Fotosintesis
Fotosintesis
Fotosintesis
FOTOSINTESIS
1. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum
tumbuhan.
1. Hari, tanggal
2. Tempat pelaksanaan
Universitas Mataram.
1. Landasan Teori
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu dari
karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya
matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga dinamakan
asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan zat karbon udara
untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup. Secara umum persamaan
reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
6CO2+6H2O cahaya matahari C6H12O6+6O2
klorofil
persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesiss, melainkan
menunjukkan hasil akhir yabg dihasilkan dalam proses fotosintesis (Prawirahartono, 1998: 89).
Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman yang akan
menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia oleh karena itu
manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka tidak akan
ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan
untuk kebuuhan hidupnya (Odum, 1967: 19).
Persamaan fotosintesis : 6CO2+6H2O
dari persamaan diatas menujukkan bahwa hubungan antara zat-zat yang dipakai dan dihasilkan
oleh proses fotesintesis melibatkan stidak-tidaknya 2 (dua) proses yang amat berbeda menjadi
jelas setelah dilakukannya percobaan. Tumbuhan air yang hijau, Elodea merupakan organisme
uji percobaan. Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3,
(yang merupakan sumber CO2) diterangi dengan lampu senter mak gelembung oksigen akan
segera dkeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak meningkatnya
penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses berlainan
yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang satu lagi reksi yang tidak
memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai reaksi gelap walau dapat berlangsung terus dalam
terang. Blackman berteori bahwa pada intensitascahaya sedang reaksi terang membatasi atau
melajukan seluruh proses (Kimball, 1994: 180).
4. Stopwach (Hp)
5. Lampu
2. Bahan
1. Air
2. b.
Hydrilla Verticillata
3. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Mengambil 2-3 tangkai daun hydrilla,
3.
gelembung O2
u
(2
menit
)
tempat
terang
tempat
gelap
63
92
122
153
178
10
610
1. Analisis data
1. Jumlah rata-rata gelembung pada tempat terang
= jumlah gelembung pada tempat terang
10 menit
= 610/10 = 61 gelembung/menit
1. Jumlah rata-rata gelembung pada tempat gelap
= jumlah gelembung pada tempat gelap
10 menit
= 0/10 = 0 gelembung/menit
1. Pembahasan
Pada praktikum ini ada beberapa hal yang akan dibahas mengenai fotosintesis.
Definisi dari fotosintesis meruapakan suatu proses dimana terjadi sintesis karbohidrat tertenu
dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang menganung klorofil dengan adanya
cahaya matahari dan dibebaskannya oksigen. Adapun persamaan reaksi fotosintesis adalah:
6CO2+6H2O cahaya matahari C6H12O6+6O2.
klorofil
pada praktikum ini menagamati tumbuhan air, Hydrilla Verticillata. Dalam hal ini mengamati
jumlah gelembung, dimana dengan adanya gelembung itu sama artinya dengan adanya oksigen
(O2) yang dihasilkan Hydrilla Verticillata. Karena fotosintesis menghasilkan O2 yang
krbohidrat (C6H12O6) yang dimana hasil penguraian CO2 dan H2O yang dibantu oleh cahaya
matahari dan zat hijau atau yang mempunyai klorofil. Dalam praktikum ini dilakukan dua
macam percobaan yaitu ditempat yang gelap atau ditempat yang terang. Pada saat ditempat
gelap, gelembung yang terlihat tidak ada sam sekali. Sedangkan ditempat yang terang, dimana
gelembungnya dihitung setiap selang waktu 2 menit sebanyak 2 kali tahapan, dan diperoleh
banyak gelembung sebagai berikut membuktikan baha dalam proses fotosintesisn membutuhkan
cahaya matahari, dan semakin banyak cahaya matahari atau semakin terang, maka makin banyak
gelembung udara yang dihasilkan atau O2.
Proses fotosintesis tidak akan berlangsung apabila salah satu faktor pendukung seperti cahaya,
CO2 , dan H2O tidak ada. Seperti didalam praktikum ini, pada saat dilakukan ditempat gelap
tidak dihasilkan gelembung udara atau O2 karena tidak adanya cahaya.
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum dan hasil pengamatan, maka dapt disimpulkan sebagai berikut:
1. Fotosintesis merupakan suatu proses terjadinya sintesis karbohidrat tertentu dari , CO2
dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang mengandung klorofil dengan bantuan cahaya
matahari dan dibebaskannya gas oksigen.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi psoses fotosintesis adalah cahaya, karbohidrat ( CO2),
air (H2O), dan adanya klorofil.
