Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa
Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa
Ilmu Sosial Budaya Dasar Budaya Jawa
Dosen Pembimbing:
Vera Renta Siahaan, S.ST.
Di susun oleh:
Dian Oktavia
A5.09.05.0007
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkah, rahmat, petunjuk
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu
yang ditetapkan. Makalah dengan judul “Mitos-mitos Budaya Jawa dalam Masa
Kehamilan, Persalinan dan Nifas” membahas mengenai budaya-budaya jawa di
masyarakat yang diberikan turun temurun oleh nenek moyang.
Didalam makalah ini saya membahas mengenai Upacara-upacara Kehamilan di
Suku Bangsa Jawa, tentang makanan (sajian) yang ada, tentang tata cara prilaku ibu
selama kehamilan. Dan saya juga membahas mengenai mitos-mitos Budaya Jawa
seputar masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas.
Saya mengakui masih banyaknya kekurangan didalam makalah ini sehingga
diperlukannya pencarian data lebih dalam dengan sumber informasi yang lebih
lengkap agar hasil yang didapat dapat dikatakan sempurna. Semoga saja makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Upacara-upacara Kehamilan di Suku Bangsa Jawa
B. Mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa kehamilan, Persalinan dan
Nifas
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan budaya dimana beragam suku
dan berbagai budaya ada, itulah sebabnya semboyan Negara kita adalah
“Bhinneka Tunggal Ika”. Berbedanya kebudayaan ini menyebabkan banyaknya
mitos mengenai masa kehamilan, persalinan dan nifas. Mitos-mitos yang lahir
dimasyarakat ini kebenarannya kadang tidak masuk akal dan bahkan dapat
berbahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang kehamilan, masa persalinan dan nifas.
Mitos-mitos jawa yang saya paparkan dalam makalah ini membahas mengenai
awal kehamilan sampai pada sang bayi kecil sudah lahir kedunia. Banyak mitos-
mitos yang hanya berupa mitos, maksud saya mitos ini tidak memberikan
keuntungan medis apapun pada sang ibu, janin maupun bayi.
Materi ini sangat penting untuk dipelajari bagi tenaga kesehatan khususnya
Bidan yang akan bertugas kedaerah-daerah dengan kebudayaan yang masih kental
agar dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat dan dapat
menciptakan perubahan sehingga mitos-mitos yang merugikan tidak lagi di
laksanakan. Dengan bbegitu tujuan nasional akan dapat kita capai yaitu
penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi).
B. Tujuan
B. Mitos-mitos dan Fakta Budaya Jawa seputar masa Kehamilan, Persalinan dan
Nifas
3. Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap
menandakan bayinya laki-laki .Perubahan warna pada leher atau puting
tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit
pada ibu hamil diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost
(hormon yang mengatur pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang
menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang
mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit
dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan
garis hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan
setelah melahirkan[11].
5. Minum susu kedelai atau makanan yang terbuat dari kacang kedelai
akan membuat bayi berkulit putih. Minum susu kedelai ataupun makan
makanan yang terbuat dari kacang kedelai tidak berpengaruh pada warna
kulit bayi. Warna kulit bayi diturunkan secara genetis dari orang tuanya
[11]
.
9. Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun. Mitos ini
sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa karena bisa
mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa
menyebabkan keguguran. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru
disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk
menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa
pencernaan. Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil
maupun setelah melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan.
Kecuali juka keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus
yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan
warnanya kekuningan, kehijauan atau kecoklatan[11].
10. Minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi. Minum air kelapa
hijau tidak berkaitan dengan rambut bayi. Namun air kelapa hijau memang
menyehatkan karena mengandung elektrolit, sehingga siapa saja termasuk
ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap bugar[11].
11. Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing. Ibu hamil boleh saja
mengkonsumsi daging kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu
hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging
kambing mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga
mempengaruhi metabolesme asam urat yang berbahaya bagi penderita
koleterol tinggi ataupun penderita penyakit jantung[11].
12. Mengurut perut ibu hamil. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat.
Padahal mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resikot terjadinya
keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan.
Jika janin mengalami stress atau tekanan, pertumbuhannya dapat
terganggu[11].
13. Tabu jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir.
Fakta: Alangkah repotnya jika semua perlengkapan baru dibeli saat si
kecil sudah lahir. Yang pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi, yang
disiapkan hanya hal-hal yang benar-benar diperlukan dalam jumlah
secukupnya[7]. Bayi yang baru lahir sangat mudah kepanasan. Jadi,
sebaiknya pakaikan baju yang tidak terlalu tertutup. Kenakan baju bayi
sesuai cuaca sehingga dia tidak merasa terlalu kepanasan atau terlalu
kedinginan[12].
14. Jika ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir,
berjenis kelamin perempuan. Fakta: Bersolek tak ada hubungan sediktpun
dengan berjenis kelamin. Memang, bawaan ibu hamil berbeda-beda. Ada
yang lebih suka berdandan agar terkesan rapi. Ada yang malas bersolek
karena perut gendutnya sudah cukup membuatnya repot dan kegerahan.
