0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
273 tayangan

RKS Jamban

Dokumen tersebut berisi spesifikasi teknis pengadaan jamban keluarga sehat di Kota Probolinggo. Mencakup lingkup pekerjaan, jenis dan mutu bahan, uraian pekerjaan, gambar-gambar, persiapan di lapangan, jadwal pelaksanaan, kuasa pemborong di lapangan, dan penjagaan keamanan lapangan pekerjaan.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
273 tayangan

RKS Jamban

Dokumen tersebut berisi spesifikasi teknis pengadaan jamban keluarga sehat di Kota Probolinggo. Mencakup lingkup pekerjaan, jenis dan mutu bahan, uraian pekerjaan, gambar-gambar, persiapan di lapangan, jadwal pelaksanaan, kuasa pemborong di lapangan, dan penjagaan keamanan lapangan pekerjaan.
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 9

SPESIFIKASI TEKNIS

1. LINGKUP
PEKERJAAN

KEGIATAN :
Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
PEKERJAAN :
Pengadaan Jamban Keluarga Sehat
LOKASI :
KOTA PROBOLINGGO

2. JENIS DAN MUTU


BAHAN

2.1. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan

3. URAIAN PEKERJAAN

3.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan
urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat,
mesin-mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan
oleh rekanan dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.
3.2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan
a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga
kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam
gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syaratsyarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera
dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau
mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam
syarat-syarat ini
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau
pengurangan bagian-bagian dari gambar dan uraian dan
syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini,
tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan
yang dikehendaki oleh pemberi tugas

4. GAMBAR-GAMBAR
PEKERJAAN

bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan


bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian
dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Keppres Nomor 80 tahun 2003 beserta perubahan Nomor
08 tahun 2006.
2.2. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis
memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Pejabat pembuat Komitmen / Direksi (secara tertulis).
2.3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi
teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk)
diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.
2.4. Bila Rekanan telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab rekanan.
2.5. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik
pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Pemberi Tugas.

4.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,


gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada rekanan
beserta dokumen-dokumen lain. Rekanan tidak boleh mengubah
atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat

Pembuat Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak


boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksudmaksud lain.
4.2 Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu,
maka Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar
penjelasan) yang disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut
menjadi milik Direksi.
4.3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang
dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambargambar baik penyimpangan atas perintah pemberi Tugas atau
tidak, pengawas harus membuat gambar-gambar yang sesuai
dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya
pembuatannya ditanggung oleh Rekanan.
4.4. Gambar-gambar ditempat pekerjaan
Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu
rangkap
gambar kontrak lengkap termasuk rencana Kerja dan Syaratsyarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan
baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahanperubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika pemberi tugas atau wakilnya sewaktu-waktu
memerlukan.
5. TEMPAT TINGGAL
(DOMISILI)

5.1

5.2

6. PENJELASAN RKS
DAN GAMBAR

6.1.

Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana


dan
gambar detail maka gambar detail yang dipakai/diikuti.
Bila terdapat skala gambar dan ukuran dalam gambar
tidak
sesuai, maka ukuran dengan angka dalam gambar yang diikuti.

6.2

Ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan- bahan/barang


dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS
yang diikuti.
Rekanan berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang
hal- hal tersebut diatas. Setelah rekanan menerima dokumen
dari Pejabat Pembuat Komitmen dan ;
Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti
kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan
Berita Acara Rapat penjelasan.

