Klasifikasi Iklim

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KLASIFIKASI IKLIM A.

Iklim Matahari Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.

Kedudukan matahari dalam setahun adalah : Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0) tanggal 21 Maret Matahari beredar pada garis balik utara (23,5 LU) tanggal 21 Juni Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0) tanggal 23 September Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5 LS) tanggal 22 Desember Pembagian daerah iklim matahari berdasarkan letak lintang adalah sebagai berikut. Daerah iklim tropis Iklim Tropis terletak antara 0 - 23 LU dan 0 - 23 LS. Ciri ciri iklim tropis adalah sebagai berikut : Suhu udara rata rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20 - 23 C. Bahkan dibeberapa tempat suhu tahunannya mencapai 30C. Amplitudo suhu rata rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1 - 5 C, sedangkan amplitudo hariannya besar. Tekanan udara lebih rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan. Hujan banyak dan umumnya lebih banyak dari daerah lain di dunia. 2. Daerah iklim subtropis

Iklim subtropis terletak antara 23 - 40 LU dan 23 - 40 LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang. Ciri ciri iklim subtropis adalah sebagai berikut: o Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis dan iklim sedang. o Terdapat empat musim, yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Tetapi pada iklim ini musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.

o Suhu sepanjang tahun tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. o Daerah subtropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah Iklim Mediterania. Jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut Daerah Iklim Tiongkok. 3. Daerah iklim sedang

Iklim sedang terletak antara 40 - 66 LU dan 40 - 66 LS. Ciri ciri iklim sedang adalah sebagai berikut : o Banyak terdapat gerakan gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah ubah, arah angin yang bertiup berubah ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba tiba. o Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis. 4. Daerah iklim dingin

Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es. Ciri ciri iklim tundra adalah sebagai berikut : o Musim dingin berlangsung lama o Musim panas yang sejuk berlangsung singkat. o Udaranya kering. o Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun. o Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju. o Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah. o Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak. o Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia. Ciri ciri iklim es adalah sebagai berikut : o Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi. o Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.

B. Iklim Fisis

Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis terdiri dari : 1. Iklim laut (Maritim)

Iklim laut berada di daerah tropis dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda. Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40, adalah sebagai berikut: o Suhu rata-rata tahunan rendah o Amplitudo suhu harian rendah/kecil o Banyak awan o Sering hujan lebat disertai badai. Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut: o Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil o Banyak awan o Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik o Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba. 2. Iklim Darat (Kontinen)

Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40 , yaitu sebagai berikut : o Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil o Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut: o Amplitudo suhu tahunan besar o Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah o Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas. 3. Iklim Dataran Tinggi

Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:

o Amplitudo suhu harian dan tahunan besar o Udara kering o Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah o Jarang turun hujan. 4. Iklim Gunung

Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut: o Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi o Terdapat di daerah sedang o Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil o Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan o Kadang banyak turun salju 5. Iklim Musim (Muson)

Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: o Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan o Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.

C.Iklim Junghuhn F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat. Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut. 1. Zona Iklim Panas

Zona iklim panas terletak pada daerah dengan ketinggian antara 0 650 meter dan temperatur antara 26,3 C 22 C. 2. Zona Iklim Sedang

Zona iklim sedang terletak pada daerah dengan ketinggian antara 650 1500 meter dan temperatur antara 22 C 17,1 C.

3.

Zona Iklim Sejuk

Zona iklim sejuk terletak pada daerah dengan ketinggian antara 1500 2500 meter dan temperatur antara 17,1 C 11,1 C. 4. Zona Iklim Dingin

Zona iklim dingin terletak pada daerah dengan ketinggian di atas 2500 meter dan temperatur kurang dari 11,1 C. D.Iklim Koppen Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E. 1. 2. 3. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut: suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18C, suhu rata-rata tahunan 20C-25C, curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut: Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa); Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar; Iklim C atau iklim sedang.

Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18 sampai -3C. 4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal.

Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10C, sedangkan suhu ratarata bulan terdingin kurang dari 3C. 5. Iklim E atau iklim kutub .

Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari 3C. Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu: 1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:

1) 2) 3) 4) 2.

Af = Iklim panas hujan tropis. As = Iklim savana dengan musim panas kering. Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering. Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:

1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari iklim A, C, dan D. 2) 3) BW = Iklim gurun. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu:

Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak panas kering. Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan sejuk. Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu: a) b) c) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering. Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu:

ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas antara 0( sampai 10(C. Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.

Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D yaitu: v Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara. v Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan. v C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan. v D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya. E. Iklim Thornthwaite

C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite menghitung ratio keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai jumlah curah hujan (P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E. Masing-masing golongan kelembapan dan golongan suhu di komfermasikan dengan penyebaran curah hujan musiman.penyebaran curah hujan musiman dibedakan: r = curah hujan banyak pada setiap musim. s = defisit curah hujan pada musim panas w = defisit curah hujan pada musim dingin d = defisit curah hujan pada setiap musim

F. Iklim Mohr Berdasarkan penelitian tanah,Mohr membagi tiga derajat kembapan dari bulan-bulan sepajang tahun yaitu. a. Jika curah hujan dalam 1 bulan lebih dari 100mm,maka bulan ini dinamakan

bulan basa;jumlah curah hujan ini melampaui penguapan. G.Iklim schimdt dan ferguson Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%). Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah : 1) 2) 3) Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 100 mm Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm

Klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi 8 tipe iklim, yaitu : Tabel 3. Klasifikasi Schmidt-Ferguson

Tipe Iklim Nilai Q (%) Keadaan Iklim dan Vegetasi A < 14,3 Daerah sangat basah, hutan hujan tropika B 14,3 33,3 Daerah basah, hutan hujan tropika C 33,3 60,0 Daerah agak basah, hutan rimba, daun gugur pada musim kemarau D 60,0 100,0 Daerah sedang, hutan musim E 100,0 167,0 Daerah agak kering, hutan sabana F 167,0 300,0 Daerah kering, hutan sabana G 300,0 700,0 Daerah sangat kering, padang ilalang H > 700,0 Daerah ekstrim kering, padang ilalang

H.Iklim oldeman Klasifikasi iklim Oldeman tergolong klasifikasi yang baru di Indonesia dan pada beberapa hal masih mengundang diskusi mengenai batasan atau kriteria yang digunakan. Namun demikian untuk keperluan praktis klasifikasi ini cukup berguna terutama dalam klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan di Indonesia. Klasifikasi iklim ini diarahkan kepada tanaman pangan seperti padi dan palawija. Dibandingkan dengan metode lain, metode ini sudah lebih maju karena sekaligus memperhitungkan unsur cuaca lain seperti radiasi matahari dikaitkan dengan kebutuhan air tanaman. Oldeman membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim hujan. Ia membuat dan menggolongkan tipe-tipe iklim di Indonesia berdasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Kriteria dalam klasifikasi iklim didasarkan pada perhitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL) dan bulan kering (BK) dengan batasan memperhatikan peluang hujan, hujan efektif dan kebutuhan air pada tanaman Konsepnya adalah: Padi sawah membutuhkan air rata-rata per bulan 145 mm dalam musim hujan. Palawija membutuhkan air rata-rata per bulan 50 mm dalam musim kemarau. Hujan bulanan yang diharapkan mempunyai peluang kejadian 75% sama dengan 0,82 kali hujan ratarata bulanan dikurangi 30. Hujan efektif untuk sawah adalah 100%. Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk tanaman tertutup rapat adalah 75%. Dapat dihitung hujan bulanan yang diperlukan untuk padi atau palawija (X) dengan menggunakan data jangka panjang yaitu: Padi sawah: 145 = 1,0 (0,82 X -30) X = 213 mm/bulan Palawija: 50 = 0,75 (0,82 X - 30) X = 118 mm/ bulan. 213 dan 118 dibulatkan menjadi 200 dan 100 mm/bulan yang digunakan sebagai batas penentuan bulan basah dan kering. Bulan Basah (BB) : Bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 mm Bulan Lembab (BL) : Bulan dengan rata-rata curah hujan 100-200 mm

