Laporan Fisika Gerak Osilasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 81

PERCOBAAN A

ALAT UKUR MEKANIK


A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum alat ukur mekanik antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara penggunaan alat-alat ukur, seperti jangka sorong dan
micrometer sekrup
2. Untuk menentukan diameter dalam, diameter luar, dan kedalaman air pada gelas kaca
dengan menggunakan jangka sorong
3. Untuk menentukan tebal silet, tebal kertas, dan uang logam dengan menggunakan
micrometer sekrup.

B. Hipotesis
Dalam setiap pratikum atau percobaan alat ukur mekanik memperoleh hasil pratikum
dan analisis data yang berbeda karena dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu dari pratikum
sendiri.

C. Landasan Teori
KELOMPOK 5

Page 1

Pengukuran adalah penentuan besar4an, dimensi/kapasitas, biasanya terhadap suatau


standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi
juga dapat di perluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa di bayangkan, seperti
tingkat ketidakpastian. Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan
ketelitian alat ukurnya juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur.
Begitu banyak alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur benda. Untuk
mengukur masa sebuah benda kita dapat neraca atau timbangan. Alat ukur waktu dapat
berupa stopwatch, jam. Termometer merupakan alat untuk mengukur suhu. Alat yang di
pergunakan untuk kuata arus listrik adalah amperemeter sedangkan voltmeter merupakan alat
untuk mengukur beda potensial (tegangan listrik). Untuk mengukur hambatan listrik bisa
digunakan ohmmeter.
Penggaris atau mistar adalah salah satu alat ukur panjang yang paling sering
digunakan pada kehidupan sehari-hari. Selain penggaris, alat ukur untuk mengukur panjang
adalah jangka sorong dan micrometer skrup, namun micrometer sekrup lebih pantas
digunakan untuk mengukur tebal sebuah benda. Dari ketiga alat ukur tersebut , micrometer
sekeruplah yang me miliki tingkat ketelitian yang paling tinggi yaitu 0,005 mm. Maka dari
itu, micrometer sekrup sangat cocok digunakan sebagai alat untuk mengukur tebal benda.
Karena menguklur merupakan kegiatan untuk membandingkan sesuatu dengan
sesuatu lainnya yang digunakan sebagai standar acuan dengan menggunakan alat ukur, maka
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan alat,adalah:
1. Batas ukur dan batas kerja alat, yaitu nilai minimum dan nilai maksimum yang dapat
diukur dengan alat itu. Sebelum menggunakan alat-alat, kita harus membaca dahulu
batas kerja alat itu.
2. Ketelitian alat ( akurasi alat ukukr ) yaitu nilai terkecil yang dapat diukur dengan teliti
oleh alat tersebut.
3. Kesalahan titik nol ( zero ereor ) yaitu penunjukan skala awal ketika alat belum
digunakan.
4. Kesalahan kalibrasi alat yaitu, kesalahan tehnik pada pembuatan skala dari alat itu
sendiri.
5. Kesalahan pengelihatan ( paralaks ) yaitu kesalahan yang disebabkan oleh cara
mengamati yang kurang tepat. Bisa saja karena kedudukan mata pengamat tidak tepat.
Untuk menghindarinya maka kedudukan mata pengamat harus tegak llurus pada
tanda yang dibaca.
KELOMPOK 5

Page 2

Maka dari itu, alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi diantaranya
jangka sorong dan micrometer sekrup. Jangka sorong adalah suatu alat ukur panjang yang
dapat dipergunakan untuk untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1
mm. secara umum, jangka sorong terdiri atas dua bagian yaitu rahsng tetap dan rahang geser.
Jangka sorong juga terdiri atas dua bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang
tetap danskala nonius ( vernier ) yang terdapat pada rahang geser.
Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, dengan kata lain jarak dua skala utama
yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9
cm, dengan kata lain jarak dua skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,9 cm. jadi beda
satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm 0,09 cm =0,01 cm atau 0,01mm.
ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil, jadi ketelitian jangka sorong

adalah :DX =

1
2

X 0,01 cm = 0,005 cm.

Selaina jangka sorong, alt ukur lainya adalah micrometer skrup. Namaun micrometer
skrup ini sangat pantas digunakan untuk mengukur tingkat ketebalan atau tebal suatu benda.
Micrometer sekrup merupakan alat ukur panjangan yang memiliki tingkat ketelitian yang
tinggi. Seperti halnya jangka sorong, micrometer skrup terdiri atas, rahang tetap yang berisis
skala utama yang dinyatakan dengan satuan mm. panjang skala utama micrometer pada
umumnya mencapai 25 mm. jarak antara skala utama yang berdekatan aadalah 0,5 mm. Poros
belurir yang dipasang pada silinder pemutar ( bidal ). Pada ujung bidal terdapat garis skala
yang memebagi menjadi 50 bagian yang sama yang disebut skala nonius. Rahang geser yang
dihubungkan dengan bidal, yang digunakan untuk memegang benda yang akan diukur
bersama dengan rahanng tetap. Jika bidal digerakan 1 putaran penuh maka maka poros akan
maju / mundur 0,5 mm, karena selubung luar memeiliki 50 skala, maka skala terkecil

mikrometr skrup adalah 0,5 mm / 50 = 0,01mm. ketelitian dari micrometer skrup adalah

dari skala terkecil. Jadi, ketelitian micrometer skrup adalah Dx =

1
2

1
2

x 0,01 mm = 0,05

mm. Dengan ketelitian 0,005 mm, maka micrometer skrup dapat dipergunakan untuk
mengukur tebal kertasa atau diameter kawat tipis dengan lebih teliti ( akurat ).
KELOMPOK 5

Page 3

Setelah mengetahui panjang atau lebar suatu benda, maka bisa diperoleh volume
benda tersebut dengan mengalikan antara panjang, lebar, dan tinggi ( p x l x t ) untuk benda
yang berbentuk persegi maupun persegi panjang. Sedangkan untuk benda yang berbentuk

lingkaran V =

1
2
4 D t. Densitas atau kerapatan benda dapat diperoleh setelah kita

mengetahui volume dan massa suatau benda. Cara untuk memperoleh kerapatan ialah
membandingkan antara massa yang dimiliki oleh benda dengan benda itu sendiri.

KELOMPOK 5

Page 4

D. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan
a. 1 buah jangka sorong
b. 1 buah micrometer sekrup
c. Silet
d. 1 lembar kertas
e. 1buah uang logam
f. 1 buah gelas kaca

E. Prosedur Percobaan
KELOMPOK 5

Page 5

1. Mengukur panjang dan lebar benda padat yang berbentuk bujur sangkar dan persegi
panjang menggunakan jangka sorong. Dan untuk masing-masing benda dilakukan
sebanyak tiga kali pengukuran dan mecatatat data yang diperoleh.
2. Mengukur diameter benda padat yang bernbentuk lingkaran menggunakan jangka
sorong. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan mencatat data yang diperoleh.
3. Mengukur tebal benda padatyang berbentuk bujur sangkar, persegi panjang, dan
persegi panjang mengumakan micrometer sekrup. Pengukuran dilakukan sebanyak
tigs ksli serta mencatat data yang diperoleh.

F. Prosedur Percobaan
a. Jangka sorong
KELOMPOK 5

Page 6

Ukur diameter bagian luar gelas, diameter bagian dalam gelas, kedalaman air
dalam gelas, masing-masing sebanyak tiga kali dan catat hasil pengukuran pada
table di bawah ini :
Diameter bagian dalam

Diameter bagian luar

Kedalaman air

N
O

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

utama
6,1 cm

nonius
9

utama
6,9 cm

nonius
3

utama
4,2 cm

nonius
9

6,1 cm

6,9 cm

4 cm

6,1 cm

6,8 cm

4,2 cm

b. Micrometer sekrup
Ukur ketebalan dinding silet, kertas HVS, dan tebala uang logam, masing-masing
sebanyak tiga kali dan catat hasilnya pada table dibawah ini :

Tebal silet

Tebal kertas

Tebal uang logam

N
O

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

utama
0 mm

nonius
7

utama
0 mm

nonius
20

utama
1,5 mm

nonius
15

0 mm

0 mm

19

1,5 mm

10

0mm

0 mm

18

1,5 mm

17

G. Hasil Pengamatan
1. Mengukur dengan jangka sorong

Diameter bagian dalam

Diameter bagian luar

Kedalaman air

N
O

Skala

KELOMPOK 5

Skala

Skala

Skala
Page 7

Skala

Skala

utama

nonius

utama

nonius

utama

nonius

6,1 cm

6,9 cm

4,2 cm

6,1 cm

6,9 cm

4 cm

6,1 cm

6,8 cm

4,2 cm

2. Mengukur dengan micrometer sekrup

Tebal silet

Tebal kertas

Tebal uang logam

N
O

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

Skala

utama
0 mm

nonius
7

utama
0 mm

nonius
20

utama
1,5 mm

nonius
15

0 mm

0 mm

19

1,5 mm

10

0mm

0 mm

18

1,5 mm

17

H. Analisis Data
1. Mengukur dengan jangka sorong
Skala terkecil dari jangka sororng adalah 0,01 cm
Diameter dalam
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 9 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,09 cm
= 6,19cm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 3 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,03 cm
KELOMPOK 5