3. Proses fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mengandung klorofil seperti
tumbuhan air Hydrilla Verticillata.
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
kita
dapat
mengembangkan upaya-upaya
untuk
energi,
dimana karbon
dioksida (CO2) dan air (H2O) diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan
energi cahaya. Fotosintesis merupakan cara fiksasi karbon karena karbon
bebas dari CO2 diikat
digunakan
dalam pembentukan
senyawa organik
yang lain
seperti
selulosa
dan
bisa
juga
digunakan
sebagai
bahan
bakar.
fotosintesis dibagi
menjadi
dua
kelompok,
yaitu reaksi
Reaksi
terang
NADPH.
merupakan
Prosesnya
diawali
proses
dengan
untuk
menghasilkan
penangkapan
foton
ATP
oleh
dan
klorofil.
Klorofil
menyerap lebih banyak cahaya pada warna biru (400-450 nm) dan merah
(610-700 nm) dari pada warna hijau (500-600 nm). Cahaya hijau akan
dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga daun tampak berwarna
hijau. Fotosintesis akan menghasilkan energi lebih banyak pada cahaya
dengan panjang gelombang tertentu. Gelombang yang pendek menyimpan
lebih banyak energi, begitu pula sebaliknya. Di dalam daun, cahaya akan
ditangkap oleh klorofil untuk dikumpulkan pada pusat reaksi. Tumbuhan
memiliki 2 jenis pigmen yang aktif sebagai fotosistem, yaitu fotosistem I
dan
fotosistem
II. Fotosistem II
dengan
terdiri
panjang
dari molekul
gelombang 680
klorofil
nm,
yang
menyerap
cahaya
sedangkan
fotosistem
pada rantai transpor elektron. Energi dari elektron akan dipakai untuk
proses fotofosforilasi yang menghasilkan ATP. Reaksi ini mengakibatkan
fotosistem II menjadi kekurangan elektron. Kekurangan
dipenuhi
yang
elektron
ini
terjadi bersamaan
dengan ionisasi klorofil. Hasil dari ionisasi air ini adalah elektron dan O2.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya terbentuk dari ionisai air, bukan dari
karbon dioksida. Pada waktu yang bersamaan dengan ionisasi fotosistem
II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang dikirim
melalui rantai transpor elektron yang akan mereduksi NADP + menjadi
NADPH. (Pertamawati, 2010).
Dalam reaksi gelap, ATP dan NADPH yang dihasilkan akan memicu
berbagai proses kimia. Pada tumbuhan proses kimia yang terpicu adalah
siklus kalvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk gula seperti
glukosa. Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak membutuhkan cahaya
sehingga dapat terjadi walaupun dalam keadaan gelap. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan fotosintesis adalah cahaya, kadar CO2, suhu, air
hasil
foto
sintesis,
dan
tahap
2010).
Cahaya sebagai sumber energi untuk reaksi fotosintesis jelas akan
berpengaruh terhadap laju fotosintesis tersebut. Pada umumnya, fiksasi CO 2
paling optimal terjadi di sekitar tengah hari, yaitu pada saat intensitas
cahaya mencapai puncaknya. Penutupan cahaya matahari oleh awan juga
akan mengurangi kecepatan fotosintesis. (Lakitan, 1995).
Levitt (1980) dalam Fanindi (2010) menyatakan bahwa tanaman yang
tumbuh pada tempat yang lebih terlindung mempunyai titik kompensasi
hasil asimilasi yang lebih rendah daripada tanaman yang tumbuh pada
tempat yang banyak menerima cahaya. Pengurangan klorofil pada tanaman
tersebut sejalan dengan pengurangan asimilat fotosintesis, ditandai dengan
menurunnya kadar bahan kering (Watanabe et al., 1993 dalam Fanindi,
2010). Pearce et al. (1987) dalam Fanindi (2010)
menyebutkan bahwa
tingkat naungan berhubungan dengan indeks luas daun (ILD), luas daun (LD)
dan distribusi daun dalam kanopi tanaman, sementara itu kedua komponen
tersebut adalah faktor utama yang menentukan intensitas cahaya yang
berpengaruh pada proses fotosintesis, transpirasi, dan akumulasi bahan
kering.
