Kegiatan 4 Kinetika Kimia
Kegiatan 4 Kinetika Kimia
Kegiatan 4 Kinetika Kimia
KINETIKA KIMIA
A. Tujuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk membantu guru dalam memahami konsep-
konsep dalam kinetika kimia. Beberapa konsep yang perlu dipahami guru antara lain
Laju Reaksi, Hukum Laju, Waktu Paruh, Orde reaksi, Mekanisme reaksi, dan
ketergantungan reaksi pada temperatur.
B. Uraian
I. Petunjuk Belajar
Setelah membaca pokok-pokok dan hal yang penting, mulailah mempelajari
contoh soal, kemudian mengerjakan soal-soal latihan. Untuk membuktikan apakah kita
sudah mampu atau belum dalam mengerjakan soal latihan, disarankan tanpa melihat
contoh uraian. Bila belum bisa mengerjakannya baca lagi materi dan lakukan latihan
sampai benar-benar telah dipahami.
Kinetika Kimia 86
konsentrasi, temperatur, tekanan dan pemberian katalis serta faktor lainnya. Dari ke
empat faktor ini, melalui pemilihan kondisi laju reaksi dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan. Alasan kedua kita mempelajari kecepatan reaksi adalah untuk mempelajari
atau mengetahui mekanisme reaksi. Terjadinya suatu reaksi mungkin berupa tumbukan
reaktif dalam fasa gas dan mungkin juga berupa pertemuan reaktif dalam fasa larutan.
2. Kecepatan reaksi
Kecepatan reaksi adalah besarnya perubahan zat yang bereaksi terhadap waktu.
Data yang diperlukan untuk menghitung kecepatan reaksi adalah konsentrasi reaktan
yang membentuk produk dan waktu yang diperlukan untuk reaksi. Skema variasi
reaktan dan produk sebagai fungsi waktu dapat digambarkan sebagai berikut.
35
30
Gambar 1. Menunjukkan bahwa
25
reaktan
konsentrasi reaktan menurun sampai
konsentrsi
20
produk
15
tercapainya harga kesetimbangan
10
5 dan konsentrasi produk meningkat
0
0 10 20 30 40 50
dari mula-mula berharga nol sampai
Wak tu
terciptanya keadaan kesetimbangan.
Gambar di atas seperti halnya penguraian ozon menjadi oksigen reaktan adalah O3 dan
produknya adalah O2, dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi
2O3 3O2
Selama reaksi berlangsung selang waktu (∆ t), terjadi pengurangan konsentrasi O3 dan
peningkatan konsentrasi O2. Laju reaksi dapat dinyatakan dari pengurangan zat O3 dan
penambahan zat O2.
∆[O 3 ] ∆[O 2 ]
Laju pengurangan = − atau Laju pembentukan =
∆t ∆t
Tanda negatif menunjukkan bahwa O3 berkurang, sedangkan untuk O2 positif karena
bertambah.
Kinetika Kimia 87
3. Stoikiometri Laju reaksi
Suatu reaksi kimia dengan dua pereaksi A1 dan A2 dengan dua hasil reaksi A3
dan A4 dapat dinyatakan sebagai berikut :
ν 1A1 + ν 2A2 ν 3A3 + ν 4A4 (1)
dimana ν sebagai koefesien stoikiometri. Di sini akan digunakan konvensi bahwa
koefisien stoikiometri positif untuk hasil reaksi dan negatif untuk pereaksi (reaktan),
sehingga reaksi kimia umum dapat ditulis sebagai :
0 = ΣνiAi (2)
dengan νi sebagai koefesien spesies i yang terlibat dalam reaksi dan Ai spesies i dalam
reaksi. Jumlah mol dari spesies ke i (ni ) diberikan dengan,
n i = n io + ν i ξ (3)
o
dengan ξ (dibaca Xi ) adalah cakupan reaksi (advancement of the reaction) ni
adalah jumlah mol spesies ke-i pada waktu awal, yaitu saat harga ξ = 0. Dengan
mendiferensialkan terhadap waktu, didapatkan,
dC i dξ
= vi (4)
dt dt
Laju reaksi didefinisikan sebagai laju kenaikan cakupan reaksi :
dξ 1 dC i
laju reaksi = = (5)
dt ν i dt
Contoh Soal 1.
