Kelas10 SMK Teknik-Konstruksi-Kapal-Baja Indra
Kelas10 SMK Teknik-Konstruksi-Kapal-Baja Indra
Kelas10 SMK Teknik-Konstruksi-Kapal-Baja Indra
untuk SMK
ISBN XXX-XXX-XXX-X
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
untuk
Indra Kusna Djaya
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu-
nakan dalam Proses Pembelajaran.
Sekolah Menengah Kejuruan
HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Moch. Sofi’i
TEKNIK KONSTRUKSI
KAPAL BAJA
SMK
TEKNIK
KONSTRUKSI KAPAL
BAJA
Untuk SMK
Penulis : Moch. Sofi’i
Ukuran Buku : …… x …… cm
……
MSI Moch. Sofi’i
…. Teknik Konstruksi Kapal Baja oleh Moch. Sofi’i.---
Jakarta:Pusat Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
vi. 500 hlm.
ISBN ……-……-……-……
1. Moch. Sofi’i
Diperbanyak oleh….
KATA PENGANTAR
Dengan didorong oleh keinginan yang luhur dalam
menyumbangkan pikiran dalam proses pengembangan dunia
pendidikan, terutama dalam bidang teknik konstruksi kapal, penulis
mendapat kesempatan dalam menyusun sebuah buku Teknik
Konstruksi kapal.
Penulis
Tingkat 1
1
Keselamatan kapal
Menguasai pekerjaan
Pembuatan dan perakitan Fabrikasi
komponen konstruksi Menguasai pekerjaan Sub
Assembly
Mengetahui kerusakan dan
Pemeliharaan dan perbaikan keausan kapal
kapal Mengetahui perbaikan
konstruksi kapal
Tingkat 2
2
Tingkat 3
BAB XIII Konstruksi Bangunan Atas Dan Rumah Geladak ......... ( 254 )
A. Bangunan Atas Bagian Belakang ..................................... ( 259 )
B. Bangunan Atas Bagian Depan ........................................... ( 260 )
C. Rumah Geladak .................................................................. ( 262 )
D. Lubang-Lubang Pada Dinding Bangunan Atas................... ( 265 )
BAB XIX Pembuatan dan Perakitan Komponen Badan Kapal .... ( 376 )
A. Fabrikasi ............................................................................ ( 376 )
B. Sub Assembly ................................................................... ( 380 )
C. Assembly ........................................................................... ( 381 )
D. Erection ............................................................................. ( 387 )
Balas air ( water balast ) bahan pemberat ( air ) yang diletakkan pada tangki,
untuk menjaga stabilitas trim dan sarat kapal.
Bagian depan ( fore body ) bagian badan kapal yang terletak di depan
bidang penampang tengah kapal.
Bagian belakang ( after body ) bagian dari badan kapal yang terletak di
belakang bidang penampang tengah kapal.
Bagian tengah ( middle body ) bagian badan kapal yang berdekatan dengan
penamp
ang tengah kapal.
Bak rantai ( chain locker ) ruang yang menyimpan rantai jangkar yang
terletak di haluan kapal, di bawah mesin jangkar.
Baling – baling ( propeller ) alat yang digunakan sebagai penggerak kapal.
Bidang simetri ( centre line ) bidang yang melalui garis tegak depan dan
garis tegak belakang.
Bilah hadap ( face plate ) bilah yang ditempelkan tegak lurus dan simetri
pada ujung bebas penegar atau gading yang juga terbuat dari
pelat bilah, sehingga penampangnya seperti huruf T yang
dimaksudkan untuk menambah kekakuan dan kekuatan.
BKI ( Indonesia Classification Society ), Biro Klasifikasi Indonesia, badan
pemerintah ( BUMN ) yang didirikan pada tahun 1964. Badan
ini bertugas mengelompokan kapal yang berbendera Indonesia
menurut kelas masing–masing dan dapat memberikan
sertifikat laik laut bagi kapal yang beroperasi di Indonesia
maupun perwakilan dari klasifikasi negara yang bekerja sama
dengannya.
Kerugiannya:
4) Kapal pengangkut kayu (timber carrier atau log carrier) ialah kapal yang
fungsinya mengangkut kayu baik berupa kayu balok, kayu papan
ataukah kayu gelondongan.
Umumnya sebagai muatan kayu yang diangkut diletakkan di atas
geladak dan jumlah muatan digeladak kurang lebih 30% dari seluruh
muatan yang diangkut.
Oleh karena itu konstruksi dari dek/geladaknya harus dipasang
perlengkapan untuk keperluan itu.
Kayu yang diangkut di atas geladak dan diikat kuat dapat menambah
daya apung cadangan, sehingga lambung timbul kapal pengangkut
kayu relatip lebih kecil dibandingkan kapal barang. Oleh karena itu
dikatakan bahwa kapal pengangkut kayu dianggap mempunyai free
board khusus.
Dalam menentukan stabilitas harus dianggap muatan geladak yang
diikat dengan kuat merupakan satu bagian dari badan kapal.
E. Kapal-kapal Khusus
Kapal yang mempunyai tugas khusus, artinya bukan untuk pengangkutan,
disebut juga sesuai dengan tugas pekerjaan yang dilaksanakan.
2) Kapal Tunda
5) Kapal Peneliti
Kapal yang fungsinya mengadakan penelitian di lautan, kapal tersebut
dilengkapi dengan peralatan-peralatan penelitian.
7) Kapal Perang
Karena fungsinya untuk berperang atau menjaga keamanan maka
perencanaan dan konstruksinya lebih ditekankan pada segi kekuatan,
sehingga faktor ekonomis kurang mendapat perhatian.
1. Panjang Kapal.
Loa : Length over all
Adalah panjang kapal keseluruhan yang diukur dari
ujung buritan sampai ujung haluan.
Cwl adalah perbandingan antara luas bidang garis air muat ( Awl )
dengan luas sebuah empat persegi panjang dengan lebar B.
Awl
Cwl = , dimana :
Lwl
Lwl
Lwl
V
Cp = dimana :
Am. Lwl
V = Isi Karene.
Am = Luas penampang gading besar ( luas midship ).
Lwl = Panjang garis air.
Cb
Kalau dijabarkan lebih lanjut rumus tersebut menjadi Cp = Seperti
Cm
dijabarkan berikut ini.
V
Cp = ......................... (1)
Am. Lwl
V
Cb =
Lwl. B.T
V = Lwl. B.T.Cb ..................... (2)
Am
Cm =
B.T
Am = B.T.Cm ........................... (3)
V
Cpv =
Awl .T
V = Isi Karene.
Awl = Luas Penampang garis air.
T = Sarat air.
Kalau dijabarkan lebih lanjut dengan mengganti harga V = Lwl
B.T.Cb dan Awl = Lwl.B.Cwl, maka di peroleh
V
Harga : Cpv =
Awl.T
Lwl.B.T .Cb
Cpv =
Lwl. B.T .Cwl
Cb
Cpv =
Cwl
A. Isi Karene
B. Displacement
C. Pemindahan Air ( Vs ).
W = Vs . δ
W = L . B . T . Cb . δ . C
W = L . B . T . Cb . δ . C
Displacement ( ∆) = L . B . T . Cb . δ . C
Volume of Displacement ( ▼) = L . B . T . Cb . C
Jenis Muatan
Biji Besi : 0,80
Biji Phosphat : 0,85 – 0,9
Biji Batubara : 1,20– 1,30
Biji Nekel : 0,80
Biji Gandum : 1,24
Biji Cokes : 2,45
Biji Mangaan : 0,60
Biji Barley : 1,44
Biji Belerang : 0,80
Biji Tembaga : 0,4 – 0,6
Biji Oats : 2,0
1 1 1 FP
AP 1
6 L 3L I
O 3L 6 L
Gambar 6.1 Cara menentukan sheer plan
Tinggi 1/50 B dari garis geladak tepi diukur pada centre line dari kapal
disebut camber. Lengkungan dari camber kesisi kiri kanan lambung
kapal dan berhenti pada titik garis geladak tepi disebut garis lengkung
geladak.
Dalam menentukan camber pada potongan melntang dapat
dilaksanakan dengan dua cara :
AP I
O FP B/2
I
O
h
B/2
CL
b 3
2
1
h
5
2 1 65 4 3 2 1
6 5 4 3 0
CL
c 3
2
1
h
5
2 65 4 3 2 1
6 5 4 3 1 0
Gambar 6.4 Cara membuat camber
Gambar diatas adalah salah satu potongan melintang kapal pada
salah satu gading :
1. Dari geladak tepi setinggi H (tinggi kapal ) ditarik garis tegak
lurus centre line, dimana garis ini adalah setengah lebar kapal (
B/2 ).
Cara 2
1. Dari geladak tepi setinggi H kita tarik garis tegak lurus terhadap
centre line pada centre line kita ukurkan keatas garis setinggi
2h = 1/25 B ( B adalah lebar gading setempat ). ( lihat gambar
a ).
2h
h
B CL
CL
6 0
5 1
c 4 2
3 3
2 4
1 5
0 6
CL
6 0
5 1
d 4 2
3 3
2 4
1 5
0 6
CL
Gambar 6.5
FD
D
WL 5
T
BL 3 BL 2 BL 1 WL 4
X4 WL 3
X3 X3 WL 2
X2 X2 WL 1
X1 X1 BASE LINE
7 1/2 8 8 12 9 9 14 9 12 9 34 FP
BU
LW
AR BL 2
WL WL K
1
WL
3 5 FD
WL BL 1
WL
2 4
UD
A B F G
C D E CL
7 8 9 3 FP
6 7 12 8 12 9 14 9 12 9 4
40
G. Garis Tegak Potongan Melintang ( Station Atau Ordinat )
Garis tegak potongan melintang adalah garis kalau diumpamakan
suatu kapal dipotong-potong tegak melintang.
Penampang kapal yang terjadi karena pemotongan ini disebut
bidang garis tegak melintang. Ada dua macam garis tegak
potongan melintang yaitu :
2. Gading nyata.
Gading nyata diperoleh dengan mengukur dari rencana garis
yang dibentuk melalui gading ukur. Dalam prakteknya biasanya
gading nyata diukur pada gambar rencana garis lalu hasilnya
pengukuran digambar langsung pada lantai gambar ( Mould loft
) dengan skala satu-satu ( 1 : 1 ). Dari gambar dengan skala 1 :
1 ini dapat dibuat mal dari masing-masing gading untuk
kemudian dengan mal tersebut dapat membentuk gading-
gading nyata dari kapal dibegkel. Pada mould loft semua
potongan gading harus digambarkan yaitu sesuai dengan
banyaknya gading yang akan dipasang ada kapal tersebut.
Semua dari potongan gading nyata ini harus dibuatkan malnya
untuk dikerjakan.
B O D Y PL A N
B U L W A R K
FP
9 ,7 5
9 ,5
9 ,2 5
9
8 ,5
G
F
E
D 8
C SE
N
T
B
8 8 ,5 9 9 ,2 5 9 ,5 9 ,7 5 FP
G1
F1
E1
D1
C1
NT
SE
B1
A1
I. Langkah Awal
1. Membuat garis dasar ( base line ) sepanjang kapal ( LOA )
2. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi station-station AP, ¼,
½ , ¾ , 1…9 ¾, FP
3. Membuat garis air ( WL 0, WL 1, WL 3 dan seterusnya )
4. Menentukan tinggi geladak ( D )
5. Membagi panjang kapal ( LPP ) menjadi 6 bagian sama panjang
mulai dari AP Sampai FP
6. Menentukan kelengkungan sheer berdasarkan rumus sheer
standar
Langkah Pengerjaan :
1. Membuat garis centre line
2. Menentukan garis pembagian gading ukur ( Station )
3. Membuat buttock line dengan jarak tertentu
4. Membuat garis air ( WL ) di pandang dari atas dengan cara
pemindahan ukuran ukurannya dari body plan
5. Mengecek bentuk – bentuk gading ukur dengan membuat garis
sent ( garis diagonal ).
a b c d e f
WL 5
WL 4
WL 3
WL 2
WL 1
BASE LINE
3500
4510 1000
200 BULL WARK
POOP DECK CENTER LINE KUBU-KUBU 2200
CK
CA STLE DE
FORE
( 16 L - AP )
( 16 L - FP )
45
Gambar 6.9 Lines Plan
Gambar 7.1 Titik berat segitiga Gambar 7.2 Titik berat kubus
Kapal juga mempunyai titik berat yaitu titik tangkap gaya berat dari
kapal. Titik berat kapal biasanya ditulis dengan huruf G dan titik G ini
merupakan gaya berat kapal W bekerja vertikal kebawah. Jarak Vertikal
titik berat G terhadap keel ( Lunas ) ditulis dengan KG. Kedudukan
memanjang dari titik berat G terhadap penampang tengah kapal (
Midship ) ditulis G. Disamping Cara tertentu untuk menghitung letak titik G,
Maka titik KG dan B dapat dihitung sebagai berikut :
KG =
∑ momen dari tiap − tiap komponen berat terhadap keel
∑ berat tiap − tiap komponen
KG =
∑ W .h
∑W
KG =
∑ momen dari tiap − tiap komponen berat terhadap keel
∑ berat tiap − tiap komponen
G =
∑ W .h
∑W
Jadi titik berat G sangat tergantung pada konstruksi kapal itu sendiri. Letak
titik G tetap selama tidak ada penambahan, pengurangan atau pergeseran
muatan.
Gambar 7.6 Garis vertical dari titik tekan dan titik berat
Titik tekan ditulis dengan huruf B, titik tekan pada kedudukan vertical ditulis
dengan KB dan pada kedudukan memanjang terhadap midship ditulis dengan
ФB atau LCB.
Dari gambar 7.12 momen inersia melintang adalah momen inersia terhadap
sumbu x.
Harga I dalam m4 sedang V dalam m³ jadi satuan untuk BM adalah meter.
Karena I dan V selalu positip, maka harga BM juga selalu positip, atau
dengan perkataan lain letak titik M selalu diatas titik tekan B. Untuk sebuah
ponton yang terbentuk kotak dengan panjang L, lebar B dan sarat T.
V = L x B x T.
B2
BM =
12 T
Jari – jari metasentra memanjang adalah jarak antara titik tekan B pada
kedudukan kapal tegak dengan metasentra memanjang ML.
Jari – jari metasentra memanjang ditulis BML.
IL
BML = , dimana
∇
IL = Ly – ( Ф F )² . A.
KM = KB + BM dan
KML = KB + BML, dimana
KB = tinggi center of buoyancy terhadap lunas
Dengan mengetahui tinggi KM dan KML, apabila harga KG atau tinggi titik
berat kapal dari lunas (keel) diketahui, maka kita dapat menghitung harga
atau tinggi metasentra melintang maupun tinggi metasentra
memanjangnya yaitu :
MG = KM – KG atau
= KB + BM – KG
MLG= KML – KG atau
= KB + BML – KG
1
IL = L ³ B.
12
1
BML = L ³ B.
12
LBT.
L2
BML =
12 T
MG = KB + BM – KG.
I
= KB + - KG.
V
KB = Tinggi titik tekan diatas lunas ( keel )
KG = Tinggi titik berat kapal diatas lunas (keel).
I = Momen inersia melintang garis air.
V = Volume kapal samapai sarat air tersebut.
Tinggi metasentra positip kalau titik M diatas titik G.
Tinggi metasentra negatip kalau titik M dibawah titik G.
Tinggi metasentra nol kalau titik M terletak berimpit dengan titik G.
Tinggi metasentra memanjang adalah jarak antara titik berat kapal G dengan
titik metasentra memanjang ML.
1. Menghitung KG
Sebuah kapal mempunyai berat dan letak titik berat bagian terhadap lunas
( keel )
sebagai berikut :
Tabel 7.1
KG =
∑ W .h
∑W
12914,25
= = 3,61 m
3575
2. Menghitung BM dan BML dari Ponton
Maka harga :
B2 36
BM = = = 1,5 meter
12 T 12.2
L2 81
BML = = = 3,375 meter
12 T 24
3. Menghitung BM
A 2h
∫ dA = ∫ (a
Ao 0( )
0 + a 1 x +a 2 x)dx
2h 2h 2h
A − Ao = ∫ (ao dx ) + ∫ a1 xdx + ∫ a 2 x dx
2
0 0 0
1 1
= ao x + a1 x 2 + a 2 x 3
2 3
8
= 2a o h + 2a1 h 2 + a 2 h 3 − 0
3
8
A = 2ao h 2 + 2a1 h 2 + a 2 h 3 .....(II )
3
Kita misalkan A = A1 y o + A2 y1 + A3 + y 2 ........(III )
y o = a o ; y1 = a o + a1 h + a 2 h 2 dan
y 2 = a o + 2a1 h = 4a 2 h 2
Harga-harga ini kita masukkan kepersamaan (III). Maka diperoleh
( ) ( )
A = A1 a o + A2 a o + a1 h + a 2 h 2 + A3 a o + 2a1 h + 4a 2 h 2 ......(IV )
A = ( A1 + A2 + A3 ) + ( A2 + 2 A3 ) a1 h + .( A2 + 4 A3 ) a 2 h 2
Dari persamaan (II) dan (IV) diperoleh
(A1 + A2 + A3 ) = 2h......(1)
(A2 + 2A3) = 2h......(2)
8
(A2 +4A3) = h.......(3)
3
dari persamaan 1, 2 dan 3 diatas, kalau kita selesaikan diperoleh :
1 4
A1 = A3 = h dan A2 = h
3 3
3h
A − Ao = ∫ (a o + a1 x + a 2 x 2 + a3 x 3 )dx
o
1 1 1
= ao x + a1 x 2 + a 2 x 3 + a3 x 4
2 3 4
1 81
A = 3a o h + 4 a1 h 2 + 9a 2 h 3 + a3 h 4 ........( II )
2 4
Diumpamakan luas bidang tersebut :
A = Ayo + By1 +Cy2 + Dy3..........(III)
Kalau harga x dari persamaan (I) diganti dengan 0, h, 2h dan 3h
dan harganya masing-masing kita sebut y0, y1, y3, maka diperoleh:
yo = 0
y1 = ao + a1h + a2h2 + a3h3
y2 = ao + 2a1h + 4a2h2 + 8a3h3
y2 = ao + 3a1h + 9a2h2 + 27a3h3
Harga-harga diatas dimasukkan pada persamaan (III), maka
diperoleh :
A = Aao + B(ao + a1h + a2h2 + a3h3) + (ao + 2a1h + 4a2h2 + 8 a3h3) +
(ao + 3a1h + 9a2h2 + 27a3h3)
A = (A + B + C + D)ao + (B + 2C + 3D)a1h + (B + 4C + 9D)a2h2 + (B
+ 8C 27D) a3h3......(IV)
Dari prsamaan (II) dan (IV) diperoleh :
(A + B + C + D) =3h (1)
(B + 2C + 3D) = 4 ½ ..........(2)
(B + 4C + 9D) = 9h ..........(3)
a x2 a x3
A1 − Ao = a o x + 1 + 2 → Ao = 0
2 3
1 1
A1 = a o h + a1 h 2 + a 2 h 3 ....( II )
2 3
Kita misalkan A = Ay0 + By1 + Cy2 ..... (III)
Kalau harga x, kita ganti dengan 0, h dan 2 2h, maka diperoleh :
Y0 = a0
Y1 = a0 + a1h + a2h2
Y2 = a0 + 2a1h + 4a2h2
Harga-harga ini kita masukkan kepersamaan (III), maka diperoleh :
A = Aa0 + B (ao + a1h + a2h2) + (a0 + 2a1h + 4a2h2)
A = (A + B + C) a0 + (B + 2 C) a1h + (B + 4C) a2h2 .................. (IV)
Dari persamaan (II) dan (IV), diperoleh
(A + B + C) =h .....(1)
(B + 2C) =½h .....(2)
(B + 4 C) = 1/3 h ........ (3)
Dari persamaan 1,2 dan 3, kalau kita selesaikan diperoleh :
5
A= h
12
∑ = 45
berikut :
∑ 1 = 167,2
1
Luas (A) = 2
3
h ∑ 1
1
= 2. . 6.167.2 = 668,8m 2
3
Faktor pengali 2, karena bidang garis kapal yang dihitung dan baru
harga separuhnya atau harga setengahnya. Jadi untuk luas seluruh
bidang garis harus dikalikan 2.
Perhitungan memakai Aturan Simpson I ini adalah yang paling
banyak dipakai di dunia perkapalan.
Penyelesaian :
FL I :1 3 3 1
FL II : 1 3 3 1
FL :1 3 3 2 3 3 1
3
Luas (A) = .h.∑ 1
8
3
= .115,5 = 259,75 m 2
8
1
Luas bidang I = h (5 y0 + 8 y1 − y2 )
12
= 1 / 12 (6) [(5) (3) + (8) (5) - 7]
= 0,5 (15 + 40 - 7) = 24 M2
1
Luas bidang II = h (5 y2 + 8 y1 − y0 )
12
= 1 / 12 (6) [(5) (7) + (8) (5) - 3]
= 0,5 (27) = 36 m2
Luas I + II = 24 + 36 = 60 m2
Kalau luas bidang diatas dihitung dengan Aturan Simpson I
diperoleh :
1
A= h ( y0 + 4 y1 − y2 )
3
1
A= . 6 (3 + 4 .5 + 7 )
3
A = 2 (30)
A = 60 m2
Suatu bidang dihitung dengan Aturan Simpson I maupun Aturan
Simpson III harganya sama besar.
Keterangan :
Z = titik berat bidang A
yz = jarak titik berat Z ke sumbu x
xz = jarak titik berat Z ke sumbu y
Jadi titik berat Z dari bidang A ditentukan oleh koordinat yz dan xz
Harga xz dan yz adalah sebagai berikut :
yz = Sx / A dan xz = Sy / A
dimana :
Sx = momen statis bidang A terhadap sumbu y
Sy = Momen statis bidang A terhadap sumbu x
A = Luas bidang A
∫x
2
Iy = y dx
0
∫ dxdρ .ρ
2
ρ=0
Gambar 8.22a. Lengkung luas garis air dalam keadaan even keel
kenaikan alas.
KML= KB + BML
= KB + IL/V
Dimana : IL = adalah momen inersia memanjang garis air.
V = adalah volume karene.
KB = adalah jarak titik tekan terhadap keel.
Cp = Cb/Cm
Untuk perhitungan diatas
L = Panjang garis air sebenarnya.