Bulan Kering (BK) : Bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 mm Selanjutnya dalam penentuan klasifikasi iklim Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut. Tipe utama klasifikasi Oldeman dibagi menjadi 5 tipe yang didasarkan pada jumlah pada jumlah bulan basah berturut-turut. Sedangkan sub divisinya dibagi menjadi 4 yang didasarkan pada jumlah bulan kering berturut-turut. Oldeman membagi tipe iklim menjadi 5 katagori yaitu A, B, C, D dan E. Tipe A : Bulan-bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan. Tipe B : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan. Tipe C : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan. Tipe D : Bulan-bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan. Tipe E : Bulan-bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan PENGARUH IKLIM TERHADAP KEHIDUPAN A.Pengaruh Iklim Dan Cuaca Terhadap kehidupan Manusia Klimatologi adalah bagian kecil dari Meteorologi. Dalam mempelajari klimatologi terlebih dahulu perlu diketahui definisi dari cuaca dan iklim. Cuaca adalah keadaan atmosfera di suatu tempat dan waktu tertentu. Jadi pada tempat dan waktu yang berbeda cuaca akan berbeda pula. Adapun iklim adalah jalannya keadaan cuaca atau keseluruhan dari gejala-gejala cuaca di daerah tertentu dalam periode yang lama. Iklim di suatu tempat ditentukan oleh sejumlah unsur iklim seperti suhu, lengas udara, curah hujan, kecepatan angin, lama penyinaran matahari, dsb. Sebenarnya beberapa unsur iklim tersebut merupakan interaksi antara sejumlah faktor iklim yaitu penyebab-penyebab yang menentukan corak iklim, seperti letak lintang, arah angin, relief, tipe tanah, dan vegetasi. Pengaruh iklim terhadap kehidupan sangat besar, namun demikian ini tidak berarti antara iklim dan kehidupan selalu ada kaitan sebab-akibat. Manusia tidak bisa merubah iklim, yang bisa dilakukan manusia hanyalah mempengaruhi pengaruh iklim itu. Misalnya dengan menciptakan rumah kaca, membuat hujan buatan, dll.

Ada tiga wujud pengaruh iklim terhadap kehidupan : Pengaruh apabila suhu tetap, tetapi jumlah hujan berubah Pengaruh apabila suhu berubah dan jumlah hujan memadai Pengaruh iklim dalam waktu atau musim

Pengaruh iklim tersebut tanpa disadari bisa membawa anomali iklim maupun bencana mikro bagi kehidupan. Pada musim pancaroba, arah angin di Kepulauan Indonesia tidak jelas dan tidak ada daerah yang perbedaan tekanan udaranya jelas. Oleh karena itu arah angin senantiasa berubah. Selain itu karena perbedaan pemanasan setempat, tidak jarang angin itu bergerak berputar seperti halnya gerakan angin siklon atau lebih akrab dikenal dengan istilah angin puting beliung atau angin puyuh. Kejadian angin puting beliung atau angin puyuh pada musim pancaroba dapat sedikit diterangkan sebagai berikut : Pada saat dimana suhu di belahan bumi di sebelah utara seimbang dengan suhu di belahan bumi selatan, tekanan udara diatasnya pun tidak akan jauh berbeda. Kejadian tersebut akan terjadi dua kali selama setahun. Musim-musim itulah yang disebut dengan musim pancaroba di Indonesia. Musim pancaroba ini berlangsung kira-kira pada bulan Maret-April dan Oktober-November. A. Pengaruh iklim terhadap tubuh manusia Iklim sangat berpengaruh terhadap tubuh manusia antara lain sebagai berikut: a. Suhu yang dingin membuat manusia menggigil kedinginan dan mempertebal pakaiannya ataupun selimutnya, makan makanan yang bereaksi memanaskan tubuh contoh kopi panas b. Mental dan emosi manusia dapat dipengaruhi oleh keadaan cuaca dan iklim.

