Mengenal Model Dinamika Atmosfer
Mengenal Model Dinamika Atmosfer
Mengenal Model Dinamika Atmosfer
Didi Satiadi
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
Manfaat pemodelan
Merupakan pendekatan yang lebih murah, lebih aman,
dan lebih mudah.
Dapat melakukan suatu simulasi dan diagnosa dimana
beberapa komponen dari model dapat dihidupkan,
dimatikan atau diubah untuk mengetahui dan
memahami akibat-akibat yang ditimbulkan. Hal ini
sangat berguna dalam mempelajari cara kerja atau
mekanisma dari sebuah sistem yang kompleks.
Dapat melakukan prediksi ke depan mengenai kondisi
sistem di masa mendatang. Hal ini tidak mungkin
dilakukan hanya dengan mengandalkan kegiatan
observasi yang hanya berlangsung hingga saat ini.
Sebelum dapat digunakan sebagai alat untuk simulasi
maupun prediksi, sebuah model harus terlebih dahulu
melalui proses uji verifikasi dan validasi untuk meyakinkan
bahwa sebuah model merupakan representasi yang
cukup baik dari alam yang sesungguhnya.
Model atmosfer
Model atmosfer merupakan kumpulan dari persamaanpersamaan matematika yang menggambarkan atmosfer
yang sesungguhnya.
Ada dua jenis model atmosfer, yaitu model statistika dan
model dinamika.
Dalam model statistika, kondisi atmosfer pada suatu saat dihitung
berdasarkan perilaku dari data-data sebelumnya (sejarah).
Dengan demikian, model-model statistika sangat bergantung dari
ketersediaan data sejarah dan kurang dapat menggambarkan
hubungan ruang-waktu antara variabel-variabel atmosfer.
Dalam model dinamika, sejumlah persamaan fisika yang
menggambarkan keadaan dan proses-proses dalam atmosfer
diselesaikan dalam grid ruang dan waktu. Model-model seperti ini
dapat menggambarkan dinamika atmosfer, tetapi bergantung
pada penyederhanaan-penyederhanaan, kondisi awal dan
asimilasi data untuk mengatasi sistem atmosfer yang bersifat
chaotic.
Sistem Iklim
Sistem iklim merupakan sistem yang saling
berkaitan dan non-linear.
Komponen-komponen dari sistem iklim
merupakan sub-sistem yang terbuka dan
tidak terisolasi.
Komponen-komponen itu saling
berinteraksi pada skala ruang dan waktu
yang lebar, dari mikro hingga meso dan
skala planet.
Variasi cuaca
jangka
menengah
Variasi dalammusim
Variasi rata-rata
musim
Variasi antarmusim
Variasi dekadal
Perubahan iklim
Ref: http://www.aip.org
Kekekalan Energi
Kekekalan massa
Kekekalan air
(atau zat kimia)
Persamaan keadaan
Teknik Numerik
Untuk menyelesaikan
persamaan ini, bumi
direpresentasikan oleh
kotak grid dengan
panjang 150 km atau lebih
kecil.
Atmosfer dan lautan
dibagi dalam lapisan
vertikal dengan
kedalaman yang
bervariasi.
Ini memberikan gambaran
3 dimensi dari sirkulasi
atmosfer dan lautan.
Diskretisasi Horisontal
Grid:
regular grids
stretched grids
rotated grids
reduced grids
Formulasi numerik:
Finite difference
spectral methods
finite elements
Diskretisasi horisontal
Metode spektral
menggambarkan variasi
spasial dalam bentuk finite
series dari fungsi
orthogonal yang disebut
basis function
Untuk geometri kartesian,
basis function yang sesuai
adalah double fourier
series dalam x dan y
Untuk bumi yang bulat,
basis function yang sesuai
adalah spherical
harmonics.
Diskretisasi Vertikal
Koordinat Sigma:
p
=
ps ( x, y , t )
Koordinat sigma
mengikuti
permukaan.
Tidak memotong
permukaan.