Page 8

= 6,13 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,1 cm + 8 x 0,01 cm
= 6,1 cm + 0,08 cm
= 6,18 cm
Diameter luar
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,9 cm + 3 x 0,01 cm
= 6,9 cm + 0,03 cm
= 6,93 cm

b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,9 cm + 1 x 0,01 cm
= 6,9 cm + 0,01 cm
= 6,91 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 6,8 cm + 7 x 0,01 cm
= 6,8 cm + 0,07 cm
= 6,87 cm
Kedalaman air
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4,2 cm + 9 x 0,01 cm
= 4,2 cm + 0,09 cm
= 4,29 cm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4 cm +9 x 0,01 cm
= 4 cm + 0,09 cm
= 4,09 cm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 4,2 cm + 3 x 0,01 cm
= 4,2 cm + 0,03 cm
= 4,23 cm

2. Mengukur dengan micrometer skrup


Sekala terkecil micrometer sekrup ialah 0,01 mm
Tebal silet
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 7 x 0,01 mm
KELOMPOK 5

Page 9

= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 7 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 7 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,07 mm
= 0,07 mm
Tebal kertas
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 20 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,2 mm
= 0,2 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 19 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,19mm
= 0,19 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 0 mm + 18 x 0,01 mm
= 0 mm + 0,18 mm
= 0,18 mm
Tebal uang logam
a. Percobaan pertama
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 15 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,15 mm
= 1,65 mm
b. Percobaan kedua
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 10 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,1 mm
= 1,6 mm
c. Percobaan ketiga
Na = SU + SN X skala terkecil
= 1,5 mm + 17 x 0,01 mm
= 1,5 mm + 0,17 mm
= 1,67 mm

KELOMPOK 5

Page 10

I. Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang alat ukur mekanik. Alat ukur yang diteliti adalah
jangka sorong dan micrometer skrup. Pada perhitungan diameter dalam, diameter luar, dan
kedalaman air pada gelas kaca menggunakan alat ukur jangka sorong. Sedangkan pada
perhitungan

tebal silet, tebal kertas, dan tebal

uang

logam

menggunakan alat ukur

micrometer skrup. Dari hails pratikum dan pengolahan analisis data diperoleh nilai akhir ( Na
) yang berbeda-beda.
Pada proses pengukuran jangka sorong terdapat perbedaan hasilnya ( pengukuran ).
Perbedaan ini dapat dilihat dari masing-masing alat. Jangka sorong untuk percobaan ke-l
pada diameter gelas kaca yaitu 6,19 cm. Percobaan ke-ll yaitu 6,13 cm, dan percobaan ke-lll
yaitu nilai akhirnya ( Na ) 6,18 cm.
Untuk diameter luar pada gelas kaca nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama = 6,93 cm
Percobaan kedua
= 6,91 cm
Percobaan ketiga
= 6,87 cm
Untuk kedalaman air pada gelas kaca nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama = 4,29 cm
Percobaan kedua
= 4,09 cm
Percobaan ketiga = 4,23 cm
KELOMPOK 5

Page 11

Sedangkan pada proses pengukuran micrometer skrup tedapat juga perbedaan


hasilnya ( pengukuran ). Perbedaan ini dapat dilihat dari nilai masing-masing alat.
Micrometer skrup untuk tebal silet perbedaan nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :

Percobaan pertama =0,07 mm


Percobaan kedua
= 0,07 mm
Percobaan ketiga
= 0,07 mm

Untuk tebal satu lembar kertas pebedaan nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama =0,02 mm
Percobaan kedua
= 0,19 mm
Percobaan ketiga
= 0,18 mm
Untuk tebal uang logam perbedaan nilai akhirnya ( Na ) sebagai berikut :
Percobaan pertama =1,65 mm
Percobaan kedua
= 1,6 mm
Percobaan ketiga
= 1,67mm
Pebedaan ini membuktikan adanya ketidak pastian dalam pengukuran, disebabkan
karena beberapa hal antara lain :
a. Kurangnya ketelitian pratikan ( mahasiswa ) dalam membaca skala.
b. Berkurangnya ketelitian alat ukur
c. Cara penggunaan dari alat-alat ukur tersebut oleh pratikan ( mahasiswa ) yang
berbeda-beda.
Jangka sorong mempunyai tiga fungsi yaitu mengukur diameter dalam, diameter luar,
dan kedalaman air. Sedangkan micrometer skrup memiliki fungsi untuk mengukur tebal dan
panjang benda tetapai lebih teliti dari jangka sorong.
Skala utama adalah skal inti atau yang paling penting dalam suatu pengukuran.
Sedangkan skala nonius adalah skal lebih dari skala utama. Jika skala utama ( SU ) dalam
pengukuran nilainya tidak lebih maka skala noniusnya ( SN ) sama dengan 0. Skala nonius
tidak memiliki satuan, sedangkan skala utama memiliki satuan. Skala nonius akan memiliki
satuan jika sudah dikalikan dengan skala terkecil baik jangka sorong maupun micrometer
skrup.

KELOMPOK 5

Page 12

J. Kesimpulan
Pada saat menggunakan alat ukur kita harus memperhatikan factor ketepatan ( akurasi
), ketelitian ( spresesi ), kepekaan ( sensitivitas ), kesalhan matematis, serta kesalahan

acak agar memperoleh hasil pengukuran yang lebih baik.


Jangka sorong mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Jangka
sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam, diameter luar benda yang

berbentuk cincin atau pipa.


Micrometer skrup mempunyai ketelitian 0,01 mm. micrometer skrup digunakan untuk

mengukur benda tipis atau kawat, tetapi tidak dapat untuk mengukur diameter lubang.
Cara membaca skala antara pratikan yang satu dengan yang lain berbeda.
Hasil dari pengamatan tidaklah hasil mutlak dengan teori kurangnya factor-faktor

tertentu.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, dibutuhkan ketelitian yang tinggi
dari pratikan.

KELOMPOK 5

Page 13

PERCOBAAN B
GERAK OSILASI

A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Gerak Osilasi ini adalah :
Menentukan periode bandul matematis dan tetapan percepatan gravitasi
melalui gerak osilasi

B. Hipotesis
Hipotesis yang dapat digunakan dalam praktikum Gerak Osilasi ini adalah :
Bahwa periode dipengaruhi oleh panjang tali dan tidak dipengaruhi
oleh massa benda

C. Landasan Teori

KELOMPOK 5

Page 14

Getaran

dan

gelombang

merupakan

dua

hal

yang

saling

berkaitan.Gelombang,baik itu gelombang air laut,gelombang gempa bumi,gelombang


suara yang merambat di udara,semuanya bersumber pada getaran.Dengan kata
lain,getaran adalah penyebab adanya gelombang.
Satu macam gerak osilasi yang lazim dan sangat penting adalah gerak
harmonic sederhana.Contoh gerak osilasi yang sangat terkenal adalah gerak osilasi
bandul.Gerak

bandul

merupakan

gerak

harmonic

sederhana

hanya

jika

amplitudengeraknya kecil.
Prinsip ayunan pada hakekatnya jika suatu benda digantungkan pada seutas
tali,diberikan simpangan,lalu dilepaskan maka benda tersebut akan berayun kekiri dan
kekanan.Berarti ketika benda berada dikiri akan dipercepat kekanan dan ketika benda
sudah berada disebelah kanan diperlambat dan berhenti,lalu dipercepat kekiri dan
seterusnya.Dari gerakan ini dilihat bahwa benda mengalami percepatan selama
geraknya.Menurut hokum II Newton ( F = m.a) percepatan hanya timbul jika ada
gaya.Arah percepatan dan arah gaya selalu sama,berarti dalam eksperimen ini ada
gaya kearah gerakan benda,yaitu gerakan yang berbentuk lingkaran.Gaya yang
bekerja pada bandul ini berasal dari gravitasi bumi dan gaya pada tali.Arah gaya
gravitasi Fgrav tegak lurus kebawah,arah gaya tali Ftali kearah tali.Sedangkan gaya Ft
yang mempercepat benda,bekerja kearah gerakan berarti kearah lingkaran yang tegak
lurus dengan arah tali atau arah tangen lingkaran.Sebab itu gaya ini juga disebut gaya
tangensial Ft,besar Ft yang mempercepat benda terdapat dengan membagi gaya
gravitasi Fgrav ke dalam dua bagian yaitu Ft kearah gerakan dan gaya normal Fn,gaya
normal Fn berlawanan arah dengan gaya tali Ftali sehingga dua gaya ini saling
meniadakan.
Gerakan osilasi (gerakan ayunan) dapat dipahami dengan cara melihat gerakan
pada bandul.Ketika bandul sedang diam disebelah kiri,maka gaya tangensial
mempercepat bandul kearah kanan sehingga kecepatan kearah kanan bertambah
selama bandul bergerak kearah kanan.Sudut simpangan menjadi semakin kecil dan
gaya tangensial ikut semakin kecil,maka percepatan akan semakin kecil.Tetapi
perhatikanlah bahwa percepatan semakin kecil (taetapi belum nol) berarti kecepatan
masih bertambah terus,ketika simpangan bandul nol,berarti posisi bandul tengah gaya
tangensial nol,maka percepatan nol dan bandul bergerak terus dengan kecepatan
KELOMPOK 5