Contoh pada suhu yang panas lebih cepat marah. c. d. Suhu ektrim dingin dapat menyebabkan gangguan pernafasan Suhu ektrim panas dapat menyebakan dehidrasi.

B.

Indeks ketidaknyamanan hidup

Adanya keseimbangan itu membuat gerakan angin baik kekuatannya maupun arahnya menjadi tidak menentu. Karena suhu antara kedua belahan bumi berimbang, tekanan udaranya pun berimbang dan hampir tidak ada perbedaannya. Satu-satunya arah yang ada bagi gerakan angin itu adalah ke atas, maka musim pancaroba itu ditandai juga dengan banyaknya kejadian angin berputar sebagai akibat dari perbedaan tekanan udara setempat. Berikut di atas adalah sedikit penjelasan mengenai iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, dan sebagai contoh kasus dewasa ini ialah perubahan musim yang begitu mencolok dan Fungsi utama dari arsitektur adalah harus mampu menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dengan cara menanggulangi tekanan iklim yang ada. "Stress" yang terjadi harus sesedikit mungkin. Suatu sistem guna mencapai kondisi keseimbangan antara iklim dan arsitektur sulit sekali untuk diketengahkan, sebab dalam hal ini banyak sekali cabang ilmu yang tersangkut. Usaha untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada, seperti angin, suhu udara, dan lain-lain, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan.

Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu: 1. 2. 3. C. Kenyamanan thermal Kenyamanan visual Kenyamanan Audivisual. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah proses saat manusia (dan hewan ) dapat menyesuaikan diri terhadap koonndisi iklim yang tidak akrab.masalah utama dalam penyesuaian terhadap iklim baru seringkali tidak ada kaitannya dengan iklim tetapi muncul keriduan,kebosana,kejemuhan ,atau ketidakcocokan social.Dalam arti yang sempit,maka aklimitasasi menenjukkan perubahan dalam tubuh manusia akibat perubahan iklim(Tjasjono,B,:1992:212) Pada daerah pegunungan penyesuaian diri dilakukan terhadap suhu dan tekanan udara yang rendah.suhu yang dingin menyebabkan manusia tidak mampu bertahan tanpa menggunakan selimut ataupun pakaian penghangat tubuh.

Klasifikasi Iklim dan Penentuan Tipe Iklim Metode Oldeman Unsur-unsur iklim yang menunjukan pola keragaman yang jelas merupakan dasar dalam melakukan klasifikasi iklim. Unsur iklim yang sering dipakai adalah suhu dan curah hujan (presipitasi). Klasifikasi iklim umumnya sangat spesifik yang didasarkan atas tujuan penggunaannya, misalnya untuk pertanian, penerbangan atau kelautan. Pengklasifikasian iklim yang spesifik tetap menggunakan data unsur iklim sebagai landasannya, tetapi hanya memilih data unsur-unsur iklim yang berhubungan dan secara langsung mempengaruhi aktivitas atau objek dalam bidang-bidang tersebut. Thornthwaite (1933) dalam Tjasyono (2004) menyatakan bahwa tujuan klasifikasi iklim adalah menetapkan pembagian ringkas jenis iklim ditinjau dari segi unsur yang benar-benar aktif terutama presipitasi dan suhu. Unsur lain seperti angin, sinar matahari, atau perubahan tekanan ada kemungkinan merupakan unsur aktif untuk tujuan khusus. Indonesia adalah negara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, oleh sebab itu pengklasifikasian iklim di Indonesia sering ditekankan pada pemanfaatannya dalam kegiatan budidaya pertanian. Pada daerah tropik suhu udara jarang menjadi faktor pembatas kegiatan produksi pertanian, sedangkan ketersediaan air merupakan faktor yang paling menentukan dalam kegiatan budidaya pertanian khususnya budidaya padi. Klasifikasi adalah suatu proses dasar bagi semua ilmu pengetahuan dengan mengadakan kelompok dalam group, kelas, atau tipe. Hal ini berlaku juga di lapangan ilmu iklim. Bentuk-bentuk klasifikasi iklim antara lain adalah klasifikasi Koppen, sistem klasifikasi Thornthwaite, sistem klasifikasi Mohr, sistem klasifikasi Schmidt-Ferguson, dan sistem klasifikasi Oldeman. Klasifikasi iklim menurut Koeppen dan Thornthwaite berdasarkan dua unsur iklim, yaitu curah hujan dan suhu. Unsur iklim suhu udara di Indonesia sepanjang tahun konstan, tetapi sebaliknya unsur

iklim curah hujan sangat berubah terhadap musim,oleh karena itu metode ini kurang tepat digunakan di Indonesia, sedangkan klasifikasi iklim menurut Mohr didasarkan antara penguapan dan besarnya curah hujan, untuk langkah pertama menentukan bulan basah dan bulan kering sudah sesuai bagi iklim petanian di Indonesia, akan tetapi langkah kedua dari metode ini dengan berdasarkan pada rata-rata bulanan kurang sesuai untuk iklim di Indonesia. Kalsifikasi iklim di Indonesia pada umumnya hanya memakai unsur iklim curah hujan saja seperti klasifikasi menurut Schmidt dan Ferguson, dan kalsifikasi menurut Oldeman. Schmidt dan Fergoson (1951) dalam Tjasyono (2004), menentukan jenis iklim di Indonesia berdasarkan perhitungan jumlah bulan kering dan bulan basah, mereka memperoleh delapan jenis iklim dari iklim basah sampai iklim kering, sehingga metode ini lebih tepat digunakan untuk tanaman tahunan atau tanaman kehutanan. Oldeman (1975) dalam Tjasyono (2004), juga memakai unsur iklim curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim di Indonesia, metode ini lebih menekankan pada bidang pertanian, karenaya sering disebut klasifikasi iklim pertanian. Klasifikasi iklim Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, pertumbuhan dan produksinya terutama pada tanaman padi. Daerah tropis lebih disifatkan oleh agak seragamnya suhu udara, radiasi surya, kelembaban relatif, kecepatan angin dan evaporasi. Perubahan musim dari unsur-unsur diatas relatif kecil bila dibandingkan dengan perubahan hujan musim. Saat hendak menanam tanaman perlu diperhatikan pula kapasitas menahan air dari tanah (water holding capacity). Kapasitas air tergantung dari profil, tekstur, kandungan bahan organik, dalam perakaran, dan tingkat habisnya air (soil water depletion level). Kapasitas menahan air ini sangat penting untuk rainfed-crop, sedanglan untuk tanaman padi sawah perlu diperhatikan kecepatan perkolasi air (Ratri dan Haryadi, 2009). Tjasyono (2004), penyusunan tipe iklim Oldeman didasarkan pada jumlah bulan basah yang berlangsung secara berturut-turut. Tanaman padi sawah memerlukan rata-rata curah hujan bulanan sebesar 200 mm dan untuk tanaman palawija memerlukan curah hujan bulanan 100-200 mm. Dengan demikian dapat dirinci sebagai berikut: 1) Bulan basah (BB) adalah bulan dengan curah hujan 200 mm 2) Bulan kering (BK) adalah bulan dengan curah hujan 100 mm Penentuan tipe iklim dilakukan dengan mengelompokkan menjadi lima kelas yang didasarkan pada jumlah bulan basah (BB) berturut-turut, kemudian akan ditentukan sub divisi masing-masing tipe yang didasarkan pada jumlah bulan kering (BK) berturut-turut di setiap wilayahnya

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2281329-klasifikasi-iklim-danpenentuan-tipe/#ixzz1w3BGqp9k

Anda mungkin juga menyukai