Diskretisasi Vertikal
p = A + Bps
Puncak atmosfer
200 hPa
400 hPa
Di permukaan:
koordinat
(A=0)
Di puncak
atmosfer:
koordinat p
(B=0)
600 hPa
800 hPa
Permukaan
Radiasi
AGCM membutuhkan jumlah (upward,
downward) fluks radiasi pada :
Puncak atmosfer, untuk menentukan neraca energi
sistem permukaan-atmosfer.
Permukaan untuk menentukan suhu permukaan
Profil pemanasan radiasi diperlukan untuk perhitungan
termodinamika
~
~
T T Q rad
Q con
T
+
= v T +
+
+ DH
t
p
cp
cp
p
Radiasi
~
~
~
Q rad = Q s + Q l
[ K.s-1 ]
~
~
net
net
Qs g dFs
Ql g dFl
Qs = =
and Ql = =
cp cp dp
cp cp dp
I
II
Skema Radiasi
Proses yang perlu diparameterisasikan
terjadi pada skala molekuler untuk
penyerapan oleh gas dan skala mikro
untuk pantulan oleh partikel
Memisahkan antara solar region dan
termal region
Dalam setiap region, spektrum dipisahkan
ke dalam beberapa pita spektral
(umumnya 5-10)
Efek dari patulan Rayleigh, penyerapan
gas, awan dan aerosol
diparameterisasikan dalam setiap pita.
Partikel awan
berinterkasi kuat dengan
radiasi gelombang
panjang dan pendek
cloudy=
q
1 RH > RH crit
Ac =
0 RH < RH crit
Ac = a + b(RH RH crit )
q
qs
RH=1
RH<1
Smagorinsky, 1960
Konveksi
cp
T
t
~
= Qrad
Skema Konveksi
Skema konveksi yang pertama menyesuaikan profil suhu: Skema
penyesuaian adiabatik basah (Manabe 1965)
Ketika * dari model melebihi
*crit dari model * disesuaikan
kembali menjadi *crit
Prosedur penyesuaian
bertindak mendinginkan
permukaan dan
menghangatkan troposfer atas
Penyesuaian dapat dilihat
sebagai proses yang
mencampurkan udara hangat
dekat permukaan ke atas
melalui atmosfer
Skema Konveksi
Skema-skema berikutnya berbasis neraca uap air dan memcoba
menggambarkan kendali skala besar (misalnya Kuo 1974)
1 ps
M q = vqdp + Es
g ptrop
Skema Konveksi
Skema konveksi saat
ini kebanyakan
menggunakan
pendekatan fluks
massa. Sebagai
contoh:
Arakawa and Schubert
(1974)
Gregory and Rowntree
(1990)
Tiedtke (1989)
Kain and Fritsch (1990)
Proses-Proses
Lapisan Batas
PBL adalah lapisan dekat
permukaan di mana transport
vertikal melalui turbulensi
berperan dominan dalam
neraca panas dan uap air
Proses-Proses Permukaan
Mengapa proses-proses permukaan
penting untuk atmosfer?
Permukaan planet adalah kondisi batas bawah untuk
sirkulasi atmosfer.
Fluks panas sensibel dan laten pada permukaan
adalah kondisi batas bawah untuk entalpi (energi
internal + energi karena ekspansi) dan persamaan uap
air di dalam atmosfer.
Gradien vertikal yang paling tajam terjadi di dekat
permukaan
Kita hidup di atasnya!
Proses-Proses Permukaan
Skema permukaan diperlukan
untuk:
1. Menghitung fluks panas, uap
air dan momentum antara
permukaan dan atmosfer.
2. Menghitung suhu permukaan
dan variabel lain
SWu
LWd
LWu
Rn = (1 )SWd + LWd T
4
=1
Proses-Proses Permukaan
Rn = H + LE + G + P
Fluks panas sensibel
(konduksi ke
atmosfer)
[ W.m-2 ]
Energi yang
digunakan untuk
fotosintesa
[ W.m-2 ]
SWd
LWd
SWu
LWu
T=T(t)
Rn = (1 )SWd + LWd T 4
Td
H
H
L
L
CCs
s
Td
Td
==albedo
albedo
==emissivity
emissivity
-1 -3-3
==heat
heatcapacity
capacity(J.K
(J.K-1.m
.m ) )
==temperatura
temperaturado
dosolo
soloprofundo
profundo(K)
(K)
dT
Cs D
= Rn G
dt
[ W.m-2 ]
Depends
Dependson
onthe
thevolume
volumefractions
fractionsofof
soil,
soil,organic
organicmatter,
matter,water
waterand
andair.
air.
