Modul BAB 8
Modul BAB 8
Modul BAB 8
BAB 8
MENGGAMBAR BANGUN UTAMA
PENDAHULUAN
Bangunan Utama
Bangunan utama dapat didefenisikan sebagai semua bangunan yang direncanakan
di dan di sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan
saluran irigasi agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi, biasanya dilengkapi dengan
kantong lumpur agar bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan serta
memungkinkan untuk mengukur air yang masuk. Bangunan utama dimaksudkan sebagai
penyadap dari suatu sumber air untuk dialirkan ke seluruh daerah irigasi yang dilayani.
Berdasarkan sumber airnya, bangunan utarna dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
kategori, (1) bendung, (2) pengambilan bebas, (3) pengambilan dari waduk, dan (4)
stasiun pompa.
a. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk meninggikan
elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bending mencapai elevasi tertentu yang
dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat-
ternpat yang mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya adalah (1)
bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung karet (inflamble
weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan pengelak, peredam
energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong lumpur dan tanggul banjir.
b. Pengambilan bebas
Pengambilan bebas adalah bangunan yang dibuat ditepi sungai menyadap air sungai
untuk dialirkan ke daerah irigasi yang dilayani. Perbedaan dengan bendung adalah pada
bangunan pengambilan bebas tidak dilakukan pengaturan tinggi muka air di sungai. Untuk
dapat mengalirkan air secara, gravitasi muka air di sungai harus lebih tinggi dari daerah
irigasi yang dilayani.
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian yang akan dijelaskan scara terinci.
Pembagiannya dibuat sebagai berikut :
a. Bangunan pengelak
Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama yang benar-benar dibangun di
dalam air. Bangunan ini diperlukan untuk memungkinkan dibelokkannya air sungai ke
jaringan irigasi, dengan jalan menaikkan muka air di sungai atau dengan memperlebar
pengambilan di dasar sungai seperti pada tipe bendung saringan bawah (bottom rack
weir).
b. Bangunan pengambilan
Pengambilan adalah sebuah bangunan berupa pintu air. Air irigasi dibelokkan dari
sungai melalui bangunan ini. Pertimbangan utama dalam merencanakan sebuah
bangunan pengambilan adalah debit rencana dan pengelakan sedimen.
c. Bangunan pembilas (penguras)
Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna
mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi. Pembilas
dapat direncanakan sebagai :
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Pengoperasian pintu.
Peralatan komunikasi, tempat teduh, serta perumahan untuk tenaga
eksploitasi, gedung atau ruang kerja untuk kegiatan eksploitasi dan
pemeliharaan.
Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah
dijangkau, atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.
Instalasi tenaga mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi ekonomi serta
kemungkinan hidrolik. Instalasi ini bisa dibangun di dalam bangunan pengelak
atau ujung kantong lumpur atau di awal saluran.
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
1. Lebar Pintu
Diatas bendung dapat dibuat bangunan peninggi muka air yang bisa diatur dengan
mudah. Bangunan-bangunan ini terdiri dari balok-balok kayu yang dapat diangkat dan
biasanya disebut balok penutup atau balok sekat. Balok penutup ini biasanya
digunakan untuk menutup bangunan sadap dalam keadaan darurat, misalnya pada
waktu akan diadakan perbaikan-perbaikan pintu.
Untuk mempercepat waktu, kadang-kadang tiap-tiap balok sudah dipasang rantai
sendiri-sendiri untuk mengangkat balok itu sehingga memerlukan tenaga dan waktu.
Konstruksi yang lebih praktis adalah dengan menggunakan pintu sorong. Pntu sorong
ini dapat dibuat dengan menggunakan kayu jati ataupun baja.
Ukuran tebal dan lebar daun pintu tergantung dari besarnya takan air dan lebar
lubang. Untuk menentukan tebal dan lebar daun pintu dapat menggunakan tabel dari
Ir. Th. Van Maanen seperti di bawah ini.
2. Bangunan Pengatur
Bangunan pengatur muka air, berfungsi untuk mengatur dan mngontrol muka air
di jaringan irigasi utama sampai batas-batas yang diperlukan untuk dapat memberikan
debit yang konstan kepada bangunan sadap tersier. Bangunan pengatur mempunyai
potongan pengontrol aliran yang dapat dstel atau tetap. Untuk bangunan-bangunan
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
pengatur yang dapat dstel dianjurkan untuk menggunakan pintu (sorong, radial, atau
lainnya).
Bangunan pengatur diperlukan di tempat-tempat dimana tinggi muka air di
saluran dipengaruhi oleh bangunan terjun atau got miring (chute). Untuk mencegah
meninggi atau menurunnya muka air di saluran, dipakai mercu tetap atau celah kontrol
trapesium (trapesium notch).
3. Bangunan Pengukur
Aliran akan diukur di hulu (udik) saluran primer, di cabang saluran jaringan primer,
dan di bangunan sadap sekunder maupun tersier. Peralatan ukur dapat dibedakan
menjadi alat ukur aliran-atas bebas (free overflow) dan alat ukur aliran bawah
(underflow).