B = Lebar garis air sebenarnya.
T = Sarat kapal.
: Aw x 0,01 m3
Berat dalam ton adalah : Aw x 0,01 x 1,025 ton.
TPC = Aw x 0,01 x 1,025 Ton ………………(1 )
Karena harga-harga TPC adalah untuk air laut, maka bila TPC
digunakan untuk air tawar.
Pada gambar 8.40b karena titik berat garis air F terletak tepat
pada penampang tengah kapal, maka displacement kapal pada saat
trim dengan garis air W2L2 adalah sama dengan displacement kapal
pada saat even keel dengan garis air W1L1.
Gambar 8.40c.
Dari gambar 8.43, dapat kita ketahui bahwa BG adalah relatip kecil
bila dibandingkan dengan harga MLB.
Sehingga kita tidak melakukan kesalahan yang besar bila kita
mengambil MLG = BML.
Contoh soal.
1. Menghitung Volume kapal dengan menggunakan luas garis-
garis air.
∑1 = 21050 ∑ 2 = 64800
∑ 1= 203 ∑ 2 = 184,4
3. Menghitung B.
Diketahui : Seperti contoh soal no. 2
Hitung :B
Hitungan : Untuk ini kita tetapkan menggunakan tabel 11-6
tetapi dengan menambah lajur III yaitu faktor
momen dan lajur IV yaitu hasil perkalian I x II x III.
B = h. ∑ 2 + ∑3
= 4 x 184,4 – 203,5 = - 0,376
E. Lengkung Bonjean
Yang dimaksud dengan Lengkung Bonjean adalah Lengkung yang
menunjukkan luas station sebagai fungsi dari sarat. Bentuk
lengkungan ini mula-mula diperkenalkan pada permulaan abad ke
sembilan belas oleh seorang Sarjana Perancis bernama Bonjean.
6
7
9
FP AFP a10 a10AFP +5 +5a10AF
P
Dimana :To = Tf + Ta
.
Tgθ = Tf – Ta
Peralatan Tambat :
¾ Menentukan jenis, jumlah, kapasitas dari peralatan tambat
berikut beserta penempatannya diatas kapal :
Windlass ( mesin jangkar = anchor winch )Bollard ( bolder ).
Warping winch. Port gangway ( tangga kapal ).
Mooring capstan.
¾ Menentukan ukuran jangkar, rantai jangkar dan tali temali
kapal yang di gabung atas equipment number dari
peraturan klasifikasi.
¾ Menentukan ukuran dan letak dari chainlocker (kotak
rantai)
1. Kapal perang.
2. Kapal yang panjangnya L < 24 m.
3. Kapal yang kurang dari 150 gross ton.
4. Kapal pesiar.
5. Kapal penangkap ikan.
6. Kapal penyusur pantai untuk jarak dekat.
7. Kapal yang berlayar di danau dan di sungai.
Kapal Type B
Yaitu kapal – kapal yang bukan type A, umpamanya kapal barang
dan sebagainya. Khusus untuk kapal – kapal type B, konvensi
memberiakan variasi – variasi yang tergantung dari konstruksi penutup
palkah ( portable dari kayu atau baja, kekedapan airnya dengan terpal
dan batten atau dengan gasket dan alat penjepit ), perlindungan awak
kapal freeing ports.
Sedang lubang palkah pintu dan ventilator, konvensi masih
membedakan bagi dalam dua posisi dalam menentukan variasi –
variasi dari kapal type B, yaitu
- Posisi 1 :
Diatas geladak cuaca atau geladak penggal ( Raised Quarter
Deck) dan diatas geladak terbuka dari bangunan atas yang
letaknya diantara garis tegak depan sampai ¼ L kebelakang.
- Posisi 2 :
Diatas geladak terbuka dari bangunan atas yang letaknya
dibelakang dari ¼ L.
Catatan :
Lihat Tabel” A “
Lihat Tabel “B”
Lihat Tabel “∆B” ( Semua tabel lihat pada lampiran 2)
Contoh :
L = 200 m
Menurut Tabel A = 2612 mm.
Menurut Tabel B = 3264 mm.
( Lihat lampiran 2 )
Contoh :
Lihat Tabel B = 3264 mm
Lihat Tabel ∆B = 358 mm
Jadi LT min = 3622 mm
(1) Pelat, sebagai bahan utama untuk membangun kapal dapat dilihat
pada gambar 9.1a.
(2) Balok berpenampang bujur sangkar biasanya digunakan untuk balok-
balok tinggi, lunas, dan lain-lain. Diperlihatkan pada gambar 9.1b.
(3) Profil penampang bulat pada umumnya digunakan untuk topang-
topang yang kecil, balok untuk pegangan tangan Gambar 9.1c.
(4) Profil setengah bulat pada umumnya dipakai pada tepi-tepi pelat
sehingga pelat tersebut tidak tajam ujung tepinya, misalnya, pada tepi
ambang palka Gambar 9.1d.
(5) Profil siku sama kaki digunakan penegar pelat atau penguatan-
penguatan. Diperlihatkan pada Gambar 9.1e.
(6) Profil siku gembung (bulb) merupakan profil siku yang salah satu
sisinya diperkuat dengan pembesaran tepi sampai menggembung
Gambar 9.1f.
(7) Profil U adalah profil yang mempunyai kekuatan besar daripada profil
siku bulba. Profil ini digunakan untuk kekuatan konstruksi yang lebih
besar daripada yang disyaratkan. Diperlihatkan pada Gambar 9.1g.
(8) Profil berbentuk penampang Z sama dengan profil U dalam hal
bentuknya, tetapi salah satu sisi dibalik. Diperlihatkan pada Gambar
9.1h.
(9) Profil H dan I adalah profil yang sangat kuat, tetapi tidak digunakan
secara umum, profil ini dipasang pada konstruksi yang memerlukan
kekuatan khusus. Diperlihatkan pada Gambar 9.1i.
(10) Profil T adalah yang digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya,
untuk penumpu geladak. Diperlihatkan pada gambar 9.1j
(11) Profil T gembung adalah profil yang mempunyai kekuatan lebih besar
daripada profil T. diperlihatkan pada
Gambar.9.1.k
(12) Profil gembung adalah profil yang salah satu ujungnya dibuat
gembung dan digunakan untuk penguatan pelat. Contoh pemasangan
profil ini adalah pelat 9.1 l,m,n
b. Racking
Tegangan-tegangan ini bekerja terutama pada pojok-pojok badan
kapal (lutut bilga dan lutut-lutut balok geladak) sebagai akibat pukulan
gelobang pada sisi kapal, atau pada saat kapal mengalami oleng (rolling).
Dalam hal demikian ini badan kapal akan terpuntir, sehingga kulit kapal
akan mengalami tegangan puntir.
G
ambar .9-4. Racking
d. Panting
Panting, dalam kaitannya dengan konstruksi kapal, diartikan
sebagai gerakan keluar-masuk (kembang-kempisnya) sisi-sisi kapal yang
berada di ujung-ujung sebagai akibat silih bergantinya tekanan air yang
diterima oleh sisi-sisi kapal tersebut.
Pada waktu mengalami gerakan angguk (pitching), bagian depan
badan kapal, demikian juga bagian belakang, akan mengalami keadaan
dimana pada satu saat terangkat dari atas permukaan air dan saat
berikutnya masuk kembali ke dalam air. Dengan demikian maka sisi-sisi
kapal di daerah tersebut pada satu saat tidak mendapatkan tekanan air dan
saat berikutnya menerima tekanan air. Hal ini akan menimbulkan tegangan-
tegangan pada sisi-sisi kapal tersebut, dan dinamakan tegangan-tegangan
panting (panting stresses).
e. Pounding / slamming
Pada saat mengalami gerakan anggukan (pitching) sebagaimana
disebutkan di atas, maka dalam gerakannya kembali ke dalam air bagian
alas kapal di ujung depan akan menepuk permukaan air sebelum masuk
kembali ke dalam air. Hal ini akan menimbulkan tegangan-tegangan yang
akan dialami oleh alas kapal di daerah depan.
f. Massa setempat
Beban-beban yang ditimbulkan oleh barang-barang berat yang
ditempatkan pada bagian-bagian tertentu di dalam / pada badan kapal,
seperti misalnya mesin-mesin, peralatan bongkar muat, muatan, dsb.
g. Getaran
Getaran-getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin, baling-baling
dan sebagainya akan cenderung menimbulkan beban-beban di daerah
buritan.
4. Kekuatan Kapal
Untuk mengetahui kekuatan kontsruksi memanjang suatu kapal,
Dengan asumsi bahwa kapal tersebut adalah sebuah balok yang terapung
di air.
A. Linggi Haluan
WASH PLATE
FORE Stringer III
PEAK
TANK Breast hook
WASH PLATE
MUD BOX
Stringer II
WASH PLATE
Breast hook
Stringer I
Panting
beam Pillar
Solid round stem bar
Deep floors
Breast hook
Stiffener
Panting stringer
Panting beam
Wash
plate
PLAN OF STRINGER I
Pillar
Upper deck
Breast hook
Deck grider
Pillar
Transverse
tank
Cro wn of fore pea k
Stringer SECTION AT
TRANSVE RSE
No. 4 strin ger
W eb
Stringer
No. 3 strin ger
Transverse
B. Sekat Tubrukan
max 0,08 Lc
Lc K 200 m : min 10 m
C. Ceruk Haluan
Konstruksi pada ceruk haluan harus cukup kuat. Pada daerah
ceruk inilah yang pertama-tama mendapat hempasan gelombang.
Hal ini disebabkan letak ceruk ini dibagian depan kapal. Karena tidak
ada momen lengkung yangbekerja pada arah memanjang didaerah
ini, pelat alas, pelat sisi, dan pelat geladak tidak perlu tebal
dibandingkan bagian tengah kapal.
BKI 2004 memberikan persyaratan mengenai wrang pelat sebagai
berikut:
• Ketebalan wrang pelat diceruk tidak boleh lebih kecil
dari:
t = 0,035 L – 5,0 (mm),
Teknik Konstruksi kapal 159
• Ketinggian wrang pelat dicerukhaluan diatas lunas
sepatu linggi tidak lebih kecil dari:
h = 0,06 H + 0,7 (m).
5
6
3
4 8
7 5
3
2
1
Gambar 10.8 Bak Rantai
1. Pelat Penyangga
2. Pelat Berlubang
3. Penegar
4. Lubang Rantai Jangkar
5. Lutut
6. Pipa Spurling
7. Lutut
8. Geladak Utara
9. Geladak Akil
Pada geladak akil dan pelat sisi sekitar ujung dan pangkal
tabung diberi penguatan dengan pelat rangkap. Pada ujung-ujung
tabung diberi pelat atau profil baja melingkar berbentuk bulat
yang diikat dengan pengelasan. Saat kapal berlayar, tabung ini
ada yang ditutup dengan pelat yang dapat digeser apabila
diperlukan.
A. Konstruksi Dasar
Susunan konstrusi dasar adalah suatu susunan konstruksi
yang terdiri atas kerangka memanjang ataupun melintang yang
terletak pada bagian dasar, baik untuk kapal, dasar ganda maupun
dasar tunggal atau alas tunggal.
Nama-nama bagian konstruksi dasar adalah lunas, penumpu
tengah, penumpu samping, pelat tepi, pelas alas, pelat alas dalam,
pembujur alas, pembujur alas dalam, dan wrang. Bagian konstruksi
pelat alas dalam hanya untuk kapal yang menggunakan dasar ganda.
Pembujur alas dan pembujur alas dalam hanya digunakan
untuk kapal-kapal dengan sistem konstruksi memanjang atau
kombinasi.
Dengan penyusun bagian-bagian konstruksi dasar tersebut
sesuai persyaratan yang telah ditentukan oleh Biro Klasifikasi
Indonesia secara keseluruan konstruksi dasar akan mampu
menunjang kekuatan memanjang dan melintang kapal.
1. Lunas
Lunas adalah bagian konstruksi memanjang di dasar kapal
yang terletak pada dinding memanjang kapal, mulai dari linggi haluan
sampai linggi buritan. Pada bagian lunas inilah, kapal harus mampu
mengatasi kerusakan, apabila kapal mengalami kandas.
a. Lunas Batang
Lunas batang dibuat dari batang baja dengan penampang
segi empat atau lingkaran. Kegunaan lunas adalah untuk melindungi
dasar kapal, jika terjadi pergeseran dengan dasar perairan. Karena itu
tidak mungkin membuat lunas batang sepanjang badan kapal. Lunas
tersebut dibuat dari beberapa potongan yang disambung dengan
sambungan las (Gambar 11.1). Lunas batang ini banyak digunakan
untuk kapal-kapal kecil dan kapal yang mempunyai kecepatan tinggi,
misalnya kapal ikan dan kapal patroli.
c. Lunas Kotak
Dengan adanya perubahan bentuk bagian dasar kapal, dari
bentuk runcing (bentuk V) menjadi bentuk datar (bentuk U) dan juga
makin besarnya ukuran kapal yang ada dewasa ini maka konstruksi
lunas mengalami perubahan pula.
Pada saat ini, terutama untuk kapal-kapal besar, dipakai
lunas yang berbentuk kotak. Lunas ini dibuat dari 2 buah pelat dasar
tegak diletakkan di kanan-kiri bidang simetri memanjang kapal,
dibagian bawah dihubungkan dengan pelat lunas datar dan di bagian
atas dengan pelat alas dalam. Kotak yang terbentuk dapat
dimanfaatkan untuk penempatan sistem pipa maupun kabel.
Untuk kapal dengan panjang lebih besar atau sama dengan 100 m,
ditentukan dengan rumus :
10. p B
T= n2.a + tk ( mm )
σpem.σ B
Dimana :
σ pem = harganya 230/k (N/mm2).
Tminimum = 1,26 a.√ PB.k + t k ( mm )
Pelat dasar di luar daerah 0,4 L tengah kapal, untuk tebal pelat
ujung 0,1 L di didepan garis tegak buritan dan 0,05 L di belakang garis
tegak haluan tidak boleh kurang dari yang terbesar di antara angka-
angka berikut.
t1 = 1,26.a.√ PB.k + tK
t2 = (1,5-0,01 L) √ Lk (mm), Untuk L 50 m
t3 = √ Lk, berlaku untuk L≥ 50 m
dimana :
I = jarak yang tidak disangga (m), dan pada umumnya diukur
pada tepi atas dari wrang.
l minimum = 0,7 B
h = 55 B – 45 (mm)
h min = 180 (mm)
t = h/100 + 3 (mm)
Di luar kamar mesin dan di belakang 0,25 L dari garis tegak haluan
(FP), wrang pelat dipasang denagn pelat hadap.
Ukuran tebal penumpu tengah di bagian 0,7 L tengah kapal, harus
lebih dari :
t = 0,007 L + 5,5 (mm)
sedangkan luas penampang dari pelat hadap tidak boleh kurang dari :
t = 0,7 L + 12 (nm2)
Penumpu samping pada 0,7 L tengah kapal, mempunyai ukuran :
t = 0,04 L + 5 (mm) dan f = 0,2 L + 6 (cm2)
Ketebalan kearah ujung dengan dari pelat web dan luas
penampang dari pelat hadap boleh dikurangi 10%.
di mana :
t = Ketebalan pelat (mm)
k = Faktor bahan.
Dari hasil perhitungan ke tiga harga kita ambil salah satu yang
terbesar sebagai ukuran pelat alas dalam.
di mana :
T = Garis air muat kapal (m)
a = Jarak gading (m)
k = Faktor bahan, harganya 1
tK = Faktor korosi,
h = Tinggi ujung atas pipa limbah d atas alas dalam (m)
Pi = Beban pelat alas dalam (kN/m2)
t1 = t2 = t3 = tebal pelat alas dalam
di mana :
a = Jarak gading (m),
PB = Besar beban pada alas (kN/m2),
I = Panjang yang tidak ditumpu diukir dari pelat penunjang
ke pelat penunjang (m).
W = 0,8 a P1 I2 (cm3)
di mana :
Pi = Besar beban pada pelat alas dalam (kN/m2)
Modulus penampang gading balik tidak boleh kurang dari
modulus penampang penegar sekat tangki (W2)
Modulus penampang gading balik dan gading alas tersebut di
atas dapat diperkecil sebesar 40%, jika diantara penumpu samping
dan pelat tepi dipasang profil penunjang. Ukuran tebal pelat penunjang
dibuat sama dengan ukuran tebal wrang alas penuh.
Konstruksi wrang alas terbuka untuk sistem konstruksi
melintang dapat dilihat pada Gambar 11.9
W = 5,5.a.hp.I (cm3),
di mana :
W = Modulus penampang penegar.
hp = tinggi pipa limpah (m).
a = Jarak penegar / stiffener (m).
Gambar 11.10 Wrang Alas Penuh (solid floor) pada Dasar Ganda
dengan Sistem Konstruksi Memanjang
G. Konstruksi Lambung
Sistem konstruksi lambung sebagai kerangka lambung kapal
pada pokoknya terdiri atas dua sistem yaitu sistem kerangka gading
melintang dan sistem kerangka gading memanjang.
1. Gading
Konstruksi kerangka gading-gading melintang merupakan
penegar-penegar tegak yang dipasang pada pelat lambung dan
berfungsi untuk memperkuat pelat lambung dari tekanan air di luar
kapal. Pada kapal dengan geladak jamak (lebih dari satu) gading-
gading ini diberi nama sesuai dengan letaknya. Gading-gading yang
terletak di bawah geladak terakhir atau geladak utama disebut gading
utama, yang terletak di antara dua geladak disebut gading antara,
sedangkan yang disebut gading bangunan atas adalah gading yang
terletak di bangunan atas.
W = k n a I2 Ps f (cm3)
di mana :
W = k 0,55 a I2 P1 (cm2)
dimana :
P1 = Besar beban tekan pada tangki (kN/m2)
Untuk modulus penampang gading-gading geladak antara
dan gading-gadng bangunan atas tidak boleh kurang dari :
W = k.0,8.a.I2.Ps (cm3)
dimana :
Ps = Tidak boleh kurang dari P min = 0,4.PL. (b / I)2 (kN/m3).
B = Panjang balok geladak dibawah gading-gading geladakantara
(m).
PL= Beban pada geladak antara, untuk puncak tangki adalah
setengah jarak antara puncak tangki dan ujung atas pipa limpah akan
tetapi tidak kurang dari 12,3 (kN/m2)
1. Gading
2. Pelat Alas dalam
3. Lutut
4. Lutut
5. Wrang
a b c d
1. Gading antara
2. Balok geladak
3. Gading utama
f = k 0,061 e I p (cm2).
3. Pelat Sisi
Pelat sisi bersama-sama dengan gading merupakan bagian
utama pada konstruksi bangunan kapal karena bagian tersebut
mempunyai fungsi sebagai berikut :
Sesuai dengan persyaratan BKI 2004, tebal pelat sisi pada daerah 0,4
L tengah kapal adalah sebagai berikut :
T .k
t = n1a (1+L/600 – H/50) + tk (mm)
1,8 + 6 L / 1000
- (untuk kapal dengan panjang < dari 100 m)
t= n2.a T.k + tk
di mana :
k = Faktor bahan, 1 untuk baja kapal biasa,
n1 = 8,5 untuk sistem susunan konstruksi melintang dan 6,8
untuk system susunan konstruksi memanjang.
n2 = 5,9 untuk sistem susunan konstruksi melintang dan 4,8
untuk system susunan konstruksi memanjang.
T = Batas garis air muat kapal (m),
L = Panjang kapal (m),
H = Tinggi geladak (m),
Tk = Faktor korosi,
A = Jarak gading (m),
A0 = Jarak gading standar yang sesuai dengan perhitungan
(m).
Ps = Beban pada pelat sisi (kN/m2). (Dapat dilihat pada buku
BKI 2004 Bab 4. B2)
1. Geladak
2. Plat sisi
Kubu-kubu yang sering dipakai pada saat ini ada dua macam
bentuk, yaitu kubu-kubu terbuka dan kubu-kubu tertutup.
W = 4 Ps e I2 (cm3),
di mana :
W = Modulus penampang pelat lutut
Ps = Beban pada bagian sisi (kN/m2) dengan harga
minimum 15 kN/m2
e =Jarak antara pelat lutut kubu-kubu (m)
I =Tinggi pelat lutut kubu-kubu (m).
1. Pelat kubu-kubu
2. Pelat dengan flens
3. Flens/bilah hadap
4. Pelat penyangga
5. Balok geladak
6. Pelat lutut
7. Pelat lajur atas
8. Lubang pembuangan
9. Flens kubu-kubu
C. Konstruksi Geladak
Secara umum konstruksi geladak adalah suatu bentuk
permukaan datar atau hampir mendatar yang menutupi sisi atas
ruangan-ruangan di kapal. Dilihat dari segi konstruksi, geladak adalah
kumpulan komponen-komponen konstruksi mendatar yang terdiri atas
balk geladak, pembujur geladak, penumpu geadak dan pelat geladak
yang dibatasi oleh lambung di sekililingnya.
Geladak kayu dan pelat baja, yaitu geladak yang dibuat dari
bahan kayu dengan beberapa pelat lajur geladak. Pelat lajur
geladak dipasang pada beberapa tempat tertentu, yaitu pada
sisi geladak. Pelat lajur pengikat, yang mencakup bukaan-
bukaan geladak, dan pelat diagonal dipasang sekitar tiang
agung, sedangkan kayu dipasang membentang di atas pelat-
pelat lajur geladak tersebut. Dengan dipasangnya geladak
kayu, akan lebih memberikan perlindungan terhadap
perbedaan suhu, karena bersifat isolasi terhadap panas dan
dingin. Juga kalau orang berjalan di atas geladak kayu lebih
nyaman dibanding berjalan di atas geladak pelat (Gambr
11.29).
2. Pelat Geladak
Pelat geladak terdiri atas rangkaian lembaran pelat rata dan
hamper rata yang membentang dari depan ke belakang dan dari
lambung kiri ke lambung kanan kapal.
Lembaran pelat apda tepi geladak dinamakan senta geladak dan
berfungsi sebagai penghubung antara konstruksi geladak dengan
konstruksi lambung bagian atas. Pelat lajur sisi geladak relative
lebih tebal. Hal ini disebabkan pelat lajur sisi merupakan salah satu
komponen penunjang yang penting dalam kekuatan memanjang
kapal.
