Cara Kerja Pompa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 65

MESIN-MESIN FLUIDA

Dr. I E i l MAgr. D Ir. Erizal, MA

Mesin Fluida
Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida ( energi kinetik dan energi potensial ) menjadi energi mekanik poros. D l j di i k ik Dalam hal ini fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap.

Pembagian Mesin Fluida


Mesin Tenaga yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetik) menjadi energi mekanis poros. Contoh : turbin, kincir air, dan kincir angin. 2. 2 Mesin kerja yaitu mesin yang berfungsi mengubah energi mekanis poros menjadi energi fl id ( k i j di i fluida (energi i potensial dan energi kinetik). Contoh : pompa, kompresor, kipas (fan).
1.

Pompa
Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi karena adanya perbedaan t k k d b d tekanan.

Klasifikasi Pompa
Pompa Tekanan Statis 2. 2 Pompa Tekanan Dinamis (Rotodynamic Pump)
1.

Pompa Tekanan Statis


Pompa jenis ini bekerja dengan menggunakan prinsip memberi tekanan secara periodik pada fluida yang terkurung dalam rumah pompa. Pompa ini dibagi menjadi dua jenis. a. Pompa Putar ( rotary pump )
Pada pompa putar, fluida masuk melalui sisi isap, kemudian dikurung di antara ruangan rotor, sehingga tekanan statisnya naik dan fluida akan dikeluarkan melalui sisi tekan. Contoh tipe pompa ini adalah : screw pump, gear pump dan vane pump

b. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )


Pompa torak ini mempunyai bagian utama berupa torak yang bergerak bolak-balik dalam silinder. Fluida masuk melalui katup isap (Suction valve) ke dalam silinder dan kemudian ditekan oleh torak sehingga tekanan statis fluida naik dan sanggup mengalirkan fluida keluar melalui katup tekan (discharge valve) valve). Contoh tipe ini adalah : pompa diafragma dan pompa plunyer.

Pompa Tekanan Dinamis


Pompa tekanann dinamis disebut juga rotodynamic pump, turbo pump atau impeller pump. Pompa yang termasuk dala k t t k d l kategori i i adalah : pompa j t d i ini d l h jet dan pompa sentrifugal Ciri - ciri utama dari pompa ini adalah : Mempunyai bagian utama yang berotasi berupa roda dengan sudu-sudu sekelilingnya yang sering disebut dengan impeler. Melalui sudu - sudu, fluida mengalir terusterus menerus, dimana fluida berasal diantara sudusudu tersebut.

Pompa Sentrifugal
Prinsip kerja pompa sentrifugal adalah energi mekanis dari luar diberikan pada poros untuk memutar impeler. Akib t t i l Akibatnya fl id yang b d fluida berada dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu akan terlempar menuju saluran keluar Pada proses ini keluar. fluida akan mendapat percepatan sehingga fluida tersebut mempunyai energi kinetik. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan energi kinetik akan berubah menjadi energi tekanan di sudusudu pengarah atau d l d h t dalam rumah pompa. h Adapun bagian-bagian utama pompa sentrifugal adalah poros impeler dan rumah pompa poros,

Bagian Utama Pompa Sentrifugal

Klasifikasi Pompa menurut Jenis Impeler


1.

Pompa Sentrifugal Pompa ini menggunakan impeler jenis radial atau francis. Konstruksinya sedemikian rupa sehingga aliran fluida yang keluar dari impeler akan melalui bidang tegak lurus pompa. Impeler jenis radial digunakan untuk tinggi tekan (head) yang sedang dan tinggi, sedangkan impeler jenis francis digunakan untuk head yang lebih rendah dengan kapasitas besar besar.

Pompa Aliran Campur


Pompa ini menggunakan impeler jenis aliran campur (mixed flow). Aliran keluar dari impeler sesuai dengan arah bentuk permukaan kerucut rumah pompa.

Pompa Aliran Aksial


Pompa ini menggunakan impeler jenis aksial dan zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang permukaan silinder rumah pompa kearah luar. Konstruksinya mirip dengan pompa aliran campur kecuali bentuk impeler dan bentuk difusernya.