Alat-alat ukur yang dapat dipakai antara lain :
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Jaringan Pembuang
Pada umumnya jaringan pembuang direncanakan untuk mengalirkan kelebihan air
secara gravitasi. Pembuangan kelebihan air dengan pompa biasanya tidak layak dari segi
ekonomi.Daerah-daerah irigasi dilengkapi dengan bangunan-bangunan pengendali banjir
disepanjang sungai untuk mencegah masuknya air banjir kedalam sawah-sawah irigasi.
Kriteria perencanaan ini membahas jaringan pembuang yang cocok untuk
pembuang air sawah-sawah irigasi yang tanamannya padi. Pembuangan untuk tanaman-
tanaman lain dilakukan dengan saranasarana khusus didalam petak tersier. Misalnya, jika
tanaman-tanaman ladang dipertimbangkan, maka metode–metode penyiapan lahan pada
punggung medan dapat diterapkan.
Jika tanaman-tanaman selain padi akan ditanam secara besar-besaran, maka
sebaiknya dipikirkan untuk membuat jaringan pembuang seperti yang dipakai tanaman
padi.Pembuangan air didaerah datar (misalnya dekat laut) dan daerah pasang surut yang
di pengaruhi oleh muka air laut, sangat bergantung kepada muka air sungai saluran yang
menampung air buangan ini,muka air ini memegang peranan penting dalam perencanaan
kapasitas saluran pembuang maupun dalam perencanaan bangunanbangunan khusus
dilokasi ujung (muara) saluran pembuang bangunan yang dimaksud misalnya pintu
otomatis yang tertutup selama muka air sungaii naik mencegah agar air sungai tidak
masuk lagi ke saluran pembuang.
Di daerah-daerah yang diairi secara irigasi teknis, jaringan pembuang mempunyai
dua fungsi:
Sebagai pembuang intern untuk mengalirkan kelebihan air dari sawah untuk
mencegah terjadinya genangan dan kerusakan tanaman atau untuk mengatur
banyaknya air tanah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pembuang ekstern untuk mengalirkan air dari daerah luar irigasi yang mengalir
melalui daerah irigasi.
Dalam hal pembuang intern, kelebihan air ditampung di dalam saluran pembuang
kuarter dan tersier yang akan mengalirkannya ke dalam jaringan pembuang utama dari
saluran pembuang sekunder dan primer.
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Aliran buangan dari luar daerah irigasi biasanya memasuki daerah proyek irigasi melalui
saluran – saluran pembuang alamiah yang akan merupakan bagian dari jaringan
pembuang utama di dalam proyek tersebut.
Pintu
Perencanaan boks bagi harus memenuhi persyaratan berikut guna membatasi pembagian
air di petak tersier:
- pemberian air terus-menerus
- pemberian air secara rotasi
- debit moduler
- fleksibilitas 1
Untuk pemberian air secara terus-menerus, pembagian air yang proporsional dapat
dicapai dengan cara membuat lebar bukaan proporsional dengan luas daerah yang akan
diberi air oleh saluran bagian hilir. Tinggi ambang harus sama untuk semua bukaan dalam
boks.
Untuk pemberian air secara rotasi, boks diberi pintu yang dapat menutup seluruh atau
sebagian bukaan secara bergantian.
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
Kehilangan Energi
Kehilangan energi pada bagian peralihan antara saluran dan bagian talang dihitung
dengan rumus :
2
ΔH masuk =0 . 20(vtalang−vsaluran ) /2 g
2
ΔH masuk =0 . 20(1. 5−0. 46 ) /2 g = 0.011 m
Elevasi muka air di talang bagian hulu = elevasi muka air di saluran –
= +14.44 – 0.011 = 14.13
Elevasi dasar talang bagian hulu = elevasi muka air talang – kedalaman aliran
= +14.13 – 1.27 = +13.16
Elevasi muka air di talang hilir = elevasi muka air talang hulu – (i x L)
= +14.43 – (0.0013 x 31) = +14.38
Elevasi dasar talang bagian hilir = elevasi muka air talang hilir – kedalaman aliran
= +14.38 – 1.27 = +13.11
2
ΔH keluar =0 . 40( vtalang−vsaluran) /2 g
2
ΔH keluar =0 . 40(1 .5−0 . 46 ) /2 g = 0.022 m
Elevasi muka air di saluran hilir = elevasi muka air talang hilir –
ΔH keluar
= +14.38 – 0.022 = +14.36
Elevasi dasar saluran hilir = elevasi muka air saluran hilir – kedalaman aliran
= +14.36 – 1.27 = +13.09
Kelompok 8
Irigasi & Bangunan Air
DAFTAR PUSTAKA
+14.44
1.27abutment
m+13.17 +14.43
+13.16 1.27 mi = 0.0013 +14.38
+13.11 +14.36
+13.09 1.27 m
abutment
L = 31 m pilar
Kelompok 8