5-Laju Reaksi
5-Laju Reaksi
5-Laju Reaksi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya reaksi kimia berlangsung dengan laju (kecepatan) yang
berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung seketika, seperti bom dan petasan
yang meledak, ada juga reaksi yang berlangsung sangat lambat seperti besi
yang mengalami perkaratan dan Iosilisasi sisa organism. Selain itu laju reaksi
dipengaruhi oleh beberapa Iaktor, diantaranya adalah konsentrasi, suhu,
katalis, luas permukaan, tekanan, volume, dan siIat dasar pereaksi.
Sebelum dilakukan perhitungan dan penganalisis data terhadap laju
reaksi, sebaiknya kita harus memahami terlebih dahulu tentang konsep
kemolaran, terutama tentang penyediaan larutan dengan kemolaran tertentu,
serta kita harus dapat menganalisis baik secara langsung ataupun secara tidak
langsung banyaknya produk yang terbentuk atau banyaknya pereaksi yang
tinggal atau tersisa pada waktu tertentu. Hal ini penting karena reaksi kimia
pada umumnya berlangsung dalam bentuk larutan homogen ataupun
heterogen. Sedangkan zat kimia yang tersedia di dalam laboratorium pada
umumnya berupa zat murni atau larutan pekat.
Percobaan kali ini diperlukan agar praktikan dapat mengetahui dan
menganalisis seberapa besar pengaruh suhu dan konsentrasi yang bervariasi
terhadap laju reaksi kimia yang berlangsung. Selain itu juga agar praktikan
dapat menentukan nilai laju reaksi yang telah diamati dan dianalisis tersebut.
Lebih dari itu, praktikan diharapkan dapat menambah pengetahuannya
dari Iaktor-Iaktor yang mempengaruhi terjadinya laju reaksi yang diperoleh
dari praktikum, sehingga apa yang telah didapatkan praktikan di dalam
praktikum kali ini, suatu saat dapat diterapkan langsung oleh praktikan,
khususnya pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan kimia.
1.2 %::an Percobaan
- Menentukan laju reaksi suatu reaksi kimia.
BAB 2
%N1AUAN PUS%AKA
Kinetika kimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan
reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Pengertian kecepatan
reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi.
Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan
serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari
suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi, kinetika kimia hanya
mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul, jadi hanya
reaksi keseluruhan yang dapat diamati. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi
kenyataannya dapat terdiri atas beberapa reaksi yang berurutan, masing-masing
reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir.
(Sastrohamidjojo,2001)
Laju reaksi menyatakan bahwa besarnya perubahan konsentrasi atau hasil
reaksi dalam satu satuan waktu atau cepat lambatnya suatu reaksi kimia
berlangsung. Laju reaksi juga dapat dideIinisikan sebagai besar konsentrasi
pembentukan produk per satuan waktu. (Wood,1996)
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk, maka
pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin berkurang,
sedangkan jumlah produk bertambah. Satuan laju reaksi dapat dirumuskan sebagai
berikut.
V
dt
dx
Konsentrasi molar menyatakan jumlah mol dalam tiap liter dengan liter
ruangan atau larutan, misalnya pada reaksi pembentukan etil asetat dari etanol dan
asam asetat.
CH
3
COOH C
2
H
5
OH CH
3
COOC
2
H
5
H
2
O
Asam asetat etanol etil asetat
maka laju reaksi dapat di ukur dari pengurangan konsentrasi asam asetat atau
etanol atau penambahan konsentrasi etil asetat.
V CH
3
COOH - A |CH
3
COOH| / A t M.dt
-1
V C
2
H
5
OH - A |C
2
H
5
OH| / A t M.dt
-1
V CH
3
COOC
2
H
5
A |CH
3
COOC
2
H
5
| / A t M.dt
-1
Menentukan laju reaksi
Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur
konsentrasi salah satu produk pada selang waktu tertentu selama reaksi
berlangsung. Untuk dapat menentukan reaksi yang berlangsung lambat hal itu
dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campuran reaksi lalu
menganalisisnya. Cara lain yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu
alat yang dapat menunjukkan secara kontinyu suatu percobaan yang menyertai
reaksi. Untuk reaksi gas yang disertai dengan perubahan jumlah mol, alat
dirancang agar mengukur perubahan tekanan gas. (Sukarto,1989)
Faktor-Iaktor yang memengaruhi laju reaksi.