Selain
itu
bila
cahaya
berada
di
bawah
titik
optimum
akan
menyatakan bahwa
akan meningkatkan
(intensitas
cahaya
624
luks)
dan
tanpa sungkup
Rendahnya
intensitas
cahaya
akan
menurunkan
kecepatan
(1991) dalam
di
permukaan
BAB 3. METODOLOGI
Benang
Beaker glass 1000 ml
Gunting/ pisau cutter
Hand counter
Lampu dengan 5 warna berbeda, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan polikromatik
Mika 5 warna (menyesuaikan warna lampu)
Pemberat (batu)
Pinset
Stopwatch
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan lampu dan beaker glass 1000 ml. Mengisi beaker glass dengan akuades bagian
2. Menyiapkan dan memotong bahan Hydrilla sp. (pada bagian batang primer), saat memotong
diusahakan di dalam air
3. Kemudian memasukkan Hydrilla sp. yang sudah dipotong ke dalam dasar beaker glass yang
telah berisi akuades
4. Menghidupkan lampu dengan warna-warna yang berbeda, mendiamkannya selama 5 menit,
kemudian mengamati perubahan yang terjadi pada interval 5 menit
5. Menghitung jumlah oksigen yang muncul dipermukaan air menggunakan hand counter
6. Membandingkan dan menganalisis pengaruh dari warna cahaya terhadap volume gas oksigen
yang dihasilkan.
Polikromatik
Merah
Kuning
Biru
Hijau
4.2 Pembahasan
Waktu
5 menit
5 menit
(1)
5 menit
(2)
5 menit
(1)
5 menit
(2)
5 menit
(1)
5 menit
(2)
5 menit
(1)
5 menit
(2)
5 menit
(1)
(2)
Jumlah Gelembung
988
973
41
30
cahaya
Fotosintesis merupakan proses penyusunan karbohidrat dari air (H 2O) dan gas karbon
dioksida (CO2) dengan bantuan energi cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa berlangsung pada
tumbuhan yang memiliki zat hijau daun (klorofil). Secara sederhana reaksi fotosintesis adalah
sebagai berikut:
6CO2 + CO2
C6H12O6 + 6O2
Fotosintesis berlangsung di daun lebih tepatnya di bagian kloroplas. Proses fotosintesis ini
dibedakan menjadi dua tahap reaksi, yaitu reaksi terang (hill reaction) dan reaksi gelap
(blackman reaction).
Reaksi terang berlangsung pada fotosistem II (P680) dengan tahap awal klorofil
menerima energi cahaya yang mengakibatkan elektron tereksitasi menuju akseptor elektron. Hal
ini menyebabkan fotosistem II tidak stabil. Oleh karenanya air akan dioksidasi oleh Mn yang ada
dalam daun menjadi H+ dan gas oksigen yang kemudian dikeluarkan sebagai hasil samping dari
proses fotosintesis. Dari proses oksidasi ini akan dilepaskan elektron untuk menstabilkan
fotosistem II. Kemudaian elektron yang telah diterima oleh akseptor elektron akan melalui
plastoquinon lalu menuju kompleks sitokrom dan plastosianin. Kemudian elektron akan menuju
ferredoxin. Dari ferredoxin ini elektron kemudian akan berikatan dengan enzim NADP+ dan H+
(dari proses pemecahan air) sehingga terbentuk NADPH. Selama proses transpor elektron ini
dihasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk ATP. Jadi dalam reaksi terang ini dihasilkan
NADPH dan ATP yang berguna untuk sintesis gula pada reaksi gelap.
Reaksi berikutnya adalah reaksi gelap. Reaksi ini dimulai dengan proses fiksasi karbon.
Karbon dioksida yang telah diambil dari udara akan diikat oleh gula yang memiliki 5 karbon
(ribulosa 1,5 bisfosfat/ RuBP) lalu membentuk senyawa intermediet tidak stabil yang kemudian
menjadi 3-fosfogliserat (3-PGA). Proses ini dikatalis oleh enzim RuBP. Setiap molekul 3-PGA
akan menerima gugus fosfat dari ATP sehingga membentuk. Lalu molekul 1,3-bisfosfogliserat ini
akan direduksi oleh elektron dari NADPH dan dikatalis oleh enzim dehidrogenase membentuk 6
molekul gliseraldehida-3-fosfat. Satu molekul gliseraldehida-3-fosfat ini akan keluar sebagai
gula dan 5 molekul sisanya akan dirombak kembali menjadi enzim RuBP.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ketersediaan air, CO2, cahaya,
suhu, unsur hara, dan faktor genetik tanaman. Kekurangan air menyebabkan pertumbuhan
tanaman menjadi terhambat dan luas daun tidak optimal. Selain itu stomatapun akan menutup
untuk mengurangi penguapan air. Sehingga proses fotosintesis tidak akan berjalan dengan lancar.