Klasifikasi menurut bentuk rumah pompa


Pompa Volut Pompa ini khusus untuk pompa sentrifugal. Aliran Fluida yang meninggalkan impeler secara langsung memasuki rumah pompa yang berbentuk volut (rumah siput) sebab diameternya be ta ba besar. bertambah besa 2. Pompa Difuser Konstruksi ini dilengkapi dengan sudu pengarah (diffuser) di sekeliling saluran i (diff ) k lili l impeler. P l Pemakain k i diffuser ini akan memperbaiki efisiensi pompa. Difuser ini sering digunakan pada pmopa bertingkat banyak dengan head yang tinggi. 3. Pompa Vortex Pompa ini mempunyai aliran campur dan sebuah rumah volut. Pompa ini tidak menggunakan difuser, namun memakai saluran yang lebar. Dengan d iki pompa i i tid k mudah D demikian ini tidak d h tersumbat dan cocok untuk pemakaian pada pengolahan cairan limbah.
1. 1

Klasifikasi menurut jumlah tingkat


1.

2.

Pompa satu tingkat Pompa ini hanya mempunyai sebuah impeler Pada impeler. umumnya head yang dihasilkan pompa ini relative rendah, namun konstruksinya sederhana. Pompa bertingkat banyak Pompa ini menggunakan lebih dari satu impeler y g p gg p yang dipasanag berderet pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler tingkat pertama akan diteruskan ke impeler ti k t k d d seterusnya hi k i l tingkat kedua dan t hingga tingkat terakhir. Head total pompa merupakan penjumlahan head yang dihasilkan oleh masing masing impeler. Dengan demikian head total pompa ini relatif tinggi dibanding dengan pompa satu tingkat, namun konstruksinya lebih rumit dan besar.

Pompa bertingkat banyak

Klasifikasi menurut letak poros p


1.

2.

Pompa poros mendatar Pompa ini mempunyai poros dengan posisi horizontal, pompa jenis ini memerlukan tempat y g relatif lebih p yang luas. Pompa j p jenis p poros tegak g Poros pompa ini berada pada posisi vertikal. Poros ini dipegang di beberapa tempat sepanjang pipa kolom utama bantalan. Pompa ini memerlukan tempat yang relatif kecil dibandingkan dengan pompa poros mendatar. Penggerak pompa umumnya diletakkan di atas pompa.

Unit Penggerak Pompa


Umumnya unit penggerak pompa terdiri dari tiga jenis yaitu: it a. Motor bakar b. M t listrik, dan b Motor li t ik d c. Turbin Penggerak tipe motor bakar dan turbin sangat tidak ekonomis untuk perencanaan pompa karena konstruksinya berat besar dan memerlukan sistem berat, penunjang misalnya sistem pelumasan, pendinginan dan pembuangan g hasil p p g gas pembakaran. Sistem penggerak motor listrik lebih sesuai dimana konstruksinya kecil dan sederhana, sehingga dapat digabungkan menjadi satu unit kesatuan dalam rumah pompa.

Dasar-dasar Pemilihan Pompa


Dasar pertimbangan pemilihan pompa, didasarkan pada sistem ekonomisnya, yakni keuntungan dan kerugian jika pompa tersebut digunakan dan dapat memenuhi kebutuhan pemindahan fluida sesuai dengan kondisi yang direncanakan. Yang p g perlu diperhatikan dalam p p pemilihan jenis pompa adalah fungsi terhadap instalasi p pemipaan, kapasitas, head, viskositas, p p temperature kerja dan jenis motor penggerak.

Kondisi yang diinginkan dalam perencanaan a. Kapasitas dan head pompa harus mampu dipenuhi. b. Fluida yang mengalir secara kontinu. c. Pompa yang dipasang pada kedudukan p tetap. d. Konstruksi sederhana. e. M Mempunyai efisiensi yang tinggi. i fi i i i i f. Harga awal relatif murah juga perawatannya.

Head Pompa
Head pompa adalah energi yang diberikan ke dalam fluida dalam bentuk tinggi tekan (pressure head). Dimana tinggi tekan merupakan ketinggian fluida harus naik untuk memperoleh jumlah j l h energi yang sama d i dengan yang dikandung satu satuan bobot fluida pada kondisi yang sama.

