Keperawanan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG Masa Remaja adalah masa pencarian jati diri yang mendorongnya mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, ingin tampil menonjol, dan diakui eksistensinya. Namun disisi lain remaja mengalami ketidakstabilan emosi sehingga mudah dipengaruhi teman dan mengutamakan solidaritas kelompok. Diusia remaja, akibat pengaruh hormonal, juga mengalami perubahan fisik yang cepat dan mendadak. Perubahan ini ditunjukkan dari perkembangan organ seksual menuju kesempurnaan fungsi serta tumbuhnya organ genetalia sekunder. Hal ini menjadikan remaja sangat dekat dengan permasalahan seputar seksual. Namun terbatasnya bekal yang dimiliki menjadikan remaja memang masih memerlukan perhatian dan pengarahan. Remaja sangat rentan dengan permasalahan-permasalahan yang dapat mengarahkan remaja untuk melakukan seks bebas. Tidak kuatnya menahan hawa nafsu pada masa remaja akan membuat masa depan mereka hancur dan terpuruk. Pada masa remaja kita harus memiliki keinginan yang kuat untuk maju. Kita bisa menyibukkan diri dengan kegiatan sekolah sehingga kita tidak sempat untuk berpikir yang macam-macam. Meskipun banyak faktor yang menjadi penyebab seks bebas di kalangan remaja, tetapi kunsi terpenting adalah kemampuan si remaja itu sendiri untuk mengendalikan hawa nafsunya. II. TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Mengetahui hal-hal yang penyebab terjadinya seks bebas dikalangan remaja. 2. Dampak dari seks bebas dikalangan remaja 3. Mengetahui langkah-langkah atau tindakan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya seks bebas dikalangan remaja.

III. BATASAN MASALAH Pada makalah ini penulis hanya membahas hal-hal yang menyebabkan terjadinya seks bebas dikalangan remaja, dampak dari seks bebas terhadap remaja dan solusi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan tersebut. IV. METODE PENULISAN Metode yang digunakan dalam penulisan adalah kutipan buku yang, paper, berhubungan dengan permasalahan di atas.

BAB II PEMBAHASAN I. Penyebab Terjadinya Seks Bebas Dikalangan Remaja. Menurut beberapa penelitian, cukup banyak faktor penyebab remaja melakukan seks bebas. Sebagai akibat atau pengaruh mengonsumsi berbagai tontonan yang bukan tuntunan. Apa yang mereka tonton berkolerasi secara positif dan signifikan dalam membentuk perilaku mereka, terutama tayangan film dan sinetron. Belum lagi kecanggihan teknologi saat ini yang sangat menunjang bagi remaja untuk melakukan seks bebas. Sebutlah fasilitas internet yang menyajikan gambargambar ataupun video porno yang mudah diakses remaja. Sulit dipahami, apa sesungguhnya misi yang ingin disampaikan film-film ataupun sinetron yang menyajikan ke-vulgaran terhadap penontonnya. Film ataupun sinetron yang ditayangkanbam-ak mempertontonkan adegan-, adegan syur dengan gaya pacaran yang sangat "berani", dan secara terang-terangan melanggar norma sosial kemasyarakatan, apalagi norma agama. Faktor penyebab seks bebas di kalangan remaja adalah faktor lingkungan, baik lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah cukup tidaknya pendidikan agama yang diberikan orang tua terhadap anaknya. Selain itu, cukup tidaknya kasih sayang dan perhatian yang diperoleh sang anak dari keluarganya, cukup tidaknya keteladanan yang diterima sang anak dari orang tuanya, dan lain sebagainya yang menjadi hak anak dari orang tuanya. Jika tidak maka anak akan mencari tempat pelarian di jalan-jalan serta tempat-tempat yang tidak mendidik mereka. Anak akan dibesarkan di lingkungan yang tidak sehat bagi pertumbuhan jiwanya. Anak akan tumbuh di lingkungan pergaulan bebas. Berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang melakukan sex bebas yaitu: 1. Orang tua, Kurangnya bimbingan dan pengawasan orang tua sudah pasti akan membuat anak menjadi liar, orang tua yang terlalu percaya kepada anak tanpa mengetahui aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya merupakan tindakan yang salah yang berakibat fatal bagi si anak sendiri. Bahkan bukan tidak mungkin sebenarnya orang

