Integrated Farming System
Integrated Farming System
Integrated Farming System
Disusun Oleh :
1. Rido Illahi
(20150210073)
2. Emir Ahmad Hasyimi (20150210110)
3. Ramadhana
(20150210106)
I.
PENDAHULUAN
berbasis
dan memiliki nilai ekonomis. Ikan yang sering digunakan adalah ikan nila,
gurami, mas, tambakan dan lele. Ikan dapat dipelihara secara tunggal
(monoculture) atau campuran (polyculture), asalkan jenis yang dipelihara
mempunyai kebiasaan makan berbeda agar tidak terjadi perebutan pakan; dan (5)
Waste Treartment. Komponen ini berperan dalam penyediaan energy dan penekan
pencemaran lingkungan. Hasil dari pengolahan limbah tersebut dapat berupa
kompos, pupuk kandang, dan biogas.
Prinsip keterpaduan dalam system pertanian terpadu yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu: (1) Agroekosistem yang berkeanekaragamantinggi yang
member jaminan yang lebih tinggi bagi petani secara berkelanjutan; (2)
Diperlukan
keanekaragaman
fungsional
yang
dapat
dicapai
dengan
misi
pertanian
dalam
pembangunan;
(4)
Pemanfaatan
kekurangan, yaitu (1) Resiko penularan penyakit antar hewan. Biosekuriti ketat
dan tidak memelihara lebih dari satu hewan ternak dapat menja disolusi; (2) Daya
tamping satu komponen terhadap komponen lain agar tercipta keseimbangan.
Contoh, populasi ayam harus menyesuaikan populasi ikan di kolam agar ikan
tidak keracunan ammonia; dan (3) Peningkatan resistensi antibiotik di lingkungan.
Solusinya adalah rolling antibiotic dilakukan lebih sering dan mengikuti aturan
pakai yang telahditetapkan.
II.
PEMBAHASAN
yang
masih
sederhana
(tradisional)
dan
beragam.
Usaha
di Kecamatan Galesong
Pupuk
organic
yang
dilakukan
menggunakan
activator
efektif
microorganism(EM) yaitu suatu inkulan yang terdiri dair kultur campuran dari
berbagai jenis jasad renik yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan EM dapat meningatkan keragaman dan populasi jasad renik di dalam
tanah dan selanjutnya meningkatkan pertumbuhan dan ualitas tanaman,
menggantikan sebagai peranan pupuk fospat, dan menekan pertumbuhan jasad
penggangu tanaman.
Teknologi Em merupaan bioteknologi yang dikembangan sejalan dengan
prinsip prinsip pertanian berwawasan lingkungan, dengan mengurangi atau
menekan penggunaan pupuk kimia dan peptisida kimia dengan memamfaatkan
system alami untuk meningkatkan produktifitas tanah, mengurangi biaya produksi
serta menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.
Alternatif baru ini didasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami seperti limbah
organic hasil panen, pupuk kandang dan lain- lain yang kemudian diinokulasi
dengan EM yang selanjutnya dapat dimasukkan kembali ke dalam tanah sebagai
pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah dan meningkatkan produksi tanaman.
Pupuk organic yang menggunakan EM dikenal dengan nama Bokashi.
Bokashi atau Bahan organic kaya akan sumber hayati. Bokashi adalah limbah/
bahan organic yang difermentasikan
dengan teknologi EM (Effektive Mikroorganism). Kandungan hara dalam pupuk
Bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kompos. Periode tumbuh pada
tanaman lebih cepat. Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan
seperti mycorhiza, rhizobium, bakteria pelarut fosfat. Menghambat pertumbuhan
hama dan penyakit yang merugikan tanaman. Bila bokashi dimasukan ke dalam
tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroorganism,
efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan
persediaan unsur hara bagi tanaman.
Proses pembuatan pupu organic (bokasi) mengikuti tata cara pembuatan
kompos yang dijelaskan melalui pelatihan dengan bahan bahan berupa limbah
tanaman ( jerami padi brangasan jagung), dedak, pupuk kandang sapi, EM dan
gula pasir. Pelaksanaan pembuatan kompos diawali dengan pencacahan bahan sisa
tanaman dan mencampur dengan bahan lainya. Proses berikutnya yaitu proses
fermentasi yang berlangusung sekitar 2 minggu. Selama proses pemerama ini,
suhu pada tumpukan kompos dijaga agar tidak melebihi 50 derajat celcius dengan
cara mengaduknya setiap hari.
Selain pemberian pupuk kegiatan lain untu meningatkan produksi adalah
dengan cara pemangkasa dau agar tanaman lebih efisien dalam penggunaan
fotosintesis. Hasil kegitan dengan mengunaan plot percontohan dengan pupuk
organic yang dibuat kelompok petani mitra dengan meningkatkan produksi jagug
hibrida hingga 10.8 ton per hektar. Hasil ini berbeda signifian dengan produksi
rata rata petani dengan menggunakan pupuk anorgani yaitu 7.6 ton perhektar.
memanfaatkan arang ampas tebu tersebut sebagai batako. Arang tersebut sebelum
diolah dirubah dulu menjadi abu. Proses pembuatan batako adalah sebagai
berikut:
4. Proses Pengolahan Limbah Cair Tetes sebagai Alkohol
Limbah cair tetes yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula
dimanfaatkan PG. Madukismo sebagai alkohol. Alkohol yang diproduksi di P.S
Madubaru merupakan alkohol jenis etanol. Pembuatan alkohol ini merupakan
salah satu upaya P.S Madubaru untuk mengolah limbah. Alkohol dapat digunakan
sebagai campuran kosmetik dan industri farmasi. Tetes tebu sebelum menjadi
alkohol akan mengalami tahap-tahap pengolahan.
Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang
tinggi yakni berkisar antara 94%-96%. Proses pengolahan limbah tetes ini selain
dapat menyelamatkan lingkungan dari pencemaran, juga dapat menghasilkan
income untuk PG. Madukismo. Proses pengolahan alkohol dapat dilihat pada
lembar berikutnya
III.
KESIMPULAN
DaftarPustaka
Anonim.
2009.
Mungkinkah?
Integrated
Farming
System,
.http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/tata-
https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/12/10/pengolahan-
Iklim.
Seperti
Apakah? .http://www.mongabay.co.id/2015/02/14/mina-padi-mewujudkankedaulatan-pangan-dan-menekan-perubahan-iklim-seperti-apakah/.
Diaksespada 12 Mei 2016.
Netty. Hibrida di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. http://unmas.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/14.-SEMNAS-ABDI_netty-_annas.pdf
.diakses
Pengendalian
Ahli
Fungsi
Lahan
http://repository.unib.ac.id/121/1/7-NURCHOLIS%20UPN.pdf.
Diaksespada 12 Mei 2016.
Pertanian.