Fluks Turbulensi
Potential Difference
Flux =
Resistance
Rn
LE
f2
frmula geral
D
F12
f 2 f1
=
r12
r12
F12
f1
G
E = evaporao (kg m-2 s-1)
LE = fluxo de calor latente (W m-2)
H = fluxo de calor sensvel (W m-2)
= fluxo de momentum (kg m-1 s-2)
Fluks Momentum
(dado)
no slip
ur = (ur, vr)
Rn
ra
ur = 0
zr
= (x, y)
z0
D
0 ur
=
ra
ur
ra
ur
x =
ra
vr
y =
ra
Tr
zr
Rn
ra
T Tr
H = c p
ra
H
Tr T
=
c p
ra
dT
Cs D
= Rn G H
dt
[W m-2]
er
Rn
ra
Ew
qr qs (T )
=
ra
zr
LEw
L es (T ) er
LE w = c p
cp p
ra
es(T)
cp p
c p es (T ) er
LE w =
& =
ra
L
p = presso (hPa)
L = 2,5 x 106 J kg-1
= 0,622
dT
Cs D
= Rn G H LEw
dt
[W m-2]
H2O CO2
Canopy
evaporation
Transpiration
Interception
Throughfall
Surface
runoff
Darcian
flow
Root
uptake
Sub-surface runoff
Stomatal conductance
Soil
evaporation
Canopy height (
Leaf area index (
Root depth
Root fractions
z0)
)
LWd
LEs
+
LEc
er
ra
ra
es(T)
SWu LWu
rsoil
qs(T)
LEi
es(T)
rc
ur
Tr
ra
T
ra
u=0
zr
z0 + d
T
G
Td
dT
C
= Rn G H L(Es + Ec + Ei )
dt
c p hes (T ) er
C
LEs =
& G = (T Td )
ra + rsoil
d
Predicted u, T, q
PBL and Surface
A
Stable Condensation
No Condensation
Convective Condensation
Radiation
Spectral Blocking
Dissipation Terms
Lautan
Lautan merupakan fluida inkompresibel
dikendalikan secara termal dan mekanis
terutama pada permukaan
Dipanaskan oleh radiasi matahari dan
didinginkan oleh evaporasi dan emisi
termal dari permukaan.
Tidak ada pemanasan internal, tetapi
salinitas mempengaruhi densitas dan
sirkulasi.
Kapasitas Panas:
Kapasitas panas spesifik ~1200x atmosfer
2.5m lautan memiliki kapasitas yang sama dengan seluruh
atmosfer
Konduktivitas turbulensi (Dibandingkan difusi di daratan
Kecepatan:
Advektif
Gelombang Rossby
internal lintang tengah
Atmos.
~10 m/s
~10 m/s
Laut
~1-10 cm/s
~1cm/s
107-71=36
More prp
than evap
More evap
than prp
Stress angin
Qnet panas
Evaporasi
Lapisan
batas
permukaan
Model Rawa
S + F - F - H LE =
0
Model lautan
lapisan
campuran
S + F - F - H LE = cphtT
Mengijinkan siklus
musiman
Kesetimbangan energi permukaan ditambah
penyimpanan panas
Tidak ada arus laut, tidak ada
upwelling
Eksperimen sensitivitas (variasi konstantta matahari
atau CO2 di dalam atmosfer)
Koreksi fluks (sumber panas) untuk
mengkompensasi arus laut dan upwelling
Interaksi Atmosfer-Lautan
Langkah yang paling
kompleks dalam hirarki
model global
Kesetimbangan energi
permukaan +
penyimpanan panas +
arus laut + upwelling +
proses percampuran skala
sub-grid
Jenis-Jenis Downscaling
Dinamik:
Model iklim nested regional (atau wilayah
terbatas)
Eksperimen GCM resolusi tinggi dan variabel.
Dynamic Downscaling:
Model Iklim Regional (atau Area Terbatas)
Tujuan: Memberikan
nilai tambah
mengenai informasi
regional yang
disediakan dari
reanalisis globall atau
GCM
Model dinamis
berbasis persamaan
primitif dengan
formulasi hidrostatik
(contoh RegCM3) dan
non-hidrostatik
(contoh: MM5, RAMS)
http://www.meted.ucar.edu/mesoprim/models/print.htm
Perbedaan daratan-lautan
Air di daratan
Topografi
Tata guna lahan
Efek polusi udara dan pulau panas
Mengapa Downscaling?
Biasanya,
GCM memiliki resolusi lebih kasar dari 2
.
latitude-longitude.
GCM menyediakan respon sirkulasi global terhadap
kendali skala besar.
Model regional menyediakan respon terhadap kendali
lokal, biasanya proses-proses sub-grid di dalam GCM.
Akibat langsung resolusi spasial yang kurang dari GCM
adalah ketidakcocokan skala spasial antara prediksi iklim
yang tersedia dan skala yang dibutuhkan oleh pengguna
prediksi iklim.
Beberapa aplikasi juga membutuhkan prediksi iklim
dengan resolusi waktu yang lebih tinggi. Kebanyakan
model tumbuhan membutuhkan input cuaca harian.
Presipitasi harian GCM memperlihatkan variabilitas harian
yang kurang dan penyimpangan dibandingkan
pengamatan (Mearns et al. 1990).
Nilai Tambah
Wilayah dengan topografi
yang kompleks dan/atau
tata guna lahan.
Sirkulasi atmosfer regional
dan lokal (misalnya jet,
sistem konveksi skalameso, sirkulasi angin daratlaut, awan hujan tropis)
Proses-proses dengan
skala waktu frekuensi
tinggi (misalnya frekuensi
hujan dan distribusi
intensitas, onset monsun
dan waktu transisi)
300 km
60 km
Puncak
Vertikal
level
Permukaan
Nudging term
RCM
Spin-up
Fisika dalam model
ATMOSFER
Dinamika Skala-Meso
Radiasi
Albedo
Radiasi
Lapisan Batas
Presipitasi
AOGCM
atau
Analisis
Aerosol &
Kimia
Fluks Permukaan
Awan &
Presipitasi
PERMUKAAN DARATAN/LAUTAN
Biosfer &
Tanah
Pertanian
Hidrologi
& Danau
Fluks
Lautan
Runoff Sungai
Salju
& Laut-Es
Ekosistem
Ringkasan
Atmosfer adalah fluida di atas planet yang berputar:
Drag di permukaan dan dalam atmosfer mempengaruhi neraca
momentum
Uap air menguap dari permukaan, berkondensasi membentuk
awan dan memanasi atmosfer ketika menjadi presipitasi.
Pemanasan dari radiasi matahari dan pendinginan dari radiasi
termal.
Dengan demikian model meliputi persamaan;
Angin 3 komponen (atau vortisitas & divergensi), termasuk koriolis
dan drag
Persamaan keadaan dan kekekalan air
Termodinamika, termasuk pemanasan oleh kondensasi dan radiasi
Lautan juga merupakan fluida tetapi inkompresibel. Ia dipanasi oleh
radiasi matahari dan didinginkan melalui evaporasi dan emisi termal
dari permukaan. Tidak ada pemanasan internal, tetapi salinitas
mempengaruhi densitas dan sirkulasi.
Model tambahan telah dibangun untuk meliputi permukaan,
kreosferm kimia dan aerosol atmosfr, siklus karbon dsb.
Proses-proses pada skala sub-grif dimodelkan melalui parameterisasi.
Referensi
Sebagian besar informasi dalam presentasi
ini merupakan terjemahan dari presentasi
Training Course on Climate Information,
Approaches and Tools for Assessing and
Managing Climate Risks, oleh Christopher
Cunningham dari Centro de Previso de
Tempo e Estudos Climticos, Instituto
Nacional de Pesquisas Espaciais.
Terima kasih !
[email protected]