Yang jelas, laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika
kromosom X dari sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur
ibu, maka bayinya dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari
sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur, maka bayinya
laki-laki[7].
16. Ibu hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak
besar. Fakta: Tentu saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan
dengan piring besar membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga
akhirnya ia makan berlebihan dan sakit perut. Cara makan yang baik bagi
ibu hamil adalah sedikit-sedikit tapi sering serta mengandung makanan 4
sehat 5 sempurna[7].
17. Tak boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir si bayi
mungil. Fakta: Mungil atau tidaknya bibir, juga bentuk mata, alis, hidung,
bentuk wajah, rambut, dan sebagainya, akan mengikuti ayah atau ibunya
bukan ukuran alat sendok yang dipakai untuk makan[7].
18. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis. Fakta: Bayi
yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau
amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja
makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan
mentah. Mitos ini juga menyesatkan karena makanan yang kaya akan
protein hewani ini justru sangat dibutuhkan masa nifas. Selain
meningkatkan daya tahan secara keseluruhan juga membantu
mempercepat penyembuhan luka-luka persalinan[7].
20. Rajin makan kunyit biar rahim cepat kering. Fakta: Hingga saat ini
belum ada penelitian tentang manfaat kunyit bagi pemulihan kondisi
rahim seusai melahirkan. Bahkan, berdasarkan pengalaman medis, justru
ada beberapa dampak negatif kalau ibu mengonsumsi banyak kunyit,
umumnya bayi jadi kuning. Toh, rahim akan pulih dengan sendirinya
seiring berjalannya waktu. Kalaupun dianggap perlu, dokter akan
meresepkan obat-obatan tertentu agar luka-luka persalinan segera
kering/sembuh dan rahim cepat pulih seperti sedia kala[7].
21. Minum rebusan kacang hijau agar rambut bayi lebat. Kenyataannya:
Ini bukan mitos, karena kandungan protein pada kacang hijau memang
cukup tinggi, dan protein diperlukan untuk pertumbuhan rambut[10].
23. Mengonsumsi makanan pedas menyebabkan ibu yang hamil tua jadi
cepat melahirkan. Fakta: Sebenarnya, ibu hamil tidak punya pantangan
makanan tertentu. Tapi, ada makanan yang sebaiknya dihindari, seperti
makan yang berasal dari keju yang sangat lembik atau keju dari susu
mentah. Makanan-makanan ini dikhawatirkan cepat busuk, sehingga
mengandung bakteri yang disebut lysteria. Bakteri inilah yang sering
dihubungkan dengan kemungkinan penyebab keguguran atau persalinan
dini[10].
24. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya
itu. Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi.
Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena
psikologis (misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa
dibenarkan[8].
25. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju
si Ibu agar janin terhindar dari marabahaya. Fakta: Hal ini justru lebih
membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu[8].
26. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang
akan mengganggu janin. Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya
sensitif dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan
bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan kelaur
malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa
terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak
mengendapkan karbon dioksida (CO2) [8].
27. Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang
dikandungnya tak terlilit tali pusat. Fakta: Ini pun jelas mengada-ada
karena tak ada kaitan antara handuk di leher dengan bayi yang berada di
rahim. Secara medis, hiperaktivitas gerakan bayi, diduga dapat
menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif[8].
28. Ibu hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan,
nanti anaknya jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut. Fakta: Jelas
ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar
tidak membenci seseorang berlebihan[8].
29. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi
kembar siam. Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar
dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet
yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos[8].
31. Dipakaikan gurita agar tidak kembung. Fakta: Mitos ini tak benar,
karena organ dalam tubuh malah akan kekurangan ruangan. Jika bayi
menggunakan gurita, maka ruangan untuk pertumbuhan organ-organ
seperti rongga dada dan perut serta organ lain akan terhambat. Kalau mau
tetap memakaikan gurita, boleh saja. Asal ikatan bagian atas dilonggarkan,
sehingga jantung dan paru-paru bisa berkembang[8].
32. Tak boleh memotong kuku bayi sebelum usia 40 hari. Fakta: Tentu ini
tak tepat. Karena kalau tidak dipotong, kuku yang panjang itu bisa
berisiko melukai wajah bayi. Bahkan, bisa melukai kornea mata. Larangan
ini mungkin lebih disebabkan kekhawatiran akan melukai kulit jari
tangan/kaki si bayi saat ibu mengguntingi kuku-kukunya[8].
33. Pusar ditindih koin agar tidak bodong. Fakta: Secara ilmiah memang
ada betulnya. Koin itu hanya alat untuk menekan, karena jendela rongga
perut ke pusar belum menutup sempurna, jadi menonjol (bodong) [8].
34. Hidung ditarik agar mancung. Fakta: Ini jelas salah, karena tidak ada
hubungannya menarik pucuk hidung dengan mancung-tidaknya hidung.
Mancung-tidaknya hidung seseorang ditentukan oleh bentuk tulang
hidung yang sifatnya bawaan[8].
35. Dengan mengoleskan air embun di lutut bayi setiap pagi maka ia akan
cepat bisa berjalan. Fakta: Secara medis biologis, bayi bisa berjalan bila
tulang dan otot-otot betis dan pahanya telah tumbuh kuat. Kekuatan ini
ditentukan oleh faktor genetika dan nutrisi. Faktor nutrisi yang terpenting
adalah kalsium, energi dan protein. Air embun jelas tidak mengandung
unsur tersebut[8].
36. Ari-ari sibayi harus dicuci bersih dan dikubur. Fakta: Hal ini tidak ada
hubungannya dengan kondisi bayi yang telah dilahirkan[5].
37. Tangan dan kaki bayi harus selalu ditutup dengan sarung tangan/kaki.
Faktanya: Boleh-boleh saja asal dipakaikan kala udara dingin atau untuk
menghindari bayi terluka saat ditinggal. Di luar itu, sebaiknya bayi tak
usah dipakaikan sarung. "Pemakaian sarung justru akan mengurangi
perkembangan indera perasa bayi"[9].
38. Dibedong agar kaki tidak pengkor. Faktanya: Bedong bisa membuat
peredaran darah bayi terganggu lantaran kerja jantung memompa darah
menjadi sangat berat. Akibatnya, bayi sering sakit di sekitar paru-paru
atau jalan napas. Bedong juga bisa menghambat perkembangan motorik si
bayi, karena tangan dan kakinya tak mendapatkan banyak kesempatan
untuk bergerak. Sebaiknya bedong dilakukan hanya setelah bayi
dimandikan atau kala cuaca dingin, untuk menjaganya dari udara dingin.
Dipakainya pun longgar. Yang jelas, pemakaian bedong sama sekali tak
ada kaitannya dengan pembentukan kaki[9].
39. Bayi usia seminggu diberi makan pisang dicampur nasi agar tidak
kelaparan. Faktanya: Salah, pasalnya usus bayi di usia ini belum punya
enzim yang mampu mencerna karbohidrat dan serat-serat tumbuhan yang
begitu tinggi. Akibatnya, bayi jadi sembelit, karena makanan padat
pertama adalah di usia 4 bulan, yakni bubur susu dan 6 bulan makanan
padat kedua, bubur tim [9].
40. "Kalau bayi yang sakit, ibunya aja yang minum obat. Khasiatnya
sama, kok". Konon obat apa pun yang diminum ibu akan terbawa oleh
ASI sehingga sama ampuhnya untuk mengobati sakit si kecil. Jadi, kalau
bayi demam cukup ibu saja yang minum obat penurun panas. Ini jelas
tidak benar karena konsentrasi obat sangat menentukan kesembuhan
seseorang. Konsentrasi obat pada ASI yang relatif sangat sedikit tentu
akan membuat penyakit bayi sulit disembuhkan. Karena itu, kalau anak
sakit harus segera bawa ke dokter anak[6].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buku
1. Azul, Anwar. Pengantar Pendididkan Kesehatan. Penerbit Sastra Hudaya:
Jakarta. 1983
2. Ensiklopedi Nasional Indonesia edisi 8. PT. Delta Pamungkas: Jakarta. 1997
3. Machfoedz, Ircham. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan.
Fitramaya:Yogyakarta. 2007
4. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. JNPKKR-POGI: Jakarta. 2002
Artikel Internet
5. “20 Mitos Bayi Baru Lahir”, dalam
http://www.parenting.co.id/issue/default.asp?id=224
6. “Cermati Mitos Kehamilan & Pascamelahirkan”, dalam http://www.mail-
archive.com/[email protected]
majalah.com/msg02286.html
7. “Hamil?? Perhatikan saran2 ini!! (Bagian 2)”, dalam
http://benarnggak.com/detail.php?id=101
8. “Mitos dan Adat Istiadat Jawa seputar Kehamilan” dalam
http://yrmasfytryana.multiply.com/journal/item/3/MITOS_DAN_ADA
T_ISTIADAT_JAWA_SEPUTAR_KEHAMILAN?
utm_source=cp&utm_medium=twitter-
cp&utm_campaign=yrmasfytryana
9. “Mitos seputar perawatan bayi yang baru lahir”,
dalamhttp://silumpit.multiply.com/journal/item/127
10. “Mitos vs kenyataanya”, dalam
http://www.infobunda.com/pages/newforum/posts.php?
topic=9581&setpages=1&start=0&apage=10&number=6
11. “Mitos-mitos seputar kehamilan”, dalam
http://bidanku.com/index.php?/Mitos-Mitos-Seputar-Kehamilan
12. “Tips Perawatan Bayi Baru Lahir”, dalam
http://motherfather.wordpress.com/2009/04/02/tips-perawatan-bayi-
baru-lahir/