Tuliskan ungkapan laju reaksi terhadap pengurangan reaktan dan penambahan
produk.:
aA cC + dD (6)
Penyelesaian
Ingat untuk koefesien reaktan harga νA = -a, maka dari persamaan 5 didapatkan
1 d[A] 1 d[C] 1 d[D]
Kecepatan reaksi = − = =
a dt c dt d dt
Contoh Soal 2.
Dengan cara yang sama selesaikan persamaan laju untuk reaksi :
2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
Kinetika Kimia 88
Penyelesaian :
laju reaksi untuk reaksi ini dapat ditulis dengan menghubungkan jumlah mol yang
berubah seperti :
dξ 1 d[N 2 O5 ] 1 d[NO 2 ] d[O 2 ]
Laju = =− = =
dt 2 dt 4 dt dt
d[N 2 O 5 ]
dimana : − = laju pengurangan N2O5
dt
d[NO 2 ]
= laju pembentukan NO2
dt
d[O 2 ]
= laju pembentukan O2
dt
Contoh Soal 3.
Laju Pembentukan NO(g) dalam reaksi : 2NOBr(g) 2NO(g) + Br2(g) adalah 1,6 x
10-4 M s-1 . Berapa laju reaksi dan laju penguraian NOBr ?
Penyelesaian
* Laju reaksi : * Laju penguraian NOBr :
dξ 1 d[NO] 1 d[NOBr] 1 d[NO]
Laju reaksi = v = = − =
dt 2 dt 2 dt 2 dt
= ½ x (1,6 x 10-4 M.s-1 ) d[NOBr] d[NO]
− = =1,6 x 10-4 M S-1
= 0,8 x 10-4 M.s-1 dt dt
Kinetika Kimia 89
proporsional dengan volume (V). Jika reaksi terjadi pada suatu permukaan aktif maka
kecepatan reaksi proporsional terhadap luas dari permukaan aktif (A).
Jika reaksi homogen, kecepatan reaksi tidak dipengaruhi oleh permukaan aktif , maka
reaksi hanya akan dipengaruhi oleh konsentrasi, temperature, dan tekanan. Pengaruh
tekanan hanya terjadi pada reaksi yang memiliki fasa gas. Untuk persamaan reaksi
A + B +C hasil
hukum kecepatan reaksi yang ditulis dalam bentuk,
α β γ
V = k[A] [B] [C] (7)
dimana [A][B][C] adalah notasi dari konsentrasi spesies yang terlibat, dan k adalah
tetapan, total α , β , γ s ebagai orde reaksi.
Rumusan ini disebut hukum kecepatan untuk suatu reaksi homogen. Hukum ini
ditentukan dengan percobaan dan tidak boleh diramalkan dari persamaan stoikiometri
untuk total reaksi. Sebagai contoh hukum kecepatan pada reaksi antara H2 dan Br2 :
H2(g) + Br2(g) 2HBr(g)
1 d[HBr] k[H 2 ][Br 2 ]1/2
V= = (8)
2 dt 1 + k[HBr]/[Br 2 ]
Salah satu obyek dalam percobaan kinetika adalah membuktikan alasan bentuk
mekanisme yang sesuai dengan pendekatan hukum kecepatan reaksi.
Langkah yang penting pada setiap kinetika adalah penentuan komponen yang aktif dari
sistem reaksi tersebut yang diukur dari perubahan konsentrasi dalam unit volume.
