Rumpun Tari Wayang
Rumpun Tari Wayang
disusun oleh :
Okti Dwi Rahmawati
NIS : 151610026
Kelas : X-1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Bandung,
Mei 2016
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Tari Rakyat yaitu tarian yang tumbuh dikalangan rakyat, ragam tarian
rakyat tumbuh menurut letak geografis, seperti daerah pegunungan, dan
pesisir pantai, hal ini yang membedakan bentuk dan dinamika tariannya.
Deskripsi
Tari rakyat yaitu tarian yang diciptakan oleh satu masyarakat ditempat
yang berbeda-beda. Dalam pertunjukanna, setiap tarian juga memiliki ciri
khas gerakan serta namanya sendiri. Tidak bisa ditentukan tahun berapa
munculnya aliran tari rakyat ini. Persoalannya adalah daya sebar di
masyarakatnya sangat beragam waktunya. Karakter tari rakyat pada
umumnya yaitu gerak-gerak spontanitas, dari keterampilannya masingmasing. Tari rakyat biasanya dinamakan bagaimana lagunya. Jadi nama
tari biasanya selaras dengan judul musik atau judul lagu ketuk tilu.
Contonya yaitu :
Polostomo,
Tari Cikeruhan,
Gaplk,
rang,
Gboy,
Bardin, jrrd.
Gerak yang biasanya dipakai adalah gerakan Pencak Silat. Bahkan ada
juga gerakan manusia atau kelakuan binatang. Struktur tariannya
biasanya terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian satu biasanya disebut
negan istilah arang-arang bubuka/nyorong, bagian dua yaitu isi lagu
misalnya Polostomo nak gboy, atau gaplk saja, dan diakhiri oleh
arang-arang panutup, lalu penutup.
Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan berkembang dikalangan
rakyat. Tarian Indonesia menunjukkan kompleksitas sosial dan pelapisan
B. Tari Klasik
Tari klasik adalah tari tradisional yang lahir di lingkungan keraton,
hidup dan berkembang sejak zaman feodal, dan diturunkan secara turun
temurun di kalangan bangsawan. Tari klasik umumnya memiliki beberapa
ciri khas antara lain berpedoman pada pakem tertentu (ada standarisasi),
memiliki nilai estetis yang tinggi dan makna yang dalam, serta disajikan
dalam penampilan yang serba mewah mulai dari gerak, riasan, hingga
kostum yang dikenakan.
Beberapa contoh tari tradisional yang masuk dalam kategori tari klasik
antara lain tari bedaya, srimpi, lawung ageng, lawung alit, Gathotkaca
Gandrung, Bondabaya, Bandayuda, Palguna-palgunadi, Retna Tinanding,
dan tari Srikandi Bisma.
Tari klasik (Tari Tradisi Klasik) adalah tarian yang bernilai artistik tinggi
dan mempunyai standar atau norma yan cukup kuat sehingga ada
pembakuan gerak dan mengandung konsep simbolik dan filosofis.
Biasanya berasal dan berkembang di lingkungan istana raja dan
Tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia tari gaya surakarta.
Selain tari yang bertaraf kraton (hofdans), yang termasuk seni tari
bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam
tari daerah setempat.
Contoh Tari Kreasi Baru
1. Tari Nguri
Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana kehidupan seputar istana
sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka beberapa wanita
datang menghadap dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan yang
lemah lembut (menyentuh), istilah daerahnya disebut Kuri, sembari
mempersembahkan sesuatu yang mengurangi kedukaan sang raja. pada
dewasa ini Tari Nguri telah dihayati masyarakat pendukungnya. Sesuai
tuntutan perkembangan zaman maka tari ini semakin membuka jendela
wawasannya, sebagian tari penyambutan dalam menerima kunjungan
kerja tamu terpandang dari pusat. Nampak jelas dalam gerak tari ini
tercermin gerak tanak, renat, linting, sere, basalunte, dan lain-lain yang
merupakan Tari Sumbawa.
2. Tari Kuntulan (Pemalang)
Tarian Kuntulan mulai dikenal masyarakat Pemalang pada sekitar awal
abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul pergerakkan
kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang pada saat itu tak mau
ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional, yaitu dengan
dibentuknya perkumpulan bela diri, khusunya pencak silat. Kegiatan bela
diri tersebut ketika saat itu selalu diiringi dengan rebana dan pukulan
bedug serta dikumandangkan pula doa-doa salawat nabi sehingga
terkesan sebagai kegiatan kesenian bertajuk keagamaan. Sebagai
hiburan, biasanya dipentaskan pada acara hajatan, upacara hari besar
nasional, dan lain-lain. Gerakannya seperti gerakan-gerakan dalam ilmu
pencak silat. Perpaduan jurus-jurus bela diri yang tampak sangat artistik.
