Job 1 Distributor Sistem Pengapian Konvensional
Job 1 Distributor Sistem Pengapian Konvensional
Job 1 Distributor Sistem Pengapian Konvensional
Disusun Oleh:
1. Tarjudin
2. M. Naufal Hidayat
5353 14 4324
5353 14 4328
B.
ISI LAPORAN
I. JUDUL LAPORAN
Laporan ini berjudul DISTRIBUTOR SISTEM PENGAPIAN
KONVENSIONAL yang telah dipraktikkan dan diketahui hasil analisanya.
II. KOMPETENSI
Sistem Pengapian Konvensional.
III. SUB KOMPETENSI
Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat :
1. Memeriksa komponen sistem pengapian.
2. Merangkai sistem pengapian.
3. Menyetel dwell dan timing pengapian.
4. Mengidentifikasi gejala yang timbul akibat dwell dan timing yang tidak tepat.
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Alat Utama :
- 1 set Toolbox
2. Alat Ukur
:
- 1 buah Multimeter
- 1 buah Feeler Gauge
- 1 buah Timing Light - 1 set Engine Tuner (Seri EA-800)
3. Alat Bantu :
- 1 set Alat Tulis
- 1 set Majun
4. Bahan
:
- 1 buah Engine Stand Kijang 5 K
V. KESELAMATAN KERJA
1. Berdoa sebelum melaksanakan kegiatan praktik.
2. Menjaga kebersihan alat, bahan, tangan, dan lingkungan praktik.
3. Hati-hati saat bekerja dengan obyek yang berhubungan dengan arus listrik dan
saat menghidupkan mesin.
4. Gunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya.
5. Laksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja.
6. Tanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan praktikum.
7. Bersihkan alat dan bahan praktik, kemudian kembalikan alat dan bahan praktik
ke tempat semula.
8. Bersihkan area praktik setelah selesai melakukan kegiatan praktik.
VI. DASAR TEORI
Sistem pengapian konvensional adalah sistem pengapian masih
menggunakan kontak pemutus (brake point/platina) untuk menghubungkan dan
memutuskan arus primer ignition coil. Sistem pengapian ini dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu, sistem pengapian konvensional baterai
dan sistem pengapian konvensional magnet.
Tujuan penggunaan sistem pengapian pada kendaraan adalah
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar
d. Distributor
Bagian-bagian sistem pengapian yang melekat pada distributor terdiri dari:
1) Kontak Pemutus
Fungsi: Menguhubung dan memutuskan arus primer agar terjadi induksi
tegangan tinggi pada sirkuit sekunder sistem pengapian
Bagian-bagian :
1. Kam distributor
2. Kontak tetap
3. Kontak lepas
4. Pegas kontak pemutus
5. Lengan kontak pemutus
6. Sekrup pengikat
7. Tumit ebonit
8. Kabel ( dari koil - )
9. Alur penyetel
2) Kondensor
Kondesor merupakan komponen yang dapat menyimpan muatan listrik
dalam waktu tertentu. Pada sistem pengapian memliki kegunaan :
Mencegah loncatan bunga api diantara celah kontak pemutus pada
saat kontak mulai membuka
Mempercepat pemutusan arus primer, tegangan induksi yang timbul
pada sirkuit sekunder tinggi
Pada saat kontak pemutus terbuka induksi tidak hanya terjadi pada
kumparan sekunder, tetapi terajadi juga pada kumparan primer. Besarnya
tegangan induksi sekitar 400 Volt. Untuk mencegah percikan listrik pada
celah kontak pemutus, maka platina diparalelkan dengan kontak pemutus
untuk menyerap arus induksi.
3) Tutup Distributor
Kegunaan : Membagi dan menyalurkan arus tegangan tinggi ke setiap
busi sesuai dengan urutan pengapian Di bagian dalam distributor
terpasang rotor yang berputar bersamaan dengan poros cam lobe (nok).
Fungsi rotor adalah menyalurkan tegangan tinggi ke terminal kabel
tegangan pada tutup distributor sesuai dengan urutan pengapian (firing
order}
e. Kabel Tegangan Tinggi
Syarat utama kabel tegangan tinggi adalah harus mampu mengalirkan
arus listrik tegangan tinggi ke busi-bus melalui distributor tanpa adanya
kebocoran. Penghantar(bagian inti) dibungkus dengan isolator karet (rubber
insulator) yang tebal. Kemudian dilapisi lagi dengan pembungkus (sheath). kabel
resistive terbuat dari fiberglass yang dipadu dengan karbon dan karet sintetis
yang digunakan sebagai core untuk memberikan peregangan yang cukup agar
dapat meredam bunyi pengapian (ignition noise) pada radio.
f. Busi
Busi berfungsi menghasilkan bunga api di antara lektroda tengah dan
massa. Busi beroperasi pada temperature tinggi dimana pada saat pembakaran
mencapai 2.000 oC pada tekanan 45 Atm.
lalu men-start engine sambil mengubah besarnya gap (bila dwell terlalu
besar, gap diperlebar atau sebaliknya), hingga didapat nilai dwell angle
yang sesuai.
Catatan : Jangan terlalu lama menstater. Waktu start maksimal 5 detik.
b. Menyetel putaran mesin pada putaran idle (spec : 700 50 rpm).
c. Memeriksa timing ignition dengan menggunakan timing light (spec :
8 sebelum TMA pada putaran idle). Saat belum sesuai, menempatkan
tanda timing dengan memutar rumah distributor berlawanan putaran rotor
(untuk memajukan atau sebaliknya).
3. Melakukan penyetelan dwell angle diluar spesifikasi (missal : 43o , 48o , 57o ,
dan 60o ), lalu mengindetifikasi gejala yang timbul pada posisi start, putaran idle,
menengah dan putaran tinggi.
4. Mengarahkan timing light pada tanda timing di pulley, mempercepat putaran
mesin, dan mencatat selisih penunjukkan timing.
5. Melepas vacuum advancer, mem mempercepat putaran mesin, dan mencatat
selisih penunjukkan timing.
6. Melakukan penyetelan timing diluar spesifikasi, lalu mengidentifikasi gejala
yang timbul pada posisi start, putaran idle, menengah, dan putaran tinggi.
7. Setelah selesai kegiatan praktikum, mematikan mesin, membersihkan alat dan
bahan praktik.
8. Mengembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya dan membersihkan
tempat praktikum.
VIII. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
1. Rangkaian Sistem Pengapian
a. Pada Saat Kunci Kontak ON, Platina Menutup
Aliran arusnya adalah sebagai berikut:
Baterai -> Kunci kontak -> Primer koil -> Platina -> Massa.
Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
b. Pada Saat Platina Membuka
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus,
terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan
mengalir seperti dibawah ini :
Sekunder koil -> Kabel tegangan tinggi -> Tutup distributor ->
Rotor -> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) -> Busi -> Massa.
Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati
tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi
dan menimbulkan percikan bunga api.
2. Identifikasi Kerja Distributor
No Gerakan breaker plate dan nok
.
1 Poros diputar satu putaran
Breaker plate
Platina
Tidak bergerak
Bergerak
membuka
dan menutup sebanyak
4 kali
Bergerak
menjauhi
Berputar ke kiri
tonjolan cam
Oktan selector diputar ke kiri
Berputar
ke Bergerak
menjauhi
kanan
tonjolan cam
Oktan slektor ditekan
Tidak bergerak
Tidak bergerak
Bobot sentrifugal advancer digerakkan. Gerakan cam : mengikuti gerakan bobot
sentrifugal
3. Data Pemeriksaan
No Nama Bagian
1 Keausan sudut cam
2 Celah samping sentrifugal
3 Kelonggaran cam terhadap poros
4 Vacuum advancer
5 Kondisi titik kontak platina
6 Terminal tutup distributor
7 Kondensator :
Kapasitas
Kondisi
8 Kabel tegangan tinggi
Silinder 1 dan silinder 2
Silinder 3 dan silinder 4
Koil
Kondisi fisik
9 Kondisi ignitioin koil
Kumparan primer
Kumparan sekunder
Kondisi fisik
Terminal teganggan tinggi
10 Kondisi busi
Silinder 1
Silinder 2
Silinder 3
Silinder 4
Hasil
Baik
0,4 mm
Baik
Baik
Baik
Baik
Spesifikasi
Tidak aus
0,15 0,50 mm
Tidak longgar
Tidak bocor
Bersih dan tidak miring
Bersih dan tidak retak
0,24 f
Baik
0,22-0,24 f
Tidak bocor
10 K dan 10 K
9 K dan 10 K
10 K
Baik
2,5
10 K
Baik
Baik
5 10 K
Tidak lecet
13
5 10 K
Tidak retak
Tidak pecah
Gap:0,8 mm
Gap: 0,7 mm
Gap: 0,9 mm
Gap: 0,8 mm
0,7 - 1,0 mm
Sudut
Dwell
Start
Akselerasi
Putaran
rendah
Putara
n
Sedang
Putara
n
Tinggi
IX. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data hasil praktik dan pembahasan diperoleh
kesimpulan, pada pengujian pengaruh penyetelan sudut dwell didapatkan hasil:
jika sudut dwell terlalu kecil maka artinya celah platina terlalu besar sehingga
tegangan listrik yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik koil kurang besar.
Jika sudut dwell terlalu besar maka artinya celak platina terlalu sempit sehingga
akan menyebabkan koil terlalu panas dan akan memperpendek umur penggunaan
koil. Pada pengujian pengaruh pemajuan waktu pengapian didapatkan hasil: jika
timing pengapian terlalu maju, akan menyebabkan detonasi dan tenaga mesin
menjadi berkurang. Jika timming pengapian terlalu mundur/ terjadi setelah TMA,
maka tekanan pembakaran menjadi kurang maksimal dan hal ini menyebabkan
performa mesin menjadi berkurang. Secara keseluruhan komponen sistem
pengapian konvensional dalam kondisi baik dan masih sesuai dengan spesifikasi
sehingga tindak lanjutnya adalah masih dapat dipergunakan kembali.
X. SARAN
Kepada mahasiswa disarankan untuk selalu memperhatikan posisi kunci
kontak pada praktik ini karena jika tidak diperhatikan maka akan terjadi
kecelakaan kerja yaitu tersetrum ketika memegang kabel tegangan tinggi coil
ketika kunci kontak masih dalam kondisi ON.
C.