Jika konsentrasi produk memberikan pengaruh langsung pada komponen aktif dari
sistem reaksi maka disebut Auto-katalitik (untuk pengaruh positif) dan auto-inhibisi
(untuk pengaruh negatif). Hubungan fungsi antara kenaikan konsentrasi dari produk
atau pengurangan konsentrasi reaktan dalam satuan waktu pada suatu reaksi disebut
kecepatan reaksi. Pada umumnya kecepatan reaksi dapat diramalkan dengan hanya
mengetahui persamaan stiokiometri. Tetapi tidak semua reaksi dapat dibuat semacam
itu sebagai contoh reaksi Bromine atau Iodin dengan hidrogen yang mempunyai
stoikiometri sama tetapi kecepatan reaksinya sangat berbeda bentuknya.
Kinetika Kimia 90
H2(g) + Br2(g) 2HBr(g)
1/ 2
1 d[H ] k[HB2] B 2][ r r
v=
= (10)
Bagaimanakah hukum laju untuk reaksi, jika data kecepatan awal untuk pembentukan
dipenten sebagai berikut
Konsentrasi Isopren (mol L-1) Kecepatan pembentukan awal
dipenten (mol L-1 s-1)
0,5 1,98
1,5 17,8
Penyelesaian
Kita menganggap hukum laju pembentukan V = k [Isopren]x
V1 k[isopren −1] x 1,98 k [0,5] x
= = x =2
V2 k[isopren − 2] x 17 ,8 k [1,5] x
Laju = k [isoprene]2
Kinetika Kimia 91
A hasil reaksi
Reaksi di atas disebut reaksi orde satu karena kecepatan reaksi berbanding langsung
dengan konsentrasi reaktan [A] dan tidak tergantung pada konsentrasi hasil reaksi.
Hukum kecepatan reaksi untuk reaksi orde ke satu dapat ditulis
d [ A]
v= − = k [A] (11)
dt
dengan [A] adalah konsentrasi A. bila diintegralkan terhadap waktu dengan batasan t =
0 ketika [A] =[A]o terhadap waktu t, didapatkan
[ A]
ln = −kt (12)
[ A]0
atau dapat juga ditulis [A] = [A]oe-kt (13)
bentuk persamaan ini tetapan laju k dapat dihitung dari grafik ln [A] terhadap t dari
persamaan berikut :
ln [A] = ln [A]o - kt. (14)
sehingga diperoleh -k sebagai slopenya
Contoh Soal 5.
Berikut ini diberikan data reaksi : A produk pada berbagai variasi waktu
Pengukuran 1 2 3 4 5 6
T (detik) 0 5 10 15 20 25
[A] (mol/L) 0,5 0,36 0,25 0,19 0.14 0,10
Buatlah grafik hubungan antara log [A] vs t
Simpulkan apakah reaksi orde ke satu atau bukan.
Tentukan harga k
Penyelesaian
T (detik) 0 5 10 15 20 25
[A] (mol/L) 0,5 0,36 0,25 0,19 0.14 0,10
Log [A] -0,301 -0,444 -0,585 -0,721 -0,852 -1,0
Kinetika Kimia 92
0
-0.5
Log C
-1
0 5 10 15 20 25 30
-1.5
Waktu (menit)
0,277 1
= =− k
− 10 detik 2,303
k = 6,4 x 10-2 detik
Penguraian N2O5 berikut merupakan salah satu contoh dari reaksi orde satu :
2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g)
Kinetika Kimia 93
c t
d[A]
∫c − dt = k ∫0 dt;
o
1 1
diperoleh : = + kt
[A] [A] o
(17)
Persamaan yang dihasilkan ini adalah untuk reaksi orde-dua yang hanya terdiri dari
satu komponan reaktan. Harga k dapat dihitung dari grafik antara 1/c versus t , k
sebagai slope.
Waktu paruh dari reaksi orde-dua ini diberikan oleh persamaan :
1
t 1/2 = (18)
k[A] o
Contoh Soal 5.
Penyelesaian
Karena reaksinya terdiri dari satu reaktan , maka penentuan k dapat ditentukan dengan
membuat plot antara 1/[A] versus t. Dengan demikian data data dapat dibuat hubungan
antara t dan 1/[A] sebbagai berikut.
