Cam Fungsi
Cam Fungsi
Cam Fungsi
Camshaft
Fungsi dari camshaft ini adalah sebagai pengatur waktu pembukaan dan
penutupan katup masuk/hisap dan katup buang.
Menurut Des Hammill (How To Choose Camshaft And Time Them For
Maximum Power, 1998), ada beberapa bagian lobe pada individu camshaft
yang harus jelas dibedakan antara satu dengan yang lain, karena lobe dibagi
menjadi masing-masing bidang yang berbeda, yaitu : heel (tumit), nose
(hidung), base circle (lingkaran dasar), opening and closing ramps (titik waktu
buka dan tutup) dan flanks (sayap).
e. Overlap
Overlap adalah waktu dimana posisi katup hisap dan katup buang
terbuka bersamaan. Overlap terjadi pada saat katup buang akan menutup
dan katup hisap mulai membuka, yaitu disaat akhir langkah buang dan
disaat awal langkah hisap.
f.
Lift Rate
Lift rate adalah kecepatan rata-rata katup terangkat dari dudukannya
dan kemudian kembali pada dudukannya per derajat putaran crankshaft.
g. Valve Clearance
Valve clearance adalah jarak yang terjadi antara camshaft dengan
rocker arm.
h. Full Lift
Full lift adalah tinggi angkat penuh camshaft. Apabila dilihat dari
profil camshaft maka tinggi angkat penuh camshaft berada pada titik
tengah nose (hidung). Tinggi angkat penuh camshaft berhubungan dengan
tinggi angkat penuh katup.
i.
Camshaft Profile
Camshaft profile atau bentuk camshaft merupakan satu hal yang
mempunyai peranan penting dalam unjuk kerja mesin. Hal ini dikarenakan
profil atau bentuk camshaft adalah semacam rel tempat berjalannya rocker
arm. Sehingga jika dilihat dalam bentuk grafik, profil camshaft merupakan
pembentuk kurva durasi buka tutup katup.
30 sesudah TMA. Camshaft ini memiliki camshaft lobe lift 7,5 mm untuk katup
hisap dan 6 mm untuk katup buang.
118
129
130
16
14
D aya (kW )
12
10
8
6
4
2
0
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
Putaran (rpm)
Camshaft Standard
Camshaft Racing
114
yaitu sebesar 12,56 kW, begitu pula dengan camshaft racing yang menghasilkan
daya sebesar 12,86 kW. Pada putaran 7000 rpm, camshaft standard menghasilkan
daya sebesar 13,45 kW dan camshaft racing menghasilkan daya sebesar 13,67
kW. Pada putaran 7500 rpm daya yang dihasilkan oleh camshaft standard adalah
sebesar 13,96 kW sedangkan daya yang dihasilkan camshaft racing sebesar 14,77
kW. Sedangkan pada putaran mesin 8000 rpm, camshaft standard menghasilkan
daya sebesar 14,11 kW dan camshaft racing menghasilkan daya sebesar 14,47
kW.
20
18
T o rs i (N m )
16
14
12
10
8
6
4
2
0
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
Camshaft S d d
Camshaft Racing
Putaran (rpm)
152
sedangkan untuk camshaft racing torsi yang dihasilkan juga turun yaitu sebesar
17,49 Nm.
0,2
K B B S (kg /kW h )
0,18
0,16
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
Putaran (rpm)
KBBS Camshaft Standard
KBBS Camshaft Racing
163
5. SIMPULAN
DAN
SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan perhitungan dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Pada camshaft standard menghasilkan daya maksimal sebesar 14,11
kW pada putaran 8000 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik
0,126552 kg/kWh dan torsi maksimal sebesar 18,72 Nm pada putaran
6500 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,090752 kg/kWh.
2. Penggunaan camshaft racing mampu menghasilkan daya maksimal
sebesar 14,77 kW dan torsi maksimal sebesar 19,05 Nm pada putaran
7500 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,0830534 kg/kWh.
3. Pada penelitian ini, dari keseluruhan data memperlihatkan bahwa
camshaft racing lebih unggul/baik daripada camshaft standard.
5.2. Saran
1. Sebelum mengganti camshaft harus diperhatikan terlebih dahulu tujuan
dari penggantian camshaft tersebut karena penggantian camshaft
dapat merubah karakter unjuk kerja engine dan tiap-tiap engine
berbeda satu dan yang lainnya, sehingga dapat memilih camshaft yang
paling sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Bila perlu lakukan
penelitian atau pengetesan unjuk kerja engine untuk mengetahui
apakah dengan penggantian part tersebut sudah sesuai dengan tujuan.
2. Sebaiknya lebih cermat dalam pemilihan dan pembelian camshaft,
karena banyak sekali macam camshaft yang dijual di pasar tetapi
belum tentu sesuai dengan tujuan dan keinginan masing-masing.
3. Apabila diperlukan, lakukan perubahan settingan yang lain pada
engine untuk mencapai tujuan tersebut.
174
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Hanang Sapto, 2010, Study Pengaruh Aplikasi Membran Racing
Terhadap Unjuk Kerja Mesin Sepeda Motor Bensin 2 Langkah 135 cc
dengan Variasi Bahan Bakar Premium dan Pertamax, Tugas Akhir,
UMS, Surakarta.
Arend, Bpm., Berenschot, H., 1996, Motor Bensin, Cetakan ketiga, Erlangga,
Jakarta.
Arismunandar, Wiranto, 2002, Motor Bakar Torak, Edisi kelima cetakan kesatu,
ITB, Bandung.
Bell, A. Graham, 1998, Performance Tuning in Theory & Practice, Haynes
Publishing Group, England.
Bell, A. Graham, 2006, Four-Stroke Performance Tuning, Third Edition, J. H.
Haynes & Co., Ltd, Great Britain.
Boentarto, Drs., 1993, Cara Pemeriksaan dan Perawatan Sepeda Motor, Andi
Offset, Yogyakarta.
Burgess, Peter, and Gollan, David, 2000, How To Build, Modify And Power Tune
Cylinder Head, Veloce Publishing PLC, United Kingdom.
Busono, Ardianto Argo, 2010, Analisis Variasi Intake Manifold
Standard dan Porting pada Piston Standard dan Racing Terhadap
Kinerja Sepeda Motor Honda GL 100, Tugas Akhir, UMS, Surakarta.
Hammil, Des, 1998, How To Choose Camshaft & Time Them For Maximum
Power, Veloce Publishing PLC, United Kingdom.
Honda Motor, Astra, 2004, Service Manual Honda Tiger 200, Astra International,
Jakarta.
Prabowo, Yudhi, 2006, Penelitian Pengaruh Pemotongan Kepala
Silinder Terhadap Unjuk Kerja dan Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin
Sepeda Motor Honda Astrea, Tugas Akhir, UMS, Surakarta.
Soenarta, Nakula, Furuhima, Dr. Shoichi, 1995, Motor Serba Guna, Cetakan
kedua, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Ulinnuha, Aong C., 2010, Korek Skubek Merancang Mesin Balap Skubek, PT.
Penerbit Media Motorindo, Jakarta.
18