Pada system konstruksi melintang pada geladak pada 0,4 L tengah
kapal di samping lubang palka, ketebalan pelat kritis tidak boleh
kurang dari harga berikut :
σD
t kritis = 2,7.a. √ ( mm )
C
dimana ;
σD = Tegangan tekan terbesar karena lenturan memanjang
(N/mm2). Untuk kapal yang menerima tegangan takan
sesuai yang disyaratkan, tegangan tekan diambil tidak
boleh kurang dari D
a
C=1+3( )²
b1
b1 = Lebar pelat geladak (m).
A =Jarak anatar balok geladak ( m )
tE = 1,26 a.√ p + tk ( mm )
Tl1 = 12 a (mm),
Tl2 = 5,5 + 0,02 L (mm).
t = 1,26.a.√ PL/k + tk ( mm )
dimana :
t min = (5,5 + 0,02 L) (mm), untuk geladak kedua dan 6,0 untuk
geladak lain yang berada di bawahnya.
k = factor bahan,
a = jarak antara balok geladak/pembujur geladak (m).
PL = Beban pada geladak kargo (kN/m2).
Tk = factor korosi.
L = Panjang kapal dan diambil tidak lebih dari 200 m.
Bila geladak diberi lapisan kayu atau baghan lain yang sesauai
dengan persyaratan, tebal pelat geladak tersebut dapat dikurangi.
Paemasangan kayu tersebut harus mendapat persetujuan Biro
Klasifikasi dan disesuaikan dengan persyaratan laian yang ada.
Pemakainan lapisan kayu ini mempunyai keuntungan, yaitu dapat
melindungi pelat geladak dari korosi dan pengaruh cuaca. Pelapisan
kayu secara umum dipasang pada geladak terbuka yaitu geladak
cuaca.
Bahan-bahan lain seperti aspal yang sudah diolah sering pula dipakai
untuk pelapis geladak.
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam hal pelapisan
geladak adalah :
dimana : n = 1/22
I = Panjang lubang palka (m)
B = Lebar lubang palka (m) ataujumlah lebar
Beberap lubang palka pada penempatan yang
berdampingan
B = Lebar kapal (m).
3. Balok Geladak
Balok geladak dipasang pada setiap jarak, semakin ke depan atau ke
belakng kapal, balok geladak berukuran semakin pendek dan ringan.
Balok-balok yang berada pada ujung-ujung lubang palka harus
diperkuat lagi, dan setidak=tidaknya sama dengan balok geladak pada
geladak kekuatan, Hal ini mengingat daerah yang harus menerima
beban yang relative besar. Balok-balok ujung lubang palka di bagian
tengah, ditumpu oleh penumpu-penumpu ujung lubang palak dan
ujung-ujung yang lain diikat ke gading-gading besar dengan lutut.
1. gading
2. Lutut balok geladak
3. balok geladak
4. Bilah rata
5. Lapisan semen
6. Palka
7. Mur dan baut pengikat
8. Selokan
1. Geladak
2. Balok geladak
3. Lutut
4. gading
4. Penumpu Geladak
Bentuk dan jumlah penumpu tergantung pada lokasi dimana
ditempatkan. Penumpu yang terbuat dari profil L dengan penyangga
jungkir (lutut) sering dipakai pada konstruksi sekitar ambang palka.
Pengikatan penumpu profil L ini ke balok geladak dihubungkan
dengan penyangga jungkir (lutut). Bentuk ini dari penumpu geladak
1. Pelat geladak
2. Balok geladak
3. Penumpu geladak
4. Penyangga jungkir/lutut
5. Pelat bilah datar
1. Penumpu
2. balok geladak
3. Lutut
4. Lutut
5. Dinding sekat kedap air
6. Penegar sekat
W = k c e l p (Cm)
dimana :
k = factor bahan
c = 0,55
c = 0,75 untuk balok geladak, penumpu dan pelintang
yang kedua atau salah satu ujungnya ditumpu bebas.
e = Lebar geladak yang ditumpu
L = Panjang yang tidak ditumpu m).
Tinggi pelat bilah dari penumpu tidak boleh kurang dari 1/25
panjang bentangan yang tidak ditumpu. Bila penumpu ditembus oleh
balok geladak yang menerus, tinggi pelat bilahnya harus paling sedikit
1,5 kali tinggi balok geladak. Bila sebuah penumpu mempunyai
modulus penampang yang tidak sama, modulus yang besar harus
dipertahankan sampai ke tumpuan dan dikurangi berangsur-angsur
sampai ke modulus yang lebih kecil. Pengikatan antara penumpu
dengan sekat melintang dibuat sedemikian rupa supaya dapat
menyalurkan momen lengkung dan gaya lintang. Setiap dua jarak
gading pada penumpu geladak dipasang penguat (lutut) yang
1. Geladak utama
2. Geladak II
3. Geladak III
4. Alas dalam
5. Penumpu/girder
6. Chock
7. Pelat kaki
8. Pelat kepala
9. Balok geladak
10. Penumpu tengah
11. Wrang
12. Pelat alas
1. Pelat kepala
2. Lutut
3. Balok geladak I
4. Pelat geladak I
5. Penumpu geladak I
6. Topang
7. Pelat tumit
8. balok geladak II
9. Penumpu geladak II
10. Geladak II
1. Pelat geladak
2. Pelat ambang palka membujur
3. Pelat ambang palka melintang
4. Pelat pengunci
5. Penutup papan kayu
6. Penegar horizontal
7. Balok palka
8. Penyangga balok palka
9. Pelat lutut
10. pelat penyangga
11. Penjepit terpal
12. Tupai-tupai
13. Baji
14. Terpal penutup
1. Pelat intan
2. Balok ujung palka
3. Pelat ambang palka, memanjang
4. Penumpu disamping palka
5. Pelat ambang palka membujur
(b)
(a)
(c)
Jenis lain penutup palka adalah tipe mega cover. Sistem ini sering
dipakai pada kapal-kapal muatan curah atau kapal-kapal muatan biji-
bijian. Diperlihatkan Gambar 11.51 di bawah ini.
E. Kostruksi Sekat
Pemasangan sekat melintang dapat dijumpai pada semua tipe
kapal dan menjadi persyaratan Biro Klasifikasi, sedangkan untuk
memanjang umumnya hanya dijumpai pada kapal-kapal tertentu
saja. Misalnya kapal pengangkut muatan cair, dan kapal
pengangkut muatan curah.
dimana :
p = Besar beban yang diterima sekat (kN/m2)
Ukuran penegar sekat ditentukan berdasarkan perhitungan modulus
penampang penegar. Untuk itu, dipakai rumus di bawah ini, dengan
modulus penampangnya tidak boleh kurang dari :
W = k Cs a l2 h (cm2)
dimana :
k = factor bahan. Untuk baja kapal normal berharga 1.
l = Panjang yang tidak ditumpu (m)
a = Jarak antara penegar (m).
h = Tinggi dalam meter air tawar.
P dan P2 = Besar beban yang diterima (kN/m2).
Cs = Besar koefisien yang bergantung pada jenis tumpuan
penegar dan jenis sekat (Stiffener Coeffisien). Penegar yang kedua
ujungnya dijepit dengan nilai 3,3 untuk sekat tubrukan dan 2,6 untuk
sekat lainnya. Penegar yang satu ujungnya ditumpu bebas dan
lainnya. Dijepit dengan nilai 4, untuk sekat tubrukan dan 3,2 untuk
W1 = k 0,55 a i2 P.
W2 = k 0,44 a i2 P.
3. Sekat Bergelombang
Dengan adanya muatan yang bermacam-macam jenisnya, di
perlukan pembagian ruangan kapal yang makin efisien. Muatan
minyak memerlukan tangki-tangki yang mudah untk dibersihkan. Untuk
ini, dipakai sekat bergelomang (corrugated bulkhead), yaitu jenis sekat
yang tidak memiliki penegar-penegar. Sekat ini terdiri dari beberapa
bagian elemen pelat yang mepunyai lekukan (gelombang) dan
disambung dengan system pengelasan. Sudut-sudut elemen pelat
gelombang (alpha) minimum 450. ketebalan sekat bergelombang tidak
boleh kurang dari persyaratan yang ditentukan untuk tebal pelat sekat
rata karena pada sekat bergelombang tidak memiliki penegar. Untuk
itu, jarak antara penegar a diambil nilai terbesar dari b atau f (m). hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.56
W = t d (b + f/3) (cm3)
A. Linggi Buritan
Konstruksi linggi buritan adalah bagian konstruksi kapal
yang merupakan kelanjutan lunas kapal. Bagian linggi ini harus
diperbesar atau diberi boss pada bagian yang ditembus oleh poros
baling-baling, terutama pada kapal-kapal yang berbaling-baling
tunggal atau berbaling-baling tiga. Pada umumnya linggi buritan
dibentuk dari batang pejal, pelat, dan baja tempa atau baja tuang.
Kapal-kapal biasanya mempunyai konstruksi linggi buritan
yang terbuat dari pelat-pelat dan profil-profil yang diikat dengan las
lasan, sedangkan untuk kapal besar berbaling-baling tunggal atau
berbaling-baling tiga mempunyai konstruksi linggi buritan yang
dibuat dari bahan baja tuang yang dilas. Dengan pemakaian baja
tuang, diharapkan konstruksi liggi buritan dapat dibagi menjadi dua
atau tiga bagian baja tuang yang akan dilas digalangan. Hal
tersebut juga untuk mendapatkan bentuk linggi yang cukup baik.
Pada kapal yang menggunakan jenis kemudi meletak
tanpa balansir, linggi buritan terdiri atas dua bagian. Bagian
tersebut ialah linggi kemudi dan linggi baling-baling. Linggi kemudi
juga dapat dibuat dari baja tuang dengan diberi penegar-penegar
melintang dari pelat. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan
kekuatan yang cukup, akibat tekanan melintang kemudi pada saat
diputar ke kiri atau ke kanan.
4. Sepatu Kemudi
Bagian bawah linggi buritan yang mendatar disebut
telapak linggi sepatu kemudi (sole piece). Telapak linggi ini
berfungsi sebagai tumpuan dari kemudi dan ukurannya
k= Factor bahan
C. Ceruk Buritan
Ceruk buritan merupakan ruangan kapal yang terletak
dibelakang dan dibatasi oleh sekat melintang kedap air atau sekat
buritan. Ruangan ini dapat dimanfaatkan untuk tangki balas air
meupun untuk tangki air tawar. Bagian buritan pada umumnya
berbentuk cruiser/ellips, bentuk yang menyerupai bnetuk sendok
dan transom, yaitu bentuk buritan dengan dinding paling belakang
rata.
Konstruksi buritan (lihat Gambar 12.1) direncanakan
dengan memasang gading-gading melintang balok-balok geladak,
wrang, penumpu samping, penumpu tengah, dan penguat-penguat
tambahan lain.
Ada kapal yang penumpu tengahnya dibuat ganda
membentuk kotak pada daerah garis tegak buritan, karena pada
bagian ini dilalui poros kemudi yang akan dihubungkan dengan
mesin kemudi diatas geladak. Bentuk kotak dapat juga diteruskan
keatas sampai geladak, sehingga membentuk selubung kotak
(ruddertrunk) yang berfungsi sebagai pelindung poros kemudi.
Wrang-wrang buritan direncanakan mempunyai tinggi yang
sama seperti wrang alas dasar ganda, kecuali wrang-wrang alas
ceruk buritan disekitar tabung poros baling-baling. Wrang-wrang
alas yang tinggi ini harus diberi pebegar untuk mencegah
melenturnya pelat.
Tebal wrang sesuai ketentuan BKI dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut:
T = 0,035 L + 5,0 (mm),
Dimana: L = Panjang kapal (m)
1. Wrang
2. Tempat pemasangan pelat lambung
3. Lubang poros baling-baling
4. Penyangga poros
1. Sekat
2. Tabung
3. Pelat lambung
4. Pelat rangkat
5. Penutup bos poros
6. Poros baling-baling
7. Penyangga poros.
F. Kemudi
Kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu system
didalam kapal yang memegang peranan penting didalam
pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak kapal.
Sehubungan peran ini, seyogjanya sebuah kemudi dan
instalasinya harus memenuhi ketentuan didalam keselamatan
suatu pelayaran.
System kemudi mencakup semua bagian alat-alat yang
diperlukan untuk mengemudikan kapal, mulai dari kemudi, poros,
dan instalasi penggerak sampai ke pengemudinya sendiri, instalasi
penggerak kemudi terletak diruang mesin kemudi geladak utama
1. Daun Kemudi
Daun kemudi pada awalnya dibuat dari pelat tunggal
dan penegar-penegar yang dikeling pada bagian sisi pelat.
Jenis kemudi ini sekarang sudah diganti dengan bentuk
kemudi pelat ganda, terutama pada kapal-kapal yang
berukuran relative besar. Kemudi pelat ganda terdiri atas
lembaran pelat ganda dan didalamnya berongga, sehingga
membentuk suatu garis aliran yang baik (streamline), yang
bentuk penampangnya seperti sayap (foil).
Ditinjau dari letak daun kemudi terhadap poros, kemudi
dapat dibedakan atas: (Gambar 12.12).
2. Tongkat Kemudi
Poros kemudi atau sumbu kemudi pada umumnya
dibuat dari bahan baja tuang atau baja tempa. Garis tengah
poros ditentukan berdasarkan hasil perhitungan, agar mampu
menahan beban puntiran atau beban lenturan yang terjadi
pada kemudi.
Tongkat kemudi dipasang menembus lambung dalam
selubung tongkat. Hal ini untuk menjamin kekedapan dari air
laut.
Pada bagian atas, poros kemudi dihubungkan dengan
instalasi penggerak kemudi dan bagian bawah dihubungkan
dengan daun kemudi malalui kopling mendatar atau kopling
tegak.
Tongkat kemudi ada yang direncanakan memiliki satu
bantalan atau dua bantalan, bergantung pada panjang tongkat
dan system peletakan daun kemudi. Bantalan tongkat kemudi
hanya ada pada bagian atas baja atau pada kedua-duanya,
atas dan bawah. Sebagian bahan bantalan, dapat dipakai
bahan baja anti karat, bahan logam, kayu pok, atau bahan
sintesis.
Disebut bangunan atas yang tidak efektif, jika terletak di luar 0,4 L
bagian tengah kapal atau mempunyai panjang kurang dari 0,15 L atau kurang
dari 12 m.
Persyaratan lain dari bangunan atas adalah bangunan tersebut harus
mempunyai lebar, selebar kapal setempat. Selain bangunan atas, kapal
mempunyai bangunan lain yang disebut rumah geladak. Disebut rumah
geladak karena bangunan ini terletak di luar 0,4 L bagian tengah kapal atau
mempunyai panjang lebih kecil dari 0,2 L atau 15 m dan sisi-sisinya tidak
selebar kapal. Bangunan ini diletakkan paling sedikit 1,6 kali jarak normal
gading-gading (a0).
Bangunan atas yang terletak di bagian haluan kapal dinamakan akil,
di bagian tengah disebut anjungan, dan di belakang disebut kimbul.
Prosentase penambahan penguat pada bangunan atas dapat dilihat pada
tabel 1.
Keterangan Gambar :
B = Lebar kapal
A = Lebar bangunan atas
S = Lebar rumah geladak
1 = Badan kapal
2 = Bangunan kapal
3 = Rumah geladak
Tabel 1
Penguatan dalam %
Jenis Lokasi Geladak Pelat sisi
Bangunan Sekat Kekuatan dan Bangunan
Ujung Pelat Lajur Atas Atas
Efektif Dalam batas 50 25
0,4 L bagian
tengah kapal
Antara 0,4 30 20
s/d 0,5 L
bagian
tengah kapal
Tidak efektif Dalam batas 25 10
0,4 L bagian
tengah kapal
Antara 0,4 L 20 10
dan 0,5 L
bagian
tengah kapal
Adapun tebal pelat sisi bangunan atas yang tidak efektif, sesuai
dengan BKI tidak boleh kurang dari harga terbesar menurut kedua rumus
berikut :
t = 1,26 a Ps + tK (mm)
t = 0,82 t2 (mm)
t = 0,8 t
di mana :
Ps = Besar beban pada sisi bangunan atas (kN/m2) dan
diukur mulai dari ujung bawah pelat.
t2 = Tebal pelat alas di luar 0,4 L tengah kapal.
t2 = (1,5 – 0,01 L) Lk (mm) untuk L> 50 m.
t2 = L.k untuk L 50 m t2 max = 16,0 mm
Tebal pelat sisi bangunan atas yang tidak efektif ditentukan sama
dengan perhitungan untuk tebal pelat geladak kedua, yaitu tebal pelat tidak
boleh kurang dari :
t = 1,26 a PL/K + tK (mm).
tmin = (5,5 + 0,02 L) K (mm).
di mana :
PL = Beban pada geladak muatan (kN/m2).
a = Jarak antara balok geladak (m).
Tebal pelat geladak bangunan atas dapat dikurangi 10%, jika di atas
bangunan atas yang tidak efektif dan terletak di atas geladak kekuatan
ditambahkan bangunan atas lagi.
Balok geladak bagunan menurut BKI ditentukan berdasarkan
perhitungan modulus penampang pada balok geladak yang telah dijelaskan
pada Bab II C.
Akil juga merupakan penerusan ke atas dari pelat kulit pada bagian
depan kapal. Dengan adanya bangunan atas tersebut akan mengurangi
masuknya air laut pada saat kapal bergerak maju.
Ruangan pada akil digunakan untuk pergudangan, terutama untuk
fasilitas peralatan pelayaran seperti tali-temali. Pada Gambar 13.6 di bawah ini
diperlihatkan susunan peralatan pada geladak akil.
C. Rumah Geladak
Rumah geladak adalah banguan di atas geladak kekuatan yang
diletakkan di luar 0,4 L bagian tengah kapal atau yang mempunyai panjang
lebih kecil dari 0,2 L atau 15 m dan sisi-sisi tidak selebar kapal. Pada umunya
rumah geladak diletakkan di atas bangunan atas, baik di depan atau di tengah
kapal (Gambar 13.7).
1. Mesin utama
2. Generator
3. Wrang kamar mesin
4. Tangki pelumas cadangan
5. Poros antara
6. Poros baling-baling
7. Baling-baling
8. Kemudi
9. Tangki air tawar
10. Cerobong asap
Kamar mesin pada kapal-kapal besar biasanya lebih dari dua lantai.
Pada lantai pertama atau lantai alas dalam terletak mesin utama dan pada
lantai kedua terletak generator pembangkit tenaga listrik.
Jumlah generator lebih dari satu, dan umumnya dua atau tiga. Hal tersebut
dimaksudkan sebagai cadangan, jika salah satu generatornya rusak atau
sedang dalam perbaikan.
Pada Gambar 14.3 diperlihatkan pandangan atas dari sebuah kamar
mesin. Di sini dapat dilihat bahwa mesin utama terletak tepat pada bidang
simetri kapal dan tiga buah generator listrik terletak pada lantai yang sama.
di mana :
h = 55 B - 45 (mm).
B = Lebar kapal (m).
hminimum = 180 mm.
Jika pada setiap sisi motor dipasang dua penumpu bujur, tebal
penumpu bujur tersebut dapat dikurangi 4 mm.
Tebal dan lebar pelat hadap fondasi mesin harus disesuaikan dengan
tinggi fondasi dan tipe mesin yang dipakai, sehingga pengikatan dan
kedudukan mesin dapat dijamin sempurna.
Tebal pelat hadap paling sedikit harus sama dengan diameter baut
pas, penampang pelat hadap tidak boleh kurang dari :
F1 = N/15 + (30 cm2), untuk N 750 kW.
F1 = N/75 + 70 (cm2) N > 750 kW.
Penumpu bujur fondasi mesin harus ditumpu oleh wrang. Untuk
pengikatan dengan las, pelat hadap dihubungkan dengan penumpu bujur dan
Di mana :
e = Jarak antara gading besar (m).
I = Panjang yang tidak ditumpu (m).
Ps = beban pada sisi kapal (kN/m2).
1. Mesin utama
2. Selubung kamar mesin
3. Bangunan atas
4. Alas ganda
1. Pondasi mesin
2. Mesin utama
3. Dinding selubung kamar mesin
4. Jendela atas
5. Cerobong asap
6. Sekat depan kamar mesin
7. Sekat belakang kamar mesin
8. Pipa gas buang
9. Pelat alas
10. Geladak utama
11. geladak kimbul
12. Geladak sekoci
E. Terowongan Poros
1. Ruang muat
2. Kamar mesin
3. Terowongan poros
M/E
D A B C
Semua komponen panjang ini bisa diperoleh dari data yang ada, kecuali “ C “.
Panjang ini bervariasi sesuai tipe kapal seperti tanker, bulk carrier dll.
Umumnya, panjang “ C “ ini diperkirakan berdasarkan pengaturan dari tipe
kapal pada tahap awal desain, selanjutnya ditentukan berdasarkan
pertimbangan kemungkinan instalasi dan fitting dari peralatan Bantu dan
perpipaan serta semua perlengkapan yang akan dipasang di situ. Untuk itu
harus dibuat lebih dulu gambar kasar peletakan system pipanya.
Tempat yang diperlukan di ujung belakang mesin induk “ E “ harus cukup untuk
lewat dan untuk meletakkan pipa dibawah pelat floor. Untuk mendapatkan
tempat yang cukup pada keadaan tertentu letak mesin induk harus digeser
dengan demikian panjang kamar mesin juga ikut berubah.
E
I I C
B
A
CL
1. PLATFROM
Di dalam merancang platform di dalam kamar mesin, beberapa
pertimbangan perlu diambil yang antara lain adalah sebagai berikut :
C. Salah satu platform kamar mesin sebaiknya dibuat sama tinggi dengan
platform tertinggi mesin induk untuk memudahkan perawatan dan
overhaul mesin.
Tie Bar
Ship`s Structure
Main Engine
Starboard Side
1. Jenis-jenis pipa
. Perencanaan Konstruksi, bila kita tinjau dari tujuan perencanaan
dan konstruksinya pipa diatas kapal dibagi dua golongan.
Golongan 1
Mencakup semua pipa yang mengalirkan :
Golongan 2
Mencakup semua pipa dengan tekanan kerja dan temperatur di bawah
tekanan kerja dan temperatur yang dicantumkan dalam golongan 1.