Pengukuran 1 2 3 4 5
Waktu (jam) 0 1 2 4 6
Konsentrasi (M) 0,6 0,45 0,36 0,26 0,20
1/[A] 1,67 2,22 2,78 3,85 5,00
Kinetika Kimia 94
6
5
1/[A] 4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
t(Jam)
1 1
Dari persamaan =− + kt , maka hubungan antara 1/[A] dengan t didapat
[ A] [ A] 0
dξ
V = − d[A] = − d[B] = dx , (21)
dt dt dt dt
maka laju reaksi dapat diungkapkan dengan persamaan,
dx
= k[A][B ] (22)
dt
Kinetika Kimia 95
Dengan dimisalkan konsentrasi A mula-mula adalah a konsentrasi B mula-mula adalah
b dan pada waktu t masing-masing terurai sebesar x. Maka kecepatan reaksi untuk
orde-dua seperti yang dituliskan pada persamaan 22 dapat ditulis :
dx
= k(a − x)(b − x) (23)
dt
untuk menyelesaikan persamaan ini ke dalam bentuk integral, ada dua kemungkinan
yang dapat dihasilkan. Bila konsentrasi konsentrasi A dan B mula-mula sama, a = b,
persamaan tersebut dapat disederhanakan sebagai berukut :
dx
= k(a − x) 2 (24)
dt
hasil integrasi dari persamaan ini diperoleh hubungan sebagai berukut :
x
kt = (25)
a(a − x)
Kinetika Kimia 96
1 (a − b/2)
t 1/2 = ln (28)
k(b − a) a/2
Contoh Soal 6.
Suatu reaksi orde ke dua telah ditemukan, A + B C
Dalam suatu larutan mula-mula yang terdiri dari 0,40 M zat A dan 0,7 M zat B.
setelah 1 jam konsentrasi A ditemukan 0,15 M. Hitung konstanta kecepatan reaksi !.
Penyelesaian
Reaksi di atas adalah tipe reaksi dengan konsentrasi reaktan mula-mula tidak sama,
sehingga
1 b(a − x) 1 b(a − x)
kt = ln k= ln
(a − b) a(b − x) t(a − b) a(b − x)
a–x = 0,15 M 1
ln
0,7 M(0,15 M)
k=
1 Jam(0,4 − 0,7) 0,4 M(0,45 M)
x = 0,25 M
b - x = 0,45 M k = 1,8 M-1Jam-1
7. Reaksi Orde-Tiga
7.1 Reaksi Orde-tiga dengan tiga reaktan
Gambaran untuk persamaan stoikiometri suatu reaksi yang terdiri dari tiga reaktan.
A +B +C hasil
reaksibila konsentrasi yang bereaksi pada ketiga reaktan sama, dimisalkan x dan
konsentrasi mula-mula untuk A, B, dan C masing-masing dinyatakan dengan a, b, dan
c. maka hukum laju reaksi dapat ditulis,
dx
= k(a − x)(b − x)(c − x)
dt
(30)
Kinetika Kimia 97
integrasi persamaan 30. Pada to = 0 x=0 dan pada waktu t yang bereaksi = x
x t
dx
∫o (a − x)(b − x)(c − x) = k t∫ dt (31)
o
(33)
dt
(34)
bentuk integrasi x terhadap t, adalah :
x t
dx
∫0 (a − x)(b − 2x) 2 = k t∫ dt (35)
o
8. Waktu Paruh
Waktu paruh dari suatu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi
setengahnya dari besarnya konsentrasi pereaksi semula.
Kinetika Kimia 98
8.1 Waktu Paruh Reaksi Orde satu
Untuk reaksi orde satu didapatkan hubungan waktu paruh dengan harga k,
1 1 0.693
k= ln = (37)
t 1/2 1/2 t 1/2
Contoh Soal 7.
Turunkan ungkapan lamanya waktu yang diperlukan untuk konsentrasi reaktan
menjadi setangah dari konsentrasi awal orde satu.