Apabila CO2 yang tersedia kurang, maka reaksi pembentukan gula tidak maksimal karena CO 2
ini digunakan untuk pembuatan gula oleh RuBP. Sementara itu apabila kekurangan cahaya
(cahaya tampak) akan mengganggu proses transpor elektron karena energi cahaya (foton)
beperan dalam proses eksitasi elektron untuk menghasilkan energi NADPH. Selain itu apabila
kekurangan cahaya, maka daun menjadi pucat. Sementara itu ketersediaan cahaya yang terlalu
tinggi pada daerah yang kering dapat merusak klorofil ( daun menjadi kering). Suhu yang
ekstrim dapat menyebabkan kerusakan pada enzim-enzim fotosintesis. Pada umumnya
fotosintesis berlangsung secara normal pada suhu 35o C. Faktor selanjutnya yaitu unsur hara.
Unsur-unsur hara yang berperan dalam proses fotosintesis di antaranya Mn, Mg, Cu, Zn, dan Fe.
Misalnya saja Mg, apabila kekurangan unsur ini maka H2O tidak dapat dioksidasi menjadi H+ +
O2 + 2e- sehingga mengganggu proses pembentukan energi (NADPH) untuk siklus kalvin. Faktor
genetik juga mempengaruhi fotosinesis dari suatu tanaman. Jika suatu tanaman memang tidak
memiliki atau kekurangan zat hijau daun secara genetik, maka proses fotosintesisnya tidak akan
semaksimal tanaman yang memiliki zat hijau daun dalam jumlah yang banyak.
Selain faktor-faktor di atas, panjang gelombang cahaya juga mempengaruhi kecepatan
fotosintesis. Pada umumnya fotosintesis berlangsung pada panjang gelombang kurang lebih 360
720 nm. Di luar rentang panjang gelombang ini maka intensitas fotosintesis akan menurun
bahkan pada panjang gelombang yang terlalu tinggi dan terlalu rendah fotosintesis tidak bisa
terjadi. Berdasarkan panjang gelombangnya, cahaya yang baik untuk proses fotosintesis adalah
warna polikromatik ( 360-720 nm) dan warna merah (610-700 nm). Warna polikromatik ini
tersusun oleh berbagai macam warna sehingga memiliki rentang panjang gelombang yang besar
dan baik untuk proses fotosintesis. Semakin kecil panjang gelombangnya maka energinya
semakin besar. Sehingga dalam proses fotosintesis ini dibutuhkan energi yang sesuai. Apabila
energinya terlalu besar, sperti gelombang sinar-X (10-100 nm) maka akan merusak kloroifil.
Praktikum ini menggunakan tanaman Hydrilla sp. sebagai bahan praktikum karena
tanaman ini lebih efisien. Habitatnya yang berada di dalam air memudahkan pengamatan
aktivitas keluarnya gas oksigen sebagai hasil samping dari proses fotosintesis. Selain itu ukuran
tanaman ini juga relatf kecil dan struktunya lentur. Sehingga membutuhkan ruang yang tidak
terlalu besar. Tanaman Hydrilla sp. juga memiliki zat hijau daun di seluruh tubuhnya, sehingga
proses fotosintesisnya mudah terjadi dan proses pengamatanpun dapat segera dilakukan.
Dari hasil
Pada praktikum kali ini diperoleh data bahwa cahaya polikromatik merupakan cahaya
yang paling baik untuk digunakan dalam proses fotosintesis karena menghasilkan gelembung O 2
paling banyak di antara warna yang lain, yaitu 988 dan 973 gelembung, kemudian disusul oleh
cahaya merah sebanyak 41 dan 30 gelembung. Cahaya polikromatik memiliki panjang
gelombang 360-720 nm dan cahaya merah memiliki panjang gelombang 610-700 nm. Cahaya
polikromatik ini tersusun atas berbagai warna sehingga rentang panjang gelombangnya cukup
untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Sementara warna-warna yang lain, seperti warna hijau
(480-560 nm), kuning (560-590 nm), dan biru (450-480 nm), hanya memiliki rentang panjang
gelombang yang sedikit sehingga kurang optimal jika digunakan untuk proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Fanindi, Achmad. Prawiradiputra. Abdullah. 2010. Pengaruh Intensitas Cahaya
Terhadap Produksi Hijauan dan Benih Kalopo (Calopogonium mucunoides).
JITV, 15 (3): 205-214.
Gardner, Franklin P. R. Bernt Pearce. Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman
Budidaya Jilid 1. Terjemahan oleh Herawati Susilo. Jakarta: UI-Press.