2. Bahan – Bahan
Ditinjau dari bahannya, pipa – pipa yang digunakan untuk sistem dalam
kapal dibedakan menjadi beberapa macam.
Welded Weld
1" or over
(I) (II)
(1) (2)
3
2
1 1 1 Keterangan :
5 1. Insulating Ring
2. Sisal dengan read leac
2
3. Asbes (161 )/compressed asbestos
4 4. Ring
5. Bulk Head
6. Packing yang keras
2. Production drawing
Yang dimaksud dengan production drawing adalah gambar-gambar
yang akan digunakan dalam berproduksi pada bengkel pipa. Gambar ini
didapat dari gambar arrangement pipa yang dipecah berdasarkan blok-
blok yang sudah direncanakan.
Tangki persediaan (1) dilengkapi dengan sounding pipe (4) dan vent pipe
(3) dan diisi melalui pipe pengisian (2) yang menembus geladak.
Melalui lubang pemasukan (8), pompa tangan (5) atau pompa centrifugal
(6), air minum dialirkan ke tangki dinas (7) yang melengkapi dengan pipa udara
(12) dan heating coil (11).
Keterangan
1. Katup kingston 11. Pipa utama
2. Pompa centrifugal 12. Reduction valve
3. Pompa tangan 13. Stop valve
4. Pipa utama 14. Service connection
5. Tangki dinas 15. Stop valve
6. Pipa pembagi 16. Hose
7. Tempat-tempat penggunaan 17. Pancuran
8. Pipa limpah 18. Pipa air cuci
9. Katup test 19. Pipa udara
10. Fire main 20. Heating coil
a. Cara Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair
tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well,
kemudian zat cair tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga
dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui Overboard
yang tingginya 0,76 meter diatas garis air. Sedangkan zat cair yang
mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam Engine room akan
ditampung didalam Bilge Well yang terletak dibawah Main Engine,
kemudian akan disalurkan menuju Incinerator dan Oily Water Separator
untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya. Untuk minyaknya
dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang tercampur
akan dikeluarkan melalui Overboard.
b. Fungsi Sistem Bilga
c. Bilge well
Bilge Well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu yang
telah ditentukan untuk menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk
zat cair yang ada di kapal. Jumlah dari bilge well minimum dua buah
untuk kiri dan kanan sepasang dan setimbang, tergantung pada jumlah
tangki ballast, ditambah dengan beberapa bilge well yang terletak
dibawah ruang mesin. Letak Bilge Well dalam tangki ballast diupayakan
pada paling pinggir dan paling belakang dalam tangki tersebut. Juga
berdekatan dengan Manhole (lobang jalan masuk manusia). Volume
dari bilge well tersebut maksimal 0,57 m3, sedangkan tinggi bilge well
tersebut minimal 0,5 tinggi double bottom. Pada bagian atas bilge well
harus ditutup dengan strainer.
f. Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan
Daya pompa yang dibutuhkan sebesar 5.38 kW atau sebesar 7.32 HP.
Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk memenuhi kebutuhan
daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko, type RVX
200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor 15 kW,
kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa bilga ini
saya letakkan di tanktop. Sedangkan untuk pompa bilga kamar mesin,
digunakan pompa dengan merk yang sama dengan pompa untuk bilga
di ruang muat.
g. Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana
peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada
satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
h. Separator
Untuk Oily Bilge System, minyak yang tercecer yang tercampur
dengan air akan dipisahkan dengan menggunakan Oil Water Separator.
Pada kapal ini, Oil Water Separator yang dipakai adalah merek Alva
Laval type SA 821 dengan kapasitas 1400 lit/hr, tekanan minimum 2 bar
dan maksimum 6 bar, Head 30 m, Tegangan 220 Volt, dan frekuensi 50
Hz. Separator ini terletak pada tanktop
i. Sludge Tank
Untuk minyak yang telah dipisahkan dengan kotoran dan air, yang
bisa dipakai lagi setelah dipisahkan akan ditampung kedalam sludge
tank dengan kapasitas 3 m3, terletak pada tanktop.
Dalam perencanaan system bilga yang kelas yang digunakan
adalah BKI 1996 Vol.III Section 11. N, yaitu :
1) Jalur Bilga
• Jalur bilga dan sisi hisap bilga harus diatur sehingga
bilga dapat dipompa dengan lengkap meskipun di bawah
kondisi trim.
• Sisi hisap bilga normalnya diletakkan pada kedua sisi
kapal. Untuk kompartemen yang letaknya di depan dan
di belakang kapal, satu hisap bilga sudah cukup dan
3) Isapan bilga
• Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi
pembersihan dari bilga dan harus dipasang dengan
mudah untuk mudah dilepas. Menggunakan saringan
berbahan anti karat.
• Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga
dapat dijangkau dengan aliran bebas dan jarak yang
cukup dari tank top atau dasar dari kapal.
4) Katup-katup bilga
• Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air
laut dan system air ballast, seperti antara hubungan bilga
pada kompartemen yang berbeda, harus diatur sehingga
meskipun dalam kejadian kegagalan operasi atau posisi
katup intermediet, masuknya air laut melalui system bilga
dapat dicegah.
• Pipa discharge bilga harus dipasangi dengan katup shut
off pada sisi kapal.
• Katup bilga harus diatur sehingga dapat selalu diakses
baik itu saat pembebanan (ballast) maupun kondisi
pembebanan dari mesin
6) Sambungan pipa
• Untuk mencegah masuknya ballas dan air laut ke dalam
kapal melalui system bilga, dua peralatan perlindungan
aliran balik harus dipasang pada sambungan bilga, salah
satunya harus merupakan sebuah katup screw down non
return.
• Untuk sambungan bilga diluar ruang permesinan, sebuah
kombinasi dari katup non-return tanpa shut-off dan katup
shut-off yang diremote kontrol dapat digunakan.
• Hisapan bilga secara langsung dan injeksi darurat hanya
memerlukan satu peralatan dari perlindungan aliran balik
seperti dijelaskan sebelumnya.
• Bilamana sambungan air laut langsung diatur untuk
dipasang pada pompa bilga untuk melindunginya dari
pengisapan hampa, sisi hisap bilga juga harus dipasang
dengan dua katup screw-down non-return.
• Jalur tekan dari oil water separator harus dipasangi
dengan sebuah katup non-return pada sisi kapal.
7) Pompa Bilga
Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga,
pompa itu harus merupakan self-priming atau dihubungkan
ke sebuah alat pemisah udara.
d. Jumlah Muatan
Jumlah total muatan yang dapat diangkut di tangki ruang muat
adalah mencapai 12498.954 ton. Yang dibagi ke enam tangki muatan
3) Sistim Perpipaan
• Bilamana tanki air ballast akan digunakan khususnya
sebagai pengering palka, tanki tersebut juga
dihubungkan ke sistim bilga.
• Katup harus dapat dikendalikan dari atas geladak
cuaca (freeboard deck)
f) Tangki Ballast
Tangki ballast pada kapal ini terdiri dari 5 tangki di bagian starboard
dan 5 tangki di bagian portside. Dengan total kapasitas 1517.363 ton,
dengan perkiraan lama pengisian 10 jam.
h) Pompa
Dari head losses yang telah dihitung diatas, maka saya dapatkan
Daya pompa yang dibutuhkan sebesar 9.0208 kW atau sebesar
12.2665 HP. Oleh karenanya pompa yang saya pilih untuk memenuhi
kebutuhan daya serta head tersebut adalah pompa bilga merek Shinko,
type RVX 200S double stage, dengan putaran 1500 RPM, daya motor
15 kW, kapasitas 100 m3/jam, Head 50 m, dan frekuensi 50 Hz. Pompa
bilga ini saya letakkan di tanktop.
i) Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana
peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada
satu outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
j) Seachest
Seachest merupakan tempat di lambung kapal, dimana di sea chest
terdapat pipa saluran masuknya air laut. Selain pipa tersebut, pada
seachest juga terdapa dua saluran lainnya. Yaitu blow pipe dan vent
pipe. Blow pipe digunakan sebagai saluran udara untuk menyemprot
kotoran-kotoran di seachest. Sedangkan vent pipe digunakan untuk
2) Hydrant
Hydrant diletakkan di atas ruang muat, hydrant adalah alat
pemadam kebakaran, dan digunakan di deck, di atas ruang muat.
3) Sprinkle
Sprinkle adalah alat yang menggantung di langit-langit tiap deck,
dengan sistem perpipaan yang menyebar di tiap deck. Sprinkle
merupakan alat detector otomatis yang mendeteksi adanya asap
dan api di bagian tertentu.
c. Engine Acessories
Jika ada, maka harus dipasang Built-on overflow pump pada supply
pumps dan diatur untuk tekanan 5 bar dan terdapat juga katup external
by-pass yang diatur pada tekanan 4 bar. Perpipaan antara tangki dan
supply pumps harus mempunyai jalur minimum 50% lebih besar dari
pipa antara pupply pump dan circulating pump.
Pada engine terdapat quick-closing valve pada inlet “X”.
Pemasangan katup ini sangat dianjurkan oleh MAN-B&W untuk
memberhentikan kerja engine ( Stop the engine immediately ),
khususnya pada saat quay dan sea trial.
Tujuan utama dari adanya drain “AF” adalah untuk mengumpulkan
bahan bakar murni dari umbrella sealing system, yaitu dari kebocoran
bahan bakar dari pipa bertekanan tinggi. Cairan pada drain ini dialirkan
ke tangki dan dapat dipompakan kembali menuju HFO service tank atau
ke settling tank.
2. Sistem Pelumasan
Sistem Pelumasan pada engine MAN dengan type S 35` MC adalah
dengan menggunakan uni-lubricating oil system, Sistem ini digunakan
untuk melumasi camshaft, bearing, journal bearing dan exhaust valve
actuator.Sistem uni lubricating terbagi menjadi 2 bagian yaitu sistem
purifiying dan sistem pelayanan (servis). Sistem purifiying digunakan untuk
memisahkan pelumas dari kandungan cairan seperti misalnya air. Untuk
mendinginkan pelumas supaya bisa mencapai nilai kurang dari 450 C maka
digunakan cooler. Dengan adanya cooler ini diharapkan temperatur
pelumas yang masuk ke engine bisa ≤ 450 C,dari engine pelumas akan
dikumpulkan pada oil pan (calter) kemudian masuk ke sump tank.
Kecepatan fluida pada sistem pelumas ini mencapai nilai 1,8 m/s.
Sedangkan pada turbocharge dengan menggunakan slide bearing,
pelumasan dari main engine dilengkapi dengan sensor untuk UMS
(Unattended Machinery Spaces). Pemurnian pada metoda UMS
menggunakan centrifuges otomatis dengan total discharge difungsikan.
Kapasitas nominal Lubricating oil centrifuges didasarkan pada rekomendasi
pabrik pembuat yang sesuai ketentuan 0.136 l/kWh = 0.1 l / BHPh.
3. Sistem Pendingin
Untuk koneksi pipa eksternal, velosity dari air untuk keadaan maksimum
mengikuti :
Jacket water .......................................................... 3.0 m/s
Central cooling water (FW-Lt ................................ 3.0 m/s
Seawater ............................................................... 3.0 m/s
Komponen untuk seawater system
• Pompa Sea water
Kapasitas sea water .................................... 105 m3/h
Head pompa ................................................. 2,5 bar
Temperatur kerja normal .............................. 0 - 320C
Temperatur kerja maksimum ....................... 500C
Kapasitas ini diberikan toleransi sebesar 10%. Beda tekanan pompa
ditentukan berdasar total tekanan yang hilang saatmelalui sistem cooling
water.
• Central cooler
Cooler boleh menggunakan jenis shell and tube atau plate dan terbuat
dari bahan yang tahan korosif.
Panas yang hilang ........................................... 2200 kW
Debit aliran pendingin...................................... 105 m3/h
Temperatur keluar cooler ................................ 360C
Tekanan hilang pada sisi central cooling max. 0,2 bar
Tekanan yang hilang boleh besar, tergantung pada desain aktual
cooler
Panas yang hilang dan debit sea water didasarkan pada output MCR
pada kondisi tropis dan temperatur udara ruang 450C. Pengoperasian
10 7
12 6
5 11
8
1 9
2 3 4
1. Sistem Sanitary
Sistem Sanitary atau bisa disebut domestic water system adalah sistem
distribusi air bersih (fresh water) di dalam kapal yang digunakan oleh ABK
dalam memenuhi kebutuhan akan air minum dan memasak, untuk mandi,
mencuci dan lain-lain. Sedangkan untuk kebutuhan di WC (water closed)
maka dengan perencanaan sistem yang sama digunakan sistem air laut
(sea water) yang disuplai ke tiap deck yang memiliki kamar mandi. Kedua
sistem pelayanan diatas memiliki dasar kerja yang sama menggunakan
pompa otomatis untuk mensuplai fluida ke tangki yang sudah memiliki
tekanan (hydropore) yang disuplai dari sistem udara tekan. Udara tekan ini
direncanakan memiliki head dan tekanan yang memadai untuk dapat
mensuplai air ketempat yang memerlukan, diantaranya kamar mandi,
laundry room, galley, dan wash basin. Pompa dioperasikan secara otomatis
dengan swicth tekanan yang bekerja berdasar level air yang dikehendaki
[DA. Taylor].
2. Sewage Treatment
Pembuangan limbah yang tidak ditreatment di perairan teritorial pada
umumnya tidak diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan.
Peraturan Internasional berlaku untuk pembuangan limbah dalam jarak
yang ditetapkan dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus
mempunyai sistem pembuangan limbah sesuai dengan standar yang
ditentukan.
Secara alami limbah menyerap oksigen dan bila dalam jumlah yang
besar dapat mengurangi oksigen. Kandungan limbah yang dibuang secara
langsung dapat menyebabkan ikan dan tumbuhan dilaut mati. Selain itu
limbah juga mengandung bakteri yang menghasilakan gas sulfide hydrogen
yang berbau busuk. Bakteri yang berasal dari kotoran manusia atau disebut
juga dengan E.Coli dihitung dari suatu pengukuran sample air untuk
menandai berapa jumlah bakteri yang terkandung dalam limbah.
Ada dua jenis system untuk penanganan limbah,yaitu:
1. Metode kimia (Chemical Method),adalah metode yang pada
dasarnya menggunakan suatu tangki untuk menampung limbah
padat dan akan dibuang pada area yang diijinkan pada tempat
penampungan limbah di pantai.
2. Metode biologi (Biological Method), adalah perlakuan sedemikian
rupa sehingga limbah dapat diperbolehkan untuk dibuang ke pantai.
3. Hydropore
Peran air pressure system pada sistem Hydrophore berfungsi
sebagai pemberi bantalan udara bertekanan pada tangki hydrophore.
Bantalan udara memberi tekanan pada air didalam tangki hydrophore
hingga mencapai tekanan maksimum. Pada tekanan maksimum ini
pompa mulai tidak dapat bekerja. Sedangkan jika saluran air dibuka air
akan mengalir sebagai akibat tekanan yang diberikan oleh bantalan
udara, air yang keuar menyebabkan volume ruangan didalam tangki
hydrophore bertambah maka akan mengurangi tekanan tangki
hydrophore. Jika tekanan turun sampai pada tekanan 3,73 kg/cm2,
maka pressure relay switcher akan bekerja otomatis menghidupkan
Fresh Water Pump dan mengisi kembali tangki hydrophore hingga
volume udara berkurang dan tekanannya meningkat. Selanjutnya jika
tekanan mencapai 5,5 kg/cm2, maka pompa akan diberhentikan secara
otomatis melalui pressure relay switcher.
Hydropore digunakan untuk melayani sistem air tawar atau air laut
yang diperlukan untuk sanitari, air minum, dan air tawar. Pertimbangan
perhitungan kapasitasnya dengan memperhatikan jumlah ABK dan
berdasar standart U.S. sebesar 114 liter/orang/hari sehingga didapatkan
spesifikasi hydropore UH 102 produk dari SHINKO dengan kebutuhan
udara tekan sebesar 5 bar. Kebutuhan udara tekan ini akan di suplai
dari sistem udara tekan melalui reduction valve untuk menurunkan
tekanan dari 30 bar menjadi 5 bar.
A. JANGKAR
1.JENIS JANGKAR
Menurut bentuknya secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua golongan :
1. Yang lengannya tak bergerak tetapi dilengkapi dengan tongkat
2. Yang lengannya bergerak tetapi tidak dilengkapi dengan tongkat
(stock)
l 2 − h2
1) TO = q (k)
2h
I = panjang rantai jangkar dari titik A-C (dalam meter)
h = dalamnya laut di mana kapal berhenti dari titik C
ke dasar (dalamnya meter)
q = koefisien berat jangkar + rantai jangkar ( kg/ m)
panjang rantai jangkar (1) dari A-C dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
(minimal dapat menahan kapal / dalam seimbang )
h
l = 2,1. . k . Gd . + h 2 (m)
q
2 Fo.k
l = h + 1 (m)
p.h
III). To = 1,05. k. Gd
(kg)
R=P+L
R = p + L + ∆R
(m)
3. UKURAN JANGKAR
Dengan catatan
Bila angka petunjuk tersebut ada diantara dua harga table yang
berdekatan, maka alat-alat perlengkapan tersebut ditentukan oleh
harga yang terbesar.
Untuk kapal-kapal di mana geladak lambung timbul adalah geladak
kedua maka untuk H dapat diambil tinggi sampai geladak kedua
tersebut.
S S'
ΣN = L.B.H. + +
2 4
Dimana :
S = volume bangunan diatas dasar m3 (superstructure)
S’ = volume rumah-rumah geladak dalam m3 (deck house )
A
Σ.N = ∆2/3 + 2 Bh + (untuk ukuran dalam metric)
10
BH A
Σ.N = 1,012∆2/3 + + (ukuran dalam British unit)
5,382 107,64
Dimana
∆ = moulded displacement pada waktu summer load unter line
dalam ton (1000 kg) atau tons (1016 kg)
B = lebar kapal terbesar dalam meter atau feet
h = tinggi lambung timbul ditambah tinggi bangunan atas dan
rumah geladak yang lebarnya > B/4, dalam meter atau
feet
A = Luas penampang samping badan kapal, superstructure
dan deck house yang lebar > B/4, diatas summber load
line.
Dalam meter 2 atau feet2 (m2 atau fit2)
Sebuah borg pen masuk melalui mata rantai dam tadi, sebelah borg
pen ini terpasang maka mata rantainya tidak akan terlepas lagi.
Pen ini kemudian ditutup dengan timah agar tidak terlepas.
Bentuk dan ukuran segel kenter sama dengan mata rantai biasa.
Swivel ( kili-kili )
Peranti / perangkat mata rantai yang memungkinkan jangkar
berputar, tanpa mengakibatkan rantai yang dipasang sebelum
atau di belakang perangkat tersebut terpuntir.
Jadi pada waktu yang kedua segel (15 fathoms) yang ketiga
sebelum dok pertama tadi sekarang menjadi segel pertama dan
segel kedua sebelum dok pertama sekarang menjadi segel terakhir.
Sv = 35. d2
Catatan :
Sv = Volume chain locker untuk panjang rantai jangkar
100 fathoms (183 m) dalam ft2
d = diameter rantai jangkar dalam inchies
Sm = d2
Y
Tcl = 2 f h (Ga + Pa La )1 − w
Ya
1,025
= 2 × 1,35(Ga + Pa La )1 −
7,750
2,35(Ga + Pa La )
=
2
Jadi untuk mengangkat satu jangkarar :
Tel = 1,175(Ga + Pa La ) kg. …………..(1)
Dimana :
f h = faktor gesekan di hawse pipe 1,28 ~ 1,35
Gh = berat jangkar dalam kg.
Pa = berat rantai setiap meter (kg)
La = Panjang rantai jangkar yang menggantung (m)
Ya = berat jenis meterial rantai jangkar = 7,750
Yw = berat jenis air laut.
Pa = 0,023 d (kg.) → untuk open link chain.
Pa = 0,021 d (kg.) → untuk stud link chain.
Dimana d = diameter common link / ordinary link (m / m)
M cl
(Tcl ⋅ Dcl ) kg. m ……………..(2)
2η cl
Angka pendekatan :
⋅
η a = 0,70 ~ 0,85
⋅
η n1
La = (Perbandingan putaran poros motor windlass
ηn
dengan putaran cable lifter)
A. Sekoci
Sekoci adalah sebagian dari perlengkapan pelayaran yang harus
dipenuhi pada syarat-syarat pembuatan kapal, termasuk konstruksi, mekanis
perlengkapannya untuk menurunkan dan mengangkat sekoci.
Sekoci penolong adalah jenis sekoci yang terbuka dengan lambung
tetap dan disisi dalamnya terdapat kotak-kotak udara.
Sedangkan sekoci biasa ialah sekoci yang terbuka tanpa ada
perubahan kotak-kotak udara. Sebagai alat penambah daya apung,
diperlukan agar sekoci yang terbuka, tetap terapung apabila banyak
kemasukan air. Alat ini harus dipasang dekat sekali pada sekoci dan terdiri
dari beberapa kotak-kotak dan setiap kotak yang tak boleh lebih dari 1,25
meter, untuk mengurangi hilangnya daya apung tambahannya apabila ada
kebocoran.
1. Jenis-jenis Sekoci :
Sekoci tinjauan dari fungsinya dibagi 3 bagian :
1). Sekoci penolong, untuk menolong awak kapal apabila terjadi
kecelakaan.
2) Sekoci penyeberang, gunanya untuk mengangkut awak kapal dari
tengah laut ke pantai atau sebaliknya.
Pada kapal barang kadang-kadang sekoci ini juga dipergunakan
untuk menarik tongkang-tongkang muatan dari darat ke kapal dan
sebaliknya dimana kebetulan tidak ada motor boat yang tersedia.
3). Sekoci meja, untuk memindahkan barang-barang yang berat dan
untuk mengangkut perlengakapan perbaikan kapal.
Ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan sekoci penolong dan
umumnya mempunyai dasar yang rata.
2. Bahan Sekoci
Ditinjau dari bahan pembuat sekoci ada 4 macam :
1) Sekoci yang dibuat dari kayu.
Sebagai sekoci dikapal yang terbuat dari kayu.
Keuntungannya :
- Lebih ringan sehingga sangat mengguntungkan bagi kapal
penumpang dimana penempatnya biasanya dibagian geledak atas
sehingga sangat baik ditinjau dari stabilitas kapal.
