Integrated Farming System

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PAPER

SISTEM PERTANIAN TERPADU

Dosen Pembimbing : Lis Noer Aini, SP, M.Si.


Mata Kuliah : Agroekologi

Disusun Oleh :
1. Rido Illahi
(20150210073)
2. Emir Ahmad Hasyimi (20150210110)
3. Ramadhana
(20150210106)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

I.

PENDAHULUAN

Integrated Farming System, atau system pertanian terpadu, didefinisikan


sebagai penggabungan semua komponen pertanian dalam suatu system usaha
pertanian yang terpadu. Sistem ini mengedepankan ekonomi yang

berbasis

teknologi ramah lingkungan dan optimalisasi semua sumber energi yang


dihasilkan (Anonim, 2009). Sistem pertanian terpadu ini merupakan system
pengelolaan (usaha) yang memadukan komponen pertanian, seperti tanaman,
hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh. Definisi lain menyatakan,
system pertanian terpadu adalah suatu system pengelolaan tanaman, hewan ternak
dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang optimal
dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar (Preston, 2000
dalamjurnalNurcholis, M. 2011).
Sistem pertanian terpadu ini memiliki satu pusat dan satu tujuan yaitu
manusia yang harus dipenuhi kebutuhannya. Pusat ini dikelilingi dengan berbagai
model kegiatan ekonomi pertanian yang saling berkaitan satu sama lain.
Komponen-komponen yang saling bersinergi pada system pertanian terpadu ini
yaitu, (1) Manusia. Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan energy sebagai
motor kehidupannya. Dengan integrated farming system, manusia tidak hanya
mendapatkan keuntungan financial tetapi juga pangan sebagai kebutuhan primer;
(2) Peternakan. Dalam mendesain komponen peternakan yang akan digunakan
untuk integrated farming system faktor biosekuriti adalah faktor penting yang
harus selalu diperhatikan. Biosekuriti adalah pencegahan penularan penyakit antar
hewan; (3) Persawahan atau Ladang. Syarat tanaman yang bisa diusahakan adalah
bernilai ekonomi dan bisa menyediakan pakan untuk peternakan. Padi, strawberi,
apel, anggur, singkong, tomat, talas dan jamur dapat digunakan dalam integrated
farming system. Hasil samping pertanian yang berupa jerami, sekam dan sisa
batang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan ikan, pembuatan biogas dan
kompos; (4) Perikanan. Ikan yang digunakan untuk integrated farming system
adalah ikan air tawar yang dapat beradaptasi dengan lingkungan air yang keruh,
tidak membutuhkan perawatan ekstra, mampu memanfaat kan nutrisi yang ada

dan memiliki nilai ekonomis. Ikan yang sering digunakan adalah ikan nila,
gurami, mas, tambakan dan lele. Ikan dapat dipelihara secara tunggal
(monoculture) atau campuran (polyculture), asalkan jenis yang dipelihara
mempunyai kebiasaan makan berbeda agar tidak terjadi perebutan pakan; dan (5)
Waste Treartment. Komponen ini berperan dalam penyediaan energy dan penekan
pencemaran lingkungan. Hasil dari pengolahan limbah tersebut dapat berupa
kompos, pupuk kandang, dan biogas.
Prinsip keterpaduan dalam system pertanian terpadu yang perlu untuk
diperhatikan, yaitu: (1) Agroekosistem yang berkeanekaragamantinggi yang
member jaminan yang lebih tinggi bagi petani secara berkelanjutan; (2)
Diperlukan

keanekaragaman

fungsional

yang

dapat

dicapai

dengan

mengkombinasikan spesies tanaman dan hewan yang memiliki sifat saling


melengkapi dan berhubungan dalam interaksi sinergetik dan positif, dan bukan
hanya kestabilan yang dapat diperbaiki, namun juga produktivitas system
pertanian dengan input yang lebih rendah; (3) Dalam menerapkan pertanian
berkelanjutan diperlukan dukungan sumber daya manusia, pengetahuan dan
teknologi, permodalan, hubungan produk dan konsumen, serta masalah
keseimbangan

misi

pertanian

dalam

pembangunan;

