Makalah Kompensasi
Makalah Kompensasi
Makalah Kompensasi
Secara umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu
perusahaan mencapai tujuan keberhasilan srategi perusahaan dan terciptanya
keadilan internal dan eksternal.
Pemberian kompensasi dalam suatu organisasi harus diatur sedemikian
rupa sehinga merupakan sistem yang baik dalam organisasi. Dengan sistem yang
baik ini akan dicapai tujuan-tujuan, antra lain sebagai berikut :
a. Memperolah SDM yang berkualitas.
b. Mempertahankan karyawan yang ada.
c. Menjamin keadialan.
d. Penghargaan terhadap perilaku yang diinginkan.
e. Mengendaliakn biaya.
f. Mengikuti aturan hukum.
g. Memfasilitasi pengertian
h. Meningkatkan efesiensi administrasi.
Setiap organisasi baik itu organisasi kecil, menengah maupun besar, akan
merancang sistem kompensasi bagi para karyawannya dengan tujuan, untuk
memikat, menahan, dan memotivasi mereka. Sistem kompensasi juga dirancang
untuk pencapaian tujuan tertentu yang lebih umum sifatnya, tujuan-tujuan tersebut
antara lain adalah mengusahakan untuk memberikan penghargaan terhadap
pekerjaan yang diinginkan dan mensentralisir biaya.
Tujuan pengembangan kompensasi bukanlah aturan yang harus dengan
kaku diikuti dan dijalankan, akan tetapi lebih kepada pedoman dalam pemberian
upah/gaji kepada para karyawannya. Semakin baik pengaturan gaji dan upah suatu
organisasi maka akan semakin baik pula gaji/upah tersebut diterima oleh para
karyawannya.
Pengaturan kompensasi haruslah memenuhi beberapa tujuan. Kadang-
kadang tujuan-tujuan ini akan bertentangan satu sama lainnya. Ada beberapa
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi dalam menetapkan
kebijakan dan sistem imbalan yang dirancang sedemikian rupa dan tepat guna
(efektif). Ahmad S. Ruky (1999 : 23) menyatakan bahwa tujuan perusahaan dalam
penetapan sistem kompensasi adalah :
j Mampu ³menarik´ tenaga kerja yang berkualitas baik dan
³mempertahankan´ mereka (agar tidak pindah ke perusahaan lain).
j Memotivasi tenaga kerja yang baik itu untuk berprestasi tinggi.
j Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia.
j Membantu mengendalikan biaya imbalan tenaga kerja
¢
a. uajih
b. Upah
c. Insentif
d. Kompensasi tidak langsung
Tujuan organisasi memberikan kompensasi pada karyawannya:
1. Mendapatkan karyawan yang berkualitas
Untuk memenuhi standar yang diminta organisasi. Dalam upaya menarik
calon karywan masuk, organisasi harus merangsang calon-calon pelamar dengan
tingkat kompensasi yang cukup kompetitif dengan tingkat kompensasi organisasi
lain.[1].
2. Mempertahankan karyawan yang sudah ada
Dengan adanya kompensasi yang kompetitif, organisasi dapat
mempertahankan karyawan yang potensial dan berkualitas untuk tetap bekerja.
Hal ini untuk mencegah tingkat perputaran kerja karyawan yang tinggi dan kasus
pembajakan karyawan oleh organisasi lain.[1].
3. Menjamin keadilan
Adanya administrasi kompensasi menjamin terpenuhinya rasa keadilan
pada hubungan antara manajemen dan karyawan. Dengan pengikat pekerjaan,
sebagai balas jasa organisasi atas apa yang sudah diabdikan karyawan pada
organisasi, maka keadilan dalam pemberian kompensasi mutlak dipertimbangkan
4. Perubahan sikap dan perilaku
Adanya kompensasi yang layak dan adil bagi karyawan hendaknya dapat
memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak menguntungkan serta memengaruhi
produktivitas kerja. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan, tanggung
jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai melalui rencana kompensasi
yang efektif.[1].
5. Efisiensi biaya
Program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada tingkat biaya yang
layak. Dengan upah yang kompetitif, organisasi dapat memperoleh keseimbangan
dari etos kerja karyawan yang meningkat. Tanpa struktur pengupahan dan
penggajian sistematik organisasi dapat membayar kurang (
) atau lebih
(
) kepada para karyawannya.[1].
6. Administrasi legalitas
Dalam administrasi kompensasi juga terdapat batasan legalitas karena
diatur oleh pemerintah dalam sebuah undang-undang. Tujuannya agar organisasi
tidak sewenang-wenang memperlakukan karyawan sebagai aset perusahaan.[1].
Sistem pemberian kompensasi oleh organisasi kepada karyawan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor ini merupakan tantangan setiap
organisasi untuk menentukan kebijaksanaan kompensasi untuk karyawaan.
Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Produktivitas
b. Kemampuan untuk membayar
c. Kesediaan untuk membayar
d. Suplai dan permintaan
e. Organisasi karyawan
f. Berbagia peraturan dan perundang-undangan.
Teori kompensasi belum pernah mampu menyediakan suatu jawaban yang
memuaskan atas jasa yang dilakukan bagi individu bagi pekerjaan yang berharga.
Sementara tidak ada pendekatan secara ilmiah ada tersedia, sejumlah faktor secara
relevan dan yang khas digunakan untuk menentukan upah individu. Namun pada
dasarnya sistem kompensasi suatu organisasi harus direncanakan dan di buat, hal
ini diperlukan sebagai daya dukung para karyawan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Hal yang dapat dijadikan kebijakan dalam penetapan sistem kompensasi
menurut Mondy, Noe dan Premeaux (8th ed: 315} ada empat faktor, yaitu : faktor
organisasi
faktor karyawan
faktor pasaran
tenaga kerja
dan jenis pekerjaan itu sendiri
j Dari faktor organisasi
penetapan kompensasi harus di
lihat dari sisi kebijakan manajemen, keadaan politik yang mempengaruhi
organisasi dan kemampuan organisasi dalam melakukan pembayaran.
j Dari faktor karyawan
, penetapan kompensasi ini harus
menyentuh hal-hal yang berkaitan dengan kinerja karyawan itu,
pembayaran berdasarkan merit, variable gaji, pembayaran yang didasarkan
pada keterampilan karyawan, pembayaran berdasarkan pada kompetensi,
Senioritas karyawan, pengalaman kerja, hubungan keanggotaan dalam
organisasi, potensinya, pengaruh politik dan yang terakhir adalah
keberuntungan.
j Dari faktor pasaran tenaga kerja
penetapan kompensasi
juga harus melihat kompensasi yang berlaku secara umum di pasar tenaga
keja, untuk itu organisasi dalam menetapkan system kompensasi ini
haruslah melakukan survey pada perusahaan lain, kelayakan, biaya hidup,
organisasi buruh, tingkat social dan perundang-undangan ekonomi yang
berlaku.
j Sedangkan dari faktor pekerjaan
maka penetapan system
kompensasi harus di dasari dengan, analisa jabatan
uraian
tugas pekerjaan
¢
evaluasi jabatan
dan
terakhir penawaran secara kolektip ¢
¢
Jenis kompensasi yang berbentuk upah atau gajih seperti telah dibicarakan
diatas adalah kompensasi langsung. Artinya kompensasi langsung dikaitkan
dengan prestasi dan hasil kerja para karyawan.disamping kompensasi langsung,
beberapa organisasi mengembangkan program-program kompensasi tidak
langsung. Yang dimaksudkan kompensasi tidak langsung adalah pemberian
kompensasi yang tidak dikaitkan langsung dengan prestasi kerja para karyawan.
Kompensasi ini juga disebut kompensasi pelengkap, karena berfungsi untuk
melengkapi kompensasi yang telah diterima karyawan melalui gajih atau upah.
Alas an-alasan pentingnya pengembengan kompensasi pelengkap ini antara lain:
a. Adanya organisasi karyawan yang semakin kritis untuk menuntun hak
mereka sebagai pekerja atau karyawan.
b. Persaingan yang ketat diantara para organisasi, sehingga untuk
mempertahankan karyawan yang berperestasi menuntut adanya
kompensasi pelengkap ini.
c. Kenaikan biaya hidup sebagai akibat dari perkembangan lingkungan
ekonomi akan menuntut adanya pemberian kompensasi pelengkap.
d. Dikeluarkannya pearaturan-peraturan atau perundang-undangan oleh
pemerintah yang mengatur kesejahteraan buruh atau karyawan akan
menuntut organisasi itu untuk menyesuaikan diri.
Kompensasi pelengkap ini bukan saja bermanpaat bagi karyawan akan
tetapi juga memepunyai pengaruh positif secara tidak langsung kepada organisasi
yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain sebagai berikut:]
a. Meningkatkan semangat kerja dan kesetiaan karyawan terhadap
organisasi.
b. Menurunkan jumlah obsesi para karyawan dan menurunkan perputaran
kerja.
c. Mengurangi pengaruh organisasi karyawan terhadap kegiatan organisasi.
d. Meminimalkan biaya-biaya kerja lembur, yang berarti mengefektifkan
prestasi kerja karyawan.
d. Mengurangi adanya intervensi pemerintah dalam rangka
penyelenggarakan kesejahtaraan karyawan.
Bentuk kompensasi pelengakp berbeda-beda, demikian juga istilahnya pun
tiap organisasi berbeda-beda, misalnya, yang menyebut program pelayan,
pembayaran diluar gaji/upah, benefit (keuntungan) karyawan, dan ada yang
menyebutnya pemberian tunjangan, tetapi juga masih tepatnya pemberian
gaji/upah maksimum karyawan yang bersangkutan tidak bekerja.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, perlu diikuti tahapan-tahapan
manajemen kompensasi seperti berikut:
Tahap 1 : mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan imformasi analisis
pekerjaan. Untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relative
setiap pekerjaan.
Tahap 2 : melakukan usrvei dan upah dan gaji untuk menentukan kradilan
eksternal yang didasarkan pada upah pembeyaran di pasar kerja.
Tahapan 3: menilai harga tiap pekerjaan untuk menentukan pembeyaran upah
yang didasarkan pada keadialan internal dan eksternal.
Senagian besar metode-metode untuk menetukan pembayaran harus bisa
menetukan keputusan yang tepat ketika tantangan timbul. Implikasi ini lah
yang menjadi alasan analisis membuat penyesuaiyan lebih lanjut untuk
menentukan kompensasi.
a. Tujuan starategis
b. Tingkat upah berlaku
c. Kekuatan serikat pekerja
d. Pemerataan pembeyaran
e. Penyesuayan dan strtegi kompensasi
f. Kendala pemerintah
g. Tantangan kompensasi
h. Produktivitas dan biaya.
c c