Pada gambar ini terdapat dua buah titik dengan perbedaan kondisi letak, luas penampang, tekanan serta kecepatan aliran fluida. Fluida kerja mengalir dari kondisi pertama (titik 1) ke kondisi yang kedua (titik 2), aliran ini disebabkan oleh adanya suatu energi luar Eo . Energi luar ini terjadi merupakan perbedaan tekanan yang terjadi pada kedua kondisi operasi (titik 1 dan 2) atau Eo= (P2 P1) Q 2), ).Q

Putaran spesifik
Jenis impeler yang digunakan pada suatu pompa tergantung pada putaran spesifiknya. Putaran spesifik adalah putaran yang diperlukan pompa untuk menghasilkan 1 m dengan kapasitas 1 m3/ dan dihitung b d /s, d dihit berdasarkan k (Khetagurov, hal 205)

Dimana : ns = putaran spesifik [rpm] np = putaran pompa [rpm] Q = kapasitas pompa [m3/s] Hp= head pompa [mH2O]

Daya pompa
Daya pompa ialah daya yang dibutuhkan poros pompa untuk memutar impeler didalam memindahkan sejumlah fluida dengan kondisi yang diinginkan. Besarnya daya poros yang dibutuhkan dapat dihit dib t hk d t dihitung b d berdasarkan k rumus berikut (Fritz dietzel. Hal 243 )

Dimana : Np = daya pompa [Watt] Q = kapasitas pompa [m3/s] Hp = head pompa [m] = rapat jenis fluida [kg/m3] j g p = effisiensi pompa

KONSEP DASAR
TEKANAN menggambarkan gaya yang dikeluarkan oleh air pada luasan bidang tertentu dari suatu objek yang tenggelam dalam air. d l i

Tekanan ( kN

Gaya (kN ) 2) = m luas m 2

( )

1 bar = 14,7 lbf/in2 = 1 kgf/cm2 = 100 kN/m2


irigasi curah (sprinkler irrigation) tek. sebesar 3 bar (300 kN/m2) setiap luasan 1 m2 pada pipa bagian dalam dan pompa mempunyai gaya seragam sebesar 300 kN b

Pengukuran Tekanan
Tekanan air dalam pipa dapat diukur dengan Bourdon Gage Di dalam alat ini terdapat suatu slang (tube) berbentuk lengkung yang akan meregang apabila di bawah tekanan tekanan. Jika tekanannya 1 bar ,air akan naik 10 m. Head tekanan (m) = 0,1 x tekanan (kN/m2) = 10 x tekanan (bar)

Tekanan Atmosfir
tekanan dari atmosfir udara sekeliling kita menekan ke kita, bawah tubuh kita pada permukaan bumi Tekanan atmosfir = 100 kN/m2 = 1 bar = 10 m kolom air

Energi
Dalam pemompaan energi diperlukan untuk mengangkat air p p g p g g dengan debit tertentu. Energi air dipasok oleh suatu pompa yang bergerak dengan tenaga manusia atau motor dengan menggunakan tenaga matahari, angin atau bahan bakar.

Pengukuran Energi
satuan yang biasanya digunakan adalah kilowatt-jam (kWh) dimana 1 kWh = 1000 Wh di Wh.
a. Petani bekerja di sawah : energi sekitar 0,2 0,3 kWh setiap hari b. kipas angin di atas meja menggunakan energi 0,3 kWh setiap jam

Perhitungan Energi yang diperlukan:


Jumlah energi yang diperlukan untuk memompa air tergantung pada volume air yang dipompa dan head yang diperlukan.

