Ragam Kalimat
Ragam Kalimat
Ragam Kalimat
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu prediket serta
mengandung satu maksud.
Contoh
S P Ket
Toni menanam biji jarak di kebun
S P o Ket
2. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri di atas dua pola kalimat atau lebih. Kalimat
majemuk tersusun dari beberapa kalimat tunggal. Kalimat mejemuk dapat di bedakan atas :
a. Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang pola-pola kalimatnya memiliki
kedudukan yang sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya, kalimat majemuk
setara terbagi lagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Kalimat majemuk penjumlahan, ditandai oleh kata hubung dan,lalu,
kemudian, dan sebagainya.
Contoh : Pak Heru membaca soal dan siswa mendengarkan dengan saksama.
Ia duduk di kursi, lalu menyalahkan televis
2. Kalimat majemuk pemilihan, di tandai oleh kata hubung atau.
Contoh : Kamu mau pesan soto ayam atau soto sapi?
Siapa yang akan menemaniku? Kamu atau dia?
3. Kalimat majemuk bertentangan, ditandai oleh kata hubung tetapi,
melainkan.
Contoh : Ayah sering menasihatinya, tetapi dia tetap tidak mau berubah.
Anaknya Bu Sari bukan yang berbaju biru, melainkan yang berbaju
merah
b. Kalimat majemuk bertingkat/subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau
lebih yang tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi utama kalimat, yang
lazimnya disebut dengan induk kalimat, sedangkan pola yang lain, yang lebih rendah
kedudukannya disebut anak kalimat. Fungsi itu sekaligus menunjukkan relasi antara
induk kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat terbagi menjadi :
1) Kalimat majemuk hubungan waktu, ditandai oleh kata hubung setelah,
sewaktu, sejak, manakala, ketika, dan sebagainya.
Contoh : Ia menjadi sebatang kara sejak ayah dan ibunya meninggal
Aku sampai di rumah ketika ibu sedang menyiram bunga.
Manakala kamu sedang membutuhkan teman, datanglah padaku.
2) Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjungsi jika,
seandainya, andaikan, asalkan, apabila
Contoh : kamu boleh membeli sepeda asalkan nilai rapormu bagus.
Seandainya dia tahu apa yang kamu lakukan, dia pasti tidak akan
memaafkanya.
3) Kalimat majemuk hubungan tujuan, ditandai oleh konjongsi
agar,supaya,biar.
Contoh : Minumlah obat itu agar kamu cepat sembuh.
Aku sengaja memcerikatan rahasia ini kepadamu, supaya kamu
paham duduk personalnya.
4) Kalimat majemuk hubungan konsesif, ditandai oleh konjingsi walaupun,
meskipun, sekalipun, biarpun, kendatipun, sungguhpun
Contoh : Dia tetap teguh pada pendiriannya walaupun setiap orang
Menantangnya
Biarpun hujan turun deras, dia tetap berjalan mengelilingi kompek
menjajakan dagangannya
5) Kalimat majemuk hubungan perbandingan, ditantai oleh kata penghubung
daripada, ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, alih-alih.
Contoh: Daripada kamu duduk-duduk saja, lebih baik kamu bantu ibumu
merapikan taman
keluargaku.
Kalimat majemuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat
majemuk beringkkkat.
Contoh: Artis cantik itu hanya bisa diam lalu pergi begitu saja ketika beberapa wartawan
menanyainya.
3. Kalimat Langsung
Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang menyampaikan kembali ujaran orang lain.
Contoh: Ibu mengatakan bahwa ia tidak senang melihat rambut gondrong.
Pebedaan antara kalimat langsung dengan kalimat tidak langsung dapat dinyatakan dalam tabel
berikut:
5. Kalimat Aktif
Kalimat aktif ialah kalimatyang subjeknya menjadi pelaku. Ciri utama kalimat aktif adalah
predikatnya berupa kata dasar atau berimbuhan me(N)- dan ber-.
Berdasarkan hubungan antara prediket dan objeknya, kalimat aktif terbagi menjadi:
a) Kalimat aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya mutlak membutuhkan
objek.
Contoh: Andre memperkenalkan Hendra kepada teman-temannya
P O
Nelayan menjala ikan di laut
P O
b) Kalimat aktif semitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya memerlukan
pelengkap.
Contoh: Negara indonesia berdasarkan hukum
P Pel
Cicin itu bertahtakan berlian
P Pel
c) Kalimat aktif dwitransitif adalah kalimat aktif yang predikatnya membutuhkan objek
dan pelengkap.
Contoh: Petugas itu memperbolehkan saya merokok di ruangan ini
P O Pel
6. Kalimat Pasif
Kalimat aktif dapat diubh menjadi kalimat pasif. Caranya adalah sebagai berikut:
S P O
Jika subjek pada kalimat berupa kata ganti aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, anda, dia, beliau
atau mereka, berlaku kaidah berikut:
7. Kalimat Mayor
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua unsur pusat, dapat berupa
S-P, S-P-O, atau S-P-O-K
CONTOH:
Saya mengantuk
2. KALIMAT PERITAH
Kalimat perintah adalah kalimat yang berisikan perintah atau seruan untuk
melakukan sesuatu. Kalimat berita dalam bentuk tulisan diakhiri dengan tanda seru
(!) atau titik (.).
Ciri-ciri kalimat perintah:
Menggunakan kata kerja taktransitif dan predikatnya dapat menggunakan
partikel –lah.
Dapat menggunakan kata tolong, coba, atau silakan untuk memperhalus
kalimat
Kalimat perintah larangan sering didahului oleh kata jangan.
Contoh: Jangan bermain disini lagi!
Tulislah namamu di atas kertas ini!
Ambilkan kertas itu!
3. KALIMAT TANYA
Kalimat tanya adalah kalimat yang berisikan pertanyaan seseorang kepada orang
lain.
Cara membuat kalmat tanya:
Membalikkan urutan kata lalu ditambah partikel -kah.
Contoh: kakak membeli mobil baru.
Membeli mobil barukah kakak?
Menggunakan kata tanya apa, siapa, berapa, kapan, mengapa, bagaimana,
di mana, dann sebagainya
Contoh: kapan kamu datang?
Bagaimana cara memenanam jagung?
Menambahkan partikel –kah pada kata tanya
Contoh: di manakah dia berada?
Siapakah pemenang piala uber 2008?
Menggunakan kata bukan atau tidak
Contoh : sepatu ini milik mu, bukan?
Kamu ini serius tidak?
Mengubah intonasi kalimat.
Contoh: Rino sedang tidur.
Rino sedang tidur?
4. KALIMAT SERU
Kalimat seru adalah kalimat yang mengunkapkan perasaan.
Contoh: Alangkah sengit pertandingan itu.
Wah, luar biasa pertunjukan itu.
5. KALIMAT EMPATIK
Kalimat empatik adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus kepada subjek.
Contoh: Kamilah yang terlambat datang.
Dialah yang memulai konflik.