3. Tari Merak (Jawa Barat)
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang
mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan
geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh
Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri. Merak yaitu binatang sebesar
ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki seperti mahkota.
4. Tari Rara Ngigel
Tari Rara Ngigel adalah sebuah tari yang dikoreografikan oleh Ida
Wibowo, putri guru tari terkenal Bagong Kussudiarjo. Tarian ini
menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa. Tari Rara
Ngigel biasanya ditarikan oleh wanita, tetapi kadang ditarikan
berpasangan dengan pria. Gerak tari yang lembut diinspirasi dari gerakgerak tari gaya Yogyakarta, sedangkan gerak-gerak yang tegas dan patahpatah diinspirasi dari gerak jawa barat an. Sedangkan untuk pakaian
merupakan percampuran dari budaya jawa dan cina, terlihat dari tusuk
konde yang dipake di kepala.
5. Tari Kupu Kupu
Tari kupu-kupu atau tari kupu-kupu tarum adalah salah satu dari
sekian banyak tarian yang berasal dari Bali. Keberadaan Bali dalam sisi
seni budaya, keindahan alam dan religiusitasnya telah diakui dan dikenali
oleh masyarakat Internasional. Maka tak heran jika banyak budayawan
dan seniman Bali yang terkenal dalam pentas dunia seni internasional.
Tarian kupu-kupu adalah jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh lima
orang perempuan atau lebih. Tarian ini menggambarkan kupu-kupu
berwarna biru tua atau tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu
bunga ke bunga lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari Tari Gatotkaca Gandung ?
2. Bagaimana perkembangan Tari Gatotkaca Gandrung ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul dan sejarah Tari Gatotkaca Gandrung
2. Untuk mengetahui perkembangan Tari Gatotkaca Gandrung di
Indonesia
BAB I
Pendahuluan
A.Tari Wayang
Tari wayang adalah tarian yang sumber penciptaannya berdasarkan cerita wayang.
Kelahiran tari wayang dilatarbelakangi oleh kondisi pertumbuhan Wayang Wong Priangan,
yang pada masa jayanya mulai dikembangkan dan dimanfaatkan oleh para kreator tari
menjadi tari-tarian lepas. Terwujudnya tari wayang sebagai upaya pengembangan kreativitas
dan produktivitas dari para seniman Wayang Wong Priangan dan para seniman tari Keurseus.
Hal ini dilakukan untuk keperluan sumbangan kesenian dalam acara-acara tertentu, misalnya
acara kaulan. Dalam acara kaulan para penari tidak mungkin menyajikan cerita utuh tetapi
mereka menyajikan salah satu tarian yang biasa diperankan dalam pertunjukan Wayang
Wong. Misalnya orang yang biasa memerankan tokoh Gatotkaca, Rahwana, Baladewa,
Srikandi, dan lain-lain. Biasanya tokoh-tokoh yang diangkat dalam tari wayang adalah tokohtokoh yang populer.
Tahun 1918 seorang bupati Sumedang yang dijuluki Aom Ino mempopulerkan tari yang
berpolakan Tarian Wayang seperti Arjuna, Arayana, dan sebagainya. Para penggemar
Tayuban banyak yang menyukai dan menari tari Wayang. Pejabat bupati Sumedang pada
tahun 1883-1919 adalah Pangeran Aria Suriaatmadja (Pangeran Mekah). Dengan demikian,
kemungkinan besar yang dikenal sebagai Aom Ino sebagai orang yang mengembangkan tari
Wayang Di Sumedang adalah Pangeran Mekah.
Berdasarkan pernyataan R. Samsi Wirakusumah bahwa ayahnya yaitu R. Sambas
Wirakusumah mendirikan perkumpulan Wirahmasari karena didorong oleh kekagumannya
setelah melihat tari Adipati Karna yang disajikan oleh putri Wedana Tanjungsari Sumedang.
Dengan demikian, lahirnya tari Wayang diduga sebelum tahun 1925 atau sebelum berdirinya
Wirahmasari. Berdirinya perkumpulan tari Wayang salah satunya sebagai dampak dari
menurunnya pertunjukan Wayang Wong Priangan. Seperti yang disebutkan beberapa tokoh
tari di Sumedang yang menyatakan bahwa berdirinya perkumpulan-perkumpulan tari Sunda
yang mengajarkan dan mempertunjukan tari Wayang bersamaan dengan menurunnya
aktivitas pertunjukan Wayang Wong Priangan. Tahun 1950-an Tari Wayang semakin diakui
keberadaannya dan disangga oleh masyarakat sehingga diajarkan di berbagai perkumpulan
tari Sunda, terutama di Sumedang, Garut, dan Bandung. Bahkan pada sekitar pertengahan
tahun 1950-an muncul pula Tari Wayang di Kota Bogor yang diprakarsai seorang dalang
yaitu Rd. Entah.
