Stainless Steel 1
Stainless Steel 1
Stainless Steel 1
Disusun Oleh :
Aqmarina Indra (F14070051)
Siska Febriana (F14070052)
Taubing Desmarlianto(F14070053)
Ratna Aprilynda M (F14070055)
Fadlullah Abdurrachman (F14070057)
Okta Danik Nugraheni (F14070058)
Muhammad Syaefuddin (F14070059)
Denis Andreas (F14070061)
Mila Sophia (F14070062)
DAFTAR PUSTAKA 32
BAB I
PENDAHULUAN
Meskipun seluruh kategori Stainless Steel didasarkan pada kandungan krom (Cr),
namun unsur paduan lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat Stainless Steel
sesuai aplikasi-nya. Kategori Stainless Steel tidak halnya seperti baja lain yang
didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur metalurginya. Lima
golongan utama Stainless Steel adalah Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan
Precipitation Hardening Stainless Steel.
Austenitic Stainless Steel mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6% Nickel (grade
standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic Stainless Steel seperti 904L (dengan
kadar Chrom dan Nickel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum
(Mo), Titanium (Ti) atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap
temperatur serta korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah
disebabkan unsur Nickel membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur
rendah.
2. Ferritic Stainless Steel
Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 – 18 % seperti grade 430 dan 409. Ketahanan korosi
tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi kekurangan
ini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit jika dibanding
Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif tinggi misal grade 410 dan 416. Grade
431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan
hanya memiliki Nickel 2%.Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki
tensile strength tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari grade ini, jika
dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di hardening.
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan persentase
Chrom dan dua angka terakhir menyatakan persentase Nickel) memiliki bentuk
mikrostruktur campuran austenitic dan Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki
kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan
terhadap Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-
nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya jauh lebih baik (superior)
dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk dibanding Austenitic Stainless Steel.
Sementara kekuatannya lebih baik dibanding Austenitic Stainless Steel (yang di
annealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai tambahan, Duplex Stainless Steel ketahanan
korosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting
coorrosion jauh lebih baik (superior) dubanding 316. Ketangguhannya Duplex Stainless
Steel akan menurun pada temperatur dibawah – 50 oC dan diatas 300 oC.
5. Precipitation Hardening Steel
Precipitation hardening Stainless Steel adalah Stainless Steel yang keras dan kuat akibat
dari dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam struktur mikro logam. Sehingga
gerakan deformasi menjadi terhambat dan memperkuat material Stainless Steel.
Pembentukan ini disebabkan oleh penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti),
Niobium (Nb) dan alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan
pengerjaan dingin (cold work).
Berikut beberapa gambar yang menunjukkan struktur mikro dari Stainless Steel
dan beberapa paduan besi lain yang bersifat tahan karat dengan sifat mekanis yang
berbeda. Perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas diantaranya adalah
pemisahan-pemisahanpecahan-pecahan yang terjadi akibat pengerjaan logam yang
menggunakan suhu yang berbeda, terlalu rendah atau terlalu tinggi suhunya.
Figure 5. As cast: cementite network and Figure 6. Heated to 1050°C and quenched
plates in pearlite (x 100) in water. Large grains (x 100)