6.3

6.4

7. PERSIAPAN DI
LAPANGAN

Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong,


leveransir
atau penengah (Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat
tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian
pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah
Undang-undang yang melindungi kontrak ini.
Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah
jalannya
pelaksanaan
pekerjaan
rekanan
pemborong
berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan
nomor telpon rumah kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

7.1. Los Kerja / Direksi Keet.


a. Pemborong diwajibkan membuat bouwkeet untuk kantor
pegawainya, dan gudang untuk bahan-bahan yang perlu
terhindar dari gangguan cuaca.
b. Bila dianggap perlu oleh Direksi lapangan, pemborong
diwajibkan membuat los kerja untuk tempat pekerja, sehingga
terhindar dari matahari dan hujan.
7.2 a. Sebelum rekanan Pemborong mengadakan persiapan
di lokasi, sebelumnya harus memenuhi prosedur tentang tata
cara perijinan untuk memulai dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada instansi yang bersangkutan terutama

tentang dimana harus membangun bangunan, jalan masuk


dan sebagainya.
b. Pada saat mengadakan persiapan dan pengukuran
Direksi
lapangan sudah harus mulai aktif untuk mengadakan
pengawasan sesuai dengan tugasnya.
c. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum pada
tiap-tiap bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapat
ijin tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan
bagian dari pekerjaan tersebut secara berkala.
8. JADWAL
PELAKSANAAN

Pada saat rekanan akan mulai pelaksanaan dilapangan atau setelah


rekanan menerima SPK dari Pejabat Pembuat Komitmen harus segera
mengadakan persiapan antara lain pembuatan jadwal pelaksanaan yang
berupa Bar Chart secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang dicantumkan atau direncanakan dan disesuaikan
dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak. Bar Chart tersebut
harus selalu berada dilokasi, tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan dengan
diberikan tanda garis tinta warna merah. Bila terdapat/terlihat hambatan,
semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang akan terjadi.

9. KUASA PEMBORONG
DI LAPANGAN

9.1 Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Pemborong/rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan
dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.Ia
harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat
konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam
kontrak..
9.2 Pegawai pemborong yang melaksanakan :
9.2.1 Sebagai pemimpin pelaksana proyek sehari-hari pada
pelaksana pekerjaan pemborong harus dapat menyerahkan
kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang
keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung
jawab dan selalu berada ditempat pekerjaan.
9.2.2 Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksana
harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek
dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahankesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang
harus dilaksanakan.
9.2.3 Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan
bangunan dapat dilaksana-kan apabila ada izin tertulis dari
Pengawas/ Pejabat Pembuat Komitmen berdasarkan rapat
Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung
jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan
bestek.
9.2.4 Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana
(Uitvoerder) dari pemborong berdasarkan pendidikan, pengalaman
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong harus
segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi

10. PENJAGAAN
KEAMANAN
LAPANGAN
PEKERJAAN

10.1 Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan
mengadakan segala hal yang diperlukan untuk keamanan para
pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air
minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan
memenuhi segala peraturan dan tata tertib, Koordinasi dengan
Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.
10.2. Terhadap wilayah orang lain
Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar
tampak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah
orang lain yang berdekatan.

10.3. Terhadap milik umum


Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak
pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya
dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan
maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas)
seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan
segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab pemborong.
10.4. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi
ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.
Pemborong harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari
segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk
seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh
pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan
dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau
menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.
11. JAMINAN DAN
KESELAMATAN
BURUH

11.1 Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang
cukup bersih ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat
mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada
dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan
pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila
hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium;
11.2 Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan, pemborong harus
segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si
korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung
jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada Instansi
yang berwenang dan Direksi.
11.3 Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk
pertolongan pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan
berada ditempat Direksi Keet/ Bouwkeet.

12. ALAT-ALAT
PELAKSANAAN
/PENGUKURAN

Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus


menyediakan/menyiapkan alat-alat yang baik untuk sarana peralatan
pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk
memenuhi kwalitas hasil pekerjaan.