Kekayaan khasanah tari Wayang di Jawa Barat cukup banyak, di antaranya adalah tari
Srikandi, Subadra, Srikandi Mustakaweni, Badaya, Gatotkaca, Baladewa, Arjuna Somantri,
Arimbi, Rahwana, Jayengrana, Arayana, dan lain-lain. Adapun tokoh-tokoh tari Wayang
sebagai penerus dari generasi dulu di antaranya adalah R. Ono Lesmana di Sumedang, R.
Nugraha Sudiredja, Enoch Atmadibrata, dan Iyus Rusliana. Di setiap daerah memiliki gaya
yang berbeda-beda. Misalnya tari wayang gaya Bandung, Garut, Sumedang, Bogor, dan lainlain. Uniknya, ada tari Wayang yang mengadopsi tari Keurseus. Misalnya tari Arjuna diambil
dari tari lenyepan akan tetapi secara penampilan kostumnya menggunakan pakaian tari
Wayang Arjuna.
Kostum yang digunakan dalam tari wayang bersumber dari kostum wayang golek yang
kemudian diaplikasikan ke dalam wayang wong Priangan lalu digunakan pula dalam tari
wayang. Sementara rias yang digunakan adalah sesuai dengan karakter tokoh wayang yang
dimunculkan. Waditra yang dipergunakan untuk mengiringi tari wayang adalah seperangkat
gamelan yang berlaras salendro. Selain nayaga yang menabuh gamelan, kadang-kadang ada
juga yang menggunakan sinden/juru kawih dalam mengiringi tariannya. Adapun bentuk
gending yang digunakan di antaranya lagu ageung/lagu gede, lagu dua wiletan, lagu
sawiletan, dan gurudugan atau sawilet kering. Dalam tari wayang ada aspek lain yaitu suara
dalang (seni pedalangan) yang mengisi dan menghidupkan kekuatan penyajian tari wayang.
Ada beberapa tari wayang yang membutuhkan kakawen atau pun yandra.
Dalam tari Wayang terdapat beberapa bentuk penyajian, pertama tari tunggal. Tari tunggal
merupakan tarian yang isi dan gambarannya mengisahkan seorang tokoh pewayangan dan
tariannya pun nama dari tokoh atau julukannya, misalnya Gatotkaca. Kedua tari berpasangan,
yaitu mengisahkan dua tokoh pewayangan, misalnya Tari Arjuna dan Somantri. Ketiga, tari
kelompok atau rampak yaitu yang mengungkapkan sekelompok yang jabatannya sama,
misalnya tari Badaya yang menggambarkan putri-putri penghibur raja.
Dewasa ini masyarakat penyangga Tari Wayang semakin berkurang. Tari wayang hanya
bertahan di lembaga-lembaga pendidikan seni seperti di STSI Bandung, SMK 10, dan UPI
Bandung.
Tari wayang yaitu tari yang mengambil gerak dasarnya dan gerak intinya dari penokohan
wayang. Tari wayang biasanya menggambarkan penokohan dan jabatan dalam cerita wayang.
Ada beberapa ciri utama dalam tari wayang yaitu:
-
Tari wayang yang menggambarkan penokohannya seperti tari Adipati Karna, Tari
Jayengrana, Tari Gatotkaca, dan Tari Srikandi x Mustakaweni, serta tarian yang
menggambarkan jabatan seperti Tari Badaya.
Kekayaan tarian Wayang mempunyai ciri tingkatan karakter atau watak tertentu seperti:
1. Tari Badaya, wataknya putri ladak atau lincah,
2. Tari Srikandi x Mustakaweni, dua tokohnya mempunyai watak putri ladak atau
lincah,
3. Tari Adipati Karna, wataknya lincah, atau disebut juga satria ladak,
4. Tari Jayengrana, wataknya lincah, atau disebut juga satria ladak,
5. Tari Gatotkaca, wataknya keras.
Kekayaan tarian Wayang memiliki ciri bentuk pertunjukan yang tertentu seperti:
1. Tari Badaya, termasuk bentuk tari rampak, massal atau berkelompok,
2. Tari Srikandi x Mustakaweni, termasuk bentuk tari berpasangan atau duet,
3. Tari Gatotkaca, Adipati Karna, dan Jayengrana, termasuk bentuk tari tunggal
1. Pada umumnya pertunjukan tari wayang diiringi oleh gamelan salendro.
2. Setiap tarian wayang mempunyai ciri kostum atau busananya sendir