Page 15

konstan kekanan.Ketika simpangan bandul kearah kanan bertambah besar,maka gaya


tangensial juga bertambah,tetapi kearah kiri.Gaya tangensial kearah kiri ini melawan
arah gerakan bandul yang masih kekanan,maka terdapat kecepatan kekiri sehingga
kecepatan bandul masih kearah kanan akan berkurang terus sampai bandul berhenti
(keceptan menjadi nol).Ketika bandul berhenti posisinya sudah memiliki sudut
simpangan ke sebelah kanan.Dalam posisi ini terdapat gaya tangensial kearah kiri
yang akan mempercepat bandul kekiri,proses dalam gerakan kekiri berjalan dengan
cara sama yang persis dengan proses bergerak kekanan,maka bandul akan terus
berayun kekiri dan kekanan.
Dalam penjelasan diatas dilihat dua hal yang menjadi syarat untuk
mendapatkan osilasi atau ayunan :
1) Gaya yang selalu melawan arah simpangan dari suatu posisi seimbang,dalam
hal ini gaya yang melawan simpangan adalah gaya tangensial.
2) Kelembaman yang membuat benda tidak berhenti ketika berada dalam situasi
seimbang (tanpa gaya),dalam contoh ini massa yang berayun tidak berhenti
pada posisi bawah (posisi tengah,gaya nol) tetapi bergerak terus kelembaman
massanya.
Jika suatu massa secara vertikal dengan seutas tali sepanjang l,lalu bandul
disimpangkan kurang dari 15

,maka bandul akan berisolasi dengan frekuensi :

1
l
=T =2
f
g
Sedangkan untuk menghitung gravitasinya menggunakan rumus :
4 l
g=
T
Keterangan :
F adalah frekuensi bandul matematis (Hz)
T adalah periode bandul matematis (s)
l adalah panjang tali bandul matematis (m)
g adalah percepatan gravitasi bumi (m/s)
22
nilainya 3,14 atau

KELOMPOK 5

Page 16

D. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Gerak Osilasi antara lain :
1) 1 paket Bandul Matematis
2) 1 buah Stop Watch
3) 1 buah Mistar
4) Penggaris dan Busur

Berat benda sudah ditentukan atau diketahui

E. Prosedur Percobaan
KELOMPOK 5

Page 17

1. Timbangan salah satu massa beban


Tetapi pada percobaan kali ini massa beban telah diketahui
2. Aturlah panjang tali untuk 4 panjang tali yang berbeda mulai dari panjang tali
yang terbesar yang biasa diukur sampai panjang tali sebesar I = 15cm,pada
setiap panjang taliu waktu ayunan diukur sampai 20 kali osilasi.Simpangan
bandul kurang dari 15 lalu lepaskan sehingga bandul berisolasi.Masukkanlah
hasil pengamatan ke table pengamatan.

Massa bola

Panjang tali

Waktu untuk

Periode

Bandul

Bandul (l)

20 ayunan (t)

(T)

20 gr

15 cm

16,1 s

0,81 s

O,65 s

20 cm

17,1 s

0,85 s

0,72 s

25 cm

19 s

0,95 s

0,9 s

30 cm

20,9 s

1,05 s

1,10 s

3. Lakukanlah percobaan untuk 20 ayunan dengan massa bandul yang


berbeda,tetapi panjang tali bandul sama,masukkan hasil pengamatan seperti
tabel pengamatan.

4. Tabel Hubungan antara T dan m,I dibuat tetap

Panjang tali

Massa bola

Waktu untuk

Periode

Bandul (l)

Bandul

20 ayunan (t)

(T)

KELOMPOK 5

Page 18

30 cm

10 gr

20,9 s

1,04 s

1,08 s

20 gr

20,9 s

1,04 s

1,08 s

30 gr

20,8 s

1,04 s

1.08 s

50 gr

21,9 s

1,11 s

1.21 s

F. Hasil Pengamatan
GERAK OSILASI
1. Untuk massa benda yang konstan
No.

Massa

Panjang tali

Waktu untuk

Periode

Benda

(l)

20 ayunan (s)

(T)

KELOMPOK 5

Page 19

g( m s )

20 gr

15 cm

16,1 s

0,81 s

0,65 s

9,1 m/s

20 cm

17,1 s

0,85 s

0,72 s

10 m/s

25 cm

19 s

0,95 s

0,9 s

10 m/s

30 cm

20,9 s

1,05 s

1,10 s

10 m/s

g( m s )

2. Untuk panjang tali yang konstan


No.

Panjang tali

Massa

Waktu untuk

Periode

(l)

benda

20 ayunan (s)

(T)

30 cm

10 gr

20,9 s

1,04 s

1,08 s

10 m/s

20 gr

20,9 s

1,04 s

1,08 s

10 m/s

30 gr

20,8 s

1,04 s

1,08 s

10 m/s

50 gr

21,9 s

1,11 s

1,21s

9,7 m/s

G. Analisis Data
Untuk Massa Benda yang konstan
a) Percobaan pertama (1)
t 16,1 s
T= =
n
20
T = 0,81 s
T = TT
KELOMPOK 5

Page 20

= 0,81 s 0,81 s
= 0,65 s
g=

4 l
T
o Dengan l=15 cm=0,15 m

4 ( 3,14 )2 0,15 m
g=
0,65 s

g=

39,4 0,15m
0,65 s

g=

5,91 m
=9,1 m/s
0,65 s
b) Percobaan kedua (2)

t 17,1 s
T= =
n
20
T =0,85 s

T = TT
T = 0,85 s 0,85 s
T = 0,72 s
g=

4 l
T
o Dengan l=20 cm=0,2m

g=

4 ( 3,14 )2 0,2 m
0,72 s

KELOMPOK 5

Page 21

g=

39,4 0,2m
0,72 s

g=

7,88 m
=10.9 m/s =10 m/s
0,72 s
c) Percobaan ketiga (3)

t 19 s
T= =
n 20
T =0,95 s
T = T T
T = 0,95 s 0,95 s
T = 0,9 s
g=

4 l
T
o Dengan l=25 cm=0,25m

g=

4 (3,14) 0,25 m
0,9 s

g=

39,4 0,25m
0,9 s

g=

9,85 m
=10,9 m/s =10 m/s
0,9 s
d) Percobaan keempat(4)

t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,05 s
T = T T
KELOMPOK 5

Page 22

T = 1,05 s 1,05 s
T = 1,10 s
g=

4 l
T
o Dengan l=30 cm=0,3 m

g=

4 (3,14) 0,3 m
1,10 s

g=

39,4 0,3 m
1,10 s

g=

11,82 m
=10 m/s
1,10 s
Untuk panjang tali yang konstan
a. Percobaan pertama (1)

t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,04 s
T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=

4 l
T

g=

4 (3,14) 0,3 m
1,08 s

g=

39,4 0,3 m
1,08 s

KELOMPOK 5

Page 23

g=

11,82 m
=10 m/s
1,08 s
b. Percobaan kedua (2)

t 20,9 s
T= =
n
20
T =1,04 s
T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=

4 l
T

g=

4 (3,14) 0,3 m
1,08 s

g=

39,4 0,3 m
1,08 s

g=

11,82 m
=10 m/s
1,08 s
c. Percobaan ketiga (3)

t 20,8 s
T= =
n
20
T =1,04 s

T = T T
T = 1,04 s 1,04 s
T = 1,08 s
g=

4 l
T

KELOMPOK 5

Page 24

g=

4 (3,14) 0,3 m
1,08 s

g=

39,4 0,3 m
1,08 s

g=

11,82 m
=10 m/s
1,08 s
d. Percobaan keempat (4)

t 21,9 s
T= =
n
20
T =1,11 s
T = T T
T = 1,11 s 1,11 s
T = 1,21 s
g=

4 l
T

g=

4 (3,14) 0,3 m
1,21 s

g=

39,4 0,3 m
1,21 s

g=

11,82 m
=9,7 m/s
1,21 s

KELOMPOK 5

Page 25

H. Pembahasan
Pembahasan dari percobaan Gerak Osilasi ini antara lain :
1) Pada percobaan pertama untuk massa benda yang konstan mengenai hubungan
antara panjang tali dengan besarnya periode.Percobaan ini dilakukan dalam 4
tahap dengan menggunakan massa yang sama yaitu 20 gr dengan panjang tali
yang berbeda sebanyak 4 variasi beban di setiap tahapnya yaitu 15 cm,20 cm,25
cm,dan 30 cm.Dari hasil percobaan tersebut di peroleh besar periode pada tiap
tahapnya.Ternyata besarnya periode pada semua panjang tali yang bervariasi
tersebut relatif berbeda.Sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin panjang
tali,semakin besar periodenya dan bahwa panjang tali mempengaruhi besarnya
periode.
2) Pada percobaan kedua untuk panjang tali yang konstan mengenai hubungan antara
massa benda dengan besarnya periode.Percobaan ini juga dilakukan dalam 4 tahap
dengan panjang tali yang sama panjang yaitu 30 cm dengan massa benda yang
berbeda sebanyak 4 variasi massa di setiap tahapnya yaitu 10 gr,20 gr,30 gr,dan 50
gr.Dari hasil percobaan tersebut di peroleh besar periode ditiap tahapnya.Ternyata
besarnya periode pada semua beban yang bervariasi tersebut relatif sama
besar.Sehingga dapat dinyatakan bahwa massa benda tidak mempengaruhi
besarnya periode.
KELOMPOK 5

Page 26

I. Kesimpulan
Gerak harmonik atau gerak ayunan bandul berhubungan dengan gaya
gravitasi.Pada dasarnya gravitasi adalah gaya yang ditimbulkan bumi dan
dapat dihitung dengan berbagai cara diantaranya dengan ayunan bandul
sederhana.
Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
periode dipengaruhi oleh panjang tali dan tidak dipengaruhi oleh massa
benda.Pada panjang tali yang sama semakin banyak ayunan waktu yang
diperlukan juga semakin lama dan percepatan gravitasinya tergantung pada
periode dan panjang tali.
Gerak harmonik juga akan membentuk waktu yang tetap dengan
gerakan bolak balik karena dilakukan di dalam ruangan gerakan harmonik
akan mudah diamati selain itu,gerakannya pun akan konsisten.
Gaya gravitasi untuk massa benda dan panjang tali yang konstan
berbeda-beda.Dan gaya gravitasi untuk massa benda yang konstan 9,775
m/s ,sedangkan gaya gravitasi untuk panjang tali untuk panjang tali yang
konstan 9,925 m/s.Jadi gaya gravitasi untuk massa benda yang konstan
sudah valid atau sesuai dengan teori.Sedangkan untuk panjang tali yang
KELOMPOK 5

Page 27

konstan belum sesuai teori karena saat menghitung waktu terjadi kesalahan
dalam praktikum.