Faktor-Iaktor apakah yang memengaruhi kelajuan suatu reaksi kimia?
Faktor-Iaktor yang memengaruhinya adalah sebagai berikut.
1. Konsentrasi pereaksi
Pada umumnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat jika konsentrasi
pereaksi diperbesar, sehingga laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, jika
konsentrasi diperkecil, maka laju reaksi semakin kecil dan berlangsung
lambat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan
persamaan matematik yang dikenal dengan hokum laju reaksi atau
persamaan laju reaksi. Pangkat-pangkat dalam persamaan laju reaksi
dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia
pada prinsipnya menetukan seberapa besar pengaruh perubahan
konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksinya. Suatu larutan dengan
konsentrasi besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat jika
dibandingkan dengan larutan yang konsentrasi kecil (encer), sehingga
lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar
konsentrasi suatu larutan maka makin besar juga laju reaksinya.
(Keenan,1999)
2. Luas permukaan sentuh
Reaksi dapat berlangsung jika zat-zat pereaksi harus bercampur atau
bersentuhan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat
berbeda dengan reaksi yang berlangsung dalam sistem heterogen. Pada
reaksi yang homogeny, campuran zatnya berlangsung seluruhnya. Hal ini
dapat mempercepat berlangsungnya suatu reaksi, karena molekul-molekul
itu dapat bersentuhan satu sama lainnya. Dalam system heterogen, reaksi
hanya berlangsung pada bidang-bidang perbatasan atau pada bidang-
bidang yang bersentuhan dari kedua Iase. Reaksi kimia dapat berlangsung
jika molekul-molekul, atom-atom, atau ion-ion dari zat-zat yang bereaksi
relebih dahulu bertumbukan. Makin halus suatu zat, maka makin cepat
juga laju reaksi yang terjadi. Sebaliknya, makin besar luas permukaan
suatu zat, maka laju reaksinya akan berjalan lambat juga. Contoh dari
Iaktor ini adalah reaksi antara pualam dengan larutan HCl. Reaksi antara
serbuk pualam dengan larutan HCl akan lebih cepat daripada reaksi antara
keeping pualam dengan larutan HCl, di mana satu syarat, yaitu konsentrasi
HCl adalah sama besar. Hal itu dapat terjadi karena serbuk mempunyai
luas permukaan yang lebih halus daripada keeping. Partikel bagian dalam
kepingan harus menunggu sebelum bagian luar habis bereaksi, sedangkan
partikel serbuk banyak yang bertumbukan pada waktu yang bersamaan.
(Keenan,1999)
3. Reaksi kimia cenderung berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih
tinggi. Pada umumnya setiap kenaikan suhu 10
0
C laju reaksi naik 2 kali
lebih besar dari semula. Perumusan laju reaksi adalah sebagai berikut.
'
%
'4 '
%
. ) (
10
di mana '
%
laju reaksi akhir
'
4
laju reaksi semula
AT selisih suhu T
2
T
1
T
2
suhu akhir
T
1
suhu awal
Berbagai proses industry dengan pemanasan, misalnya industry amoniak
dan H
2
SO
4.
Ketika memasak, makanan lebih cepat matang jika memasak
dengan suhu yang lebih tinggi. Sebaliknya, reaksi diperlambat dengan
menurunkan suhu. Itulah sebabnya makanan yang disimpan di kulkas akan
tahan lebih lama. Makin tinggi suhu, makin banyak molekul yang
mencapai energy pengaktiIan. Menurut teori kinetic gas, molekul dalam
satu wadah tidaklah mempunyai energy kinetic yang sama, tetapi
bervariasi menurut suatu kurva yang mendekati kurva normal.
Diperlihatkan bahwa pada T1 Iraksi molekul yang mencapai energi
pengaktiIan adalah sebesar Y1. Pada suhu yang lebih tinggi (T2), energi
rata-rata molekul-molekul bertambah, sehingga Iraksi molekul yang
mencapai energi pengaktiIan bertambah (Y2). Banyak reaksi berlangsung
dua kali lebih cepat jika suhu di naikan 10
0
C. Hal itu menunjukan bahwa
jumlah molekul pereaksi yang mencapai energi pengaktiIan menjadi dua
kali lebih banyak jika di naikkan 10 C.
4. Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi tetapi zat itu
sendiri tidak mengalami perubahan yang kekal (tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen). Sering hanya sejumlah kecil
katalisator sudah cukup untuk mempercepat laju reaksi. Meskipun
demikian banyak reaksi yang kelajuan reaksinya berbanding langsung
E
E
n
e
r
g
i
M
o
I
e
k
u
I
5. Tekanan gas.
Jika tekanan gas diperbesar, maka volume gas itu diperkecil, sehingga
letak partikel makin berdekatan dan makin mudah bertumbukan. Jai,
makin besar tekanan gas maka makin cepat reaksinya.
6. SiIat pereaksi.
Dalam suatu reaksi kimia, terjadi penentuan ikatan dan pembentukan
ikatan baru, sehingga kelajuan reaksi tergantung pada macam ikatan yang
terdapat. Secara percobaan kecepatan reaksi tergantung pada senyawa-
senyawa yang melakukan reaksi bersama. Sebagai contoh, reaksi ion
permanganat dalam larutan bersiIat asamoleh ion Ierro, terjadi sangat
cepat. MnO4 akan lenyap secepat penambahan Ierro sulIat, Iaktor yang
menentukan adalah kecepatan bercampurnya larutan. Pada keadaan lain,
reduksi ion permanganat dalam larutan yang bersiIat asam oleh asam
oksalat, H2C2O4 , berjalan tidak cepat. Warna ungu karakteristik dari
MnO4 tidak hilang setelah lama larutan-larutan dicampurkan.
(Sastrohamidjojo,2001)
Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat ditentukan dengan persamaan
matematis yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi.
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatiI antara laju reaksi dengan
konsentrasi pereaski. Bentuk persamaan laju reaksi adalah sebagai berikut, untuk
reaksi
mA nB pC qD
Persamaan laju reaksi, v k |A|
x
|B|
y
....
Di mana k konstanta laju reaksi
x tingkat reaksi/orde terhadap A
y tingkat reaksi/orde terhadap B
Tanda kurung menyatakan konsentrasi senyawa dalam mol per liter.
Tetapan pembanding (konstanta) K disebut tetapan kelajuan spesiIik, adalah
karakteristik dari suatu reaksi tetapi berubah dengan perubahan suhu. Tanda titik-
titik menyatakan pereaksi lain yang mungkin turut menetukan hukum kelajuan.
Eksponen x dan y dapat berwujud pecahan mungkin juga negative. Hal yang perlu
Molekularitas Reaksi
Kekuatan rantai tidak dapat melebihi kekuatan mata rantai yang terlemah.
Hal ini sesuai dengan prisip kinetika, yakni bahwa seluruh laju suatu proses tidak
dapat melampaui laju tahap yang paling lambat. Maka jika reaksi kimia
berlangsung dalam sederet tahap berurutan, laju reaksi dibatasi oleh tahap yang
paling lambat. Tahap ini disebut tahap penentu laju. Dan molekularitas reaksi
dideIinisikan sebagai jumlah molekul atau ion yang ikut serta dalam tahap
penentu laju. Jika molekul yang ikut serta dalam tahap penentu laju hanya sebuah
maka reaksinya disebut unimolekul, dan seterusnya. (Wood,1996)
BAB 3
ME%DL PERCBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
- elas kimia 100 ml
- elas ukur 25 ml
- Stopwatch
- Alat penangas (hot plate)
- Termometer
- Pensil
- Pulpen
- Pipet tetes
3.1.2 Bahan-bahan
- Larutan Na
2
S
2
O
3
0,1 M
- Larutan Na
2
S
2
O
3
0,2 M
- Larutan HCl 1M
- Larutan HCl 2M
- Larutan HCl 3M
- Akuades
- Kertas
- Tissue
3.2 Prosed:r Percobaan
3.2.1 Pengaruh konsentrasi
3.2.1.1 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 3 ml HCl 1 M
- Dimasukkan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M dalam gelas kimia.
- Dimasukkan 3 ml HCl 1 M dalam gelas ukur.
- Disiapkan kertas putih yang diberi tanda silang (X).
- Diletakkan kertas tersebut di bawah gelas kimia yang
berisi 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M.