(4)

Pemanfaatan

keanekaragaman fungsional sampai pada tingkat yang maksimal yang


menghasilkan system pertanian yang kompleks dan terpadu yang menggunakan
sumberdaya dan input yang ada secara optimal; (5) Menentukan kombinasi
tanaman, hewan dan input yang mengarah pada produktivitas yang tinggi,
keamanan produksi serta konservasi sumberdaya yang relative sesuai dengan
keterbatasan lahan, tenaga kerja dan modal.
Pada system pertanian terpadu ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1)
Sepanjang penggunaan obat-obatan masih mengikuti aturan pakai, system ini
sangat ramah lingkungan; (2) Efisiensi energi, karena tidak ada energi yang
terbuang percuma; (3) Meningkatkan efektivitas lahan, dengan luas lahan yang
sama, peternak bisa memiliki dua usaha sekaligus; dan (4) Sumber dana terus
menerus tanpa waktu kosong. Sistem pertainan ini juga memiliki beberapa

kekurangan, yaitu (1) Resiko penularan penyakit antar hewan. Biosekuriti ketat
dan tidak memelihara lebih dari satu hewan ternak dapat menja disolusi; (2) Daya
tamping satu komponen terhadap komponen lain agar tercipta keseimbangan.
Contoh, populasi ayam harus menyesuaikan populasi ikan di kolam agar ikan
tidak keracunan ammonia; dan (3) Peningkatan resistensi antibiotik di lingkungan.
Solusinya adalah rolling antibiotic dilakukan lebih sering dan mengikuti aturan
pakai yang telahditetapkan.

II.

PEMBAHASAN

A. Mina Padi di Dusun Kabunan, Desa Widodomartani,


KecamatanNgemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Salah satu contoh dari penerapan system pertanian terpadu adalah mina
padi. Sistem mina padia dalah system pertanian padi yang menggabungkan
dengan budidayaikan di sawah.Sistem usahatani mina padi bukanlah hal yang
baru karena telah diterapkan pada tahun 1950-1960-an namun keuntungan yang
didapat masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan karena teknik
budidayanya

yang

masih

sederhana

(tradisional)

dan

beragam.

Usaha

pemeliharaan ikan di sawah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan


efisien sipenggunaan lahan.
Salah satu kawasan yang menggunakan system pertanian ini yaitu pada
Dusun Kabunan, Desa Widodomartani, KecamatanNgemplak, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta yang dikelolaoleh kelompoktani Mina Tunas Baru
yang didirikan oleh Toto Wiharto. Pak Toto dan enam dari 16 anggota kelompok
Mina Tunas Baru menjadi penggarap proyek percontohan dari Dirjen Perikanan
Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Mereka melakukan mina padi
pada lahan 4000 meter persegi, dengan menanam padi jenis Ciherang dan ikan
nila merah berukuran 12 gram atau usia 45 hari.
Dalam proses penanaman padi sendiri tidak berbeda jauh dengan proses
menanam padi konvensional, proses mina padi dimulai dengan membajak sawah,
lalu membuat kolam berukuran 41 meter dengan jalur ikan ditengahnya.
Kemudia npupuk kompos dan padi ditanam. Setelah satu atau dua minggu
penanaman padi, sawah diairi dan bibit ikan dimasukkan. Pak Toto menjelaska
nbahwa per 1000 meter perseginya memerlukan 200 kilogram pupuk kompos dan
8 kilogram pupuk urea. Setelah bertani dengan system mina padi, mereka
merasakan keuntungan dari sistem mina padi, yaitu padi jadi lebih subur,
penggunaan pupuk kimia yang berkurang dan pendapatan petani bertambah dari
ternak ikan.

