggi air dalam pipa,lakukan pengamatan sebanyak 3 kali dan catat
hasilnya pada tabel.Banyaknya atau tingginya air dalam pipa buret kita
umpamakan sebagai jumlah atom dalam suatu unsur radioaktif dalam laju air
yang keluar dari buret kita umpamakan sebagai aktivitas suatu unsur.
KELOMPOK 5
Page 55
3) Lukiskan grafik tinggi air (h) terhadap waktu (t). h pada sumbu X dan t pada
sumbu Y dari dat yang anda peroleh.
4) Dari grafik bagaimanakah keadaan tinggi air dalam buret terhadap lamanya
waktu yang digunakan ?
5) Dari grafik yang diperoleh,tentukan waktu yang diperlukan hingga tinggi air
1
2
kita sebut waktu paruh dari air dalam buret pada percobaan itu.
6) Kesimpulan apa yang anda peroleh daripercobaan ini ?
F. Hasil Pengamatan
TABEL PENGAMATAN
WAKTU PARUH
No
Waktu (s)
t1
KELOMPOK 5
t2
A (ml)
t3
t1
t2
Page 56
Nt = No A (ml)
t3
t1
t2
t3
60 s
60 s
60 s
5,5 ml
5,5 ml
5,8 ml
44,5 ml
44,5 ml
44,3 ml
120 s
120 s
120 s
10 ml
10 ml
10,2 ml
40 ml
40 ml
39,8 ml
180 s
180 s
180 s
14,5 ml
14,5 ml
14,7 ml
35,5 ml
35,5 ml
35,3 ml
240 s
240 s
240 s
18,3 ml
18,3 ml
18,6 ml
31,7 ml
31,7 ml
31,4 ml
356 s
354 s
352 s
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
25 ml
G. Analisis Data
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang pertama :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,5 ml
Nt1 = 44,5 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10 ml
Nt2 = 40 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,5 ml
Nt3 = 35,5 ml
KELOMPOK 5
Page 57
Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,3 ml
Nt4 = 31,7 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang kedua :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,5 ml
Nt1 = 44,5 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10 ml
Nt2 = 40 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,5 ml
Nt3 = 35,5 ml
Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,3 ml
Nt4 = 31,7 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang ketiga :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,8 ml
Nt1 = 44,2 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10,2 ml
Nt2 = 39,8 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,7 ml
Nt3 = 35,3 ml
Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,6 ml
Nt4 = 31,4 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
KELOMPOK 5
Page 58
60 s
120s
180s
240s
356s
180s
240s
356s
t(s)
60 s
120s
KELOMPOK 5
Page 59
t (s)
39,8 ml
35,3 ml
31,4 ml
25 ml
t(s)
60 s
120s
180s
t 1 (i)
t 1 /2 =
i=1
n
t 1 ( 1 ) +t 1 ( 2 ) +t 1 ( 3)
t 1 /2 =
t 1 /2 =
t 1 /2 =
1062 s
=354 s
3
t 1/ 2=
t 1/ 2=
t 1/ 2t 1/ 2
i=1
n(n1)
1062 s354 s
708 s
=
3(31)
3(2)
KELOMPOK 5
Page 60
240s
356s
t 1/ 2=
708 s
= 118 s
6
t 1/ 2=10,863 s
t 1 /2 =t 1 /2 + t 1/ 2
t 1 /2 =354 s +10,863 s
t 1 /2 =364,863 s
Dari 352 s sampai 356 s
ln2
ln 2
t 1/ 2
o Dengan ln 2=0,693
0,693
354 s
KELOMPOK 5
Page 61
=1,958 10 tahun
=1,96 103 tahun
H. Pembahasan
Dari percobaan praktikum waktu paruh
yang telah
dilakukan,didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam
pembahasan.
Page 62
pada minyak kelapa sebanyak 18,3 ml dengan jumlah inti yang tersisa
sebanyak 31,7 ml.Sedangkan pada aktivitas yang terakhir pada praktikum
yang pertama kita melihat minyak kelapa harus sampai tanda batas yakni
25 ml,setelah itu kita melihat waktu yang diperoleh dari aktivitas yang
pertama sampai yang ke lima selama 356 s.
Pada praktikum yang kedua hasil yang diperoleh dari aktivitas minyak
kelapa sampai jumlah inti yang tersisa sama dengan praktikum yang
pertama.Tetapi sebenarnya tidak diperbolehkan atau mungkin tidak bisa
sama hasilnya,hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam melakukan
praktikum atau tidak telitinya praktikan dalam melihat aktivitas pada
minyak kelapa.Sehingga hasil total waktu dari aktivitas yang pertama
sampai yang terakhir pun berbeda yakni selama 354 s.