tua sendiri yang menjerumuskan anaknya, sebagai contoh misalnya, orang tua merasa malu kalau anaknya yang sudah SMA ataupun sudah remaja belum punya pacar, pasti akan ditanya, akhirnya si anak cari pacar, awalnya mungkin biasa saja, ke tokok buku, atau sesekali ke cafe. Lalu pelan-pelan naik pangkat pegang tangan, lalu naik pangkat lagi, dan meningkat ke lainnya. Orang tua yang terlalu otoriter juga tidak baik bagi perkembangan psikologi anak, ketika ia mendapatkan sekali kebebasan ia lupa segalanya. 2. Lingkungan/teman Sekuat apapun kita mempertahankan diri kalau lingkungan dan orang-orang terdekat kita tidak mendukung kita, bukan tidak mungkin kita yang akhirnya terikut dengan mereka. Contohnya seorang pecandu narkoba awalnya cuma ikut-ikutan dengan teman-temannya dan sekedar iseng, begitu juga dengan sex bebas. 3. Uang Di zaman sekarang ini uang adalah segala-galanya, tolok ukur seseorang ada pada uang, kehormatan, harga diri semua diukur dengan uang. Makanya orang-orang yang kebutuhannya tidak terpenuhi mencari penghasilan tambahan dengan cara seperti itu, dengan iming-iming uang semua menjadi tidak berarti. Apa yang harampun dihalalkan. 4. Iman yang lemah. Seseorang yang tidak punya iman dihatinya sudah pasti dia tidak tahan dengan godaan duniawi yang memang berat, sekecil apapun godaan itu apalagi godaan berat. II. Dampak Seks Bebas Dikalangan Remaja. Perilaku seks bebas tidak aman di kalangan remaja dan banyak menimbulkan dampak negatif , baik pada remaja putra maupun putri. Biasanya dampak negatif atau akibat buruk dari perilaku seks bebas tidak aman tersebut lebih berat dirasakan oleh remaja putri ketimbang remaja putra. Seringkali remaja berperilaku seks berisiko karena tidak punya cukup pengetahuan mengenai akibatnya. Apakah akibat perilaku seks bebas tidak aman bagi remaja ?

Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan seks bebas. enyakit menular seksual: a) Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat. b) Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap Kecelakaan ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan keturunannya. c) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan kemandulan bahkan Kanker Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak aman, karena dapat mengakibatkan kematian. d) Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV. e) Timbul rasa ketagihan. f) kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks. Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Bahaya kehamilan pada remaja: 1. Hancurnya masa depan remaja tersebut. 2. Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap. 3. Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta). 4. Pasangan pengantin remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya. 5. Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis

(dukun, tenaga tradisional) sering mengalami kematian strategis. 6. Pengguguran kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar dapat dihukum. 7. Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa. III. Pemecahan Masalah Untuk Mengatasi Seks Bebas Dikalangan Remaja. Kelompok usia remaja merupakan sumber daya manusia yang paling potensial sebagai tunas bangsa dan penentu masa depan bangsa. Karena itu kelompok remaja perlu mendapatkan penanganan dan perhatian serius untuk dipersiapkan menjadi manusia yang berguna serta berkembang baik dan benar, meningkatkan kualitas serta kemampuannya sehingga hasil kerjanya akan maksimal. Para ahli berpendapat bahwa pendidik yang terbaik adalah orang tua dari anak itu sendiri. Pendidikan yang diberikan termasuk dalam pendidikan seksual. Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orang tua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak lakilakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya. Kemudian usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan. Dalam memberikan pendidikan seks pada anak jangan ditunggu sampai anak bertanya mengenai seks. Sebaiknya pendidikan seks diberikan dengan terencana, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan anak. Sebaiknya pada saat anak menjelang remaja dimana proses kematangan baik fisik, maupun mentalnya mulai timbul dan berkembang kearah kedewasaan. Beberapa hal penting dalam memberikan pendidikan seksual, seperti yang diuraikan oleh Singgih D. Gunarsa (1995) berikut ini, mungkin patut anda perhatikan:

Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang

malu.

tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi, boleh mempergunakan contoh atau simbol seperti misalnya : proses pembuahan pada tumbuh-tumbuhan, sejauh diperhatikan bahwa uraiannya tetap rasional.

Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan

dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.

Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya

pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan

seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya. 1. Pencegahan Menurut Agama Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya iapun menjadi suami atau istri kelak tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun selalu ada. Untuk itu, "Say Good Bye" sajalah...! Masih banyak kok pria dan wanita yang mempunyai iman dan moral yang baik yang kelak dapat membantu keluarga bahagia. Kejadian 1:27-28, "Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-

Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."" Dari kutipan ayat Alkitab di atas dapat di simpulkan bahwa agama Kristen memandang hubungan seks sebagai suatu berkat yang diberikan Tuhan, yang harus di pelihara dan di rawat. Seks merupakan suatu kenikmatan tersendiri bagi setiap orang yang melakukannya.Namun, ada satu syarat untuk dapat melakukan hubungan seks yaitu melalui berkat Tuhan dengan melakukan pernikahan kudus. Jika kita memandang keadaan sekitar kita anugrah seks mulai di salah artikan oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya para remaja. Seks menjadi sesuatu yang murahan yang dapat di perjual belikan dengan uang. Dikemas dalam berbagai hal baik berupa kepingan CD, Internet, majalalah ataupun tontonan di televisi. 2. Pencegahan Seks Bebas dalam Keluarga Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku seks bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai dapat memberikan mana cirri-laki-laki dan mana ciri perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini. Pendidikan seks sebaiknya dimulai dari kandungan. Pembacaan ayat-ayat suci dari Kitab Suci sangat penting. Hal ini ditujukan agar anak yang dikandung mendapatkan keberkahan dari Sang pencipta seperti diketahui, identitas seks manusia sudah dimulai sejak di dalam kandungan, sehingga memang sepantasnya pendidikan seks dimulai pada fase tersebut. Pencegahan seks bebas dalam keluarga antara lain : a) Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada anak-anak mereka.

b) c) d) e) f) g) h)

Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.

anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks. ruang yang sama. gunakan kata-kata yang sopan. yang baik. menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas. itu merupakan sesuata yang paling berharga.

3. Tips Mencegah terjadinya sek bebas dikalangan remaja Berikut adalah bebarapa tips untuk mengatasi seks bebas dikalangan remaja: a) Katakan "tidak", jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Terutama bagi remaja putri permintaan seks sebagai "bukti cinta", jangan dipenuhi, karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak. b) Yang sering terjadi adalah pasangan lepas kendali karena terbuai aktivitas berpacaran. untuk itu beberapa tips agar tidak terbuai: 1. Niatkan bahwa tujuan berpacaran adalah untuk saling mengenal lebih dekat. 2. Hindari tempat yang terlalu sepi atau tempat yang mengandung aktivitas seksual. 3. Hindari makan makanan yang merangsang sebelum/selama pacaran. 4. Hindari bacaan/film porno yang merangsang sebelum/selama pacaran.

5. Jangan dituruti kalau pasangan menuntut aktivitas pacaran yang berlebihan, sambil mengingatkan bahwa hal itu akan mengotori tujuan dari berpacaran. c) Oleh karena itu bahwa gaya pacaran yang sehat merupakan sesuatu yang perlu diperhatikan agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Gaya pacaran yang sehat mencakup berbagai unsur yaitu sebagai berikut: 1. Sehat Fisik. Tidak ada kekerasan dalam berpacaran. Dilarang saling memukul, menampar ataupun menendang. 2. Sehat Emosional. Hubungan terjalin dengan baik dan nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Harus mengenali emosi diri sendiri dan emosi orang lain. Harus mampu mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. 3. Sehat Sosial. Pacaran tidak mengikat, maksudnya hubungan sosial dengan yang lain harus tetap dijaga agar tidak merasa asing di lingkungan sendiri. Tidak baik apabila seharian penuh bersama dengan pacar. 4. Sehat Seksual. Dalam berpacaran kita harus saling menjaga, yaitu tidak melakukan hal-hal yang beresiko. Jangan sampai melakukan aktivitas-aktivitas yang beresiko, apalagi melakukan hubungan seks.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN I. KESIMPULAN Dampak seks bebas sangat besar, tidak hanya berakibat terhadap diri sendiri tetapi Setiap agama melarang prilaku menyimpang, termasuk seks bebas. Seks bebas menimbulkan beragam penyakit yang sangat membahayakan juga keluarga dan orang sekitar.

masyarakat. II. SARAN

d) Tingkatkan keimanan dan selalu dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. e) Jauhilah narkotika dan pergaulan tanpa batas. f) Tumbuhkan norma dan nilai-nilai sosial. g) Hindari hal-hal negatif. h) Isi hari-hari kita dengan beraktivitas dan berolahraga. i) Hindari pergaulan negatif. j) Selektif terhadap teman-teman sebaya. k) Loya namun tetap hati-hati mengikuti perkembangan teknologi. l) Hidup sehat tanpa terpau narkotika. m) Jangan hancurkan masa depan. n) Capai cita-cita tanpa seks bebas. o) Pikirkan segala tindakan kita dengan efektif dan komprehensif sesuai dengan akibat yang akan kita terima. p) Hindari seks bebas sejak dini dengan tidak bergaul tanpa batasan norma dan etika.

Anda mungkin juga menyukai