Dengan cara konvensional, 10-15 tunas padi yang ditanam menghasilkan


160-170 bulir padi. Sedangkan dengan sistem mina padi, 40-an tunas padi
menghasilkan 215 bulir padi. Tanaman padi juga tidak terserang hama tikus dan
wereng (serangga) karena tanaman terendam air. Namun serangan burung masih
tetap jadi ancaman bagi petani. Sedangkan ikan tidak memerlukan banyak pakan,
namun perlu didukung pengairan yang bersih. Pak Toto pun menjelaskan bahwa
setiap 1000 meter dengan mina padi bisa menghasilkan besar sampai 10 kuintal
lebih.

B. Penggunaan pupuk organic(bokasi)


Kabupaten Takalar

di Kecamatan Galesong

Kabupaten takalar merupakan wilayah pengembangan tanman jagung di


Sulawesi selatan. Di kecamatan galesong kabupaten takalar terdapat satu
GAPOKTAN ( gabungan kelompo tani) yang terdiri dari 28 kelompo tani.
Kabanyakan petani di Gapoktan ini menanam jagung hibrida untuk memenuhi
permintaan bahan baku untu paan ternak ayam. Produksi jagung petani di wilayah
ini rata rata masih rendah yaitu 3,94 ton per hektar. Produksi yang dicapai petani
tersebut jauh di bawah potensi jagung hibridayaitu 10-13 ton per hektar.
Rendahnya produsi jagung disebabkan oleh teknik budidaya yang dilaukan petani
belum optimal misalnya pemupukan yang mengandalkan pupuk anorganik
semata, terbatasnya air pengairan, jarak tanamn yang belum teratur , serangan
hama dan penyakit.
Untuk meningkatkan hasil produksinya para petani memampaatkan dan
mengelola limbah pertaian menjadi pupuk organi, sehingga dapat dimamfaatkan
di areal pertanian jagung petani. Pengelolahan limbah pertanian dapat
meningkatkan kandungan hara pupuk organic yang dihasilkan . disamping itu
dengan pengelolahan limbah tersebut dapat meningkatan daya simpan pupuk
organic yang dihasilkan.

Pupuk

organic

yang

dilakukan

menggunakan

activator

efektif

microorganism(EM) yaitu suatu inkulan yang terdiri dair kultur campuran dari
berbagai jenis jasad renik yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman.
Penggunaan EM dapat meningatkan keragaman dan populasi jasad renik di dalam
tanah dan selanjutnya meningkatkan pertumbuhan dan ualitas tanaman,
menggantikan sebagai peranan pupuk fospat, dan menekan pertumbuhan jasad
penggangu tanaman.
Teknologi Em merupaan bioteknologi yang dikembangan sejalan dengan
prinsip prinsip pertanian berwawasan lingkungan, dengan mengurangi atau
menekan penggunaan pupuk kimia dan peptisida kimia dengan memamfaatkan
system alami untuk meningkatkan produktifitas tanah, mengurangi biaya produksi
serta menghasilkan bahan pangan yang tidak terkontaminasi bahan kimia.
Alternatif baru ini didasarkan pada penggunaan hasil-hasil alami seperti limbah
organic hasil panen, pupuk kandang dan lain- lain yang kemudian diinokulasi
dengan EM yang selanjutnya dapat dimasukkan kembali ke dalam tanah sebagai
pupuk untuk meningkatkan kualitas tanah dan meningkatkan produksi tanaman.
Pupuk organic yang menggunakan EM dikenal dengan nama Bokashi.
Bokashi atau Bahan organic kaya akan sumber hayati. Bokashi adalah limbah/
bahan organic yang difermentasikan
dengan teknologi EM (Effektive Mikroorganism). Kandungan hara dalam pupuk
Bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kompos. Periode tumbuh pada
tanaman lebih cepat. Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan
seperti mycorhiza, rhizobium, bakteria pelarut fosfat. Menghambat pertumbuhan
hama dan penyakit yang merugikan tanaman. Bila bokashi dimasukan ke dalam
tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai substrat oleh mikroorganism,
efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus sebagai tambahan
persediaan unsur hara bagi tanaman.
Proses pembuatan pupu organic (bokasi) mengikuti tata cara pembuatan
kompos yang dijelaskan melalui pelatihan dengan bahan bahan berupa limbah
tanaman ( jerami padi brangasan jagung), dedak, pupuk kandang sapi, EM dan