Penyelesaian
Hasil integrasi dari persamaan reaksi orde pertama adalah :
-ln
c A
=kt
c A, 0
1 0,693
t1/2= ln 2 =
k k
1 1
dari persamaan 17, yaitu = + kt . Pada saat reaktan tinggal setengahnya
[A] [A] o
dari konsentrasi semula, maka t = t1/2, [A] = 0,5[A]0. Sehingga besarnya t1/2 adalah :
1
t1/2 = k[ A ] (38)
0
Contoh Soal 8.
Turunkan ungkapan untuk menghitung waktu paruh suatu reaksi orde dua dengan tipe
pereaksi tunggal
Kinetika Kimia 99
Penyelesaian
Integrasi dari persamaan 17 dengan mengsubtitusikan t = t1/2, dan [A] = 0,5[A]0
1 1 2 1
= + kt kt 1/2 = −
[A] [A] o [A] 0 [A] o
2 1 1
= + kt 1/2 t1/2 =
[A] 0 [A] o k[ A ] 0
Contoh Soal 9.
Dari data berikut, tentukan orde dengan mengikuti tiap reaktan untuk reaksi
A + B produk.
Perlakuan cA cB Kecepatan Mula
1 1,0 0,8 0,08
2 0,5 0,8 0,02
3 0,5 1,6 0,04
Penyelesaian
Penyelesaian
Ungkapan umum untuk waktu paruh dengan menggunkan logaritma, maka orde
adalah
reaksi adalah :
1
t1/2 = p −1 , ln( t1 / 2 , 2 / t1 / 2 ,1 )
c A, 0 p=
ln( c A, 0 ,1 / c A, 0 , 2 )
+1
laju
a temperatur
b c c
Pada kurva (a) tipe reaksi yang paling banyak dijumpai, (b) tipe reaksi peledakan ( c)
suatu tipe raksi hidrogenasi katalis dan tipe reaksi enzim sedangkan (d) tipe reaksi
seperti NO dengan O2.
Tipe reaksi a adalah tipe reaksi yang mengikuti persamaan Arrhenius, sedangkan
tipe b s/d d merupakan tipe reaksi yang bertentangan dengan persamaan Arrhenius.
T
Gambar 5. Kurva k versus T persamaan Arrhenius
Penyelesaian
Pada dua temperatur yang berbeda, kita dapat mengintegralkan persamaan Arrheniuss.
Jika kecepatan meningkat dua kali, berarti rasio tetapan laju adalah 2. temperatur
dipilih dari 290 K – 300 K.
k T T
Ea= R ln 2 2 1 =
k1 T2 − T1
300 K(290 K)
Ea = 8,314 JK-1 mol-1ln 2
300 K − 290 K
= 50,1 kJ mol-1
Step 1 merupakan tahap pembentukan radikal Cl*, Step 2 merupakan penguraian Cl*
bereaksi dengan CO, step 3 memproduksi kembali Cl* yang kemudian terurai step 2.
Mekanisme di atas bahwa pada step 1 merupakan reaksi awal, step ini merupakan
tahap penentu kecepatan reaksi karena mempengaruhi jumlah Cl* yang ada.
Penyelesaian
Dari persamaan terlihat masing-masing komponen berpangkat 1, dengan demikian
keduannya merupakan tahap penentu laju (rate-determining step). Jika dihasilkan
molekul secara langsung, reaksinya akan dimulai dari
NO2 + F k → NO2F + F
1
Step 1
Kinetika Kimia 105
Kita perlu untuk mengeliminasi atom F yang dibebaskan yaitu membutuhkan NO2F
yang kedua, sehingga keduanya bereaksi sebagai tahap berikutnya.
NO2 + F k 2→ NO2F Step 2
Penjumlahan dari kedua tahap akan didapatkan
2NO2 + F2 2 NO
Dua tahap mekanisme reaksi yang mungkin tetapi yang sangat menentukan hanya satu.
Reaksi step 1 yang menentukan persamaan kecepatan secara eksperimen, hal ini
disimulkan sebagai rate-determining step. Selanjutnya kesimpulan itu diperkuat dari
fakta bahwa reaksi pada step 2 yaitu reaksi NO2 dengan F adalah reaktif, sehingga
reaksinya cepat.