13. SYARAT-SYARAT
CARA
PEMERIKSAAN
BAHAN BANGUNAN

13.1 Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin keras dan


perintah yang baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan
tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam
tugas yang diserahkan kepadanya.
13.2 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan
baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas
dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini
dapat dianggap defiktif.
13.3 Dalam pengajuan penawaran pemborong harus memperhitungkan
biaya-biaya
pengujian / pemerikasaan berbagai bahan
pekerjaan.
Diluar
jumlah
tersebut
pemborong
tetap
bertanggungjawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak
memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

14. PEKERJAAN TIDAK


BAIK

14.1 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong


membongkar
pekerjaan apa saja yang telah ditutup untuk
diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-

bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum


dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban
pemborong untuk disempurnakan dengan kontrak.
14.2 Pemberi
tugas berhak mengeluarkan
instruksi
untuk
menyingkirkan dari
tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan,
bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan
kontrak.
14.3 Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau
menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki
pemecatan siapa saja dari pekerjaan.
15. PEKERJAAN
TAMBAH DAN
KURANG (MEER EN
MINDERWERK)

15.1 Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima


menurut
ketentuan AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut
gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi
melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian
menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik.
Pemborong selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya
Mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau
memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dalam gambar dan bestek.
15.2 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas
perintah atau persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya
perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan
atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
15.3 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi
secara tertulis adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.

16. PAPAN NAMA


PROYEK

16.1 Pemborong tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun,


dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang
berdekatan tanpa ijin Direksi
16.1. Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan.
16.3 Papan nama proyek terbuat dari papan ukuran 2/20 diserut halus
atau Triplek 12 mm di cat dasar putih dengan tulisan warna hitam
dibuat sedemikian rupa. Ukuran papan nama adalah 0.60 x 0.90
cm dan diberi tiang penyangga dari usuk 5/7 cm

17. PEKERJAAN
PERSIAPAN

17.1. Sebelum rekanan pemborong mengadakan persiapan dilokasi


sebelumnya harus
memenuhi prosedur tentang tata cara
perijinan/perkenan untuk memulai dengan persiapan-persiapan
pembangunan kepada instansi setempat, terutama tentang dimana
harus membangun Direksi Keet, bahan-bahan bangunan, jalan
masuk dan sebagainya.
17.2. Pada saat mengadakan persiapan pengukuran, Direksi Lapangan
sudah harus mulai aktif untuk mengadakan pengawasan sesuai
dengan tugasnya.
17.3. Untuk menghindari keraguan konstruksi, maka sebelum tiap-tiap
bagian pekerjaan dilaksanakan, diharuskan mendapatkan ijin
tertulis dari Direksi lapangan untuk dapat meneruskan bagian dari
pekerjaan tersebut secara berkala.
17.4. Setelah semuanya siap pemborong sebelum melakukan kegiatan
agar pembersihan hasil bongkaran,bila ada pekerjaan
pembongkaran agar tidak mengganggu aktivitas penghuni.

18. PEKERJA TANAH


DAN URUGAN

18.1 Galian tanah untuk pekerjaan Pondasi rollag pada pembangunan


wc baru dan pada pekerjaan galian pipa dan sepitank serta
resapan
18.2 Setelah pekerjaan galian dan pekerjaan pondasi rollag selesai
dilakukan pekerjaan urugan dengan pasir urug yang ketebalannya
sesuai dengan gambar bestek.
18.3 Sebelum urugan tanah kembali dilaksanakaan tanah bekas
galian harus dibersihkan dari segala kotoran potongan kayu
sampah dan lainnya yang menyebabkan keroposnya pemadatan
tanah.
18.4 Hasil galian diurug kembali dan kelebihannya di buang keluar
apabila tidak ada lokasi pembuangan di sekitarnya