Volume air m 3 head(m) Energi air (kWh) = 365

( )

Tenaga atau Daya (Power)


Tenaga atau Daya adalah laju penggunaan energi yang biasanya diukur dengan satuan kilowatt (kW)

Energi (kWh) Tenaga (kW ) = waktu (jam)

1 HP = 0,74 kW atau 1 kW = 1,35 HP.

Cara lain menghitung tenaga dan energi adalah menggunakan debit air yang dipompa (daripada volume air yang dipompa).
m3 Head (m) Tenaga Air (kW ) = 9,81 Debit det d t

Energi Air = Tenaga Air (kW ) Waktu operasiona l (jam)

Contoh
Sejumlah 600 m3 air dipompa setiap hari ke suatu tangki air yang terletak 10 m di atas permukaan tanah. Hitung jumlah energi yang diperlukan? Dengan menggunakan p g gg persamaan di atas maka energi air = ( g (600 x 10)/365 = 16,4 kWh setiap hari.

Contoh 2:
Pada contoh di atas telah dihitung bahwa energi g g diperlukan setiap hari untuk mengangkat 600 m3 air setinggi 10 m adalah 16,4 kWh. Berapa tenaga air yang diperlukan ? p Untuk menghitung tenaga air dari energi air diperlukan waktu yang diperlukan untuk pemompaan: Jika pemompaan kontinyu selama 24 jam per hari hari, maka Tenaga Air (kW) adalah 16,4/24 = 0,68 kW = 0,92 HP Jika pompa hanya bekerja 12 jam/hari, maka Tenaga Air = 16,4/12 = 1,37 kW = 1,85 HP Jika pemompaan hanya 6 jam/hari maka Tenaga Air jam/hari, = 16,4/6 = 2,73 kW = 3,68 HP.

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN SPESIFIK, BENTUK IMPELER DAN TIPE POMPA

BENTUK IMPELER DAN EFISIENSI MAKSIMUM

TERMINOLOGI :
KAPASITAS : volume air yang keluar dari pompa per satuan waktu. (DEBIT ALIRAN..liter/det) TINGGI ISAP STATIK (Static Suction Lift) : Jarak vertikal dari poros pompa ke muka air sumber. TOTAL TINGGI ISAP (Total Suction Lift) : Jumlah dari tinggi isap statik dengan semua kehilangan energi pada pipa isap (pipa, (pipa saringan dan klep kaki) ditambah dengan velocity head pada pipa isap. TINGGI TEKAN STATIK (Static Discharge Head) : J k (St ti Di h H d) Jarak vertikal dari poros pompa ke elevasi muka air yang keluar dari pompa.

TOTAL HEAD TEKAN (Total Discharge Head) : Jumlah tinggi tekan statik dengan semua kehilangan energi pada pipa tekan (pipa, sambungan) ditambah dengan velocity head dan pressure head head. TOTAL HEAD : adalah energi yang diberikan pompa pada air, besarnya merupakan penjumlahan dari Total Head Tekan dan Total Tinggi Isap Isap. TOTAL HEAD STATIK : jarak vertikal dari muka air pada pp pipa isap ke muka air keluar. p FRICTION HEAD : head ekuivalen dinyatakan dalam meter kolom air untuk menanggulangi gesekan aliran dalam pipa pipa. PRESSURE HEAD : tekanan dinyatakan dalam meter kolom air dalam ruang tertutup dimana pompa mengisap atau menekan air VELOCITY HEAD : tekanan air (dinyatakan dalam meter ) g (Hv = kolom air) diperlukan untuk menghasilkan aliran ( v2/2g)

SISTEM PEMOMPAAN

TTS

TIS

MAKSIMUM TINGGI ISAP POMPA (maximum practical suction lift). lift) Untuk operasional pompa sentrifugal tanpa cavitasi, tinggi isap ditambah dengan semua kehilangan lainnya harus lebih kecil dari tek. Atm teoritis. Hs : maksimum tinggi isap atau jarak dari pusat pompa ke muka air (m) Ha Tekanan atmosfir pada permk. Ai ( atau 10 33 m pada permk. H :T k fi d k Air (m 10,33 d k Laut) Hf : kehilangan karena gesekan pada saringan, pipa, samungan, dan klep pada pipa isap (m) es : tekanan uap air jenuh (m) NPSH : net positive suction head pompa termasuk kehilangan di impeller dan velocity head (m) Fs : Faktor pengaman biasanya diambil sekitar 0.6 m Koreksi Ha t k ketinggian t K k i H untuk k ti i tempat adalah sekitar 0 36 m per 300 m t d l h kit 0.36 tinggi tempat.