- Disiapkan stopwatch.
- Dicampurkan 3 ml HCl 1 M dengan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2
M ke dalam gelas kimia dan pada saat yang bersamaan
stopwatch dimulai.
- Diamati.
- Diberhentikan stopwatch jika tanda silang tak terlihat
lagi dari atas.
- Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan
larutan HCl ke dalam larutan Na
2
S
2
O
3
hingga tanda
silang tak terlihat lagi dari atas.
3.2.1.2 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 3 ml HCl 2 M
- Dimasukkan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M dalam gelas kimia.
- Dimasukkan 3 ml HCl 2 M dalam gelas ukur.
- Disiapkan kertas putih yang diberi tanda silang (X).
- Diletakkan kertas tersebut di bawah gelas kimia yang
berisi 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M.
- Disiapkan stopwatch.
- Dicampurkan 3 ml HCl 2 M dengan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2
M ke dalam gelas kimia dan pada saat yang bersamaan
stopwatch dimulai.
- Diamati.
- Diberhentikan stopwatch jika tanda silang tak terlihat
lagi dari atas.
- Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan
larutan HCl ke dalam larutan Na
2
S
2
O
3
hingga tanda
silang tak terlihat lagi dari atas.
3.2.1.3 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M 3 ml HCl 1 M
- Dimasukkan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dalam gelas kimia.
- Dimasukkan 3 ml HCl 1 M dalam gelas ukur.
- Disiapkan kertas putih yang diberi tanda silang (X).
3.2.2.2 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 3 ml HCl 2 M
- Dimasukkan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M dalam gelas kimia.
- Dimasukkan 3 ml HCl 2 M dalam gelas ukur.
- Dipanaskan larutan Na
2
S
2
O
3
tersebut di atas hot plate
hingga suhu 40
0
C (gunakan thermometer).
- Diletakkan gelas kimia yang berisi larutan Na
2
S
2
O
3
tersebut di atas kertas putih yang telah diberi tanda
silang (X).
- Disiapkan stopwatch.
- Dicampurkan 3 ml HCl 2 M dengan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2
M ke dalam gelas kimia dan pada saat yang bersamaan
stopwatch dimulai.
- Diamati.
- Diberhentikan stopwatch jika tanda silang tak terlihat
lagi dari atas.
- Dicatat waktu yang diperlukan sejak penambahan
larutan HCl ke dalam larutan Na
2
S
2
O
3
hingga tanda
silang tak terlihat lagi dari atas.
3.2.2.3 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M 3 ml HCl 1 M
- Dimasukkan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M dalam gelas kimia.
- Dimasukkan 3 ml HCl 1 M dalam gelas ukur.
- Dipanaskan larutan Na
2
S
2
O
3
tersebut di atas hot plate
hingga suhu 40
0
C (gunakan thermometer).
- Diletakkan gelas kimia yang berisi larutan Na
2
S
2
O
3
tersebut di atas kertas putih yang telah diberi tanda
silang (X).
- Disiapkan stopwatch.
- Dicampurkan 3 ml HCl 1 M dengan 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1
M ke dalam gelas kimia dan pada saat yang bersamaan
stopwatch dimulai.
- Diamati.