A + B k2 → C (step 1)
k− 1
C k1 → D (step 2)
Subskrip pada k menunjukkan orde reaksi yang sesuai dengan tanda panah dan tanda
minus di depannya menandai reaksi ke kiri. Orde reaksi diketahui karena ada reaksi
elementer, untuk yang molekularitasnya sama ordenya sama. Tiap step bisa
menghasilkan satu penentu kecepatan. Masing-masing berperan dalam memperoleh
persamaan kecepatan untuk menghasilkan D. Tunjukkan persamaan dalam bentuk
konsentrasi A dan B
Penyelesaian
Dimulai dari analisis secara umum untuk sistem sistem. Kecepatan pembentukan D
dirumuskan oleh
d [ D]
=k1[C] (i)
dt
Konsentrasi dari D ditentukan oleh ketiga reaksi,
d [C ]
=k2[A][B]-k(-1)[C]-k1[
dt
dengan pendekatan steady-state, [C] adalah konstan
Subtitusikan ke dalam persamaan (i), akan dihasilkan ungkapan untuk semua situasi
d [ D] k2
= k1 [A][B] (iii)
dt k ( −1) + k1
Jika step 2 berjalan lambat, kita dapat menghilangkan k1[C] dalam persamaan (ii) dan
k1 dalam persamaan (iii)
k2
d [ D] [ A][ B ]
dt =k1 k ( −1)
Rasio k2/k(-1) adalah konstanta kesetimbangan untuk reaksi step 1, sehingga akan
didapatkan
d [ D]
=k1K[A][B]
dt
Jika step 1 berjalan lambat, kita dapat menghilangkan k(-1) dengan kata lain sama
seperti A + B menghasilkan C dengan segera berubah menjadi D. Sehingga persamaan
(iii) menjadi :
d [ D]
= k2[A][B]
dt
Pengukuran kecepatan reaksi melalui waktu reaksi akan terlihat besarnya pengaruh k1
dan k(-1). Sehingga akan ditemukan rate-determining state
C. Latihan
1. Hitung laju rata-rata penguraian N2O5, [ N2O5]/t, dari reaksi
2N2O5 (g) 4NO(g) + 3O2 (g)
Selama selang waktu dari t = 600 s dan t = 1200 s. Gunakan data di bawah ini
Waktu (s) [N2O5](M)
6. Tentukan konstanta laju dan orde reaksi untuk data berikut dengan mengunakan
metode grafik
Waktu (s) 0 20 40 60 100
Konsentrasi (mol dm-1) 0,200 0,165 0,142 0,121 0,089
Kunci:
0.00
0 50 100 150
-0.50
-1.00
ln [A]
-2.50
Series1
-3.00 Linear (Series1)
waktu
8. Tuliskan ungkapan kecepatan reaksi dari tiga spesies yang terlibat dalam reaksi di
bawah ini
aA + bB cC
1 1 1
Kunci: Laju Reaksi = VA = VB= VC
a b c
11. Isomerisasi siklopropan C3H6 menjadi propilen CH2=CHCH3 adalah reaksi orde
satu terhadap siklopropan dan reaksi orde satu keseluruhan. Tetapan laju pada
1000oC adalah 9,2 s-1. Hitung waktu paruh pada 1000oC. Hitung waktu yang
diperlukan agar konsentrasi siklopropan menjadi 50 % dari konsentrasi semula,
dan 25% dari konsentrasi semula.
Kunci: t1/2 =75,34 x 10-3 s; t = 75,34 x 10-3 s; t = 150,7 x 10-3 s
13. Data reaksi antara zat A dan zat B didapatkan sebabagi berikut :
[A] [B] Laju raksi
1 1 2000
2 2 16000
9 3 162000
Kinetika Kimia 109
a. Tentukan reaksi orde keseluruhan
b. Tentukan hukum laju reaksinya
kunci a. Reaksi merupakan orde 3 b. Hukum laju : V = k[A][B]2