Pada praktikum yang ketiga dengan waktu 60 s diperoleh aktivitas pada
minyak kelapa sebanyak 5,8 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak
44,2 ml.Pada waktu 120 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 10,2 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 39,8
ml.Kemudian pada waktu 180 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 14,7 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 35,3
ml.Setelah itu pada waktu 240 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 18,6 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 31,4
ml.Dengan aktivitas yang terakhir yaitu 25 ml diperoleh total waktu dari
aktivitas yang pertama sampai terakhir selama 352 s.
yang rumusnya :
t 1 /2 (i)
t 1 /2 = i=1
Hasilnya ialah 354 s.Setelah mengetahui waktu paruh rata-rata kita dapat ralat dari waktu
paruh
t
1/2
t 1/ 2=
t 1/ 2 (i)t1 /2
i=1
n (n1)
KELOMPOK 5
Page 63
Sedangkan untuk menentukan waktu paruh itu sendiri dapat ditemukan dengan rumus
t1/2= t
1/2
1/2
yang hasilnya ialah 343,137 s atau 364,863 s dari 352 s sampai 356 s total waktu yang
di butuhkan.
Oleh karena itu,setelah menemukan waktu paruh dari praktikum waktu paruh ini kita
dapat menentukan konstanta peluruhan () dari waktu paruh tersebut dengan rumus :
ln 2
t 1/ 2
Yang dimana ln 2 bernilai 0,693 dan hasil dari konstanta peluruhan () adalah
3
1,958 10
atau 1,96 10
I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum waktu paruh ini adalah
:
1) Kita dapat mengetahui apa itu waktu paruh yaitu waktu yang diperlukan
unsure untuk meluruh hingga tersisa setengahnya.
KELOMPOK 5
Page 64
2) Semakin besar aktivitas radioaktif atau kita umpamakan radioaktif itu minyak
kelapa,maka semakin banyak pula inti yang meluruh per satuan waktu.
3) Aktivitas tidak berhubungan dengan jenis radiasi dan energi radiasi,namun
hanya berhubungan dengan jumlah per satuan waktu tertentu.
4) Jika waktu yang digunakan semakin lama,maka aktivitas (A) dan jumlah inti
yang tersisa (Nt) yang diperoleh semakin sedikit.
PERCOBAAN E
LENSA
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum lensa antara lain sebagai berikut :
1. Menentukan sifat lensa cembung dan lensa cekung.
2. Menentukan jarak fokus dan bentuk bayangan pada lensa melalui percobaan.
KELOMPOK 5
Page 65
B. Hipotesis
Berdasarkan bahasa pada landasan teori, kami dapat menyimpulkan hipotesis
atau dugaan sementara yaitu sifat lensa cembung yaitu mengmpulkan cahaya
sedangkan bayangan nyata, perbalik dan diperkecil dan sifat lensa cekung yaitu
menyebarkan cahaya sedangkan bayangannya maya, terbalik dan diperbesar.
C. Landasan Teori
Lensa adalah system optic yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan
pembias yang mempunyai sumbu persekutuan permukaan pembias dapat berupa
permukaan cekung atau cembung. Ada dua macam lensa tipis yaitu lensa cembung
dan lensa cekung. Dalam sistem lensa dikenal istilah sumbu optic,pusat optik, titik
fokus dan panjang fokus (f) dan bidang fokus. Suatu lensa tipis mempunyai dua titik
fokus yang berjarakdikiri dan kanan pusat optik. Pada percobaan lensa tipis sering
digunakan persamaan
1
f
Dimana
1
SO
1
S'
atau f =
KELOMPOK 5
Page 66
so s
'
so + s
'
f1
dan
f2
f1
f2
disebut fokus pasif. Titik fokus pada lensa cembung pada dasarnya sama dengan
cermin cekung sehingga memiliki nilai positif (+) sehingga disebut lensa positif.
Pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat dilukiskan menggunakan sinarsinar istimewa
a. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (lensa positif)
KELOMPOK 5
Page 67
lensa. Titik fokus pada lensa cekung pada dasarnya sama dengan cermin cembung
sehingga memiliki nilai negative (-) sehingga disebut lensa negative.
KELOMPOK 5
Page 68
KELOMPOK 5
Page 69
E. Prosedur percobaan
1.
KELOMPOK 5
Page 70
e. Melakukan percobaan jarak benda yang berbeda misalnya (18, 16, 25) cm
Cara 2
f. Menyusun alat sebagaimana terlihat pada skema percobaan (landasan teori)
g. Menyalakan lilin dan mengukur jaraknya dari lensa (s).
h. Menggeser-geser layar dibelakang lensa sampai bayangan senter yang paling
jelas tertangkap pada layar ( pada saat itu jarak layar ke lensa disebut s)
i. Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3 dengan jarak benda (s) yang
berbeda-beda.
F. Hasil pengamatan
1. Lensa cembung (+50 mm = +5 cm)
No
1.
KELOMPOK 5
Jarak
Sifat
Jarak fokus
16 cm
bayangan (s)
9 cm
bayangan
Nyata,
(f)
5.76 cm
Page 71
2.
3.