PERCOBAAN C
VISCOSITAS
A.Tujuan
Menentukan kekentalan zat cair berdasarkan Hukum Stokes

B. Hipotesis
Dengan adanya gaya gesekan untuk menggerakkannya.Makin cepat gerakannya makin besar
gaya gesekannya begitupun sebaliknya makin lambat gerakannya makin kecil gaya
gesekanya.

KELOMPOK 5

Page 28

C. Landasan Teori
Viscositas atau kekentalan pada fluida,maka untuk menggerakkan lapisan-lapisan fluida
diperlukan gaya .Gaya yang menyeret lapisan ini disebut gaya luncur.Untuk memahami
viscositas zat cair biasanya zat cair diandaikan sebagai lembaran-lembaran tipis,dimana
masing-masing lapisan mempunyai kelajuan yang berbeda.Lapisan begian atas akan
menyeret lapisan yang ada dibawahnya.Tegangan luncur didefinisikan sebagai gaya yang
menyeret lapisan fluida dibagi dengan luas lapisan fluida.
=F/a
Sedangkan kecepatan perubahan tegangan luncur adalah u/l , koevisien viscositas fluida ()
diidefinisikan sebagai perbandingan tegangan luncur (F/A) terhadap cepat tegangan luncur
(u/l).
=

F /a
v /l

atau F=.A

v
l

Viscositas suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan
terhadap gaya geser.Viscositas terjadi karna interaksi antara molekul-molekul cairan
(mochtar.1990).

KELOMPOK 5

Page 29

Viscositas merupakan sifat fluida yang mendasari diberikannya tekanan terhadap teganga
geser oleh fluida tersebut.Kadang-kadang viscositas ini diserupakan dengan kekentalan
.Fluida yang kental (viscos) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari fluida yang
kurang kental (prijono.1985).
Alat yang digunakan untuk mengukur viscositas fluida diseebut viscometer.Setidaknya
terdapat dua prinsip dasar sistem metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam
tabung viscositas saat menempuh jarak tertentu.selain menggunakan metode Stokes koefisien
viscositas fluida juga dapat diukur menggunakan viscometer Ostwald.Mnentukan koefisien
viscositas melalui pengukuran laju terminal (laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida
yang ingin diukur koefesien viscositasnya yang dijatuhkannya dari atas permukaan fluida .
Selama resultan gaya-gaya yang bekerja pada bola nol , maka bola menggalami laju terminal
(konstan).Dimana menunjukkan kecepatan terminal adalah rapat masa cairan .Percepatan
gravitasi bumi adalah rapat masa bola , jari-jari bola, dan merupakan angka kekentalan
viscositas.Viscositas dapat digunakan dalam menentukan lamanya reaksi yang dbutuhkan
viscositas dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu;
-temperatur atau suhu
- gaya tarik antar molekul
- tekanan
Hukun Stokes gaya hambat yang dialami oleh suatu bola berjari-jari R yang bergerak dengan
kecepatan konstan v didalam fluida dengan koefesien viscositas adalah N adalah
F D=6r
Dengan menggunakan hokum stokes maka kecepatan bola [un da[at diketahui.

KELOMPOK 5

Page 30

D. Alat dan Bahan


-> tabung viscositas
-> bola
-> jangka sorong
-> mistar
-> stopwatch
-> gelas ukur
-> minyak dan oli
-> neraca atau timbangan

KELOMPOK 5

Page 31

E. Prosedur Percobaan
Adapun langkah kerja yang digunakan praktikum menentukan kekentalan (viscositas) zat cair
adalah
-> Untuk minyak
- timbang gelas ukur kosong menggunakan neraca atau timbangan
- masukkan minyak keddalam gelas ukur lalu timbang kembali (sebanyak 6ml)
- ukur diameter dalam dan diameter luar tabung viscositas menggunakan jangka sorong
- timbang berat bola(bola besar dan bola kecil)
- ukur diameter bola besar dan bola kecil menggunakan jangka sorong
- ukur keddalaman tabung viscositas dengan menggunakan mistar dengan 3 ukuran yaitu
(33cm,30cm,27cm) diukur dari atas
- beri tanda pada tabung pada titik nol

KELOMPOK 5

Page 32

- msukkan bola besar dan bola kecil kedalam tabung viscometer yang sudah berisi minyak
- lakukan secara bergantiaan sebanyak 3 kali berturut-turut menggunakan bola besar dan bola
kecil dengan ukuran yang berbeda-beda
- hitung lama jatuh bola menggunakan stopwatch
- masukkan hasil penggamatan pada tabel yang sudah disediakan
-> untuk oli
- timbang gelas ukur kosong menggunakan timbangan atau neraca
- masukkan oli kedalam gelas ukur sebanyak 6 ml lalu timbang massanya kembali
- ukur diameter dalam dan diameter luar tabung viscosotas menggunakan jangka sorong
- timbang berat bola (bola besar dan bola kecil)menggunakan neraca atau timbangan
- ukur diameter bola besar dan bola kecil menggunakan jangka sorong
- ukur kedalaman tabung menggunakan mistar dengan 3 ukuran yaitu 33 cm , 30 cm ,27 cm ,
mulai ukur dari atas dengan ukuran yang sudah ditentukan
- beri tanda pada tabung pada titik nol kebawah
- masukkan bola besar dan bola kecil kedalam tabung yang sudah berisi oli
- lakukan secara bergantian selama 3 kali percobaan menggunakan bola besar dan bola kecil
dengan ukuran jarak yang berbeda-beda
- hitung lama jatuh bola (bola besar dan bola kecil)hingga batas yang sudah ditentukan
menggunakan stopwatch
- masukkan hasil penggamatan pada tabel yang sudah disediakan.

KELOMPOK 5

Page 33

F. Hasil Penggamatan
1. menggukur massa jenis zat
no
1

Zat
Bola besar

Massa (kg)
0,042 kg

Jari-jari (m)
2,16.10 m

Volume(m)
42,19.10 m

(kg/m)

Bola kecil

0,015 kg

1,49.10 m

13,827.10 m

kg
1,08.10 m

Oli

0,04 kg

6.10 m

kg
0,66.10 m

Minyak

0,19 kg

6.10 m

kg
3,5.10 m

kg
0,99.10 m

2.menggukur waktu jatuh bola 1 (diameter= m)


Bola besar
no

Ketinggian (m)

KELOMPOK 5

Waktu pada fluida(s)


Minyak
Oli
Page 34

Kecepatan m/s
minyak

Oli

1.

33 cm

7,93 s

15,8 s

kg
4,16.10 m

kg
2,08.10 m

2.

30 cm

6,63 s

14,47 s

kg
4,52.10 m

kg
2,07.10 m

3.

27 cm

6,7 s

14,60 s

kg
4,02.10 m

kg
1,84.10 m

3.menggukur waktu jatuh bola 2 (diameter=

m)

Bola kecil
no

Ketinggian(m)
33 cm

Waktu pada fluida(s)


Minyak
oli
1,31 s
2,28 s

Kecepatan m/s
Minyak
kg
25,19.10 m

1.
2.

30 cm

1,26 s

2,34 s

kg
23,80.10 m

kg
12,86.10 m

3.

27 cm

1,04 s

2,09 s

kg
25,96.10 m

kg
12,91.10 m

Pengukuran diameter tabung


Diameter dalam tabung viscositas minyak=6 cm
Diameter luar tabung viscositas minyak=6,7 cm
Diameter dalam tabung pada oli=6,2 cm
Diameter luar tabung pada oli=7,1 cm

KELOMPOK 5

Page 35

Oli
kg
14,47.10 m

H. Analisia Data
1.mengukur masa jenis zat
1).bola kecil
- massa(kg)=0,015 kg
- jari-jari(m)=su=2,9 cm
Sn=8x0,01 cm
=0,08
D=2,98 cm
1
R= 2 .D

1
2 .2,98

=1,49 cm
=0,0149 m=1,49.10m

KELOMPOK 5

Page 36

4
-volume bola kecil = 3

4
= 3 .3,14(1,49.10)
=4,19.(3,30.10)
=13,827.10 m
-massa jenis bola kecil
m
= v
0,015 kg
= 13,827.10 6 m

= 1,08.10

15.10 kg
= 13,827.10 6 m

kg
m

2).bola besar
- masa (kg) = 0,042 kg
- jari-jari(m) = su =4,3
Sn=2x0,01
=0,02
D = 4,32
r=

KELOMPOK 5

1
2 .D
1
2

.4,32 cm

Page 37

= 2,16 cm
= 0,0216 m =2,16.10 m
4
-volume bola besar = 3
4
= 3

. 3,14(2,16.10 m)

= 4,19(10,07)
= 42,19.10 m
-masa jenis bola besar
m
= v
0,042 kg
= 42,19.10 m

= 0,99.10

42,10 kg
= 42,19.10 m

kg
m

3). Minyak
Massa tabung kosong minyak = 0,030 kg
Masa 6 ml tabung + miyak = 0,051 kg
Jadi masa dari minyak
Rumus
=(masa tabung + minyak) (masaa tabung kosong minyak)
KELOMPOK 5