- Pemeliharaannya lebih ringan.
Kerugiannya :
- Berat, sehingga daya apung tambahannya harus lebih besar.
- Lebih cepat berkarat, hingga harus sering diperiksa.
Kerugiannya :
- Apabila terjadi kerusakan pada kulitnya, tidak mudah untuk
diperbaiki.
1 3
Luas bidang = 1 / 3 . H (a + 4b + 2c + 4d + e)
2 4
H / 12 (a + 4b + 2c + 4d + e)
Dengan catatan :
b. Apabila tinggi sheer yang diukur pada garis A dan C (1 / 4
panjang sekoci dari midship ke depan dan ke belang) melebihi 1%
dari L2 maka tinggi yang dipergunakan untuk menghitung luas
section di A dan C adalah tinggi di tengah-tengah (midship) sekoci
ditambah 1% L2.
c. Apabila tinggi (H) sekoci di tengah-tengah melebihi 45% dari
lebar sekoci maka tinggi (H) untuk menghitung luas section B
dianggap sama dengan 45% dari lebar sekoci dan tinggi pada
section A dan C ditambah 1% panjang sekoci dengan ketentuan
tinggi yang dipakai untuk perhitungan tidak boleh melebihi tinggi
sebenarnya pada section A dan C.
d. Kapasitas sekoci dapat pula dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
Catatan :
Berat 1 orang penumpang = 75 kg
Rumus di atas hanya berlaku untuk koefisien jumlah beban dewi-dewi tidak
lebih dari 2 Cuts (101,6 kg) per orang.
Apabila harga CW > 2 Cuts per orang maka harga konstante Carus akan
reduksi.
Apabila takel dari dewi-dewi terdiri dari satu atau dua kawat baja, maka
diameter dewi-dewi yang didapat dari rumus di atas harus dikalikan dengan
9/8.
Apabila dipergunakan dewi-dewi dengan penampang berlobang (follow davit)
maka diameter dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut :
Momen di B :
MB = G (a + 0,25 h)
atau
MB = ς B . W
d3
= ςB .
12
d3
G (a + 0,25h) = ςB .
12
Apabila ςB = 1350 kg/cm2
G (a + 0,25h) = 133 d2
G (a + 0,25h)
d3 =
133
d = 0,196 3 G (a + 0,25h)
Catatan :
MB = bending moment di B
G = ½ (berat sekoci + orang + perlengkapan)
a = jarak bentang dewi-dewi (cm)
h = tinggi dewi-dewi di atas tumpuan B (cm)
B = tegangan lengkung (Lending strain) bahan dewi-dewi (kg/cm2)
W = kelembaban dewi-dewi (modulus of resistance) cm3
Tabel IV
Kapasitas Sekoci
Panjang Kapal Jumlah Dewl
Penolong
Feed Order A B ∼ m3
100 s/d 199 31 s/d 36 2 2 400 11
120 s/d 139 37 s/d 42 2 2 650 18
140 s/d 159 43 s/d 42 2 2 900 26
160 s/d 174 49 s/d 52 3 3 1160 33
175 s/d 189 53 s/d 57 3 3 1550 38
190 s/d 204 56 s/d 62 4 4 1550 44
205 s/d 719 63 s/d 66 4 4 1750 30
220 s/d 229 67 s/d 69 5 4 1650 52
140 s/d 244 70 s/d 74 5 4 2150 61
245 s/d 254 75 s/d 77 6 5 2400 63
255 s/d 269 78 s/d 81 6 5 2700 76
270 s/d 284 62 s/d 86 7 5 3000 85
285 s/d 299 87 s/d 90 7 5 3300 94
300 s/d 314 91 s/d 95 8 6 3600 102
315 s/d 329 96 s/d 100 8 6 3900 110
330 s/d 349 101 s/d 106 9 7 4300 122
350 s/d 369 107 s/d 112 9 7 4750 135
370 s/d 389 113 s/d 118 10 7 5150 146
390 s/d 409 119 s/d 124 10 7 5550 157
410 s/d 434 125 s/d 132 12 9 6050 171
455 s/d 459 133 s/d 139 12 9 6550 185
460 s/d 489 140 s/d 148 14 10 7150 202
490 s/d 519 149 s/d 158 14 10 7500 201
520 s/d 549 155 s/d 167 16 12 8100 235
Tutup dari botol ini mempunyai tali yang diikat pada pagar geladak.
Pada waktu pelampung dilemparkan ke air tutupnya akan terlepas dan botolnya
kemasukan air laut.
Karvid dengan air akan menimbulkan reaksi panas sehingga fosfatnya
terbakar. Dengan demikian botol tersebut akan mengeluarkan nyala yang dapat
Dahulu sebagai isi dari baju penolong dipergunakan gabus atau kapas. Kalau
isinya gabus, maka si korban kalau jatuh atau melompat dari tempat yang
tinggi, disebabkan oleh bagian yang terapung akan mendapat tonjokan
dibagian dagunya atau dibagian belakang kepalanya.
Apabila diisi dengan kapas, bila kena air yang mengandung lapisan
minyak akan hilang daya apungnya.
Apabila salah satu sisi dari segitiga tersebut diatas dibuang, maka tidak
mungkin terjadi kebakaran.
Pada beberapa jenis yang lain dibuat sedemikian rupa, hingga kalau
dibalik akan mengalir keluar.
Setelah asam keras itu karena pecah tadi mengalir ke larutan, maka
keluarlah zat asam arang (CO2) hingga menimbulkan tekanan 4 – 8 atmosfer
pada larutan itu.
Oleh karena itu “Pemadam cepat” ini paling sedikit setiap 2 tahun harus
dicoba dan pembaharuan isinya, lalu diberi catatan tanggal, bulan dan
tahunnya agar dapat diketahui botol itu diperbaharui isinya apabila ada
pemeriksaan.
Busa itu terdiri dari persenyawaan dari asam dan basa larutan garam, m
isalnya larutan bicarbonat dan aluminium sulfat;
(6Na HCO3 + AL2 (SO)3 . 3 Na2 SO4 + 6 CO2 + 2AL (OH)3
Beserta suatu bahan yang menimbulkan liat atau perekat pada gelembung-
gelembung busa (disebut Soponine).
Botol ini diisi dengan zat arang tetrachloor, suatu cairan yang sudah
menguap dan menjadi gas yang sangat menyesakkan.
Air adalah alat pemadam yang baik karena akan mendinginkan barang-
barang di bawah derajat panas sehingga akan melindungi barang lain yang
belum terbakar.
Kerugiannya :
1. Tak begitu kuat bila dibandingkan selang karet.
2. Sesudah dipakai harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan.
3. Dalam penyimpanan perlu sekali-kali dijemur, karena dapat rusak oleh
lembab udara.
Kerugiannya :
1. Makan banyak tempat
2. Lebih berat
Keuntungannya :
1. Tidak bocor
2. Tidak kehilangan tekanan
3. Tidak lekas rusak, membusuk atau berjamur
4. Tidak terpengaruh oleh hawa dingin
5. Mudah digulung gepeng, berarti tidak memakan banyak tempat
6. Tidak perlu dikeringkan
7. Lebih ringan berarti mudah pelayanannya
3.Hose Nozzle
Hose Nozzle dapat disetel/diatur sebagai pancaran atau pancaran
siram. Dengan memutar kepala dari corong ini, maka air itu akan meluas
pancarannya sebagai pancaran siram yang merupakan payung air.
Dengan memutar terus maka payung air itu akan lebih halus dan bila
diputar terus akhirnya akan tertutup.
Cara memutarnya sedikit demi sedikit untuk menghindari tekanan-
tekanan sentakan yang dapat merusak selang.
Keuntungan payung air adalah dapat melenyapkan asap sehingga si
pemadam dapat lebih dekat dengan api dan merupakan pelindung yang baik
dari panasnya api.
Contoh : fyrex triple-purpose nozzle seperti gambar dibawah dengan
standart diameter fire house 2½ inch dengan tekanan 50 lb/m2
menghasilkan pancaran sebagai berikut :
Untuk dapat memasuki ruangan yang terdapat asap yang tebal atau
gas-gas yang beracun atau kekurangan zat asam harus menggunakan masker
atau alat lain yang memungkinan orang untuk tinggal diruangan dimana terjadi
kebakaran.
Apabila orang mencapai tempat kebakaran, maka asap dan gas tidak
boleh merupakan suatu hambatan baginya.
Gejala dari keracunan asap, kesakitan mata dan sebagainya tidak perlu
dirasakan dengan adanya alat tadi, sehingga pemadam dapat dilaksanakan
dengan baik.
Diperlukan busa yang cukup tebal dan enyal agar dapat menahan gas-
gas yang timbul karena pemanasan.
Udara yang bersih mengandung 21% zat asam dan 79% zat lemas.
Apabila kebakaran disuatu ruangan itu sedemikian hingga zat asam tadi habis
terpakai untuk pembakaran, maka akhirnya api akan padam dengan sendirinya,
hal ini terjadi apabila zat asamnya kurang dari 15%.
Stabilitas adalah suatu hal yang sangat penting dalam perkapalan, namun
demikian pengertiannya sama saja dengan pengertian yang lain.
a. B diatas G
c. B dibawah G
b. M pada G
c. M dibawah G
A. Bengkel Fabrikasi
Fabrikasi merupakan tahap awal dari manufaktur. Proses
fabrikasi dilakukan di bengkel fabrikasi yang memproduksi komponen-
komponen untuk konstruksi lambung kapal (hull construction). Material
pelat dan profil yang masuk ke bengkel fabrikasi terlebih dahulu
diblasting untuk menghilangkan lapisan millscale yang ada pada
lapisan material. Dalam proses blasting digunakan cast steel grit
dengan ukuran HG 25 (mampu digunakan 20 kali blasting, harga
mahal), selain dapat juga digunakan pasir silica atau pasir bangka
(hanya mampu digunakan 2 kali blasting, harga murah). Setelah
diblasting kemudian material dicat dasar (Shop primering) dengan
ketebalan 18 – 25 micrometer agar tidak rusak dalam proses fabrikasi.
Cat ini untuk melindungi material dari korosi mampu bertahan antara 3
– 12 bulan (bersifat sementara). Untuk proses pengerjaan blasting dan
primering dibawah pengawasan bengkel cat. Setelah diblasting dan
diprimering baru bisa diproses di bengkel fabrikasi. Proses fabrikasi
terdiri dari Straightening, marking, cutting dan forming. Sebelum
proses tersebut dilakukan terlebih dahulu mengidentifikasi material
sudah diklasifikasikan atau belum (mengecek number pelate dengan
daftar yang terdapat pada class tersebut). Setelah selesai diidentifikasi
maka pihak klasifikasi tersebut akan menandatangani pemeriksaan
pelat tersebut.
Teknik Konstruksi Kapal 376
Proses pengerjaan material :
1. Pelurusan ( Straightening )
Dalam proses pengangkutan material baik pelat ataupun profil
dari pabrik maupun dari gudang penyimpanan material kadang
terjadi deformasi ataupun bengkok karena benturan atau yang
lainnya, hal ini akan mempersulit proses marking dan pemotongan
yang dapat menyebabkan kurangnya akurasi dalam marking
maupun pemotongan. Untuk meluruskan pelat digunakan mesin
roll yang dapat memberikan tekanan pada bagian yang deformasi
maupun tertekuk, sedangkan untuk profil digunakan mesin tekuk.
2. Penandaan ( Marking )
Setelah material tersebut siap diproses maka juru marking (
marker ) harus mencocokan pelat atau profil yang akan dimarking.
Jika sesuai maka dapat dilakukan.
Peralatan yang biasa digunakan untuk marking adalah :
c) Sipatan
d) Working Pen
e) Benang
f) Penggaris siku
g) Busur derajat
h) Center punch (penitik)
i) Dan alat bantu lainnya
Langkah-langkah pengerjaan :
1) Pelat diletakkan diatas lantai yang rata dan dicek apakah
material itu sesuai dengan material yang ada (identifikasi
material).
2) Siapkan cutting plan. Cutting plan ini berguna untuk
meminimalisir material sisa.
3) Sebelum dimarking maka pelat tersebut dibersihkan dengan
sapu agar kapur dapat melekat betul.
4) Persiapan alat-alat kerja.
5) Pelaksanaan marking
4. Pembentukan ( Forming)
Banyak bagian kapal yang berupa lengkungan, maka dari itu
proses forming sangat diperlukan dalam pembuatan kapal.
Berdasarkan proses pengerjaan, proses forming dibagi menjadi 2
jenis yaitu :
a. Mechanical Forming
Alat yang digunakan untuk mechanical forming ini terdiri dari
mesin tekuk (Press dan Press Brake) dan mesin roll. Mesin
tekuk digunankan untuk bending, Straightening dan
membentuk flens pada pelat. Mesin roll digunakan untuk
membuat bentuk curva silinder atau curva kerucut dengan
radius tertentu. Selain itu dapat juga membuat lingkaran penuh
untuk komponen berbentuk lingkaran seperti stern tube, mast
dan boom. Untuk proses bending pelat akan diperoleh hasil
yang lebih bagus dengan mesin roll daripada mesin tekuk,
karena jika dilakukan dengan mesin tekuk maka bekas bagian
yang ditekuk tersebut akan kelihatan sedangkan jika
menggunakan mesin roll tidak kelihatan.
Mechanical forming disini hanya dalam bentuk 2 dimensi
saja untuk hasil akhir (bentuk 3 dimensi) maka harus dilakukan
Teknik Konstruksi Kapal 378
proses lagi yang disebut fairing. Proses yang sering dilakukan
adalah pembentukan kulit lambung dan pembentukan frame.
• Membending suatu pelat
Untuk membending suatu pelat digunakan mesin tekuk.
Setiap pelat yang akan dibending harus disertai dengan
rambu. Rambu ini digunakan sebagai acuan batas
kelengkungan yang diinginkan. Setiap rambu dicocokkan
dengan setiap frame kemudian dilakukan penandaan pada
pelat dimana yang memerlukan bending. Setelah itu pelat
dibending dengan menggunakan alat bending vertikal.
b. Thermal Forming
Proses ini dilakukan untuk membuat bentuk-bentuk 3
dimensi atau penyempurnaan bentuk dari pelat yang telah
dibending dengan mesin tekuk ataupun mesin roll. Fairing
dilakukan jika bentuk yang diinginkan tidak bisa dikerjakan
dengan mesin-mesin yang ada. Proses ini tidak hanya
membuat lengkung 3 dimensi tetapi dapat juga meluruskan
bagian pelat yang deformasi akibat pengelasan. Proses fairing
sangat tergantung dengan type material, tebal pelat, proses
panas yang terjadi dan proses pendinginan.
Proses pemanasan dan pendinginan yang terjadi sangat
tergantung dari
• Type torch tip dan ukurannya
• Jarak antara torch tip dan pelat
• Kecepatan torch tip
• Metode pendinginan (air atau udara)
• Rata-rata pendinginan yang terjadi
• Jarak antar pusat pemanasan dan pusat pendinginan.
B. Sub Assembly
Proses Sub assembly ini merupakan kelanjutan dari proses
fabrikasi. Proses pengerjaannya dilakukan di bengkel Sub assembly,
dalam proses ini mempunyai 3 tahap yaitu :
C. Assembly
Proses assembly adalah proses penggabungan part assembly
yang telah di sub assembly menjadi sebuah blok. Blok yang
dibangun diperhitungkan beratnya sesuai dengan kemampuan
crane. Proses assembly ini dilakukan dalam beberapa proses
pengerjaan, yaitu:
1. Pembuatan Jig.
Jig adalah landasan untuk membentuk sebuah blok, dan
merupakan pembentuk utama bagian atas dari blok. Jig dibuat
berdasarkan bentuk permukaan bagian atas blok yang akan
dibuat.
2. Proses Perakitan
Setelah jig dibuat maka dilakukan perakitan pelat shell
bagian atas blok (deck block) sesuai dengan bentuk jig.
Setelah deck block selesai diteruskan dengan pemasangan
penumpu geladak (deck beam). Pengaturan posisi tegak lurus
pada deck beam dibantu dengan pelat siku, dan bila terjadi
Teknik Konstruksi Kapal 381
jarak antara deck beam dengan pelat datar maka dilakukan
penekanan dengan menggunakan paju.
Pelat
web
3. Pengelasan Besi
Besi mempunyai kandungan C antara 0 – 0,02% .
Pengelompokan besi dibagi menjadi 2 yaitu :
• Besi murni : mempunyai kemurnian yang tinggi, butir grain
homogen, tidak ada elemen-elemen yang dapat
menghasilkan gas, weldabilitynya baik jika diberikan post heat
( stress relieving ) ± 400 o C.
• Besi tempa : hampir sama dengan besi murni tapi input panas
rendah untuk mendapatkan penetrasi dangkal. Menggunakan
las busur electrode terbungkus dengan arus listrik dan
kecepatan pengelasan rendah.
Prosedur pengelasan :
a. Menggunakan filler jenis Cast Iron dengan Preheat 5500C
b. Menggunakan filler dengan nikel Base atau copper base
atau baja karbon rendah untuk membentuk struktur grafik
plus Preheat dengan suhu 2000C.
c. Mengurangi jumlah input panas yang diberikan sehingga
kalor hanya tepat untuk mencairkan filler dan logam induk
5. Pengelasan Alumunium
Sifat-sifat aluminium :
• Adanya aluminium oxide surface coating
Aluminium adalah logam aktif yang bereaksi dengan O2
di udara membentuk lapisan aluminium oksida pada
permukaannya. Oksida aluminium ini harus dihilangkan
terlebih dahulu sebelum pengelasan, karena partikel oksida
ini jika tidak leleh akan terjebak dalam weld pool yang akan
menyebabkan ductility, lack of fusion atau cracking. Untuk
menghilangkan lapisan oksida tersebut dapat dilakukan
dengan mekanik, kimia ataupun dengan elektrik (Cathodic
kombardment). Pengelasan harus segera dilakukan paling
tidak 8 jam dari pembersihan lapisan oksida.
• Low melting temperature
Aluminium dapat dibagi menjadi aluminium murni dengan
titik leleh + 660oC dan aluminium alloy (Al2O3) mempunyai titik
leleh + 1926oC. Al2O3 mampu menyerap kelembaban udara
dan saat dilas akan menjadi sumber gas H2 yang akan
menyebabkan terjadinya porosity.
• High thermal conductivity
Thermal conductivity yang tinggi mengakibatkan aluminium
memerlukan lebih banyak panas meskipun titik lelehnya
c. Mesin las
d. Prosedur pengelasan
Prosedur pengelasan atau WPS (Welding Procedure
Specification) digunakan untuk memberikan arahan kepada welder
dan welding operator agar hasil pengelasan memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh code dan standard. Biasanya WPS ini disertai
dengan PQR (Procedure Qualification Record) yang berisi hasil
pengujian tes piece yang dibuat dari tes coupon. Variable-variable
yang terdapat dalam PQR nantinya akan digunakan dalam
pengelasan. Informasi yang ada di WPS harus jelas dan mudah
diikuti oleh welder dan welder operator tanpa mengalami kesulitan.
Item-item yang umumnya tercantum dalam suatu WPS adalah :
• Scope
Menjelaskan proses pengelasan, jenis material dan spesifikasi
yang diminta.
• Base Metal
2. Bengkel Cat
Kapal merupakan jenis transportasi air, maka dari itu sangat
rentan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh air (korosi dan
lapuk) maupun tumbuhan atau binatang yang hidup di air. Salah
satu metode yang paling banyak digunakan dalam menanggulangi
korosi, lapuk maupun binatang dan tumbuhan laut yang terbukti
efektif adalah cat. Cat atau protective coatings adalah lapisan
pelindung yang melindungi dengan cara membentuk lapisan tipis
antara permukaan dengan ekses paling luar atau lingkungan
sekitarnya. Sebagai contoh: tebal besi pada konstruksi bangunan
kapal berkisar 5-20 mm sedangkan tebal cat untuk melindungi
permukaan ini adalah 120-160 micron (DFT) atau hanya 0.02-
0.030% saja dari tebal permukaan besi. Apabila diibaratkan tebal
cat ini hampir sama dengan tebal secarik kertas pembungkus.
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik dan
berkualitas maka pihak yang terkait dalam pengecatan perlu
mengetahui dasar-dasar pengecatan baik teknis aplikasi maupun
pengawasan sehingga perlakuan dan penanganan dapat
dilakukan sedemikian rupa untuk memenuhi spesifikasi baik oleh
Teknik Konstruksi Kapal 396
aplikator pemilik inspektor atau konsultan sehingga selama proses
pengecatan diharapkan dapat meningkatkan hasil kerja dan
kualitas secara efisien.
2) Kondisi lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh diantaranya
adalah atmosfer, humidity (kelembaban), immersion, tidal zone,
temperature, sinar matahari, kandungan kimia dll.
3) Mutu/kualitas cat
Cat yang berkualitas hanya dapat dibuat apabila
menggunakan bahan baku yang berkualitas. Pemakaian bahan
bermutu, formulasi yang tepat, proses produksi dan kontrol
laboratorium yang baik harus dilakukan secara konsisten.
5) Surface preparation
Penelitian menunjukkan bahwa kegagalan pengecatan 85%
adalah akibat surface preparation yang kurang baik. Kurangnya
informasi dan pelatihan terhadap blaster dan painter
memungkinkan hal itu terjadi. Pemahaman mendasar
mengenai surface preparation ini adalah sesuatu yang mutlak
Teknik Konstruksi Kapal 397
sebab cat hanya akan berhasil baik apabila surface preparation
juga baik. Pokok-pokok utama dalam surface preparation
adalah standard surface preparation, peralatan, tenaga kerja
terampil dan mahir, safety.
6) Aplikasi
Cat biasanya diaplikasikan dengan menggunakan peralatan
sesuai rekomendasi produsen. Secara umum cat biasanya
dapat dipergunakan dengan menggunakan kuas, roller, air
spray dan airless spray dll. Masing-masing alat ini memiliki
kelemahan dan keunggulan. Pokok-pokok pemahaman dalam
aplikasi adalah peralatan tenaga kerja yang mahir dan terampil,
cuaca yang baik, pemahaman produk dan safety
7) Quality control/inspeksi
Fungsi dan kegunaan quality control sangat berperan dalam
mencegah terhadap kekeliruan dan kesalahan dapat
memberikan solusi untuk memperbaiki kekeliruan dan
kesalahan yang timbul.
2) Oxidation coating
Proses dimana cat menguap dan memerlukan oksigen
sebagai penghantar, contoh: drying oils, alkyd, epoxy, phenolic,
dan urethane
c. Fungsi cat
Cat dibuat dan diperuntukkan sesuai fungsinya. Didalam
praktek bahwa pengecatan dapat dilakukan sebelum difabrikasi
didalam ataupun diluar ruangan, bertahap atau penuh secara
berkesinambungan sangat tergantung pada jenis konstruksi yang
akan dicat.
Berikut ini yang umum dipakai antara lain:
1) Shopprimer
Proteksi sementara selama proses pembangunan konstruksi
akan mempermudah prosedur pekerjaan selanjutnya. Karena
masa proteksi yang sangat terbatas (3-12 bulan) kemungkinan
untuk mengelupas sebagian atau keseluruhan lapisan dapat
terjadi tergantung dari kondisi akhir lapisan sebelum
pengecatan dengan system yang sesungguhnya sesuai
rekomendasi produsen.
2) Primer coat
Cat lapis dasar pada multi coat system, memiliki daya lekat
yang baik pada permukaan dan harus mengandung proteksi
serta mampu dan dapat menerima cat diatasnya. Cat dasar
primer baik yang mengandung inhibitor, barrier atau efek
galvanis
3) Intermediate coat
Cat lapis penebal agar kedap air atau untuk menciptakan
ketebalan tertentu harus dapat melekat dengan baik pada
lapisan primer dan dapat menerima lapisan finish coat.
4) Finish/top coat
Cat lapis akhir sebagai pelindung paling luar menonjolkan
warna sebagai estetika atau signal harus dapat melekat
dengan baik terhadap lapisan intermediate dan beberapa lapis
finish coat diatasnya yang setara atau sejenis
5) Lain-lain
Dalam praktek teknis aplikasi juga memerlukan kombinasi
jenis cat yang sama atau berbeda, dipakai untuk
Teknik Konstruksi Kapal 399
mengoptimalisasikan system pelapisan lama atau baru pada
multi coat system application antara lain:
• Holding primer
Cat yang dipergunakan untuk memperpanjang proteksi
sementara pada penggunaan shopprimer hingga pengecatan
dengan system penuh dapat dilaksanakan sewaktu-waktu
tanpa harus mengupas cat lama atau disebut jenis cat dasar
yang dipergunakan di lokasi kerja apabila blasting dilakukan
berulang-ulang
• Mist coat /flash coat
Langkah/tahapan prosedur teknis pengecatan pada
permukaan umumnya jenis zinc silicate untuk menghindari
popping. Dilakukan sekali atau dua kali semprotan tipis.
Segera setelah terjadi penguapan, penyemprotan dapat
dilanjutkan hingga mendapat ketebalan penuh sesuai
rekomendasi.
• Tie coat
Jenis cat yang diaplikasikan untuk menjembatani apabila
menggunakan cat yang berbeda jenis.
• Scaler coat
Jenis cat yang dipergunakan untuk
mengisolasikan/menutupi permukaan yang tidak rata missal
permukaan dengan kondisi pitting merata, permukaan
berpori-pori, menjembatani cat lama/baru terhadap cat anti
fouling.
1) Barrier effect
Menciptakan rintangan atau hambatan yang kuat untuk
memisahkan permukaan dari air dan oksigen. Caranya dengan
melapisi cat yang kedap air dengan ketebalan 250-500 micron.
Biasanya cat seperti ini terdiri dari bahan antara lain: bitumen,
coal tar epoxy, vinyl tar dan epoxy. Untuk area-area terendam
yang paling sering digunakan sebagai lapisan pelindungnya
adalah barrier effect
2) Inhibitor effect
Memberi peluang kepada air menembus rongga-rongga
pada lapisan dan melarutkan sebagian campuran anti karat
pada permukaan cat dan akan bereaksi terhadap korosi dasar.
Caranya menambahkan anti karat pada cat primer sebagai
bagian dari bahan pewarna. Dasar prinsip ini terdapat pada
VS % x 10
dalam m 2 per liter =
Desired dft (micron )
Dimana :
100
Faktor konsumsi =
100 − z %
dan
VS % x 10
Theoritical spreading rate =
DFT
Atau
• Boottop
A = 2 x h x (Lpp + 0.5 x B)
• Topsides
A = 2 x H x (Loa + 0.5 x B)
dalam liter =
( )
Area m 2 x desired dft (micron )
Vs % x 10
RAW MATERIAL
IMMEDIATELY AFTER
SHOP PRIMER SHOT BLASTING
SUBSEQUENT PAINTING
Stripe coating shall be applied
before each full coating
APPEARANCE INSPECTION
1) Penjelasan Umum
Adapun penggunaan yang utama bertujuan untuk
menghasilkan hasil terbaik apabila menggunakan produk
tersebut.
a) Nama produk, Nomor dan Kode Warna
Setiap produsen cat memberikan nama pada produknya,
dilengkapi dengan nomor identifikasi serta kode warna.
Konsumen yang telah terbiasa menggunakan satu produk
tertentu dengan mudah akan dapat mengetahui
peruntukannya.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai informasi yang tertulis
di dalam produk data sheet oleh produsen cat.
b) Description
Keterangan mengenai produk secara ringkas, mengenai
jenis/generic type, pigmentation, prinsip, sifat cat dan batasan.
c) Recommended Use
Rekomendasi pemakaian dimana cat tersebut paling dan
sesuai dipergunakan. Dapat pula dikombinasikan dengan
produk tertentu dengan penggunaan khusus.
d) Service Temperature
Indikasi ketahanan maksimum terhadap temperatur.
e) Approval / Certificates
Daftar resmi dan sertifikat yang dikeluarkan oleh badan
sertifikasi nasional terhadap suatu produk
2) Physical Constants
a) Finish
Penampilan cat setelah mengering dalam perhitungan
kondisi optimal, tingkat sangat kilap ( high gloss ) ( > 90 ),
Glossy ( 60 – 90 ), Semi Gloss ( 30 – 60 ) Semi Flat ( 15 – 30 ),
Flat ( < 15 ). Ukuran adalah promilles dan sesuai dengan
ASTM D 583-67 ( specular Gloss, 60 degree geometry ).
Pada penempatan yang aktual tergantung dari pada kondisi
selama pengecatan dan proses pengeringan.
b) Color / Shade Nos.
Warna dan kode warna, sangat beragam, untuk primer,
intermediate, umumnya standar pabrik, namun untuk cat finish,
warna dapat disesuaikan dengan permintaan konsumen (
owner ).
Teknik Konstruksi Kapal 406
c) Volume Solids
Tingkat kekentalan menunjukkan persentasi dari perbandingan
/ rasio :
DFT
WFT
Figure tersebut diatas adalah pengujian pada perbandingan
/ rasio antara kering dan basah, dalam jumlah ketebalan
tertentu didalam laboratorium, dan tanpa memperhitungkan
losses.
Metode pengujian sesuai dengan persyaratan dan ketentuan
dari ISO 3233/ASTM D 2697, dikeringkan pada temperatur
200C, 60% RH selama 7 hari.
Volume solid selalu diperhitungkan lebih tinggi diatas
perhitungan teori, sebab dasar perhitungan adalah
berdasarkan komposisi pemakaian bahan baku dengan berat
jenis yang berbeda
d) Flash Point
Suatu temperatur terendah dimana cairan cat mengeluarkan
uap yang mudah terbakar bila bercampur dengan udara
bilamana titik nyala cat lebih rendah atau mendekati temperatur
udara sekitar akan beresiko terbakar atau meledak.
e) Specific Gravity
Bobot cairan dalam kg/liter.
Untuk cat dengan dua jenis komponen yang berbeda,
specific gravity diukur dengan menggabungkan dua komponen
tersebut.
f) Dry to Touch
Kering sentuh cat, terhitung sejak cat itu disemprotkan pada
permukaan diukur dalam jam.
g) Dry to Handle
Kondisi cat mengering dan dapat dipindah atau dialokasikan
atau diangkut.
h) Fully Cured
Dimana proses pengeringan telah berakhir dengan
sempurna umumnya adalah 7 hari ( 200C ).
i) V.O.C
Kandungan senyawa organik cat yang menguap.
b) Metode Aplikasi
Rekomendasi peralatan pengecatan untuk tiap jenis,
kemungkinan ada perbedaan, pergunakanlah alat
pengecatan sesuai anjuran.
c) Thinner
Rekomendasi jenis thinner yang dipergunakan pada suatu
jenis cat yang dipakai, serta jumlah persentase maksimum
yang diijinkan.
d) Pot Life
Batasan waktu layak pakai pada cat dua komponen
setelah bercampur menjadi satu, dalam jam pada temperatur
200C
e) Nozzle Orifice
Besar diameter / penampang, ujung semprotan pada spray
gun, dalam inchi atau mm, sesuai standar prabrik
g) Cleaning of Tools
Alat pembersih/pencuci peralatan. Umumnya thinner atau
bahan pengencer yang dipergunakan pada saat aplikasi
dapat dipergunakan. Untuk lebih ekonomis, produsen
memproduksi bahan ini untuk dapat dipakai berulang – ulang.
j) Preceeding Coat
Rekomendasi jenis cat, sebelum pemakaian produk
termaksud.
k) Subsequent Coat
Rekomendasi jenis cat lanjutan setelah produk termaksud.
l) Remarks
Keterangan tambahan atau informasi lainnya sebagai
pendukung atau memperjelas informasi.
m) Safety
Penanganan mengenai keselamatan terhadap bahan –
bahan senyawa cat.
n) MSDS
Material Safety Data Sheet
Bahaya–bahaya kesehatan pada senyawa cat termaksud
berikut kandungan bahan–bahan organik atau anorganik
yang terdapat dalam cat termaksud.
No
Identificatio
nMaterials
A
Yes
QA No
Yes
Nesting Plan Cutting
Grinding
Rambu/Mal Forming/Shaping
A B
A B
Sub Assembly
Assembly Block
No
Scantling &
Accuracy
Yes
Fairing
Adjusting
Erection
Fairing
C D
Gambar 19.13 Diagram alur proses assembly
C D
Blasting
QA/O/OS
No
Shop Primer
Yes
Primer Coat
Intermediate Coat
Finish Coat
Keterangan :
QA = Quality Assurance
O = Owner
OS = Owner Surveyor
a. Penyusutan lintang
Penyusutan pada las akar akan berkurang dengan
bertambah tebalnya pelat dan akhirnya mencapai suatu
harga tertentu tetapi penyusutan tersebut menjadi lebih
besar dengan bertambah besarnya masukkan panas.
Dalam hal ini lapisan las pada las akar dengan sendirinya
las akar akan memberikan perubahan bentuk yang terbesar
bila dibandingkan dengan penyusutan yang disebabkan
oleh lapisan las,bahwa
Unsur. Pengaruh
Celah akar. Celah akar makin besar, penyusutan juga makin besar.
Bentuk alur. Penyusunan pada alur V lebih besar daripada penyusutan
pada
alur X.
Ukuran Elektroda diameter lebih besar memberikan penyusutan
elektroda. yang lebih kecil.
Gerakan Urutan anyaman memberikan penyusutan yang kecil.
elektroda.
Intensitas Penahanan dengan intesitas tinggi memberikan penyusutan
penahan. yang kecil.
Jenis fluks. Tidak begitu berpengaruh.
Pemukulan. Pemukulan mengurangi penyusutan.
Pemahatan Pemahatan sendiri tidak menimbulkan penyusutan.
belakang Tetapi bila dilakukan dengan api akan terjadi penyusutan.
lasan. Pengelasan lawan akan memberikan penyusutan
Las busur Penyusutan melintang sangat kecil ( 1/3 dari las tangan ).
rendam. Hal ini disebabkan karena bentuk alur I yang kira-kira juga
memerlukan logam las yang hanya 1/3 pada pengelasan
dengan tangan
Dalam hal ini ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu
pertama bagian pelat yang akan dirakit ditempatkan pada
tempat perakitan dan ditahan dengan pemberat yang
cukup dan yang kedua bagian pelat yang akan dirakit
ditahan dengan alat pemegang yang kuat.
B. Pembuatan Fibreglass
Serabut glass yang berupa serat-serat halus yang panjang-panjang
diperoleh dari dua cara yaitu
a. Lelehan
b. Marmer (batu pualam)
Cara lelehan lebih banyak dipakai pada saat ini, campuran bahan-
bahan mentah untuk peleburan glass serabut dimasukkan ke dalam tangki
penyampuran, kemudian campuran tersebut meleleh dan mengalir ke
dalam saluran atau perapian depan. Di bawah perapian depan ada
serentetan bushing, tiap bushing mempunyai beberapa ratus lubang
dengan ukuran yang teliti. Glass mengalir tegak lurus melalui bushing-
bushing oleh gaya beratnya sendiri dan serat-serat yang halus ditarik ke
bawah secara mekanis untuk memperkecil serat tersebut, serat-serat halus
yang keluar dari lubang-lubang tiap bushing melewati suatu roda
pengumpul untuk membentuk suatu serat.
Serat-serat ini digulung pada tabung dan merupakan bahan baku yang
digunakan untuk membuat segala jenis serabut. (lihat gambar 21.1)
3. Woven Cloth
Seperti pada woven roving, beberapa gulungan dari serat dipintal
menjadi satu kemudian dianyam yang mana bentuknya seperti kain,
macam-macamnya juga tergantung diameter bahan bakunya.
1. Material
Adapun material yang digunakan sebagai berikut:
a. Resin
Resin merupakan material cair sebagai pengikat serat penguat yang
mempunyai kekuatan tarik serta kekakuan lebih rendah dibandingkan
serat penguatnya. Ada beberapa jenis resin antara lain:
5. Resin type Phenolic, resin type ini tahan terhadap larutan asam dan
alkali. Adapun spesifikasi teknisnya adalah berikut:
Massa jenis : 1.15 gr / cm3
Modulus Young : 3.0 GPa
Kekuatan tarik : 50 MPa
Adapun jenis resin yang umum dipakai untuk bangunan kapal adalah
type orthophthalic poliester resin. Resin type ini harganya paling murah
dibandingkan type lainnya dan tahan terhadap proses korosi yang disebabkan
oleh air laut sehingga cocok untuk bahan material bangunan kapal. Dengan
sifat ini kerusakan yang disebabkan karena proses korosi dapat dihindari
sehingga biaya perawatan untuk kulit lambung dari material logam maupun
kayu.
Resin poliester memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan.
Keunggulan resin ini ialah:
- Viskositas yang rendah sehingga mempermudah proses
pembasahan / pengisian celah antara pada serat penguat ( Woven
Roving )
- Harga relatif lebih murah
- Ketahanan terhadap lingkungan korosif sangat baik kecuali pada
larutan alkali
4. Aramid ( Kevlar 49 )
Serat penguat yang umum dipakai untuk bangunan kapal terdiri dari
beberapa jenis menurut bentuk dan konfigurasi dari serat penguat. Adapun
jenis serat penguat gelas tersebut:
c. Woven roving 800 gram/ m2 (WR 800 ) dengan data teknis sbb:
Berat spesifik (W/m2)f : 800 gram/ m2
Kekuatan tarik (σuf ) : 512 MPa
Modulus elastisitas ( Ef ) : 38.5 GPa
Angka Poisson (υf ) : 0.2
c. Bahan Pendukung
Dalam proses pembuatan laminasi ada beberapa material pendukung
yang berpengaruh terhadap karakteristik laminasi sehingga perlu diketahui
fungsi, komposisi dan pengaruh dari masing-masing bahan pendukung tersebut
diantaranya:
1. Katalis ( Catalyst ) berfungsi untuk memulai proses awal perubahan
bentuk resin dari cair menjadi padat ( polymerization ) pada temperatur
kamar (270 Celcius). Umumnya pemberian katalis ini adalah sekitar 0.5 –
4% dari fraksi volume resin. Misalnya pemberian katalis 2% maka resin
akan mengalami proses perubahan dari cair ke bentuk agar ( gel ) sekitar
15 menit pada suhu 270 C. Katalis ini tidak berfungsi bila bercampur
dengan air, katalis yang umum dipakai untuk polyester resin adalah Metil
Ethyl Keton Peroksida ( MEKP ).
4. Gel Coat termasuk salah satu jenis resin polyester dan fungsi utamanya
yaitu sebagai lapisan pelindung laminasi kulit FRP dari goresan atau
gesekan benda keras pada permukaan kulit, lapisan gel coat merupakan
lapisan terluar dari laminasi maka sebaiknya resin gel coat (misalnya
6. Parafin ialah cairan yang berfungsi memberikan kesan cerah pada gel
coat yang telah diberi pigmen, pemakaiannya sedikit hampir sama
dengan cobalt.
8. Talk yaitu sejenis bubuk kapur yang dapat berfungsi sebagai dempul
setelah dicampur dengan resin dan katalis.
d. Lapisan Inti
Lapisan inti ( Lapisan/ Bahan Pengisi ) ialah bahan-bahan yang
digunakan untuk membentuk konstruksi fibreglass menjadi rigid, ada beberapa
lapisan inti yang digunakan antara lain:
2. Pelat baja dan Pelat besi digunakan untuk pondasi/ pangkon dari Mesin
utama, mesin bantu, mesin-mesin geladak dan sebagai pelat mata (
untuk mengangkat hasil laminasi misalnya lambung dll).
Adapun data teknis material ini dilihat pada halaman berikut ini.
Bahan pengisi celah pada Divinycell type grade score yang umum dipakai
adalah divilette. Divilette yang dipakai untuk bangunan kapal yaitu Divilette
600 dengan data teknis sebagai berikut:
o Kekuatan tarik : 10 MPa
o Modulus Elastisitas : 1000 MPa
o Water absorption : 80 mg
o Elongation at Break :3%
o Liner shrinkage : 1.2 %
2. Gergaji roda, gergaji ini banyak pula jenisnya, biasanya dipakai untuk
membelah, memotong miring, dan memotong biasa, dengan
penambahan alat tertentu gergaji ini dapat dipakai untuk membuat
berbagai bentuk yang berlekuk-lekuk seperti alur dan sebagainya, untuk
menggergaji balok menjadi papan.
Tabel 1.1 Keausan max yang diijinkan terhadap ketebalan pelat yang
disetujui klasifikasi pada keadaan baru.
Keausan max. yang diijinkan terhadap
Macam Lajur Pelat ketebalan pelat yang disetujui klasifikasi pada
keadaan baru.
1. Pelat kulit lambung
a. Pelat lunas (Keel Plate). 20 %
Pelat Dasar (Bottom Plate)
dan Pelat Lajur Bilga (Bilge
Plate)
b. Pelat Lambung (Side Plate) 30 %
diatas Pelat Lajur Bilga dan
dibawah Pelat Lajur Atas.
c. Pelat Lajur Atas (Sheer 20 %
Strake)
2. Pelat Kulit Alas Dalam (Tank
Top)
a. Pelat Tepi (Margin Plate) 20%
b. Pelat Alas Dalam 20%
3. Pelat Geladak Utama (Main
Dek) 20 %
a. Pelat tepi geladak (Stringer
Plt) dan Lajur Pelat Geladak
antara Lambung dan
Ambang Palkah memanjang
b. Pelat Geladak antara 30 %
Lubang Palkah
4. Geladak Bangunan Atas dan 30%
Rumah Geladak
5. Dinding Sekat Memanjang dan 20% - 30%
Melintang
1. Mesin Press.
2. Mesin Bending………dsb.
Hal ini diasumsikan bila kita mengadakan perbaikan salah satu bagian dari
konstruksi kapal misalnya : alas atau lambung.dsb. apalagi dalam perbaikan
tersebut kita menghilangkan misalnya dengan memotong maka sistem cincin
kekuatan tersebut akan melemah.
Oleh sebab itu apabila ada perbaikan semacam ini, kita harus mewaspadai-
nya. Untuk ini biasanya kita pasang penguat – penguatan bahan untuk
meminimalkan kekuatan yang hilang.
10. Reparasi Pelat Kulit Pada Daerah Kamar Mesin Dan Buritan Kapal.
Penggantian pelat lambung dan dasar pada kamar mesin dan tinggi
buritan akan pengaruh pada kelurusan garis poros yaitu poros baling-
baling. Poros antara dan motor induk perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Baut-baut pas motor induk dengan fondasi dilepas agar deformasi las
tidak akan berpengaruh terhadap motor induknya sendiri.
2. Motor Induk dan peralatan lainnya dianjurkan diangkat dari
fondasinya supaya tegangan awal tidak terlalu besar dan
memudahkan pengelasan.
3. Menambah tumpuhan-tumpuhan tambahan misalnya balok-balok
samping agar mengurangi tegangan awal.
4. Penggantian 1 lembar plat kulit disarankan plat kulit simetris lainnya
diganti juga agar deformasi las juga simetris.
5. Penggantian plat kulit yang cukup banyak disarankan dilaksanakan
secara bertahap, secara simetris dan disertai penempatan tumpuhan
sementara.
6. Sebelum pengelasan perlu diperhatikan :
a. Persiapan kampuh las dan jarak antara kampuh
b. Tenaga las dan jenis electrode yang memenuhi syarat
c. Urutan pengelasan yang benar untuk mendapatkan deformasi
las yang minimum.
7. Pelaksanaan reparasi plat kulit diburitan kapal sama seperti pada
kamar mesin dan hal lain yang perlu diperhatikan adalah :
a. Deformasi pengelasan pada pemasangan plat baru dapat
menyebabkan kedudukan garis poros kemudi dan garis poros
baling-baling mengalami perubahan.
b. Pada daerah buritan yang sempit tidak memungkinkan
pengelasan dilakukan dengan sempurna Adalah reparasi konstruksi yang
karena sifat & kondisinya perlu perhatian khusus contoh yang sederhana :
1. Reparasi alas kapal dibawah kamar mesin.
Contoh Soal
1. Dari suatu Kapal barang umum dengan sistem konstruksi melintang, pada
waktu bongkar muat barang jatuh pada plat alas dalam (tanpa papan alas
dalam) pada pertemuan antara penumpu samping dan wrang terbuka,
sehingga menyebabkan lekuk yang cukup dalam pada plat alas dalam
tersebut. Disamping itu kondisi wrang plat yang ada didekatnya juga
mengalami penipisan sehingga memerlukan penggantian.
2. Gambar dan uraikan jenis-jenis kerusakan yang ada dan dasar-dasar
pemeliharaan dan perbaikannya.
Nama Bagian
No Dasar-dasar Perbaikan Kerusakan
Konstruksi
1 Plat alas dalam Pemotongan setempat pada daerah kerusakan
dapat berbentuk lingkaran, empat persegi panjang
atau bujur sangkar dan diganti dengan pelat baru.
2 Penumpu samping - Pemotongan setempat pada daerah kerusakan
- Dilakukan penggantian dahulu sebelum
pemasangan plat alas dalam, dengan diberi
lubang sesuai ukuran profil gading alas dan
gading balok.
3 Wrang pelat - Penggantian wrang pelat dapat dilakukan
sebagian atau seluruh wrang pelat tergantung
daerah kerusakan.
- Pada kapal kecil dengan B ≤ 12 m umumnya
konstruksi wrang pelat menerus dan penumpu
samping terputus.
- Perhatikan letak sambungan las.
A. MENJALANKAN AUTOCAD 2D
Program AutoCAD dapat dijalankan dengan 2 cara :
- Lewat desktop
dengan klik dua kali pada logo AutoCAD di desktop
- Klik ...START....Program....AutoCAD
Maka akan tampil seperti dibawah ini :
Title Bar
Layer
Cross hair
Pick Box
Toolbar
Area gambar
WCS/UCS
Contoh :
Ketik : L ( enter )
@17,0 (enter)
@0,15 (enter)
@-7,0 (enter)
@ 0,-5 (enter)
@-10,0 (enter)
@0,-10 (enter)
atau c (enter)
Contoh:
Toolbar :
Ada 2 jenis menggambar polygon
-
-
Contoh:
Toolbar :
Contoh:
7. Perintah Revcloud
Perintah untuk membuat gambar berbentuk seperti awan
Toolbar
Contoh:
Toolbar :
klik kiri bagian dalam / luar atau kiri/ kanan obyek tersebut
1 3
4 7
Toolbar :
30,0 (enter)
- klik toolbar
Hasil akhir
-
- pilih obyek tujuan perpanjangan ( klik kiri bagian A ), klik
kanan
-
Ketik D (enter)
a
b
- ketik R (enter)
a
b
Untuk memilih
bagian yang di arsir
Untuk
memilih Untuk mengarsir
jenis dengan warna gradien
Untuk
merubah Untuk meng arsir
d i lebih lanjut
Untuk
merubah
k l
Untuk
memilih
jenis font
Quik leader
LATIHAN
1. Sistem Koordinat 3D
AutoCAD memberikan tiga kemungkinan untuk menentukan system koordinat
sebuah titik dalam ruang yaitu dengan memperhatikan terhadap sumbu –
sumbu X, Y, Z dan sudut yang terjadi. Ketiga koordinat tersebut adalah
Cartesian, Cylendrcal dan Spherical
• KOORDINAT CARTESIAN
Misalkan pada titik A yaitu ( 0, 42, 0.39, 0,82 ) dan titik B yaitu ( 0.5, 0.9, 0.0 ).
• KOORDINAT CYLENDRICAL
• KOORDINAT SPHERICAL
Koordinat Spherical dengan cara menggabungkan antara jarak dan dua sudut
pada masing – masing besaran yang dipisahkan dengan tanda <
Yaitu @jarak<sudut<sudut atau
@jarak<sudut daftar terhadap bidang XY<sudut tegak
terhadap bidang XY.
WCS atau Sistem Koordinat Dunia adalah koordinat yang posisi dan
orientasinya tidak dapat dipindah – pindah. Lokasinya selalu tetap, berada
ditempat yang sama dan bersifat absolute. Pada materi 2D digunakan system
WCS jadi materi 3D yang akan kita bahas adalah Sistem UCS.
UCS atau Sistem Koordinat Pengguna adalah system koordinat yang dapat
diubah – ubah ( dipindahkan dan dirotasi ) sesaui dengan keinginan pengguna.
Command : ues.
Command : ucs
Current ucs name : *NO NAME*
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:3
Specify new origin point <0,0,0>:
Specify point on positive portion of X-axis <21.0000,-10.0000,0.0000>:
Specify point on positive-Y portion of the UCS XY plane <19.0000,-
10.0000,0.0000>:
Keterangan :
3 poin => mendefiisikan UCS dengan menentukan tiga titik, yaitu titik original,
sembarang titik pada sumbu X positif baru dan sembarang titik pada bidang XY
baru. Sumbu Z yang terjadi adalah tegak lurus terhadap bidang XY, melewati
titik original baru.
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME*
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z]
<0,0,0>:ob
Select object to align UCS :
Keterangan :
Object => mendefinisikan UCS berdasarkan obyek yang dipilih. Bidang XY dan
sumbu Z yang terjadi akan disesuaikan dengan obyek yang ditunjuk.
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME*
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:f
Select face of solid object :
Enter an option [Next/Xflip/Yflip] <a:cept>:
Keterangan :
Next => Menempati UCS pada permukaan alternatif, selain dari yang sudah
ditandai opleh Autocad
Maka permukaan alternatif akan ditandai dengan highlight.
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME*
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:v
Keterangan :
View = mengubah orientasi UCS sehingga bidang XY sejajar dengan
permukaan layar (tegak lurus
Terhadap arah pandangan), tanpa memindahkan titik original.
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME*
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:x
Specify rotation angle about X axis <90>:45 (yang diputar sb. Y)
Command : ucs
Current ucs name: *WORLD *
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:y
Specify rotation angle about X axis <90>:45
Command : ucs
Current ucs name: *WORLD *
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: n
Specify Origin of New UCS or [ZAxis/3point/Object/Face/View/X/Y/Z] <0,0,0>:z
Specify rotation angle about X axis <90>:45
Keterangan :
X / Y / Z => merotasi UCS mengelilingi sumbu yang dipilih (X atau Y atau Z)
Keterangan :
Zdepth => memindahkan titik original dengan cara menyebutkan jarak
perpidahannya sepanjang sumbu Z
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME*
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: g
Eenter an option [Top/Bottom/Front/Back/Left/Right]<Top>:t
Keterangan :
Ortho Graphic => merotasi UCS sehingga sejajar dengan salahs atu dari enam
sisi orthogonal.
Command : ucs
Current ucs name: *TOP *
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: g
Eenter an option [Top/Bottom/Front/Back/Left/Right]<Top>:b
Command : ucs
Current ucs name: *BOTTOM *
Eenter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: g
Enter an option [Top/Bottom/Front/Back/Left/Right]<Top>:f
Command : ucs
Current ucs name: *FRONT *
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: g
Eenter an option [Top/Bottom/Front/Back/Left/Right]<Top>:ba
Command : ucs
Current ucs name: *BACK *
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: g
Eenter an option [Top/Bottom/Front/Back/Left/Right]<Top>:l
Command : ucs
Command : ucs
Current ucs name: *NO NAME *
Enter an option
[New/Move/orthoGraphic/Prev/Restore/Save/Del/Apply?World<World>: p
Keterangan
Prev => mengembalikan ke UCS yang sebelumnya
Restore => mengaktifkan UCS yang telah disimpan dalam sebuah nama
Save => menyimpan UCS aktif dalam sebuah nama
Del => menghapus nama UCS yang telah disimpan sebelumnya dengan
pilihan Save dan Autocad akan menanyakan naam UCS yang
akan dihapus.
Apply => menerapkan UCS aktif pada viewport tertentu.
World => mengembalikan UCS pada WCS, sistem koordinat yang menjadi
basis bagi sebagian besar sistem koordinat lainnya.
3). Region.
Region adalah perintah untuk mengkonversi sekumpulan obyek 2D
berbentuk loop, menjadi region. Loop dapat merupakan kombinasi dari
garis dan busur atau sekumpulan kurva yang saling terhubung pada ujung-
ujungnya secara urut sehingga membentuk bangun tertutup. Dapat juga
berupa lingkaran, polyline, spline tertutup, dan ellipse. Meskipun berbentuk
loop, namun sekumpulan kurva ini seperti rangkaian kawat yang tidak
memiliki permukaan tertutup di dalamnya. Dengan Region, Auto CAD akan
menciptakan permukaan tertutup di dalam loop.
Command : revolve
Command : revolve
Current wire frame density : ISOLINES = 4
Select objects: 1 found
Select objects:
Specify start point for axis of revolution
define axis by [Object/X (axis)/Y (Axis)]:o
Select an object:
Specify angle of revolution <360>:90
Command : revolve
Current wire frame density : ISOLINES = 4
Select objects: 1 found
Select objects:
Specify start point for axis of revolution or define axis by [Object/X (axis)/Y
(Axis)]:x
Specify angle of revolution <360>:180
Command : revolve
Current wire frame density : ISOLINES = 4
Select objects: 1 found
Select objects:
Specify start point for axis of revolution or define axis by [Object/X (axis)/Y
(Axis)]:y
Specify angle of revolution <360>:180
Contoh :
Command: revsurf
Current wire frame density: SURFTAB1=6 SURFTAB2=6
Contoh : rulesurf
Current wire frame density: SURFTAB1=6
Select first defining curve : (pilih object Are)
Select second defining curve: (pilih object garis)
• TABSURF (TABULATED SURFACE)
Tabsurf adalah perintah untuk mengekstrusi obyek 2 D dengan arah dan
jarak yang ditentukan oleh vector yang ditunjuk.
Contoh:
Command: tabsurf
Select object for path curve: (pilih obyek yang akan
diekstrusi/arc)
Select object for direction vector: (pilih arah vector/line)
• BOX
Box digunakan untuk membuat balok dengan cara menentukan sudut
pertama balok dan sisi-sisi balok tersebut (panjang, lebar dan tinggi).
Contoh:
Command : box (enter)
Specify corner of box or [CEnter] <0,0,0>: (diisi) (enter)
Specify corner or [Cube/Length]: 1
Specify length: (diisi) (enter)
Specify width: (diisi) (enter)
Specify height: (diisi) (enter)
Command: ai_box (enter)
Specify corner point of box: (diisi) (enter)
Specify length of box: (diisi) (enter)
Specify width of box or [Cube]: (diisi) (enter)
Specify height of box: (diisi) (enter)
Specify rotation angle of box about the Z axiz or [Reference]:(diisi) (enter)
• CONE
Cone digunakan untuk membuat kerucut
Contoh:
Command: cone (enter)
Current wire frame density: ISOLINES=4
Specify center point for base of cone or [Elliptical] <0,0,0>:(diisi) (enter)
Specify radius for base of cone or [Diameter]: (diisi) (enter)
Specify height of cone or [Apex]: (diisi) (enter)
• SPHERE
Sphere, Dish dan Dome adalah obyek 3D yang mempunyai kemiripan
bentuk. Sphere akan menghasilkan bolah penuh.
Contoh :
Command: sphere (enter)
Current wire frame density: ISOLINES=4
Specify center of sphere <0,0,0>: (diisi) (enter)
Specify raidus of sphere or [Diameter] (diisi) (enter)
Command: ai_sphere (enter)
Specify center point of sphere:
Specify radius of sphere or [Diameter]: (diisi) (enter)
Enter number of longitudinal segments for surface of sphere <16>: (enter)
Enter number of latitudinal segments for surface of sphere <16>: (enter)
• DISH
Dish menghasilkan setengah bola sebelah Bawah (terbuka ke atas).
Contoh:
Command: ai_dish (enter)
Specify center point of dish: (diisi) ( enter)
Specify radius of dish or [Diameter]: (diisi) (enter)
Enter number of longitudinal segments for surface of dish <16>:(enter)
Enter number of latitudinal segments for surface of dome <8>:(enter)
Contoh:
Command: ai_mesh (enter)
Specify first corner point of mesh: (diisi) (enter)
Specify second corner point of mesh: (diisi) (enter)
Specify third corner point of mesh: (diisi) (enter)
Specify fourth corner point of mesh: (diisi) (enter)
Enter mesh size in the M direction: 5 (enter)
Enter mesh size in the N direction: 3 (enter)
• TORUS
Torus adalah kumpulan mesh polygon berbentuk donat 3 D. Di sini Anda
harus menentukan titik pusat Torus, diameter Torus, diameter pipa Torus
serta jumlah Segmen di permukaan torus.
Command: torus
Current wire frame density: ‘SOLINES=4
Specify center of torus <0,0,0>:
Specify radius of torus or [Diameter]: 10
Specify radius of tube or [Diameter]: 20
Command :ai_torus (enter)
Center of torus : (diisi) (enter)
Diameter/<radius>of torus :1 (enter)
Diameter/<radius>of tube : 0,2 (enter)
Segment around tube circumference <16> : (enter)
Segment around torus circumference <16> : (enter)
• PYRAMID
Pyramid digunakan untuk membuat piramida dengan beberapa pilihan
bentuk atau model. Anda dapat membuat piramida dengan 4 sisi dan 3 sisi.
Piramida 4 sisi.
Jika tadi Anda memasukkan titik 4 (fourth corner point), maka prompt
berikutnya yang akan muncul adalah untuk menentukan model piramida.
Ridge – Pilihlah ini jika Anda ingin menentukan dua titik pada puncak
piramida.
Prompt berikutnya yang akan ditanyakan kepada Anda adalah:
Top – Pilihlah ini jika Anda ingin menentukan empat titik pada puncak
piramida. Anda harus menentukan keempat titik tersebut pada pertanyaan
yang muncul berikutnya, Yaitu:
• SOLID KOMPOSIT
Solid komposit adalah solid 3D yang berasal dari dua atau lebih solid 3D
yang dikombinasikan menjadi satu melalui suatu operasi Boolean. Ada tiga
perintah yang tergabung dalam operasi Boolean, yaitu Subtract
(pengurangan), Union (penggabungan) dan Intersect (Irisan).
• SUBTRACT
SUBTRACT adalah perintah untuk menciptakan solid 3D komposit atau
region komposit dengan cara mengurangkan satu atau beberapa obyek
dengan beberapa obyek lainnya.
Command: _subtract
Select solids and regions to subtract from ..
Select objects: 1 found
Select objects:
Select solid and regions to subtract ..
Select objects: 1 found
Select objects:
• INTERSECT
INTERSECT adalah perintah untuk menciptakan soli 3D komposit atau
regon komposit dengan cara mempertahankan volume obyek-obyek yang
saling beririsan, dan membuang volume selebihnya yang tidak saling
beririsan.
Command: _intersect
Select objects: 1 found (pilih obyek A)
Select objects: 1 found, 2 total (pilih obyek B)
Select objects: (enter)
• SOLIDEDIT
SOLIDEDIT adalah perintah untuk mengedit komponen-komponen solid 3D
dengan cara mengekstrusi, memindahkan, meng-offset, men-teper,
mengkopi dan mewarnai permukaan, tepi-tepi maupun body solid 3D.
Extrude Faces
Pilihan ini akan mengekstrusi satu permukaan solid 3D pada ketinggian
tertentu atau mengekstrusi satu permukaan solid 3D menggunakan path.
Moves Faces
Pilihan yang digunakan untuk memindahkan permukaan solid 3D dengan
jarak tertentu. Anda dapat memudahkan beberapa sekaligus dengan jarak
perpindahan yang sama.
Pilihan ini untuk meng-offset permukaan solid 3D dengan jarak …
memperbesar ukuran permukaan solid 3D, nilai negative akan memperkecil
ukuran permukaan solid 3D.
Delete Face
Pilihan ini digunakan untuk menghapus permukaan tertentu pada solid 3D.
Rotate Face
Pilihan ini untuk merotasi satu atau beberapa permukaan solid 3D,
mengelilingi sumbu tertentu.
Object- Mendefiniskan garis sumbu berdasarkan obyek yang dipilih. View-
Garis sumbu adalah sejajar denaan arah penglihatan mata (tegak lurus
terhadap permukaan layar), melalui titik tertentu. Anda akan ditanya lokasi
titik yang akan dilalui oleh garis sumbu.
X Axis/Y Axis/Z Axis- Garis sumbu adalah sejajar dengan sumbu X atau
sumbu Y atau sumbu Z. Setelah menentukan sumbu X/Y/Z, prompt yang
akan muncul berikutnya adalah posisi sumbu tersebut.
Taper Faces
3 Point- Metode ini dilakukan dengan cara menetukan tiga titik sembarang
yang terletak pada bidang potong.
Object- Pilihan ini digunakan jika Anda ingin menggunakan suatu obyek
sebagai bidang potong. Obyek yang dapat dijadikan bidang potong adalah
lingkaran, elps, busur, spline 2D dan polyline 2D.
Zaxis- Pilihan ini digunakan jika bidang potong ditentukan dengan cara
menentukan dua titik yang arahnya tegak lurus terhadap bidang potong
yang diinginkan. Titik pertama menentukan lokasi bidang potong. Titik
kedua menentukan orientasi bidang potong, dimana bidang potong akan
tegak lurus terhadap dua titik yang telah Anda tentukan.
View- Pilihan ini akan menciptakan bidang potong yang orientasinya sejajar
dengan permukaan layar sekarang.
XY/YZ/ZX – Pilihan ini digunakan jika orientasi bidang potong sejajar
dengan bidang XY, YZ, atau ZX dari UCS aktif.
Specify appoint on desired of the plane or [keep Both sides]
• SECTION
SECTION adalah perintah untuk menciptakan penampang (cross section)
dari benda solid 3D dengan menentukan lokasi dan orientasi bidang section
dengan beberapa cara.
Bidang section yang beririsan dengan volume solid 3D itulah yang akan
menentukan bentuk cross section yang akan terjadi. Perintah ini akan
menghasilkan obyek baru berupa region dan akan ditempatkan dilapisan
aktif.
• INTERFERE
INTERFERE adalah perintah untuk menciptakan solid komposit pada
perpotongan dari beberapa solid 3D, perintah ini mirip dengan perintah
INTERSECT tetapi bedanya adalah kalau INTERSECT solid 3D aslinya
akan dihapus sedangkan INTERFERE solid 3D aslinya akan tetap
dipertahankan berhimpit dengan komposit yang baru tercipta.
Keterangan:
Select the first set of solids => pilihlah beberapa obyek solid yang akan
dicari perpotongannya.
Select the first second of solids => pilihlah obyek-obyek solid yang lain.
Create interference solids? <N> => apakah ingin membuat solid komposit
yang merupakan hasil irisan dari sekumpulan solid 3D.
Enter an option [Next pair/exit] <Next> => pertanyaan ini akan muncul jika
memilih lebih dari satu set solid 3D dan mengaktifkan highlight pada
pertanyaan sebelumnya.
Fillet pada solid 3D berfungsi untuk membulatkan tepi yang telah
ditunjuk/ditentukan.
• CHAMFER
Chamfer pada solid 3D berfungsi untuk membentuk kemiringan tertentu
pada tepi-tepi yang ditunjuk / ditentukan..
Keterangan:
Select first line – Pada pertanyaan ini, kliklah salah satu tepi solid 3D. Tepi
yang pilih bukan menentukan tepi yang akan di-chamfer, tetapi permukaan
yang akan dijadikan basis chamfer. Yang dimaksud dengan permukaan
basis adalah permukaan solid yang tepi-tepinya akan di-chamfer.
AutoCAD akan memberikan tanda highlight pada permukaan pertama yang
berbatasan dengan tepi yang dipilih. Setuju atau tidaknya dengan
permukaan yang sedang di-highlight, harus di jawab pada pertanyaan
berikutnya.
Enter surface selection option [Next/OK (current)] <OK>- Apakah setuju
bahwa permukaan yang sedang di-highlight merupakan basis chamfer. Jika
ya, tekanlah ENTER untuk menuju pertanyaan berikutnya. Jika tidak,
pilihlah Next. Maka highlight akan berpindah ke permukaan berikutnya yang
berbatasan dengan tepi yang dipilih, dan pertanyaan ini akan diulang lagi.
Pilihlah Loop pada pertanyaan ini digunakan untuk memilih tepi-tepi yang
berurutan dan saling bersinggungan pada permukaan basis dalam satu kali
tunjuk. AutoCAD akan mengajukan pertanyaan “Selea an edge loop or
[Edge]:” Pertanyaan ini akan terus diulang sampai Anda menekan ENTER.
• ROTATE 3D
Perintah ROTATE 3D digunakan untuk memutar objek terhadap berbagai
sumbu 3D.
• MIRROR 3D
• ARRAY 3D
3 Darray merupakan aplikasi Autolisp untuk membagi segi empat
(rectangular) 3D atau putaran 3D. Jika anda menggunakan perintah
3Darray anda harus menentukan baris (row), kolom (column) dan level dari
3 Darray untuk 3D persegi panjang dan sumbu untuk membentuk polar.
Contoh:
Command : 3DARRAY
Select object : (pilih objek)
Rectangular or Polar array (R/P) :R (enter)
Number of rows (---) <1> :2 (enter)
Number of column (|||) <1> :4 (enter)
Number of levels (…) <1> :2 (enter)
Distance between row (---) :2 (enter)
Distance between columns ( ||| ) :3 (enter)
Distance between levels (…) :2 (enter)
• ALIGN
Perintah untuk memindah object dalam ruang tiga dimensi (3D).
perpindahannya didefinisikan oleh tiga sumber dan tiga titik tujuan.
