Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
Laporan Pendahuluan Ileus Obstruktif
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah
berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis
yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang
berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum
dan Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5
m(Price & Wilson, 2012).
Ileus adalah gangguan/hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda
adanya obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau
tindakan. Ileus ada 2 macam yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. Ileus
obstruktif atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen
saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya
sumbatan/hambatan mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus,
dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.
Sedangkan ileus paralitik atau adinamik ileus adalah keadaan di mana usus
gagal/ tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya
akibat kegagalan neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya
obstruksi mekanik (Price & Wilson, 2012)
Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau
oleh gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik.
Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus
harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi
usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin
sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis
adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi (Sherwood,
2012).
usus
dan
diikut
muntah-muntah
dan
perut
menjadi
C. Manifestasi Klinik
1. Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya
disertai dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam
lumen usus bagian oral dari obstruksi,maupun oleh muntah. Gejala
penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada
obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak,
yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama.
Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai
perasaan tidak enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka
muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Tanda vital normal pada tahap
awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat kehilangan cairan dan
elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi abdomen dapat
dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas
pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan metallic
sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.
2. Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai
dengan nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas
operasi atau hernia. Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri
iskemik dimana nyeri yang sangat hebat, menetap dan tidak menyurut,
maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah terjadinya
nekrosis usus.
3. Obstruksi mekanis di kolon
Timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan biasanya terasa di
epigastrium. Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya
iskemia atau peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai
dengan nyeri. Konstipasi atau obstipasi adalah gambaran umum obstruksi
komplit. Muntah lebih sering terjadi pada penyumbatan usus besar.
Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal mampu
mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus
halus, akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi
kemudian. Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi
hebat dan sering mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling
tinggi dan dindingnya yang lebih tipis. Pada pemeriksaan fisis akan
menunjukkan distensi abdomen dan timpani, gerakan usus akan tampak
pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound pada
distensi
abdomen
(dekompresi).
Pasien
dipuasakan,
4. Pasca Bedah
Pengobatan pasca bedah sangat penting terutama dalam hal cairan dan
elektrolit. Kita harus mencegah terjadinya gagal ginjal dan harus
memberikan kalori yang cukup. Perlu diingat bahwa pasca bedah usus
pasien masih dalam keadaan paralitik.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN (TEORI)
A. Pengkajian
Meliputi dampak gangguan terhadap pasien, menjaga kesehatan pasien secara
umum, melaksanakan Activity Daily Living secara mandiri, penanganan
10
Sirkulasi
Tekanan darah dapat meningkat (>120/80 mmHg) akibat
nyeri yang dirasakan.
Takikardi.
Akral dingin.
Terjadi peningkatan leukosit (leukositosis)
c)
Integritas ego
Masalah tentang perubahan dalam penampilan dan kondisi
fisik.
d)
Eliminasi
Klien bisa mengalami gangguan eliminasi seperti kontipasi
atau tidak mampu BAB selama beberapa hari
e)
Makan/cairan
Nafsu makan yang menurun atau kondisi medis yang
mengharuskan pasien puasa.
Mual dan muntah
Berat badan klien menurun.
Kadar albumin klien menurun (<3,4 g/dL).
f) Nyeri
Provoking Incident : pencetus atau penyebab nyeri
Quality of Pain : rasa nyeri atau gambaran nyeri yang
dirasakan.
Region : menentukan lokasi atau area nyeri dan
penyebarannya
11
menunjukkan
adanya
dehidrasi
dan
asidosis
(pemeriksaan
radiografi
13
NIC:
Tingkatkan istirahat
Suhu 36 37C
NIC:
Monitor suhu sesering mungkin
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
14
NIC:
Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt ,
osmolalitas urin, albumin, total protein )
4. Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
Albumin serum
NIC:
16
NIC:
17
Feses lunak
NIC:
Jelaskan pada pasien manfaat diet (cairan dan serat) terhadap eliminasi
18
Obstruksi Ileus
Penyimpangan KDM
Distensi Abdomen
Tindakan pembedhan
Luka insisi
Terputusnya inkontinuitas
jaringan
Degranulasisel mast
nociceptor
Medula spinlis
kortekcerebri
Nyeri akut
Port de enteri
Invasi bakteri
Resiko infeksi
Infection
control
Kerusakan anuler
pylorus
Ekspansi isi lambung
ke esopagus
Mual-muntah
Aktivasi leukosit
fagositosis
Asam arrahidodat lepas
dari hipotalamus
Asam arrahidodat lepas
dari hipotalamus
Stimulasi sel point
Penurunan
volume ECF
Kelemahan fisik
Defisit perawatan diri: mandi
Penurunan cairan
plasma dan cairan
interstisial
Kekurangan
volume cairan
Hipertermi
Fluid balance
Termoregulation
Pain
management
Analgesic
adminstration
Hidration
19
Daftar Pustaka
20