Page 38

=(0,051 kg) (0,030 kg)


=0,021 kg
Volume minyak = 6 ml =

m
6 ml
= 1.000 .000
= 6.10 m

Masa jenis minyak


m
= v

0,021
= 6.10 6

= 3,5.10

21.10 kg
= 6.10 6 m

kg
m

4). oli
Masa tabung koaong oli = 0,049 kg
Masa 5 mltabung + oli = 0,053 kg
Jadi masa dari oli
Rumus
=(masa tabung + oli) (masa tabung kosong oli)
=(0,053 kg) (0,049 kg) = 0,004 kg
Volume oli = 6 ml =
=

6 ml
1.000 .000

= 6.10 m
Masa jenis oli

KELOMPOK 5

Page 39

m
= v

0,004 kg
4.10 kg
6
= 6.10 m = 6.10 6 m

= 0,66.10

kg
m

2.mengukur waktu jatuh bola kecil


* untuk bola kecil pada minyak
- ketinggian 33 cm = 0,33 m
- waktu

= 0,31 s

- ketinggian 30 cm = 0,30 m
- waktu

= 1,26 s

- ketinggian 27 cm = 0,27 m
- waktu

= 1,04 s

Kecepatan pada bola kecil pada minyak


a. V =

s
t

33.10 m
1,31 s

m
= 25,19.10 s

b. V =

s
t

30.10 m
1,26 s

m
= 23,80.10 s
27.10 m
c. V =
1,04 s

KELOMPOK 5

Page 40

m
= 25,96.10 s

V rata-rata pada minyak =

V 1 +V 2 +V
S

25,19.10 +23,80.10 +25,96.10


3

m
= 57,64. 10 s
*Untuk bola kecil pada oli
- ketinggian 33 cm = 0,33 m
- waktu

= 2,28 s

- ketinggian 30 cm = 0,30 m
- waktu

= 2,34 s

- ketinggian 27 cm = 0,27 m
- waktu

= 2,09 s

Kecepatan pada bola kecil pad oli


a. V =

s
t

33.10 m
2,28 s

m
= 14,47.10 s

b. V =

s
t

30.10 m
2,34 s

m
= 12,86.10 s

KELOMPOK 5

Page 41

c. V =

27.10 m
2,04 s

m
= 12,91.10 s
1

V rata-rata pada minyak =

V +V +V
S

14,47.10 +12,86.10 +12,91.10


3

m
= 13,41.10 s
3. mengukur waktu jatuh bola besar
* untuk bola besar pada minyak
- ketinggian 33 cm = 33.10 m
- waktu

= 7,93 s

- ketinggian 30 cm = 30.10 m
- waktu

= 6,63 s

- ketinggian 27 cm = 27. 10 m
- waktu

= 6,7 s

Kecepatan
a. V =

s
t

33.10 m
7,93 s

m
= 4,16.10 s

KELOMPOK 5

Page 42

b. V =

s
t

30.10 m
6,63 s

m
= 4,52.10 s

c. V =

27.10 m
6,7 s

m
= 4,02.10 s
Kecepatan rata-rata

V 1 +V 2 +V 3
S

4,16.10 +4,52.10 + 4,02.10


3

= 10,02

m
s

*untuk bola besar pada oli


- ketinggian 33 cm = 33.10 m
- waktu

= 15,8 s

- ketinggian 30 cm = 30.10 m
- waktu

=14,47 s

- ketinggian 27 cm = 27. 10 m
- waktu

= 14,60 s

Kecepatan bola besar pada oli

KELOMPOK 5

Page 43

1. V =

s
t

33.10 m
15,8 s

m
= 2,08.10 s

2. V =

s
t

30.10 m
14,47 s

m
= 2,07.10 s
27.10 m
3. V = 14,60 s
m
= 1,84.10 s
V rata-rata bola besar pada oli

V 1 +V 2 +V 3
S

2,08.10 +2,07.10 +1,84.10


3

= 4,76.10

m
s

Viscositas bola kecil pada minyak


2

bola kecil =

KELOMPOK 5

2(r bola kecil)


9(Vratarata oli)

= 9( bola kecil oli )

Page 44

m
s
2
9 (57,64.10 )

2( 1,49.10 2 )
=

= (1,08.10 - 3,5.10 )

m
s
2
9(57,64.10 )
4

2 ( 2,220.10 ) .10
=

( 4,44.10 )
518,76.10 2

= (1,08.10 - 3,5.10 )

= (-2,42.10)

10,74.10
= 518,76.10 2
= 0,0207.10
= 21x10.10
= 21.10po.s=
-

Viscositas bola kecil pada oli


2(r 2 bola kecil)
bola kecil = 9(Vratarata oli)
m
s
2
9 (57,64.10 )

= 9( bola kecil oli )

2( 1,49.10 2 )
=

= (1,08.10 - 0,66.10 )

13,41.10 2
=

2 ( 2,220.10 4 ) .10

( 4,44.10 )
120,69.10 2

m
s

= (0,42.10 )

= (0,42.10)

1,864.10
= 120,69.10 2

KELOMPOK 5

Page 45

= 0,0154.10
= 15x10.10
= 15.10po.s

Viscositas bola besar pada minyak


2(r 2 bola kecil)
bola kecil = 9(Vratarata oli) = 9( bola kecil oli )
m
s
2
9 (57,64.10 )

= (0,99.10 - 3,5.10 )

m
s
2
9 (57,64.10 )

= (0,99.10 - 3,5.10 )

2( 2,16.10 2 )
=

2 ( 4,66.104 ) .10
=

(9,32.10 )
518,76.10 2

= (-2,51.10)

23,39.10
= 518,76.10 2
= 0,045.10.pa.s

- Viscositas bola besar pada minyak


2(r 2 bola kecil)
9(Vratarata oli)

bola kecil =

m
s
2
9 (13,41.10 )

= 9( bola kecil oli )

2( 2,16.10 )
=

m
s
2
9(13,41.10 )

= (0,99.10 - 3,5.10 )

2 ( 15,46.10 ) .10
=

(26,82.10 )
120,69.10 2

= (0,33.10 )

= (0,33.10)

8,85.10
= 120,69.10 2
= 0,074.10
KELOMPOK 5

Page 46

= 1 x 10 pa.s

H. Pembahasan
Dari percobaan praktikum kekentalan(viscositas) zat cair yang telah dilakukan
didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.Pengaruh antara diameter
terhadap kecepatan bola saat dijatuhkan ialah semakin besar diameter bola maka semakin
cepat bola jatuh.Namun hal tersebut sangat bergantung juga pada massa bola itu sendiri.Jika
dua bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair,maka bola yang bermassa paling
besar yang akan mengalami kecepatan yang terbesar.Hal itu terjadi karena berat benda akan
dipengaruhi oleh percepatan gravitasi bumi sehingga benda yang memiliki massa yang besar
akan memiliki berat yang besar pula dan mengalami kecepatan yang besar.Pengaruh
kekentalan terhadap kecepatan jatuhnya bola yaitu semakin kental suatu zat cair atau
fluida,maka daya untuk mempperlambat suatu gerakan jatuhnya bola semakin besar.Sehingga
semakin kental suatu zat cair,maka semakin lambat pergerakan benda yang jatuhh
didalamnya.Sebaliknya semakin encer suatu zat cair atau fluida,maka semakin cepat benda
yang akan dijatuhkan kedalamnya.Sementara pengaruh massa suatu benda yang dijatuhkan
kedalam zat cair atau fluida terhadap kecepatan jatuhnya bola ialah semakin besar massa
benda tersebut,maka semakin besar pula kecepatan jatuhnya benda tersebut.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa massasuatu benda yang dijatuhkan kedalam zat cair
(fluida) berbanding lurus terhadap kecepatan jatuhnya bola tersebut dalam fluida(zat
KELOMPOK 5

Page 47

cair).Viscositas diartikan sebagai resensi atau ketidakmauan suatu bahan untuk mengalir
yang disebabkan karena adanya gesekan atau perlawanan suatu bahan terhadap deformasi
atau perubahan bentuk apabila bahan tersebut dikenai gaya tertentu.Viscositas secara umum
juga dapat diartikan sebagai suhu tendensi untuk melawan cairan aliran karena internal
friction untuk resistensi suatu bahan untuk mengalami deformasi bila bahan tersebut dikenai
gaya.Zat cair diasumsikan terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama
lain.Lapisan terbawah tetap diam sedangkan lapisan atasnya bergerak dengan kecepatan
konstan sehingga setiap lapisan memiliki kecepatan gerak yang berbanding langsung dengan
jaraknya terhadap lapisan terbawah.Gaya persatuan luas yang diperlukan untuk mengalirkan
zat cair tersebut F/A atau tekanan geser.Viscositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa
factor yaitu suhu,viscositas berbanding terbalik dengan suhu.
Jika suhu naik maka viscositasnya akan turun dan begitu pula sebaliknya.Hal ini disebabkan
karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan
dan menurunkan kekentalannya.Konsentrasi larutan,viscositas berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan .Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viscositas yang
tinggi pula,karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume.Semakin banyak partikel yang terlarut,gesekan antar partikel semakin tinggi
dan viscositasnya semakin tinggi pula

KELOMPOK 5

Page 48

I.

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan teori yang diketahui,disimpulkan bahwa
viscositas sangat mempengaruhi kecepatan benda untuk melewati suatu fluida.Semakin
kental

fluida

tersebut

semakin

lama

waktu

yang

dibutuhkan

benda

untuk

melewatinya.Semakin besar massa bola yang jatuh kedalam fluida semakin besar kecepatan
bola tersebut jatuh kedalamnya.Benda yang bergerak dalam fluida mengalami gesekan
tertentu yang bergantung pada viscositasnya.
Viscositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan didalam
fluida.Benda yang bergerak dalam fluida bergantung pada viscositas,yaitu semakin besar
viscositas .Kecepatan gerak benda semakin susah untuk bergerak.

KELOMPOK 5

Page 49

PERCOBAAN D
WAKTU PARUH

A. Tujuan Praktikum
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa mampu :
1) Menjelaskan pengertian waktu paruh
2) Menjelaskan pengertian waktu radioaktif
3) Menentukan waktu paruh suatu unsur

B. Hipotesis
Hipotesis yang dapat digunakan dalam praktikum waktu paruh ini adalah :

KELOMPOK 5

Page 50

Semakin banyak jumlah inti atom semakin banyak pula jumlah inti yang
meluruh per detiknya.

C. Landasan Teori
Hukum Peluruhan
Jumlah inti atom untuk meluruh setiap saat N bergantung pada jumlah inti
induk No untuk selang waktu peluruhan t, memenuhi persamaan :
t
N = No e

Dengan merupakan konstanta peluruhan yang nilainya berbeda untuk


tiap unsure.
Aktivitas Radioaktif
A=

dN
= N
dt
Aktivitas radiaoktif A merupakan laju peluruhan dan didefinisikan sebagai
jumlah peluruhan tiap satuan waktu.

KELOMPOK 5

Page 51

Atom yang melakukan desintegrasi dalam waktu antara t dan t + dt


dengan sendirinya akan sebanding dengan banyaknya atom rodom,yaitu N(t)
dan besar selang waktu dt,jadi perubahan atom rodom dalam selang waktu itu
adalah :
dN = N(t) dt .(1)
Maka waktu paruh suatu atom dapat ditentukan dengan rumus :
t 1 /2 =

ln2

Dengan adalah panjang gelombang

Aktivitas intin pada setiap saat A memenuhi persamaan :


t
A = Ao e

Satuan SI untuk aktivitas radioaktif dinyatakan dalam bercquerel (Bq),dengan Bq =


1 peluruhan
sekon.

Selain dalam satuan Bq,aktivitas radioaktif juga sering dinyatakan dalam


10

satuan curie (Ci),dengan 1 Ci = 3,7 10 Bq .

Waktu Paruh
Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh
hingga tersisa setengahnya.Setiap unsur radioaktif memiliki waktu paruh
tertentu,misalnya karbon-14 memiliki waktu paruh 5.730 tahun.
Persamaan untuk menentukan waktu paruh,sesuai definisi ketika t = T

= waktu paruh,maka

1
N= No
2

peluruhan diperoleh bahwa :

KELOMPOK 5

Page 52

sehingga menurut persamaan hukum

1
No=No eT
2
1 T
=e
2
1
T
ln =ln e
2
1
ln =T
2
0,693= T
o Dengan demikian :
Waktu paruh

T=

0,693

Dalam kaitannya dengan waktu paruh,jumlah inti yang tersisa pada waktu t
dapat ditulis sebagai berikut :

Grafik jumlah inti N terhadap waktu t untuk unsur C-14

KELOMPOK 5

Page 53

D. Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum waktu paruh ini antara lain :
1) Buret
2) Statif dan Penjepit
3) Stop Watch
4) Gelas Kimia 200 cc
5) Minyak Kelapa
KELOMPOK 5

Page 54

E. Prosedur Percobaan
1) Isilah buret dengan minyak kelapa sampai hampir penuh (melewati angka
nol),bukalah kran buret sehingga minyak kelapa keluar secara menetes.
2) Ketika minyak kelapa sama dengan nol,jalankan stop watch.Selanjutya setiap
detik baca tinggi air dalam pipa,lakukan pengamatan sebanyak 3 kali dan catat
hasilnya pada tabel.Banyaknya atau tingginya air dalam pipa buret kita
umpamakan sebagai jumlah atom dalam suatu unsur radioaktif dalam laju air
yang keluar dari buret kita umpamakan sebagai aktivitas suatu unsur.
KELOMPOK 5

Page 55

3) Lukiskan grafik tinggi air (h) terhadap waktu (t). h pada sumbu X dan t pada
sumbu Y dari dat yang anda peroleh.
4) Dari grafik bagaimanakah keadaan tinggi air dalam buret terhadap lamanya
waktu yang digunakan ?
5) Dari grafik yang diperoleh,tentukan waktu yang diperlukan hingga tinggi air

yang masih tinggal dalam buret

1
2

dari tinggi air mula-mula.Waktu ini

kita sebut waktu paruh dari air dalam buret pada percobaan itu.
6) Kesimpulan apa yang anda peroleh daripercobaan ini ?

F. Hasil Pengamatan
TABEL PENGAMATAN
WAKTU PARUH
No

Waktu (s)
t1

KELOMPOK 5

t2

A (ml)
t3

t1

t2

Page 56

Nt = No A (ml)
t3

t1

t2

t3

60 s

60 s

60 s

5,5 ml

5,5 ml

5,8 ml

44,5 ml

44,5 ml

44,3 ml

120 s

120 s

120 s

10 ml

10 ml

10,2 ml

40 ml

40 ml

39,8 ml

180 s

180 s

180 s

14,5 ml

14,5 ml

14,7 ml

35,5 ml

35,5 ml

35,3 ml

240 s

240 s

240 s

18,3 ml

18,3 ml

18,6 ml

31,7 ml

31,7 ml

31,4 ml

356 s

354 s

352 s

25 ml

25 ml

25 ml

25 ml

25 ml

25 ml

G. Analisis Data
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang pertama :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,5 ml
Nt1 = 44,5 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10 ml
Nt2 = 40 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,5 ml
Nt3 = 35,5 ml
KELOMPOK 5

Page 57

Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,3 ml
Nt4 = 31,7 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang kedua :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,5 ml
Nt1 = 44,5 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10 ml
Nt2 = 40 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,5 ml
Nt3 = 35,5 ml
Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,3 ml
Nt4 = 31,7 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
Mencari nilai Nt untuk Aktivitas (A) yang ketiga :
Nt1 = No A1
Nt1 = 50 ml 5,8 ml
Nt1 = 44,2 ml
Nt2 = No A2
Nt2 = 50 ml 10,2 ml
Nt2 = 39,8 ml
Nt3 = No A3
Nt3 = 50 ml 14,7 ml
Nt3 = 35,3 ml
Nt4 = No A4
Nt4 = 50 ml 18,6 ml
Nt4 = 31,4 ml
Nt5 = No A5
Nt5 = 50 ml 25 ml
Nt5 = 25 ml
KELOMPOK 5

Page 58

Grafik untuk percobaan yang pertama Nt- t


Nt (ml)
44,5 ml
40 ml
35,5 ml
31,7 ml
25 ml

60 s

120s

180s

240s

356s

180s

240s

356s

t(s)

Grafik untuk percobaan yang kedua Nt-t


Nt(ml)
44,5 ml
40 ml
35,5 ml
31,7 ml
25 ml

60 s

120s

Grafik untuk percobaan yang ketiga Nt-t


Nt (ml)
44,2 ml

KELOMPOK 5

Page 59

t (s)

39,8 ml
35,3 ml
31,4 ml
25 ml
t(s)
60 s

120s

180s

Mencari waktu paruh rata-rata (t 1/ 2)


n

t 1 (i)
t 1 /2 =

i=1

n
t 1 ( 1 ) +t 1 ( 2 ) +t 1 ( 3)

t 1 /2 =

t 1 /2 =

356 s+354 s+ 352 s


3

t 1 /2 =

1062 s
=354 s
3

Menentukan ralat waktu paruh ( t 1/ 2)

t 1/ 2=

t 1/ 2=

t 1/ 2t 1/ 2
i=1

n(n1)

1062 s354 s
708 s
=
3(31)
3(2)

KELOMPOK 5

Page 60

240s

356s

t 1/ 2=

708 s
= 118 s
6

t 1/ 2=10,863 s

Menentukan waktu paruh


t 1 /2 =t 1 /2 t 1 /2
t 1 /2 =t 1 /2 t 1 /2
t 1 /2 =354 s10,863 s
t 1 /2 =343,137 s

t 1 /2 =t 1 /2 + t 1/ 2
t 1 /2 =354 s +10,863 s
t 1 /2 =364,863 s
Dari 352 s sampai 356 s

Menentukan konstanta waktu paruh ()


t 1 /2 =

ln2

ln 2
t 1/ 2
o Dengan ln 2=0,693

0,693
354 s

KELOMPOK 5

Page 61

=1,958 10 tahun
=1,96 103 tahun

H. Pembahasan
Dari percobaan praktikum waktu paruh
yang telah
dilakukan,didapatkan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam
pembahasan.