gula pasir. Pelaksanaan pembuatan kompos diawali dengan pencacahan bahan sisa
tanaman dan mencampur dengan bahan lainya. Proses berikutnya yaitu proses
fermentasi yang berlangusung sekitar 2 minggu. Selama proses pemerama ini,
suhu pada tumpukan kompos dijaga agar tidak melebihi 50 derajat celcius dengan
cara mengaduknya setiap hari.
Selain pemberian pupuk kegiatan lain untu meningatkan produksi adalah
dengan cara pemangkasa dau agar tanaman lebih efisien dalam penggunaan
fotosintesis. Hasil kegitan dengan mengunaan plot percontohan dengan pupuk
organic yang dibuat kelompok petani mitra dengan meningkatkan produksi jagug
hibrida hingga 10.8 ton per hektar. Hasil ini berbeda signifian dengan produksi
rata rata petani dengan menggunakan pupuk anorgani yaitu 7.6 ton perhektar.

C. PT.Madubaru yang terletak di daerah Kabupaten Bantul Propinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT.Madubaru yang terletak di daerah Kabupaten Bantul Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok Pabik Gula Dan Pabrik
Spiritus.yang terkenal dikalangan masyarakat luas dengan seb utan PG/PS
Madukismo dengan potensi dan peluang pengembangan usaha yang potensial
masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang menjadi suatu perusahaan
Agro Industri yang berbasis tebu dan dikelola secara profesional dan inovatif
untuk menghadapi persaingan bebas diera globalisasi dengan petani sebagai mitra
sejati.
proses produksi yang dilakukan adalah menggunakan sistem zero waste,
dimana limbah yang dihasilkan dalam proses produksi dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya sehingga tidak ada limbah yang terbuang. limbah yang dihasilkan
dari pengolahan gula adalah limbah padat, limbah cair dan gas.
Limbah padat yang berupa blothong dimanfaatkan sebagai pupuk dan
sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pembuatan alkohol dan spiritus.
Sedangkan limbah cair yang dihasilkan dari bekas pencucian dan pendinginan alat
digunakan sebagai pupuk cair dengan cara air tersebut dialirkan areal pertanian.
Sedangkan limbah gas yang dihasilkan ditangkap dengan zat kimia tertentu
sehingga menghasilkan karbon cair. Karbon cair tersebut dapat digunakan sebagai
bahan pengawet makanan yang harganya cukup mahal jika dijual.
Sehingga berdasarkan hasil tersebut, pabrik gula Madukismo dapat
dijadikan acuan bagi pabrik gula lain di Indonesia, khususnya dalam pengolahan
limbah. Semua itu disebabkan karena PT. Madukismo telah memanfaatkan limbah
yang pada awalnya berfungsi sebagai pencemar menjadi barang yang bernilai
ekonomi tinggi. Selain keuntungan ekonomi, pengolahan limbah tersebut dapat
memberikan keuntungan pula secara ekologi dan sosial.

1. Proses Pengolahan Limbah Padat (Blothong) sebagai Pupuk Kompos


Limbah padat Blothong yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo
mempunyai volume yang cukup besar tiap harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik
membeli seluas lahan di sekitar pabrik untuk menempatkan limbah tersebut,
karena limbah blothong biasanya dibuang dengan cara penumpukan (open
dumping). Oleh masyarakat sekitar limbah yang dibuang terutama blotong (ampas
tebu) diambil secara cuma- cuma untuk pembuatan asbes, genteng, pupuk,
kompos dan dijadikan bahan bakar industri batu bata, karena blotong ini masih
mengandung sejumlah belerang sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan
bakar. Pihak PG. Madukismo melakukan mengovenan blothong pada oven dengan
suhu 105 dalam kurun waktu 3 jam sebelum membuangnya. Tujuan blotong di
oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong tersebut, sehingga tidak
menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang. Saat ini, pihak PG.
Madukismo memanfaatkan blothong tersebut sebagai bahan baku dalam
pembuatan pupuk kompos. Proses pembuatan pupuk kompos dari blothong adalah
sebagai berikut:
2. Proses Pengolahan Limbah Padat Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar
Orgaik
Limbah padat ampas tahu merupakan limbah yang dihasilkan pada proses awal
penggilingan tebu menjadi nira mentah. Limbah ini jumlahnya cukup banyak
sehingga sangat bermanfaat jika dapat diolah sehingga tidak mencemari
lingkungan. PG. Madukismo memanfaatkan limbah ampas tahu sebagai bahan
bakar organik yang dikenal dengan istilah Biomass (bahan bakar organik) yang
diolah untuk menghasilkan listrik. Proses pengolahan ampas tebu sebagai bahan
bakr organik adalah sebagai berikut:
3. Proses Pengolahan Limbah Arang Ampas Tebu sebagai Batako
Bagasse atau ampas tebu yang dibakar akan menjadi arang, yang bermanfaat
untuk pupuk pertanian dan bahan bangunan (batako). Joglo tani juga

memanfaatkan arang ampas tebu tersebut sebagai batako. Arang tersebut sebelum
diolah dirubah dulu menjadi abu. Proses pembuatan batako adalah sebagai
berikut:
4. Proses Pengolahan Limbah Cair Tetes sebagai Alkohol
Limbah cair tetes yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula
dimanfaatkan PG. Madukismo sebagai alkohol. Alkohol yang diproduksi di P.S
Madubaru merupakan alkohol jenis etanol. Pembuatan alkohol ini merupakan
salah satu upaya P.S Madubaru untuk mengolah limbah. Alkohol dapat digunakan
sebagai campuran kosmetik dan industri farmasi. Tetes tebu sebelum menjadi
alkohol akan mengalami tahap-tahap pengolahan.
Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang
tinggi yakni berkisar antara 94%-96%. Proses pengolahan limbah tetes ini selain
dapat menyelamatkan lingkungan dari pencemaran, juga dapat menghasilkan
income untuk PG. Madukismo. Proses pengolahan alkohol dapat dilihat pada
lembar berikutnya

III.

KESIMPULAN

DaftarPustaka

Anonim.

2009.

Mungkinkah?

Integrated

Farming

System,

.http://info.medion.co.id/index.php/artikel/broiler/tata-

laksana/integrated-farming-system. Diaksespada 12 Mei 2016.


Anonym.

https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/12/10/pengolahan-

limbah-pada-pg-madukismo-lembah-hijau-multi-farm-pt-kepurun-pawanadan-joglo-tani/. Diakses tanggal 12 mei 2016.


Apriando, T. 2015. Mina Padi, Mewujudkan Kedaulatan Pangandan Menekan
Perubahan

Iklim.

Seperti

Apakah? .http://www.mongabay.co.id/2015/02/14/mina-padi-mewujudkankedaulatan-pangan-dan-menekan-perubahan-iklim-seperti-apakah/.
Diaksespada 12 Mei 2016.
Netty. Hibrida di Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar. http://unmas.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/14.-SEMNAS-ABDI_netty-_annas.pdf

.diakses

tanggal 12 mei 2016.


Nurcholis, M. Supangkat, G. 2011. Pengembangan Integrated Farming System
Untuk

Pengendalian

Ahli

Fungsi

Lahan

http://repository.unib.ac.id/121/1/7-NURCHOLIS%20UPN.pdf.
Diaksespada 12 Mei 2016.

Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai