Laporan MV Dan Dimensi Polimer Wahyu
Laporan MV Dan Dimensi Polimer Wahyu
Laporan MV Dan Dimensi Polimer Wahyu
VISKOSIMETER
M.Wahyu Hidayat
G44080047
DEPARTEMEN KIMIA
2011
PENDAHULUAN
C8H8. Secara laboratorium dapat dibuat melalui antara viskositas larutan polimer (η ) dan viskositas
dehidrogenasi etil benzene, yaitu dengan pelarut murni (ηo) maka, atau rasio antara laju alir
melewatkan etilena melalui cairan benzena dengan larutan polimer (t) terhadap laju alir pelarut murni
tekanan yang cukup dan aluminium klorida sebagai (to), yang dinyatakan sebagai :
ηred = .
larutan induk 1% dengan pelarut toluena. Larutan memiliki =1 maka kelarutan polimer berada pada
dengan konsentrasi 0,3% dibuat dengan titik kritik di dalam pelarut tersebut, dan pelarut
mengencerkan larutan 0,5%, sementara larutan tersebut merupakan pelarut Φ. Kualitas pelarut
0,1% dibuat dari pengenceran larutan 0,3%. Setelah tergantung pada komposisi kimia dari polimer,
itu, diambil 15 ml dari larutan dan laju alir masing- molekul pelarut dan suhu larutan.
Viskositas relatif ini ditentukan dari α kurang dari 1 menunjukkan toluena memiliki
perbandingan waktu alir polimer terhadap waktu interaksi yang baik dengan polistirena (Allock &
alir pelarutnya, sedangkan nilai viskositas reduksi Lampe 1981).
(ηred) adalah nilai dari viskositas spesifik yang
Dari kurva hubungan konsentrasi dan
dibandingkan dengan nilai konsentrasi larutan
viskositas reduksi pada pelarut toluena yaitu
(Braun et al 2005). Dari tabel diatas waktu alir
memiliki kelinieran yang cukup baik sebesar
pelarut toluena dapat digunakan untuk mencari
0.9725.Viskositas intirinsik dari persamaan garis
nilai ηsp ,dan diketahui bahwa konsentrasi yang
( y= 8426,9x + 2,6771 ) sebesar 2,6771. Dari
semakin tinggi maka nilai ηsp juga semakin besar.
Viskositas intrinsik dapat ditentukan bobot molekul
Nilai α pada pelarut toluene sebesar 0.0766. Nilai
(Mv). Dari persamaan tersebut maka dapat
ini menunjukan nilai α < 1 . Berdasarkan teori jika
ditentukan bobot molekul dari polistirena. sama dengan 1 (Allock & Lampe 1981). Nilai
Penentuan bobot molekul ini berdasarkan laju alir polistirena pada pelarut Φ yang terlihat
persamaan Mark Houwink dan bobot molekul pada Tabel 3 . Nilai α untuk pelarut Ф sebesar
yang diperoleh untuk molekul polistirena pada
1.4222 . Nilai α yang tidak sama dengan 1 ini bisa
pelarut toluena adalah .
disebabkan kesalahan paralaks membaca waktu alir
, kesalahan membuat variasi konsentrasi dan juga
Selanjutnya laju alir polistirena pada dalam penambahan methanol untuk pembuatan
pelarut Φ. Menurut Flory pelarut Φ merupakan pelarut Φ.
pelarut yang memiliki nilai koefisien ekspansi (α)
menggambarkan panjang sudut ikatan polistirena Allock HR, Lampe FW. 1981. Contemporary
Polymer Chemistry. Engelwood: Prentice
Hall inc.
yaitu sebesar 1.5020 . Kuadrat dari harga
jarak rata-rata antara kedua ujung rantai (ro 2) yaitu Braun D, Cherdron H, Rehahn M, Ritter H, Voit
B.2005. Polymer Synthesis:Theory and
sebesar 2.4132 dengan r2 sebesar3.4321
PracticeFundamentals, Methods,
Experiments 4thEd. New York: Springer.
. Nilai dari kwadrat dari jari-jari garis rata-
rata(so2) yaitu sebesar 9.8518 dan s2 sebesar Brandrup J, Immergut EH, dan Grulke EA. 1999.
Polymer Handbook Fourth Edition
1.4011 . Kesalahan yang mungkin terjadi Volume 2. New Jersey: Wiley-
Interscience.
tidak berbeda jauh pada penentuan menggunakan
pelarut toluena yaitu pada pengukuran variasi
Cowd MA. 1991. Kimia Polimer. Harry Firman,
konsentrasi polistirena dan kesalahan paralaks
penerjemah. Bandung: ITB. Terjemahan
dalam menentukan waktu alir.
dari : Polymer Chemistry.
SIMPULAN
Malcolm P S. 2001. Polymer Chemistry : An
Bobot molekul (Mv) yang diperoleh pada Introduction, diindonesiakan oleh Lis
diperoleh pada pelarut Φ adalah Sinaga D. 2008. Penentuan viskositas pada proses
pemutihan. dalam [Skripsi]. Fakultas
. Dimensi rantai polimer dari
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
polistirena pada pelarut Φ diketahui memiliki Universitas Sumatera Utara.
panjang sudut ikatan polistirena () yaitu sebesar β
LAMPIRAN
Rerata Toluena =
Contoh Perhitungan pengukuran massa molekul nisbih polistirena dalam pelarut toluena (Larutan
0.10%):
Konsentrasi (g/ml)
Bobot polistirena yang ditimbang = 0.2501 g
% b/v =
V1 N1 = V2 N2
25 ml N1 =
N1 = 0.5% g/ml
ηr= mPa.s
mPa.s
10.8000 mPa.s
k’ rerata =
Persamaan garis linier yang diperoleh dari kurva hubungan antara konsentrasi dengan ηred sebesar
y = 8438.1x + 2.6627 dengan R² = 0.9723
y = 8426.9x + 2.6771 ≈ ηred = [η] + k’η2c
[η] = k
2.6771 = 11
[η] = k’
[2.6627] =
α = 0.0766
[η] = Ф
[2.6627] =
= 2.7233
β = 6.4816
ro2 =
ro2 =
ro = 7.2933
r2 = ro2
r2 =
r = 5.5867
So2 = =
So = 2.9775
S2 =
S2 =
S = 2.2808
Rerata Pelarut Ф =
Contoh Perhitungan pengukuran massa molekul nisbih polistirena dalam pelarut ɸ (Larutan
0.101%):
Konsentrasi (g/ml)
Bobot polistirena yang ditimbang = 0.2501 g
% b/v =
V1 N1 = V2 N2
25 ml N1 =
N1 = 0.505% g/ml
ηr= mPa.s
mPa.s
64.3564 mPa.s
k’ rerata =
Persamaan garis linier yang diperoleh dari kurva hubungan antara konsentrasi dengan ηred sebesar
[η] = k
51.557 = 11
[η] = k’
[51.557] =
α=
[η] = η
[51.557] =
= 3.3888
β = 1.5020
ro2 =
ro2 =(
ro = 2.4132
r2 = ro2
r2 =
r = 3.4321
So2 = =
So = 9.8518
S2 =
S2 =
S = 1.4011