18 cm
25 cm
9 cm
8 cm
terbalik, dan
diperkecil
Rt-rt
6 cm
6.06 cm
5.94 cm
No
1
2
3
Jarak benda
16 cm
18 cm
25 cm
Jarak
Sifat
bayangan
7 cm
8 cm
7 cm
bayangan
Maya,
terbalik dan
diperbesar
4.86
c
m
5.53 cm
7.95 cm
6.11 cm
Rt-rt
KELOMPOK 5
Jarak fokus
Page 72
G. Analisis Data
L ensa cembung (+5 cm)
s
1. Diketahui : o = 16 cm
s'
KELOMPOK 5
= 9 cm
Page 73
f1
Ditanya :
.?
f1
SO S'
S O + S'
f1
16 cm 9 cm
16 cm+9 cm
144 cm
25 cm
5.76 cm
so
2. Diketahui :
s
f2
Ditanya :
'
= 18 cm
= 9 cm
.?
f2
SO S'
S O + S'
f2
18 cm 9 cm
18 cm+ 9 cm
162 cm
27 cm
6 cm
3. Diketahui :
Ditanya :
KELOMPOK 5
f3
so
= 25 cm
s'
= 8 cm
.?
Page 74
'
f3
SO S
'
S O +S
f3
25 cm8 cm
25 cm+8 cm
200 cm
33 cm
6.06 cm
Lensa cekung (+10 cm)
s
1. Diketahui : o = 16 cm
s'
f1
Ditanya :
= 7 cm
.?
'
f1
SO S
'
SO+ S
f1
16 cm7 cm
16 cm +7 cm
112 cm
23 cm
4.86 cm
2. Diketahui :
so
s
Ditanya :
f2
'
= 18 cm
= 8 cm
.?
'
f2
KELOMPOK 5
SO S
'
SO+ S
Page 75
f2
18 cm 8 cm
18 cm+ 8 cm
144 cm
26 cm
5.53 cm
3. Diketahui :
Ditanya :
so
= 25 cm
s'
= 7 cm
f3
.?
'
f3
SO S
'
S O +S
f3
25 cm7 cm
25 cm +7 cm
175 cm
32 cm
5.46 cm
cm =
f 10
KELOMPOK 5
17.82 cm
3
cm = 5.94 cm
Page 76
cm =
f 10
15.85 cm
3
cm = 15.28 cm
H. Pembahasan
1. menentukan jarak fokus dan bentuk bayangan pada lensa
Dengan menggunakan lensa cembung 5 cm, jarak benda 16 cm, jarak bayangan 9
cm, diperoleh titk fokus 5.76 cm
Dengan menggunakan lensa cembung 5cm, jarak benda 18cm, jarak bayanaan 9cm
diperoleh titik fokus 6cm.
Dengan menggunakan lensa cembung 5cm, jarak benda 25cm, jarak bayangan 8 cm
diperoleh titik fokus 6.06cm
Sifat bayangan atau bentuk bayangan dari lensa cembung ialah nyata, terbalik,
diperkecil.
Dengan menggunakan lensa cekung 10cm, jarak benda 16cm, jarak
bayangan 7cm diperoleh titik fokus 4.86 cm
KELOMPOK 5
Page 77
Page 78
Variabel konstan :
1. Besar fokus lensa, atau ukuran lensa cembung dan cekung tidak boleh berubah
2. Jeadaan ruangan meliputisuhu dan tekanan udara dalam ruangan harus
diperhatikan
3. Jenis lilin atau senter tidak boleh di ganti-ganti.
Variabel manipulasi adalah factor yang sengaja diubah untuk memperoleh beragam
hasil penelitian
Variabel manipulasi :
1. Jarak benda adalah besar satuan jarak antara senter dengan lensa
cembung atau cekung dalam satuan cm
Variabel respon adalah factor yang diperoleh dari hasil penelitian.
Variabel respon:
1. Jarak bayangan adalah jarak antara senter dengan layar yang
mengangkap bayangan nyala senter dengan jelas, dihitung dengan
satuan cm
Variabel:
Variabel bebas :
Senter
Variabel kontrol:
Lensa cembung, lensa cekung, layar
Varaibel respon :
Bayangan cahaya atau sinar sentr pada layar
4
Perubahan yang terjadi pada layar ketika diberi jarak yang berbeda-beda
Jika jarak benda semakin jauh maka bayangan yang dihasilkan semakin kecil.
Jika benda semakin jauh maka titik fokus yang dihasilkan semakin kecil
Contohnya :
Pada lensa cekung 10 cm memiliki jarak benda 25 cm, jarak bayangan 7 cm
diperoleh titik fokus 7.95 cm. sifat bayangan dari lensa cekung tersebut ialah
nyata,terbalik dan diperbesar akan tetapi bayangan yang dihasilkan tidak
terlihat jelas karena dipengaruhi oleh keadaan ruangan praktikum yang
meliputi keadaan suhu dan temperature serta cahaya yang sangat
berpengaruhterhadap hasil bayangan dari lensa cembung dan cekung
KELOMPOK 5
Page 79
I. Kesimpulan
so s'
s o + s'
KELOMPOK 5
Page 80
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 5
Page 81