BAB 4
HASL DAN PEMBAHASAN
4.1 %abel Pengamatan
4.1.1 Pengaruh konsentrasi
No
M
Na
2
S
2
O
3
V Na
2
S
2
O
3
M HCl V HCl twaktu(sekon)
1. 0,2 M 2 ml 1 3 ml 100 s
2. 0,2 M 2 ml 2 3 ml 63 s
3. 0,1 M 2 ml 1 3 ml 111 s
4.1.2 Pengaruh suhu
No
M
Na
2
S
2
O
3
V Na
2
S
2
O
3
M HCl V HCl twaktu(sekon)
1. 0,2 M 2 ml 1 3 ml 61 s
2. 0,2 M 2 ml 2 3 ml 28 s
3. 0,1 M 2 ml 1 3 ml 111 s
4.2 Reaksi
Na
2
S
2
O
3 (aq)
2HCl
(aq)
2NaCl
(aq)
SO
2
(g)
S
(g)
H
2
O
(aq)
4.3 Perhit:ngan
4.3.1 Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
Diketahui : a) t1 100 s
b) t2 63 s
c) t3 111 s
Ditanya : a) V1
b) V2
c) V3
Dijawab : a) V1 1/ t1 1/100 0,01
b) V2 1/ t2 1/63 0,015
c) V3 1/ t3 1/111 0,009
Mencari orde reaksi
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
Mencari x
x
x
HCl O S Na k
HCl O S Na k
v
v
| | | |
| | | |
1
3
3 2 2
3 2 2
x
x
k
k
| 1 | | 2 , 0 |
| 1 | | 1 , 0 |
01 , 0
009 , 0
0,9 0,5
x
log 0,9 log 0,5
x
log 0,9 x log 0,5
x
5 , 0 log
9 , 0 log
x 0,149
Mencari y
x
x
HCl O S Na k
HCl O S Na k
v
v
| | | |
| | | |
1
2
3 2 2
3 2 2
x
x
k
k
| 1 | | 2 , 0 |
| 2 | | 2 , 0 |
01 , 0
015 , 0
1,5 2
y
log 1,5 log 2
y
log 1,5 y log 2
y
2 log
5 , 1 log
y 0,584
x Orde reaksi Na
2
S
2
O
3
0,149
y Orde reaksi HCl 0,584
Orde total x y 0,149 0,584 0,733
Mencari nilai k.
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
0,015 k |0,2|
0,149
|2|
0,584
0,015 k |0,786|
|1,498|
0,015 k |1,18|
k
18 , 1
015 , 0
k 0,0127
Persamaan laju reaksi
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
v 0,0127 |Na
2
S
2
O
3
|
0,149
|HCl|
0,584
4.3.2 Pengaruh suhu terhadap laju reaksi
Diketahui : a) t1 61 s
b) t2 28 s
c) t3 87 s
Ditanya : a) V1
b) V2
c) V3
Dijawab : a) V1 1/ t1 1/61 0,0164
b) V2 1/ t2 1/28 0,036
c) V3 1/ t3 1/87 0,0115
Mencari orde reaksi
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
Mencari x
x
x
HCl O S Na k
HCl O S Na k
v
v
| | | |
| | | |
1
3
3 2 2
3 2 2
x
x
k
k
| 1 | | 2 , 0 |
| 1 | | 1 , 0 |
0164 , 0
0115 , 0
0,7 0,5
x
log 0,7 log 0,5
x
log 0,7 x log 0,5
x
5 , 0 log
7 , 0 log
x 0,5
Mencari y
x
x
HCl O S Na k
HCl O S Na k
v
v
| | | |
| | | |
1
2
3 2 2
3 2 2
x
x
k
k
| 1 | | 2 , 0 |
| 2 | | 2 , 0 |
0164 , 0
036 , 0
2,2 2
y
log 2,2 log 2
y
log 2,2 y log 2
y
2 log
2 , 2 log
y 1,1375
x Orde reaksi Na
2
S
2
O
3
0,5
y Orde reaksi HCl 1,1375
Orde total x y 0,5 1,1375 1,6375
Mencari nilai k.
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
0,0115 k |0,1|
0,5
|1|
1,1375
0,0115 k |0,316|
|1|
0,0115 k |0,316|
k
316 , 0
0115 , 0
k 0,036
Persamaan laju reaksi
v k |Na
2
S
2
O
3
|
x
|HCl|
y
v 0,036 |Na
2
S
2
O
3
|
0,5
|HCl|
1,1375
4.4 Pembahasan
Cepat lambatnya suatu reaksi berlangsung disebut laju reaksi. Laju
reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam
mol per liter, tetapi untuk reaksi Iase gas satuan konsentrasi dapat diganti
dengan satuan tekanan seperti atmosIer (atm), millimeter merkorium
(mmHg), atau pascal (Pa). Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam,
hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi itu berjalan cepat atau
lambat. Untuk mengukur laju reaksi, perlu menganalisis secara langsung
hydrogen. V
2
O
5
yang digunakan pada industry asam sulIat. Nikel
yang digunakan pada pembuatan margarine dan minyak kelapa. Dan
platina yang digunakan pada industry asam nitrat dan pengubah
katalik pada knalpot kendaraan bermotor.