L F L F L F L F L F
24 200 92 1014 160 2126 228 2857 297 3250
25 208 93 1029 161 2141 229 2865 298 3254
26 217 94 1044 162 2155 230 2872 299 3258
27 225 95 1059 163 2169 231 2880 300 3262
28 233 96 1074 164 2184 232 2888 301 3266
29 242 97 1089 165 2198 233 2895 302 3270
30 250 98 1105 166 2212 234 2903 303 3274
31 258 99 1120 167 2226 235 2910 304 3278
32 267 100 1135 168 2240 236 2918 305 3281
33 275 101 1151 169 2254 237 2625 306 3285
34 283 102 1166 170 2268 238 2882 307 3288
35 292 103 1181 171 2281 239 2939 308 3292
36 300 104 1196 172 2294 240 2946 309 3295
37 308 105 1212 173 2307 241 2953 310 3298
38 316 106 1228 174 2320 242 2959 311 3302
39 325 107 1244 175 2332 243 2966 312 3305
40 334 108 1260 176 2345 244 2945 313 3308
41 344 109 1276 177 2357 245 2979 314 3312
42 354 110 1293 178 2369 246 2986 315 3315
43 364 111 1309 179 2381 247 2993 316 3318
44 374 112 1326 180 2392 248 3000 317 3322
45 385 113 1342 181 2405 249 3006 318 3325
46 396 114 1359 182 2416 250 3012 319 3328
47 408 115 1376 183 2428 251 3018 320 3331
48 420 116 1392 184 2440 252 3024 321 3334
49 432 117 1409 185 2451 253 3030 322 3337
50 443 118 1426 186 2463 254 3036 323 3339
51 455 119 1442 187 2474 255 3012 324 3342
52 467 120 1459 189 2486 256 3018 325 3345
53 478 121 1476 190 2497 257 3054 326 3347
L F L F L F L F L F
24 200 92 1116 160 2520 228 3705 297 4393
25 208 93 1135 161 2540 229 3729 298 4607
26 217 94 1154 162 2560 230 3735 299 4618
27 225 95 1172 163 2580 231 3750 300 4630
28 233 96 1190 164 2600 232 3765 301 4642
29 233 97 1209 165 2620 233 3780 302 4651
30 250 98 1229 166 2640 234 3795 303 4665
31 258 99 1250 167 2660 235 3808 304 4676
32 267 100 1271 168 2680 236 3821 305 4686
33 275 101 1293 169 2698 237 3835 306 4695
34 283 102 1315 170 2716 238 3849 307 4804
35 292 103 1337 171 2735 239 3864 308 4714
36 300 104 1359 172 2754 240 3880 309 4725
37 308 105 1380 173 2774 241 3893 310 4736
38 309 106 1401 174 2795 242 3906 311 4748
39 325 107 1421 175 2815 243 3920 312 4757
40 334 108 1440 176 2835 245 393 313 4768
41 344 109 1459 177 2855 246 3949 314 4779
42 354 110 1479 178 2875 247 3965 315 4790
43 364 111 1500 179 2895 248 3978 316 4801
44 374 112 1521 180 2915 249 3780 317 4812
45 385 113 1543 181 2933 250 3795 318 4823
46 396 114 1565 182 2952 251 3808 319 4834
47 408 115 1587 183 2970 252 3821 320 4844
48 420 116 1605 184 2988 253 3835 321 4855
49 432 117 1630 185 3007 254 3058 322 4866
50 443 118 1651 186 3025 255 4072 323 4878
51 455 119 1671 187 3044 256 4085 324 4890
52 467 120 1690 188 3062 257 4098 325 4899
53 476 121 1709 189 3080 258 4112 326 4090
Untuk panjang kapal yang terletak diantara harga – harga pada tabel
diatas, besarnya lambung timbul didapat dengan interpolasi linier.
Untuk kapal – kapal dengan panjang diatas 365 meter harus
mendapat persetujuan dari pihak klasifikasi.
Untuk panjang kapal yang terletak diantara harga – harga pada tabel
diatas besarnya lambung timbul didapat dengan interpolasi linier.
Untuk kapal – kapal dengan panjang diatas 200 meter harus
mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.
L < 100 m
E/L < 0,35
Penambahan Lambung Timbul
∆Fs = 7,5 ( 100 – L) (0,35 – E/L ) = ……mm
B E/L 0 0,1 0,2 0.3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
I Kapal 0 5 10 15 23.5 32 46 63 75.3 87,7 100
denga
n
foreca
stic
tanpa
brige
II Kapal 0 6,3 12,7 19 27,5 33 46 63 75,3 87,7 100
denga
n fore
castle
dan
bridge
Kapal 2 32 42 53 64 70 75 82 88 94 100
pengangkut kayu 0
A Kapal tangki 0 7 14 21 31 41 52 63 75,5 87,7 100
Untuk Type B
1. Bila panjang efektif dari bridge < 0,2 L maka presentase di
dapat dengan interpolasi linier dari lajur 1 dan 2.
2. Bila panjang efektif dari forecastle > 0,4 L maka presentase
harus diperoleh dari lajur 2.
3. Bila panjang efektif dari forecastle < 0,07 L maka presentase
yang dibuat dari tabel harus dikurangi lagi dengan :
Ef = 5 x ( 0,07 L – Ef )
0,07 L
0,75 – S
2L
C. Koreksi untuk posisi dari garis geladak ( deck line ). Bila tinggi,
Yang sebenarnya diukur sampai sisi atas dan garis geladak tidak
Sama dengan D, maka bila :
D = Dr sampai S = Fs.
D > Dr sampai S = Dr – ( D – Fs ).
Dimana :
D = Tinggi ( depth ) sampai sisi atas garis geladak.
S = Lambung timbul minimum pada Summer Freeboard
Sesudah di koreksi semuanya.
D. Lambung timbul minimum untuk S dan T adalah 50 mm.
B. CONTOH PERHITUNGAN
KAPAL TANGKI :
Data – data :
Panjang = 174 ,39 m ( sesuai 1 – 1 )
Lebar = 23,47 m ( sesuai 1 – 4 )
Tinggi = 13,03 m ( sesuai 1 – 5 )
∆ pada 0,85 H = 36,330 ton.
1. Lambung timbul minimum untuk kapal tangki Dari Tabel A untuk
L = 174,39 m
Fs = 2324,7 mm ( sesudah di interpolasi ).
Reduksi untuk :
E/L = 1 R = - 1070 mm.
E/L = 0,3 Presentase reduksi = 21%.
E/L = 0,4 Presentase reduksi = 31%
E/L = 0,3147, maka presentase reduksi = 22,74% x 1070
= - 240,4 mm.
Karena :
TAH < 0 dan TFH < 0
Maka : 0 = TAH + TFH = - 409,9 – 925,4 = - 667,7 mm.
2 9
Jadi koreksi sheer =
Hasil :
S = 3013 mm.
T = 2804 mm.
W = 3222 mm.
WNA = 3222 mm.
F = 2788 mm.
TF = 2579 mm.
1. Cara Simpson I
D B
E
A F
C
Yo + Y2
Yo 2
Y2
h h
1 1 1
A B C
Angka didepan tiap-tiap ordinat disebut juga faktor luas ( FL). Angka
didepan h disebut angka perkalian (k), maka faktor luas untuk 2 bagian
tadi menurut Simpson I :
FL Simpson I = 1 4 1
k = 1/3 ( Menurut Simpson I )
1 1
A B
Yo Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6
h h h h h h
I II III
A F
C
Yo Y1 Y2
h h
1
A
1 C
1
B
Luas AFB’A’ = ½ h ( y0 + FB ).
= ½ h ( y0 + ½ y0 + ½ y2 ).
= 1/12 h ( 6y0 + 3y0 + 3y2 ).
= 1/12 h ( 9y0 + 3y2 )......................( I ).
A B
III IV V
I II VI
Y6
Yo Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
h h h h h h 1
A
1 B
digunakan.
termasuk Kelas A
Batas alur kelas B terhadap kelas C
termasuk kelas C.
3. Cara memperbaiki cacat permukaan
adalah sebagai berikut :
Bila cacat ;ebih dari 20 % Bila retak kapitasi dan cacat lain yang
Baja Tuang
Lengkungan
+1 + 1,5
Umum
Tanda klas
yang tertera di
Bagian kekuatan :
100 µ 200 µ dalam kurung
- Di bengkel sesuai dengan
(klas 2) (klas 3)
150 µ 300 µ definisi yang
- Di lapangan diterbitkan oleh
(klas 3) (diluar klas)
Welding
Ujung bebas
Engineering
Standart (WES)
< 50 µ
Lain-lain : ……....klas 1
- Di bengkel 100 µ 200 µ 50 µ - 100
(klas 2) (klas 3) µ...klas 2
- Di lapangan 500 µ 1000 µ 100 µ- 200
(diluar klas) (diluar klas) µ..klas 3
> 200 µ .di luar
klas
Kekasaran
- Tindakan
pencegahan
khusus,
diperlukan
dalam hal
mana
Bagian kekuatan : 100 µ 200 µ penghalusan
- Di bengkel (klas 2) (klas 3) (grinding)
400 µ 800 µ atau
Kampuh las
Untuk sudut
pemotongan
sama halnya
dengan
Lain-lain : 100 µ pekerjaan
- Di bengkel (klas 2) 1500 µ lapangan .
800 µ (diluar klas)
- Di lapangan (diluar klas) 1500 µ
(diluar klas)
1. Ujung atas pelat Dalam hal
bebas
Ujung
Takik
hindari
Kampuh Las
kerusakan
pengelasan)
Lain-lain
Cekungan <
3
Cekungan dianggap takik, dalam hal mana kedalamannya lebih dari tiga kali batas
toleransi kekasarannya.
Ujung pelat
Las manual
+ 0,1 + 2,5
Las semi otomatis
Sudut + 2O + 4o
kampuh
Panjang
+ 0,5d + 1,0d
kemiringan
kampuh
ℓ dibandingkan
dengan ukuran
yang benar.
Umum.
Dibandingkan
+ 3,5 + 5,0
dengan ukuran
yang benar
Khusus untuk
tinggi lantai dan
pembujur pada
dasar ganda
(double bottom).
+ 2,5 + 4,0
Ukuran
bagian Dibandingkan
dengan ukuran
yang benar
Lebar permukaan
pelat hadap.
Dibandingkan + 2,0 -3,0 - +4,0
dengan ukuran
yang benar.
Las otomatis + 2o + 4o
Sudut Las semi otomatis
+ 20 + 40
kampuh dan las tangan
Lebar Flensa
+ 3,0 + 5,0
Dibandingkan
dengan ukuran
yang benar.
TInggi bilah
+ 3,0 + 5,0
Dalam hal
mana
kekuatan
khusus
Dibandingkan
Flensa membujur
Sudut antara
sarang dan
flensa
+ 2,5 + 4,5
Dibandingkan
dengan template
pada lebar flensa
100 mm
Lengkungan
atau
kelurusan + 10 + 25
pada bidang
datar flensa
Per 10 m panjang
+ 10 + 25
Lengkungan
Teknik Konstruksi Kapal 525
atau
kelurusan
pada bidang
datar sarang Per 10 m panjang
Lebar flensa
+ 3,0 + 5,0
Dibandingkan
dengan ukuran
Flensa Sudut
yang benar
Sudut antara
sarang dan
flensa
+ 3,0 + 5,0
Dibandingkan
dengan lebar
template pada lebar
flensa per 100 mm.
kotak disbandingkan
+ 2,0 + 4,0
dengan salah satu
yang benar
Bentuk permukaan
lengkungan,
Untuk yang
dibandingkan + 2,0 + 4,0
besar + 5,0
dengan salah satu
yang benar
+ 1,5 + 2,0
Dibandingkan
dengan mal.
Lengkungan
+ 1,0 + 1,5
Dibandingkan
dengan mal.
Gading- Lengkungan,
gading dan disbandingkan
pembujur dengan mal atau + 2,0 + 4,0
garis periksa setiap
10m panjang
Penyimpangan dari
bentuk yang benar.
3,0 5,0
+ 1,5 + 3,0
Dibandingkan
dengan mal
Penyimpangan
pelat hadap
Pendin
ginan
dengan
udara
TMCP =
tipe kemudi dibawah
Thermo-
50HT an 900°C
Mechanical
(ceq.>0, dengan
Control
38%) air
Process
setelah
pemana
san
Pendin
ginan
dengan
air
sesaat
setelah
pemana
san
.TMCP
atau
tipe dibawah
pending
50HT 900°C
inan
(ceq.≤0,3
dengan
8%) EH
Udara
awal
Perakitan pelat datar
panjang
Potong,
Panjang perakitan
±4 ±6 apabila terlalu
awal
panjang
Ukurlah
Bentuk kesegi- perbedaan
empatan perakitan 4 8 panjang
awal diagonal pada
penandaan
Teknik Konstruksi Kapal 530
garis akhir.
Apabila
perbedaanny
a melebihi
garis akhir
tersebut.
Ukurlah
permukaan
Distorsi perakitan
10 29 gading besar
awal
atau
penumpu
Kecuali
apabila
konstruksi
bagian dalam
Penyimpangan
dihubungkan
kontruksi bagian
dengan cara
dalam dari ±5 ± 10
sambungan
pemasangan pelat
tumpang.
kulit
Ukurlah
sepanjang
lengkunganny
Lebar perakitan
±4 ±8 a.
awal
Potong,
apabila terlalu
panjang.
Potong
Panjang perakitan
±4 ±8 apabila terlalu
awal
panjang
Ukurlah
permukaan
sarang
penumpu.
Apabila
10 20
perbedaanya
melebihi
batas,
betulkanlah
penandaan
garis akhir
tersebut.
Perbedaan
Kesegi-empatan garis dasar
10 15
dari perakutan awal untuk
penandaan
Teknik Konstruksi Kapal 531
Atau
perbedaan
panjang
diagonal pada
penandaan
Penandaan
harus diubah
berikut :
rata
Titik A,B,C
diletakkan
Teknik Konstruksi Kapal 532
pada suatu
bidang,
kemudian
ukurlah
penyimpanga
n dari titik D
pada bidang
tersebut.
Apabila
penyimpanga
n melalui
batas, dapat
dirakit ulang
sebagian.
Penyimpangan
bagian atas/bawah
panel terhadap C.L
5 10
atau B.L
Penyimpangan
bagian atas/bawah
5 10
panel dari garis
gading/Fr.L.
Sama seperti
Puntiran perakitan untuk
15 25
awal perakitan
awal pelat rat
Penyimpangan
bagian atas/bawah Rakit ulang
7 15
panel dari C.L atau sebagian,
B.L apabila
Penyimpangan penyimpanga
bagian atas/bawah n melampaui
7 15
panel dari garis batas
gading/Fr.L
awal blok
Perakitan
kerangka
meliputi
bagian atas dan
butiran
±5 ± 10
bawah dari kokot
(gudgeon) …..(a)
Penyimpangan dari
daun kemudi
4 8
kerangka buetian
terhadap as poros
Perakitan awal khusus
bidang termasuk
garis tengah
kapal (C.L)
Sama seperti perakitan awal blok pelat
Lain – lain
lengkung
Perbaiki atau
Puntiran dari pelat
6 10 rakit ulang
kemudi
Daun
daun kemudi
sebagian
Sama seperti perakitan awal blok pelat
Lain-lain
lengkung
Keretaan dari pelat
atas pondasi mesin 5 10
Pondasi mesin
induk
induk
dihubungkan
ke lengkung
dari stem dapat
dipakai sebagai
garis tegak
Ukuran Pokok
depan pada
pengukuran
penjang.
Untuk
ketelitian,
Panjang antara tepi Tidak
dalam
boss dan mesin ± 25 didefinisik
hubungannya
utama an
dengan
panjang as
Digunakan
untuk lebar
Lebar dalam
Tidak kapal 15m atau
Lebar
(moulded) pada
±15 didefinisik lebih.
bagian tengah
an Diukur pada
kapal
geladak atas
(upper deck)
Tinggi dalam Digunakan
Tidak
Tinggi
Kerataan lunas
Pemeriksaan
dengan terus
menerus atau
Perubahan bentuk
sesekali
ukuran jarak antara Tidak
±15 Ketidak rataan
dua buah sekat didefinisikan
setempat, lihat
yang berdekatan
pada “Bagian
perubahan
bentuk”
Atas (-) dan
Ketegakan lambung
bawah (+)
depan ±30 Tidak
terhadap garis
didefinisikan
periksa lunas
pada gading
haluan
Perubahan bentuk lampung
dibagian lunas
ketegakan
datar.
pada garis
tegak buritan
manik sesaat
untuk baja
tegangan tinggi)
Panjang kaki
benar (L,l) kembali
L = Panjang kaki disekitarnya. (hati-
l = Tinggi kaki hati, hindari
> 0,9 L pembentukan
> 0.9 l manik sesaat
untuk baja
tegangan tinggi)
Pelat kulit
bagian depan W<7
dan buritan
kapal serta
bagian dari
kekuatan
melintang
Lain-lain W<8
> 10
(Ceq.< 0,36 %) dan dilas melebihi
toleransi panjang
bead setelah
pemeriksaan crack.
- 50 HT
- Baja tuang/cast
steel
> 50
- TMCP tipe 50 HT
(ceq.>0,36%)
Manik Las
Perbaikan
TMCP tipe 50 HT
> 30
(Ceq.< 0,36 %)
masing pelat
berbeda pada
Pemanasan awal
- 50 HT penyambungan,
- Baja tuang/cast maka toleransi ceq.
steel Yang lebih besar
T < 50 C
- TMCP tipe 50 HT yang digunakan
pemanasan awal
(ceq.>0,36%)
yang disetujui
Angka-angka pada
bagian ini
menunjukkan
keadaan akhir
a>0
Konstruk
Jarak antara si utama Dalam hal manik-
a > 10
las isi manik pararel
terhadap las
sudut
Konstruk
a>0
si lain
Konstruk
si utama
a>5
Konstruk
si lain
a>0
bagian
antara
Jarak
Apabila C > 3,
beberapa perlakuan
berikut ini dapat
digunakan
Penegar dipasang
miring terhadap pelat
(tanpa persiapan
kampuh)
B<3
Konstruksi menerus
mengendap
C1 < 3
dan pelat
Kelurusan Bagian
sambungan kekuatan
sudut
a < 1/3 t2
Jarak antara
balok
geladak dan
gading
Angka-angka
toleransi
menunjukkan
a<3 a<5 bahwa
bagian/konstruksi
dapat dilas dengan
tarikan
a=
perbedaan
Persiapan dengan
kampuh miring
Buat kemiringan
ujung sorong 300-
400. Lekatkan pada
pelat penahan
belakang dan
setelah
pengelasan, lepas
penahan tersebut.
Kemudian las sisi
lawannya.
Perlakuan dengan
lamak
3 a > 16
Dengan perlakuan
lamak atau
sebagian
diperbarui
2 16 < a < 25
Ketelitian Pemasangan
Las kembali
dengan
persiapan
kampuh atau
diperbarui
sebagian
3 a > 25
Diperbarui
sebagian
Las isi
(las otomatis) Dalam hal mana ini
diperkirakan
1. Pengelasan 0 < a < 0,8 a<5 dibakar menerus,
busur rendah harus dibuat
pada kedua lapisan manik
sisinya.
diperbarui
sebagian
Las tumpang
<a<2 a<3 13<a<5
Penambahan kaki
las :
Peraturan kaki las
Atau +a
2a>5
Pasang ulang
Bagian yang
pelat kulit.
harus bagus
Gelagak terbuka. Digerinda
penampakan
Bangunan atas yang
nya
terbuka.
1 d < 0,07t
Goresan Kedalam 10 < l d < 0,8 (maks 3)
an (d) Digerinda
atau dilas
Panjang l < 10
(l) d < 1,0 2 0,07t < d
dilas
yang mengganggu
pandangan lorong-
Dalam ruang Bagian bawah ruang muat dan lorong diratakan
muat ambang palkah terhadap pelat
dasar.
2. Yang lain harus
dikerjakan dengan
Bagian yang Dihilangkan gas potong pada
terbuka dari pelat daerah yang
kulit, geladak, diisyaratkan
dsb.
B : Penutup
dengan las isi
C : Penutup
dengan pelat
tumpang
(Pelat tutup
tebalnya harus
sama dengan pelat
dasar)
D:
Apabila dilihat dari
segi kontruksinya
sukar membuat
bukaan lubang
lebih dari 200mm,
ini harus secara
hati-hati dengan
menggunakan
elektroda hydrogen
rendah setelah
pemanasan awal
dan diuji dengan
radiographig atau
Teknik Konstruksi Kapal 550
pemeriksaan
ultrasonic.
BAGIAN PERUBAHAN BENTUK Unit : mm
SUB TOLERAN
SEKSI HAL STANDAR KETERANGAN
SEKSI SI
Pelat sisi
4 6
yang pararel
Pelat dasar
4 6
Pelat kulit yang pararel
Pelat haluan
dan pelat 5 7
buritan
Pelat atas
tangki dasar 4 6
ganda
Sekat
membujur
Sekat
Sekat 6 8
melintang
Sekat
cambung
Bagian yang
Kelurusan pelat diantara gading
pararel 4 6
(antara 0,6L)
Geladak
Haluan dan
kekuatan 6 9
buritan
Bagian
6 9
tertutup
Bagian yang
6 8
Geladak terbuka
kedua Bagian yang
7 9
tertutup
Bagian yang
Geladak 4 6
terbuka
anjungan dan
Bagian yang
buritan 7 9
tertutup
Bagian yang
Geladak 4 6
terbuka
bangunan
Bagian yang
atas 7 9
tertutup
Geladak
5 7
silang
Dinding luar 4 6
Dinding
Dinding 4 6
dalam
ruang
Bagian
7 9
tertutup
Kontruksi Penumpu
5 7
bagian dalam lintang
Lantai dan 6 8
Teknik Konstruksi Kapal 551
penumpu dari
dasar ganda
geladak
melintang
3+2ℓ/1000 6+2ℓ/1000
- Penegar 1000 < ℓ
(maks. 10) (maks. 13)
(pada
bagian
flensa)
Distorsi pilar H
4 6
antara geladak
Distorsi Distorsi 6 10
Teknik Konstruksi Kapal 552
penguat silang arah
belakang.
δ1 (hanya
penguat
silang)
Distorsi
arah
belakang.
δ2
12 16
(penguat
silang +
serang
melintang)
Distorsi
Distorsi
pada
penyangga t
bagian
jungkir dan ~
ujung
penegar kecil
bebas
Distorsi pelat
a=2+b/100 a=5+b/100
hadap
Las isi
pada kulit
dicat
pengecatan sambungan las pada
lapisan
dasar
(wash
primer) Las isi
sebelum pada pelat
inspeksi kulit dicat
konstruksi setelah
Sambungan las final/ inspeksi
pada ereksi terakhir. konstruksi
akhir dan
sebelum
Pengecata test
n dilakukan kebocoran
sebelum
test
kekedapan
apabila
tangki
diberi cat
perlindunga
n khusus
ditest
secara
hidrolik.
Menurut mal ± 1,0 ± 2,0
Tanda sarat
(pola)
untuk SMK
ISBN XXX-XXX-XXX-X
Buku ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
dinyatakan layak sebagai buku teks pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2007 tanggal 5 Desember 2007 tentang
untuk
Indra Kusna Djaya
Penetapan Buku Teks Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digu-
nakan dalam Proses Pembelajaran.
Sekolah Menengah Kejuruan
HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp. 7.888,00
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional