Gingivitis

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

GINGGIVITIS

Berdasarkan World Workshop in Clinical Periodontics yang diadakan pada


tahun 1989 berikut ini adalah klasifikasi penyakit gingivitis dan periodontitis:
A. Gingivitis
1. Penyakit gingiva yang dipengaruhi oleh plak gigi
2. Acute Necrotizing Ulcerative Gingivitis (ANUG)
3. Gingivitis yang dipengaruhi oleh hormon steroid
4. Pembesaran gingiva karena pengaruh obat-obatan
5. Gingivitis karena pengaruh kelainan darah, kekurangan nutrisi, tumor,
faktor genetik, dan infeksi virus
6. Gingivitis Deskuamatif
B. Periodontitis
1. Adult periodontitis
2. Early-onset periodontitis
a. Prepuberal periodontitis : localized dan generalized
b. Juvenile periodontitis : localized dan generalized
3. Peridontitis associated with systemic diseases
4. Necrotizing ulcerative periodontitis
5. Refractory periodontitis
Berikut ini akan dibahas mengenai gingivitis menurut klasifikasi di atas.
1. Gingivitis karena Plak Gigi
Gingivitis yang disebabkan karena adanya plak pada gigi merupakan hal yang
paling umum terjadi dibandingkan dengan yang lain. Gingivitis merupakan
peradangan pada gingiva tetapi gigi tidak memperlihatkan adanya kehilangan
perlekatan. Gingivitis juga dapat terjadi pada gigi yang terkena efek dari periodontitis
yang menyebabkan kehilangan perlekatannya tetapi telah mendapatkan perawatan
untuk mencegah hal lebih buruk lagi. Dalam kasus seperti ini, plak pada gingiva
dapat menyebabkan inflamasi tapi tidak menyebabkan kehilangan perlekatan lebih
lanjut karena sudah dilakukan perawatan. Dapat disimpulkan bahwa gingivitis dapat
terjadi pada jaringan periodontium tanpa menyebabkan kehilangan perlekatan atau

pada jaringan periodontium yang sebelumnya sudah dirawat sehingga tidak


mengakibatkan kehilangan perlekatan lebih lanjut.
Gingivitis yang disebabkan karena adanya plak merupakan hasil dari interaksi
antara mikroorganisme yang ditemukan pada lapisan plak dengan jaringan. Gingivitis
ini diawali pada daerah margin lalu berlanjut pada bagian di bawahnya. Tanda klinis
adalah adanya perubahan kontur, warna dan kosnsitensi menjadi kemerahan, adanya
edea, menjadi lebih halus dan mungkin saja terjadi pitting.

Gambar 1 Gingivitis yang disebabkan karena adanya pla, dengan kedalaman saat probing
1-4 mm dan tidak adanya kehilangan perlekatan untuk giginya. Sumber : Carranza 12 th ed

2. Gingivitis Ulseratif Akut yang Nekrosis (ANUG)


Nama lain dari NUG adalah trench mouth atau Vincents infection. NUG
biasanya terjadi secara tiba-tiba. Tanda klinis dari NUG adalah adanya rasa sakit yang
parah, nekrosis interdental papilla yang terlihat menonjol, dan gingiva berdarah
secara tiba-tiba tanpa adanya stimulus. NUG lebih banyak terjadi pada anak-anak.
Pada NUG, terdapat juga kehilangan jaringan ikat, tetapi ketika perlekatan gigi
terhadap jaringan sudah hilang, namanya menjadi NUP (Necrotizing Ulverative
Periodontitis).

Gambar 2 Necrotiizing Ulcerative Gingivitis. Sumber : google.co.id

Etiologi NUG adalah infeksi bakteri. Ada empat zona pada NUG, yaitu
a. Zona bakteri : banyak bakteri dan spirochete
b. Zona neutrophil : masih ada bakteri, tetapi banyak neutrophil
c. Zona nekrotik : mengandung sel yang terdisintegrasi dan jaringan ikat,
banyak spirochete berukuran besar
d. Zona infiltrasi spirochete : hanya ada spirochete berukuran sedang atau
besar
Bakteri yang dominan adalah Prevotella intermedia, Fusobacterium spp.,
Trepanoma, dan Selenomonas spp.. NUG juga dipengaruhi oleh stress, merokok,
turunnya imunitas dan malnutrisi terutama protein.
3. Gingivitis Hormonal
Hormone steroid salah satunya adalah hormone seksual. Gingivitis hormonal
ini sering terjadi pada masa pubertas, siklus menstruasi, dan masa kehamilan.
Hormone seksual ini akan berpengaruh terhadap system imun, host (pembuluh darah,
epitel, dan jaringan ikat) dan bersama dengan bakteri yang hormone-selected
mengakibatkan perubahan pada gingiva.
Gingivitis pada umumnya terjadi pada wanita hamil karena kondisi kebersihan
mulut yang jelek. Gingivitis biasa terjadi pada trimester kedua dan ketiga masa
kehamilan. Wanita hamil seringkali merasa mual apabila gosok gigi, sehingga terjadi
penumpukan plak yang mengakibatkan timbulnya gingivitis. Adanya perdarahan saat
probing dan menyikat gigi meningkat.
Gingivitis yang terjadi selama masa pubertas merupakan akibat adanya
perubahan hormone.tingkat keparahannya dipengaruhi oleh plak, karies, bad oral
habit, gigi crowded dan erupsinya gigi. Gingivitis pada masa ini tetap bisa terjadi
walau plak pada gigi sedikit karena yang berpengaruh adalah hormone.
Sedangkan pada masa mestruasi, eksudat dari gingiva akan diproduksi 20%
lebih banyak dari biasanya dan warna gingiva tidak terlalu banyak berubah.

Gambar 3 Gingivitis pada anak perempuan usia 13 tahun, kedalaman 1-4 mm saat probing
tanpa kehilangan perlekatan gigi. A. dilihat dari facial, B. Dilihat dari lingual. Sumber :
Carranza 12th ed.

Gambar 4 Gingivitis yang terjadu pada ibu hamil berusia 27 tahun. Sunber : Carranza 12 th
ed

4. Gingivitis Karena Obat-Obatan


a. Pembesaran Gingiva
Pembesaran gingiva disebabkan karena pengaruh obat anticonvulsants
(phenytoin : obat epilepsi, sodium valproate), immunosuppressant (cyclosporine A
yang digunakan untuk mencegah adanya penolakan organ transplan), dan calcium
channel

blocking

agent

(nifedipine,

verapamil)

yang

merupakan

obat

antihipersensitif, antiarrhytmic, dan antianginal. Tanda klinis dari pembesaran gingiva


karena obat berbeda pada setiap individunya, lebih sering terjadi pada daerah anterior
dan lebih sering terjadi pada masa anak-anak. Biasanya pembesaran terjadi setelah 3

bulan mengonsumsi obat-obatan tersebut. Tingkat keparahan dipengaruhi oleh oral


hygiene dari setiap individunya.
b. Gingivitis karena Kontrasepsi Oral
Gingivitis terjadi ketika obat kontrasepsi oral yang biasa dikonsumsi
dihentikan atau dosisnya dikurangi. Penggunaan obat kontrasepsi oral juga
mempengaruhi perlekatan periodontal.
5. Gingivitis karena pengaruh kelainan darah, kekurangan nutrisi, tumor, faktor
genetik, dan infeksi virus
a. Malnutrisi
Penyakit pada gingiva yang disebabkan karena adanya malnutri memberikan
gambran klinis berwarna merah terang, terjadi pembengkakan dan adanya perdarahan
karena adanya kekurangan vitamin C. Seperti yang kita ketahui, bahwa dengan
adanya kekurangan nutrisi dapat berpengaruh terhadap fungsi imunitas seseorang dan
ada kemungkinan untuk hilangnya kemampuan diri untuk melindungi dari serangan
luar. Tetapi sayangnya masih sedikit penelitian tentang kehilangan nutrisi seperti apa
yang dapat meningkatkan keparahan gingivitis atau periodontitis pada manusia.
b. Faktor genetic
Penyakit pada gingiva yang disebabkan genetic mungkin juga dapat
berpengaruh ke jaringan periodontiumnya. Hal yang paling sering terjadi adalah
hereditary gingival fibromatosis yang merupakan penyakit autosom doominan atau
autosom resesif. Pembesaran gingiva yang terjadi dapat menutup gigi dan
menggangggu waktu erupsi

Gambar 5 Hereditary gingival fibromatosis. Sumber : google.co.id

c. Infeksi virus

Penyakit

pada

gingiva

dapat

disebabkan

karena

adanya

virus

deoxyribonucleid acid dan ribonucleic acid yang biasanya dikenal dengan virus
herpes. Lesi yang terjadi merupakan akibat dari menurunnya system imun. Penyakit
pada gingiva yang disebabkan virus dapat diobati dengan obat antivirus

Gambar 6 A dan B, merupakan gambaran dari seorang pria 29 tahun yang menderita
infeksi herpes dan inflamasi gingiva. C dan D merupakan gambaran yang didaapat setelah
diobati oleh acyclovir selama 6 minggu. Sumber : Carranza 12 th ed.

d. Kelainan darah
Salah satu kelainan pada darah adalah penyakit leukemia. Leukemia dapat
menyebabkan terganggunya fungsi imunitas tubuh, salah satunya pada jarungan
periodontium dan saliva. Pembesaran dan berdarahnya gingiva merupakan hal yang
sering terjadi dan biasanya terdapat spongy gingival tissues.

Gambar 7 Keadaan gingiva anak perempuan usia 12 tahun yang menderita leukemia.
Terlihat adanya pembesaran dan spony gingiva

6. Gingivitis Deskuamatif

Gambar 8 Gingivitis deskuamatif dengan eritema pada free dan attached gingiva.
Sumber : Carranza 12th ed

Tanda klinisnya adalah adanya eritema, deskuamasi, dan ulserasi pada free
dan attached gingiva. Terkadang dapat terjadi secara asimptomatik. Jika terjadi secara
simptomatik, maka pasien akan merasakan sensasi terbakar dan rasa nyeri yang hebat.
Sering terjadi pada wanita pada usia 40-50 tahun. 75% dari penderita gingivitis
deskuamatif juga mengalami kelainan pada kulitnya. 95% penderita cicatrical
pemphigod dan lichen planus mengalami kelainan pada kulitnya. Kondisi
autoimunitas pada lapisan mukokutan seperti bullous pemphigoid, pepmphigus
vulgaris, linerar IgA, dermatitiss herpetiformis, lupus erythematous, dan chronic
ulcerative stomatitis dapat mempunyai gejala gingivitis deskuamatif.
Penyakit yang mempunyai gejala gingivitis deskuamatif

a. Lichen planus
b. Pemphigoid
c. Pemphigus vulgaris
d. Chronic ulcerative stomatitis
e. Linear IgA Diseases
f. Dermatitis Herpetiformis
g. Lupus erythematous
h. Erythema Multiformis
Newman, Michael G. dkk. 2015. Carranzas Clinical Periodontology 12th ed.
Missouri : Elsevier
Wiebe, Colin B. 2000. The Periodontal Disease Classification System of the America
Academy of Peridontology-An Update. J Can Dent Assoc 66:594-7
Lindhe, Jan. Lang, Niklaus P. 2015. Clinical Periodontology and Implant Dentistry.
West Sussex : Wiley Blackwell.

Anda mungkin juga menyukai