5. SiIat dasar pereaksi
Pebedaan dasar pada reaktivitas zat kimia yang ditentukan oleh
kecenderungan untuk membentuk ikatan. Reaksi antar senyawa ion
umumnya berlangsung cepat, sedangkan reaksi antar senyawa
kovalen umumnya berlangsung lambat.
6. Tekanan
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan
dari reaksi seperti itu juga dipengaruhi oleh tekanan. Penambahan
tekanan dengan memperkecil volume akan mempercepat konsentrasi,
dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Pada persamaan laju reaksi, terdapat pangkat-pangkat yang
menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.
Pangkat-pangkat itu dinamakan orde reaksi. Orde reaksi dibagi menjadi
beberapa macam, yaitu:
1. Orde nol (0)
Suatu reaksi dikatakan berorde nol (0) terhadap salah satu
pereaksinya apabila perubahan konsentrasi pereaksi tersebut tidak
mempengaruhi laju reaksi. Artinya, walaupun terdapat dalam jumlah
tertentu, perubahan konsentrasi pereaksi itu tidak mempengaruhi laju
reaksi.
2. Orde satu (1)
Suatu reaksi dikatakan berorde satu (1) terhadap salah satu
pereaksinya apabila laju reaksinya berbanding lurus dengan
v
|x|
V
2
O
5
2SO
2
O
2
2SO
3
b. Proses Haber Bosch pada pembuatan amoniak atau pembuatan
pupuk urea dengan menggunakan katalis besi oksida.
N
2(g)
3H
2(g)
FeO
2NH
3(g)
c. Proses Oswald pada industry asam nitrat dengan menggunakan
katalis platina.
d. Proses pembuatan margarine dari minyak kelapa dengan
katalisator nikel.
e. Pengubah katalitik pada knalpot kendaraan bermotor dengan
menggunakan platina sebagai katalisatornya.
4. Pengaruh konsentrasi dalam penerapan sehari-hari.
a. Pada pestisida, jika konsentrasinya terlalu encer, maka pestisida
tersebut kurang reaktiI terhadap bakteri-bakteri.
BAB 5
PENU%UP
5.1 Kesimp:lan
- Pada pencampuran 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 3 ml HCl 1 M, reaksi
berlangsung selama 100 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,01. Pada 2 ml
Na
2
S
2
O
3
0,2 M 3 ml HCl 2 M, reaksi berlangsung selama 63 sekon dan
laju reaksinya sebesar 0,016. Pada 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1 M 3 ml HCl 1 M,
reaksi berlangsung selama 111 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,009.
Sedangkan pada pencampuran 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 40
0
C 3 ml HCl 1 M,
reaksi berlangsung selama 61 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,0164.
Pada 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,2 M 40
0
C 3 ml HCl 2 M, reaksi berlangsung
selama 28 sekon dan laju reaksinya sebesar 0,036. Pada 2 ml Na
2
S
2
O
3
0,1
M 40
0
C 3 ml HCl 1 M, reaksi berlangsung selama 87 sekon dan laju
reaksinya sebesar 0,0115.
- Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi adalah jika konsentrasi pereaksi
dinaikkan, maka laju reaksi yang terjadi juga akan mengalami kenaikan.
Sama halnya dengan suhu, jika suhu pereaksi dinaikkan, maka suhu
Na
2
S
2
O
3
yang dinaikkan menjadi 40
0
C, reaksi akan berlangsung semakin
cepat lagi. Hal ini menyatakan bahwa konsentrasi dan suhu berbanding
lurus dengan laju reaksi.
- Persamaan laju reaksi yang diperoleh berdasarkan pengaruh konsentrasi
adalah v 0,0127 |Na
2
S
2
O
3
|
0,149
|HCl|
0,584
, sedangkan persamaan laju
reaksi yang diperoleh berdasarkan pengaruh suhu adalah v 0,036
|Na
2
S
2
O
3
|
0,5
|HCl|
1,1375
.
5.2 Saran
Dapat dilakukan juga percobaan laju reaksi yang dipengaruhi oleh Iaktor-
Iaktor yang lainnya, seperti luas permukaan, katalis, maupun tekanan. Selain
itu juga, mungkin pereaksi yang digunakan tidak hanya berupa campuran dari
2 zat, tetapi juga bisa menggunakan lebih dari 2 macam pereaksi dengan
konsentrasi atau suhu yang bervariasi pula.