Pada praktikum yang pertama dengan waktu awal 60 s diperoleh aktivitas


pada minyak kelapa sebesar 5,5 ml.Setiap selang waktu satu menit atau 60
s yaitu pada waktu 120 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa 10 ml
dan Nt nya atau jumlah inti yang tersisa ialah 40 ml.Sedangkan jumlah inti
yang aktivitas pada waktu 60 s ialah 44,5 ml.Pada waktu 180 s diperoleh
aktivitas pada minyak kelapa sebesar 14,5 ml dengan jumlah inti yang
tersisa sebanyak 35,5 ml.Kemudian pada waktu 240 s diperoleh aktivitas
KELOMPOK 5

Page 62

pada minyak kelapa sebanyak 18,3 ml dengan jumlah inti yang tersisa
sebanyak 31,7 ml.Sedangkan pada aktivitas yang terakhir pada praktikum
yang pertama kita melihat minyak kelapa harus sampai tanda batas yakni
25 ml,setelah itu kita melihat waktu yang diperoleh dari aktivitas yang
pertama sampai yang ke lima selama 356 s.
Pada praktikum yang kedua hasil yang diperoleh dari aktivitas minyak
kelapa sampai jumlah inti yang tersisa sama dengan praktikum yang
pertama.Tetapi sebenarnya tidak diperbolehkan atau mungkin tidak bisa
sama hasilnya,hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam melakukan
praktikum atau tidak telitinya praktikan dalam melihat aktivitas pada
minyak kelapa.Sehingga hasil total waktu dari aktivitas yang pertama
sampai yang terakhir pun berbeda yakni selama 354 s.
Pada praktikum yang ketiga dengan waktu 60 s diperoleh aktivitas pada
minyak kelapa sebanyak 5,8 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak
44,2 ml.Pada waktu 120 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 10,2 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 39,8
ml.Kemudian pada waktu 180 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 14,7 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 35,3
ml.Setelah itu pada waktu 240 s diperoleh aktivitas pada minyak kelapa
sebanyak 18,6 ml dengan jumlah inti yang tersisa sebanyak 31,4
ml.Dengan aktivitas yang terakhir yaitu 25 ml diperoleh total waktu dari
aktivitas yang pertama sampai terakhir selama 352 s.

Setelah mengetahui jumlah inti yang tersisa pada masing-masing aktivitas


disetiap percobaan kita dapat mengetahui waktu paruh rata-rata ( t
)
1/2

yang rumusnya :

t 1 /2 (i)

t 1 /2 = i=1

Hasilnya ialah 354 s.Setelah mengetahui waktu paruh rata-rata kita dapat ralat dari waktu
paruh
t

1/2

) yang rumusnya ditulis seperti ini

t 1/ 2=

t 1/ 2 (i)t1 /2
i=1

n (n1)

KELOMPOK 5

Page 63

Yang hasilnya adalah 10,863 s

Sedangkan untuk menentukan waktu paruh itu sendiri dapat ditemukan dengan rumus
t1/2= t

1/2

1/2

yang hasilnya ialah 343,137 s atau 364,863 s dari 352 s sampai 356 s total waktu yang
di butuhkan.

Oleh karena itu,setelah menemukan waktu paruh dari praktikum waktu paruh ini kita
dapat menentukan konstanta peluruhan () dari waktu paruh tersebut dengan rumus :
ln 2
t 1/ 2

Yang dimana ln 2 bernilai 0,693 dan hasil dari konstanta peluruhan () adalah
3

1,958 10

atau 1,96 10

I. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum waktu paruh ini adalah
:

1) Kita dapat mengetahui apa itu waktu paruh yaitu waktu yang diperlukan
unsure untuk meluruh hingga tersisa setengahnya.

KELOMPOK 5

Page 64

2) Semakin besar aktivitas radioaktif atau kita umpamakan radioaktif itu minyak
kelapa,maka semakin banyak pula inti yang meluruh per satuan waktu.
3) Aktivitas tidak berhubungan dengan jenis radiasi dan energi radiasi,namun
hanya berhubungan dengan jumlah per satuan waktu tertentu.
4) Jika waktu yang digunakan semakin lama,maka aktivitas (A) dan jumlah inti
yang tersisa (Nt) yang diperoleh semakin sedikit.

PERCOBAAN E

LENSA

A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum lensa antara lain sebagai berikut :
1. Menentukan sifat lensa cembung dan lensa cekung.
2. Menentukan jarak fokus dan bentuk bayangan pada lensa melalui percobaan.
KELOMPOK 5

Page 65

B. Hipotesis
Berdasarkan bahasa pada landasan teori, kami dapat menyimpulkan hipotesis
atau dugaan sementara yaitu sifat lensa cembung yaitu mengmpulkan cahaya
sedangkan bayangan nyata, perbalik dan diperkecil dan sifat lensa cekung yaitu
menyebarkan cahaya sedangkan bayangannya maya, terbalik dan diperbesar.

C. Landasan Teori
Lensa adalah system optic yang dibatasi oleh dua atau lebih permukaan
pembias yang mempunyai sumbu persekutuan permukaan pembias dapat berupa
permukaan cekung atau cembung. Ada dua macam lensa tipis yaitu lensa cembung
dan lensa cekung. Dalam sistem lensa dikenal istilah sumbu optic,pusat optik, titik
fokus dan panjang fokus (f) dan bidang fokus. Suatu lensa tipis mempunyai dua titik
fokus yang berjarakdikiri dan kanan pusat optik. Pada percobaan lensa tipis sering
digunakan persamaan
1
f

Dimana

1
SO

1
S'

atau f =

f = jarak fokus (cm)


S= jarak benda (cm)

KELOMPOK 5

Page 66

so s
'
so + s

'

S= jarak bayangan (cm)


Lensa cembung disebut lensa konvergen, karena sinar-sinar sejajar
dibiaskan menuju titik fokus. Titik ini terletak debelakang lensa. Lensa cembung
memiliki 2 titik fokus yaitu,

f1

dan

f2

f1

disebut fokus aktif dan

f2

disebut fokus pasif. Titik fokus pada lensa cembung pada dasarnya sama dengan
cermin cekung sehingga memiliki nilai positif (+) sehingga disebut lensa positif.

Lensa cembung biasa digunakan pada :


1. Lup
2. Kaca mata rabun dekat
3. Mikroskop, dll.

Pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat dilukiskan menggunakan sinarsinar istimewa
a. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung (lensa positif)

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dapat digambarkan sebagai berikut :


1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan memalui titik fokus dibelakang
lensa.
2. Sinar datang melalui fokus didepan lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat lensa diteruskan (tidak dibiaskan)
Lensa cekung disebut lensa divergen karena dapat memancarkan berkas sinar
cahaya yang sejajar sumbu utama dan seolah-olah berasal dari satu titik didepan

KELOMPOK 5

Page 67

lensa. Titik fokus pada lensa cekung pada dasarnya sama dengan cermin cembung
sehingga memiliki nilai negative (-) sehingga disebut lensa negative.

Lensa cekung biasa digunakan pada :


1. Kaca mata rabun jauh
2. Teropong panggung
b. Sinar-sinar istimewa pada lensa cekungdapat dijelaskan dengan gambar seperti
gambar dibawah ini

1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasaldari titik


fokus didepan lensa
2. Sinar datang menuju titik fokus dibelakang lensa dibiaskan sejajar sumbu
utama.
3. Sinar datang menuju pusat lensa tidak dibiaskan, tetapi diteruskan.
Rumusan masalah
1. Berapakah jarak fokus dan bentuk bayangan pada lensa melalui percobaan?
2. Bagaimana sifat dari lensa cembung dan lensa cekung?
3. Apa sajakah yang dijaga konstan, yang dimanipulasi dan yang merespon?
4. Jelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada layar ketika diberi jarak yang
berbeda-beda?

KELOMPOK 5

Page 68

D. Alat dan Bahan


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lensa cembung dengan f= 5 cm


Lensa cekung dengan f= 10 cm
Meja optik
Rel optik
Layar
Senter/sumber cahaya

KELOMPOK 5

Page 69

E. Prosedur percobaan
1.

Pada Menentukan sifat lensa


a. Susun percobaan yang terjadi dari rel, sumber cahaya, meja optic.

b. Letakkan lensa model bikonveks diatas kertas dengan kedudukan seperti


gambar

c. Perhatikan sinar-sinar keluar dari lensa. Catat hasilnya dalam tabel


pengamatan.
d. Ulangi langkah b dan c dengan mengganti lensa dengan lensa bikonkaf.

KELOMPOK 5

Page 70

2. Menentukan titik fokus lensa


a. Memasang rel optik pada tempatnya
b. Menyusun sumber cahaya, lensa cekung (f= 10 cm) dan layar seperti gambar
c. Meletakkan sumber cahaya pada jarak lebih besar dari panjang fokus,
misalnya yang pertama 16 cm didepan lensa catat pada tabel pengamatan
d. Menggeser-geser layar sampai menentukan gambar yang paling terang. Lalu
catat jarak bayangan dan benuk bayangan dan bentuk bayangan yang
dihasilkan pada tabel pengamatan.

e. Melakukan percobaan jarak benda yang berbeda misalnya (18, 16, 25) cm
Cara 2
f. Menyusun alat sebagaimana terlihat pada skema percobaan (landasan teori)
g. Menyalakan lilin dan mengukur jaraknya dari lensa (s).
h. Menggeser-geser layar dibelakang lensa sampai bayangan senter yang paling
jelas tertangkap pada layar ( pada saat itu jarak layar ke lensa disebut s)
i. Mengulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3 dengan jarak benda (s) yang
berbeda-beda.

F. Hasil pengamatan
1. Lensa cembung (+50 mm = +5 cm)

No
1.
KELOMPOK 5

Jarak benda (so)

Jarak

Sifat

Jarak fokus

16 cm

bayangan (s)
9 cm

bayangan
Nyata,

(f)
5.76 cm

Page 71

2.
3.