19. PEKERJAAN
PASANGAN
PLESTERAN DAN
BENANGAN

19.1 Pasangan sebagian pondasi rollag batu bata dilaksanakan


sesuai Gambar rencaana yang ada dengan menggunakan spesi
campuran 1 Pc : 6 Psr.
Pasangan bata merah meliputi pasangan dinding yang ada pada
bagian bangunan.Pasangan bata merah wc baru dengan
campuran spesi 1 Pc : 6 Psr. pencampuran spesi menggunakan
alat konvensional (cangkul) yang betul-betul homogen dan daya
rekat yang efisien dan memenuhi syarat-syarat PUBB,70 N1 3.
19.2 Bata merah yang dipergunakan tidak boleh pecah-pecah (dan
bekas) maksimum pecah 20 % dan dari pembakaran yang
matang dan warna harus sama, bila terdapat bata merah yang
pembakarannya kurang matang dan warna tidak sama dalam
waktu 1 X 24 jam bata merah tersebut harus segera dikeluarkan
dari lokasi proyek
19.3 Pekerjaan plesteran meliputi seluruh pasangan dinding luar dalam
sesuai petunjuk pihak Direksi / Konsultan Pengawas.
19.4 Pekerjaan plesteran dengan ketebalan 15 mm dilaksanakan tegak,
lurus, siku dan tidak bergelombang.
19.5 Pekerjaan Plesteran menggunakan spesi campuran
1 Pc : 5 Psr dan 1Pc : 6Ps.
19.6 Pekerjaan Plesteran untuk lantai menggunakan spesi campuran
1 Pc : 3 Psr .
19.7 Pekerjaan benangan menggunakan campuran Pc dengan air
system pencampuran manual untuk mendapatkan spesi yang
betul-betul homogen menjadi daya rekat yang efisien.
19.8 Pekerjaan benangan meliputi, sudut dinding pekerjaan ini
dilaksanakan juga pada pertemuan dinding dengan kolom
sesuai pada Gambar detail yang ada.Sedang bentuk untuk
pekerjaan benangan haru s melingkar/lengkung ( Rad) atau sudut
tumpul hal ini agar menghindari bibit penyakit dikemudian hari.

20. PEKERJAAN BETON


DAN BETON
STRUKTUR

Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan peraturan


yang berlaku (PBI 1971 dengan jenis beton sesuai gambar perencanaan.
20.1 Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan
peraturan yang berlaku (PBI 1971) dengan mutu K 100 untuk
Lantai Rabat beton ,K 175 untuk pekerjaan plat beton yang
dilaksanakan sesuai gambar perencanaan.

20.2 Bahan untuk adukan beton :


Semen :
Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai
semen produksi dalam negeri sesuai standart SNI.
Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai
semen satu produk/merk.
Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam
kantong-kantong semen yang masih utuh.
Untuk penyimpanan diletakkan minimum . 20 cm diatas
tanah. Semen yang mulai mengeras harus segera
dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
Agregat Beton :
Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran- kotoran
dan bahan kimia, bahan organik dan susunan diameter
butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan PBI 71 jumlah
butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan
bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempunyai bidang
pecah minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan
bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu
beton dan memenuhi persyaratan PBI 71.
Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk
susunan batu agregat campuran di daerah baik menurut PBI
71
Air:
Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari
asam, garam, bahan alkalin dan bahan organik yang dapat
mengurangi mutu beton.
Penggunaan air kerja harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi dan bila air yang digunakan meragukan, maka
Pemborong harus mengadakan penelitian Laboratorium
dengan biaya atas tanggungan Pemborong.
Besi Beton :
Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan
mutu U-24. Penggunaan diameter yang lain diperkenankan
apabila ada persetujuan tertulis dari Direksi.
Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus
dilaksanakan menurut gambar / rencana detail dengan
menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.
Kayu untuk cetakan beton :
Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam
PPKI 70 atau dipakai kayu meranti.
Papan bekisting dari papan meranti tebal 2/20 cm /
Playwood dan pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali.
Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis cairan mud oil
sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak
menempel pada papan / multiplek, perancah bekesting
dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7 cm atau
rangka baja/ besi schafolding
20.3

Pelaksanaan Pekerjaan Beton :


Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan
harus dihindaripenghentian pengecoran, kecuali bila sudah
diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman dan
sebelumnya sudah mendapatkan persetujuaan Direksi /
Konsultan Pengawas.
Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata
pemborong harus memakai mesin pengaduk beton / Molen
Untuk pekerjaan pengecoran beton antara lain , Plat beton,
Kolom Utama dan Balok gantung pemborong harus
memakai beton molen yang sebelumnya mutu beton

tersebut harus melalui uji test laboratorium. Pengecoran


hanya dapat dilaksanakan bila mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas. Untuk itu
selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum tanggal
pengecoran yang direncanakan, pemborong harus
mengajukan surat permohonan ijin untuk pengecoran
kepada Direksi/ Konsultan Pengawas.
Sebelum melakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan
pembersihan sisa-sisa kawat pengikat tulangan.
Selama waktu pengerasan, beton harus dihindari dari
pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan
menggenangi air diatas permukaan terus menerus
selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran,
sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan
membungkus dengan karung goni yang dibasahi air.
Pembongkaran bekisting tidak boleh dilakukan sebelum
waktu pengerasan menurut PBI 71 dipenuhi dan
pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak beton yang sudah mengeras, dengan
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Direksi

.
Pekerjaan Baja Tulangan :
Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi
rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan,
penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus
dipersiapkan oleh Pemborong kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan. Semua detail harus memenuhi persyaratan,
seperti yang dicantumkan dalam gambar kerja dan syaratsyarat yang harus diikuti menurut PBI 71, NI-2 dan Buku
Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang
Biasa dan Struktur Tembok Bertulang untuk Gedung tahun
1983
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan
jarak yang ditentukan dalam gambar.
Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus
diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian
penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan
perbaikan bila perlu.
Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa
dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
21. PEKERJAAN
SANITASI

21.1 Untuk pembuangan kotoran dan air kotor disalurkan ke septictank


dan peresapan baru,
21.2 Untuk Closet menggunakan closet jongkok sesuai petunjuk Direksi
/ Konsultan Pengawas.
21.3. Saluran Kotoran ke Septictang menggunakan Pipa PVC
Type D 3 4 , Saluran Air Kotor ke Resapan Pipa PVC
Type D 3 4 .

22. PEKERJAAN
AKHIR.

Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru


akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah
berakhir, pemborong harus telah menyerahkan pekerjaannya
dengan baik sesuai dengan kontrak kepada Pejabat Pembuat
Komitmen secara tertulis dan konsultan pengawas berkewajiban :

23. PEMBERI TAHUAN


PENYERAHAN
PEKERJAAN
YANG PERTAMA.

- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai


dengan kontrak pemborongan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran
tentang hasil pekerjaan pemborong tersebut secara tertulis.

Pejabat Pembuat Komitmen akan mengadakan rapat proyek


mengenai pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak pemborong
b. Surat penyerahan pekerjaan dari pemborong
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan
d. tersebut.
24. PEMELIHARAAN
BANGUNAN
SEBELUM
PENYERAHAN
KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan


yang pertama, hingga serah terima yang kedua adalah merupakan
masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya, antara lain
- Penyempurnaan dan pemeliharaan
- Pembersihan
- Keamanan dan penjagaan
Apabila pemborong telah melaksanakan hal tersebut diatas
sesuai dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua
dapat dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada
penyerahan pekerjaan yang Pertama.

25. PENUTUP.

PENUTUP
- Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk
uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut
perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh pemborong "
maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
- Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagianbagian yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak
dimasukkan atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh pemborong dan diterima sebagai " hal "
yang disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
-

Kontraktor harus memasukkan segala resiko kekeliruan


perhitungan kubikasi dan lain-lain sebagainya sehubungan
dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Kontraktor. Dan segala kerusakan jalan masuk
akibat dari lewatnya kendaraan-kendaraan dan lain-lain
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Menyetujui :

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Konsultan CV.KHARIESMCV.K

MADIHAH, S.KM
NIP. 19750312 199703 2 003

Probolinggo,
Konsultan Perencana
CV. VERTICAL

Ir. DJOKO SUSILO


Direktur

2016

Anda mungkin juga menyukai