18 cm
25 cm

9 cm
8 cm

terbalik, dan
diperkecil

Rt-rt

6 cm
6.06 cm
5.94 cm

2. Lensa cekung (+100 mm=+10 cm)

No
1
2
3

Jarak benda
16 cm
18 cm
25 cm

Jarak

Sifat

bayangan
7 cm
8 cm
7 cm

bayangan
Maya,
terbalik dan
diperbesar

4.86

c
m

5.53 cm
7.95 cm
6.11 cm

Rt-rt

gambar lensa cembung (konvergen)

KELOMPOK 5

Jarak fokus

Page 72

gambar untuk lensa cekung (divergen)

G. Analisis Data
L ensa cembung (+5 cm)
s
1. Diketahui : o = 16 cm
s'

KELOMPOK 5

= 9 cm

Page 73

f1

Ditanya :

.?

f1

SO S'
S O + S'

f1

16 cm 9 cm
16 cm+9 cm

144 cm
25 cm

5.76 cm
so

2. Diketahui :

s
f2

Ditanya :

'

= 18 cm
= 9 cm

.?

f2

SO S'
S O + S'

f2

18 cm 9 cm
18 cm+ 9 cm

162 cm
27 cm

6 cm
3. Diketahui :

Ditanya :

KELOMPOK 5

f3

so

= 25 cm

s'

= 8 cm

.?

Page 74

'

f3

SO S
'
S O +S

f3

25 cm8 cm
25 cm+8 cm

200 cm
33 cm

6.06 cm
Lensa cekung (+10 cm)
s
1. Diketahui : o = 16 cm
s'
f1

Ditanya :

= 7 cm

.?
'

f1

SO S
'
SO+ S

f1

16 cm7 cm
16 cm +7 cm

112 cm
23 cm

4.86 cm
2. Diketahui :

so
s

Ditanya :

f2

'

= 18 cm
= 8 cm

.?
'

f2

KELOMPOK 5

SO S
'
SO+ S

Page 75

f2

18 cm 8 cm
18 cm+ 8 cm

144 cm
26 cm

5.53 cm
3. Diketahui :

Ditanya :

so

= 25 cm

s'

= 7 cm

f3

.?
'

f3

SO S
'
S O +S

f3

25 cm7 cm
25 cm +7 cm

175 cm
32 cm

5.46 cm

Rata-rata jarak fokus lensa cembung (f= +5 cm)


f 1+ f +f
f 10
3

cm =

f 10

KELOMPOK 5

5.76 cm+ 6 cm+6.06 cm


3

17.82 cm
3

cm = 5.94 cm

Page 76

Rata-rata jarak fokus lensa cekung (f = 10 cm)


f 1+ f +f
f 10
3

cm =

f 10

4.86 cm+5.53 cm+5.46 cm


3

15.85 cm
3

cm = 15.28 cm

H. Pembahasan
1. menentukan jarak fokus dan bentuk bayangan pada lensa
Dengan menggunakan lensa cembung 5 cm, jarak benda 16 cm, jarak bayangan 9
cm, diperoleh titk fokus 5.76 cm
Dengan menggunakan lensa cembung 5cm, jarak benda 18cm, jarak bayanaan 9cm
diperoleh titik fokus 6cm.
Dengan menggunakan lensa cembung 5cm, jarak benda 25cm, jarak bayangan 8 cm
diperoleh titik fokus 6.06cm
Sifat bayangan atau bentuk bayangan dari lensa cembung ialah nyata, terbalik,
diperkecil.
Dengan menggunakan lensa cekung 10cm, jarak benda 16cm, jarak
bayangan 7cm diperoleh titik fokus 4.86 cm
KELOMPOK 5

Page 77

Dengan menggunakan lensa cekung 10 cm, jarak benda 18 cm, jarak

bayangan 8 cm diperoleh titik fokus 5.53 cm


Dengan menggunakan lensa cekung 10 cm, jarak benda 25 cm, jarak

bayangan 7 cm diperoleh titik fokus 7.92 cm


Sifat bayangan atau bentuk bayangan dari lensa cekung ialah maya, terbalik,
diperbesar
Catatan :
Sifat bayangan nyata: ada dibelakang lensa depan layar
Sifat bayangan maya: aada didepan lensa belakang layar
Bayangan nyata adalah bayangan dihasilkan dari perpotongan sinar-sinar
bias. Bayangan nyata disebut juga bayangan sejati karena dapat ditangkap
dengan layar.
Pada system lensa, bayangan nyata selalu terbalik terhadap bendanya dan
berada dibelakang lensa.
Bayangan maya adalah bayangan yang dihasilkan dari perpanjangan sinarsinar bias. Bayangan maya disebut juga bayangan semu, karena tidak
ditangkap oleh layar.
Pada system lensa, bayangan maya selal tegak terhadap bendanya dan berada
didepan lensa.
2. bagaimana sifat dari lensa cembung dan lensa cekung
Menurut sifat pembiasnya, ensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu lensa
konvergen dan lensa divergen.
Lensa konvergen bersifat mengumpulkan sinar atau cahaya. Lensa konvergen
berupa lensa cembung sering disebut lensa konveks atau lensa positif. Jika
mengenai lensa konvergen, sinar-sinar sejajar dibiaskan menuju titik fokus.
Lensa divergen bersifat menyebarkan sinar atu cahaya. Lensa divergen berupa
lensa cekung, lensa cekung sering disebut lensa konkaf atau lensa negative. Jika
mengenai lensa divergan, sinar-sinar sejajar dibiaskan seolah-olah berasal dari
titik fokus.
3. variable konstan, variable manipulasi, dan variabel respon
Variable konstan atau variabel control adalah factor yang diperhatikan
ketetapannya, karena perubahan dalam variabel control dapat mengganggu
berlangsungnya penelitian.
KELOMPOK 5

Page 78

Variabel konstan :
1. Besar fokus lensa, atau ukuran lensa cembung dan cekung tidak boleh berubah
2. Jeadaan ruangan meliputisuhu dan tekanan udara dalam ruangan harus
diperhatikan
3. Jenis lilin atau senter tidak boleh di ganti-ganti.
Variabel manipulasi adalah factor yang sengaja diubah untuk memperoleh beragam
hasil penelitian
Variabel manipulasi :
1. Jarak benda adalah besar satuan jarak antara senter dengan lensa
cembung atau cekung dalam satuan cm
Variabel respon adalah factor yang diperoleh dari hasil penelitian.
Variabel respon:
1. Jarak bayangan adalah jarak antara senter dengan layar yang
mengangkap bayangan nyala senter dengan jelas, dihitung dengan
satuan cm
Variabel:
Variabel bebas :
Senter
Variabel kontrol:
Lensa cembung, lensa cekung, layar
Varaibel respon :
Bayangan cahaya atau sinar sentr pada layar
4

Perubahan yang terjadi pada layar ketika diberi jarak yang berbeda-beda
Jika jarak benda semakin jauh maka bayangan yang dihasilkan semakin kecil.
Jika benda semakin jauh maka titik fokus yang dihasilkan semakin kecil
Contohnya :
Pada lensa cekung 10 cm memiliki jarak benda 25 cm, jarak bayangan 7 cm
diperoleh titik fokus 7.95 cm. sifat bayangan dari lensa cekung tersebut ialah
nyata,terbalik dan diperbesar akan tetapi bayangan yang dihasilkan tidak
terlihat jelas karena dipengaruhi oleh keadaan ruangan praktikum yang
meliputi keadaan suhu dan temperature serta cahaya yang sangat
berpengaruhterhadap hasil bayangan dari lensa cembung dan cekung

KELOMPOK 5

Page 79

I. Kesimpulan

a. Lensa cembung adalah lensa yang bersifat mengumpulkan sinar (konvergen).


Titik fokus lensa cembung bernilai positif
b. Lensa cekung adalah lensa yang bersifat menyebarkan sinar (divergen). Titik
fokus lensa cekung bernilai negatif. Pada lensa cekung bayangannya selalu
maya, terbalik, diperbesar.
Pada lensa berlaku :
1 1
1
+
f = s o s ' atau f =

so s'
s o + s'

Adapun kesimpulan praktikum menentukan fokus lensa ini adalah


1. Semakin jauh jarak lensa terhadap lensa, maka hasil bayangan yang
terbentuk, maka hasil bayangan yang terbentuk akan semakin besar (nyata,
terbalik, diperbesar), namun jika terlalu jauh hasil bayangannya menjadi
maya
2. Semakin jauh jarak antara lensa dan layar, maka hasil bayangannya akan
semakin besar, namun gambar bayangan akan semakin pudar.
3. Jarak antar lensa cembung dan lensa cekung pada percobaan bayangan
lensa cekung yaitu semakin jauh jarak benda maka hasil bayangan yang
terbentuk akan semakin kecil, disini lensa cembung berperan sebagi benda
bagi lensa cekung

KELOMPOK 5

Page 80

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, budi. 2011. Theory and application of physics. Bilingual: Solo


Prayogi Syaiful, Hidayat Samsun, Muhali. 2013. Eksperimen Fisika Dasar. Samudra Biru.
Yogyakarta
http://www: Praktikum fisika lensa/ punta H. Indarayana lensa cembung. html
http://www:Praktikum fisika lensa/ lensa cembung dan lensa cekung.html
http://www:maya Elvira Castro laporan fisika menentukan fokus lensa. Html
Sutrisno,1983. Seri Fisika Dasar. Fisika Modern. ITB. Bandung.
Arthur, Breiser. 1990. Konsep Fisika Modern. Erlangga. Jakarta.
David E. Golberg. Ph.D. 2008. Schaums Out Lines Kimia untuk Pemula, Erlangga. Prayogi,
Saiful, M.pd. dkk. 2013.Eksperimen Fisika Dasar.Yogyakarta : Samudra Biru.
Purwanto, Budi. 2006. Theory and application of Physich. Solo : PT Tiga serangkai
Pustaka Mandiri
Laporan Tetap Fisika Dasar 1 Mhya Ulun-Academia. Edu alat ukur mekanik. html

KELOMPOK 5

Page 81

Anda mungkin juga menyukai