Hs = Ha Hf es NPSH Fs

Contoh :
Tentukan maksimum tinggi isap untuk pompa dengan debit 38 l/det. Suhu air 20o C. Total hilang gesekan pada pipa di hil k d i diameter 10 cm t dan sambungan adalah 1.5 m. Pompa beroperasi pada ketinggian tempat 300 dpl dpl. NPSH pompa dari pabriknya 4.7 m.
es pada 20o C = 0 24 m (dari Tabel 2 1) 0,24 2.1) Fs = 0,6 m. Tekanan atmosfir = 10,33 - 0,36 = 9,97 m Hs = 9,97 - 1,5 - 0,24 - 4,7 - 0,6 = 2,93 m.

Tabel 2 1 Hubungan antara Suhu 2.1. dengan Tekanan Uap Air


Suhu (o C) 10 15 20 30 40 50 90 100 Tekanan uap air (m kolom air) 0,12 0,17 0 17 0,24 0,43 0,77 0 77 1,26 7,3 10,33 10 33

Tabel 2 2 Hubungan antara ketinggian 2.2. tempat dengan Tekanan Atmosfir


Ketinggian di atas muka laut (m) 0 250 500 1.000 1.500 2.000 Tekanan atmosfir (m kolom air) 10,33 10,0 9,75 9,20 8,60 8,10

FAKTOR UTAMA PEMILIHAN


Keperluan Irigasi u u tanaman epe ua gas untuk a a a Debit sumber air (sungai, kolam, sumur) Ketersediaan dan biaya dari jenis pompa g dan energi.

Penentuan Kapasitas Debit Pompa


Data ketersediaan debit aman dari sumur da su be air a ya, serta debit air dan sumber a lainnya, se ta deb t a irigasi yang diperlukan tanaman harus diduga dengan perhitungan

Kapasitas Debit Pompa


Debit pompa harus mampu memenuhi p puncak tanaman keperluan p Debit pompa tergantung pada :
1. 1 2. 3. 3 4. luas areal pada tanaman yang berbeda keperluan puncak tanaman perioda rotasi lama operasional pemompaan dalam satu hari

Hubungan tersebut dapat dihitung dengan persamaan :


q=

A y 1000 Ay = 27,78 RT 36 RT

dimana: q: debit pompa (liter/detik); A : luas areal tanaman (hektar); y: kedalaman air irigasi (cm); R: perioda rotasi (hari); T: lama pemompaan per hari (jam/hari)

Contoh :
Seorang petani mempunyai lahan seluas 5 hektar yang akan ditanami berbagai jenis tanaman sebagai berikut:
Jenis Tanaman 1. 1 Padi 2. Jagung 3. 3 Sayuran Luas areal (hektar) 2 2 1 Jumlah air irigasi (cm) 10 7,5 7,5 75 Perioda Rotasi (hari) 10 15 10 Jam Kerja j Pemompaan (jam/hari) 10 10 10

Penyelesaian :
Debit pompa yang diperlukan :
2 7,5 1 7,5 2 10 27,78 + + = 10,4 l/det 10 10 15 10 10 10

Kemampuan Sumur :
Karakteristik surutan-debit dari suatu sumur menentukan pemilihan pompa. Pompa yang cocok akan didapat dengan cara mencocokan karakteristik pompa dengan karakteristik sumur. Hubungan debit pemompaan dengan penurunan muka air di sumur (surutan) adalah merupakan karaktersitik sumur Penurunan elevasi muka air tanah dihitung dari permukaan tanah tanah.

Tipikal Karakteristik Sumur Ti ik l K kt i tik S

Gabungan Kurva Karakteristik Sumur dan Pompa

Kehilangan Head Gesekan pada Sistem Pipa


Kehilangan head pada instalasi pipa termasuk energi atau head yang diperlukan untuk :
a. menanggulangi a menangg langi gesekan (tahanan) pada pipa (headloss mayor) b. perlengkapan lainnya (saringan, klep kaki, sambungan, siku, socket dll)

Gesekan terjadi baik pada pipa isap dan pipa hantar yang besarnya tergantung : a. a kecepatan aliran b. ukuran pipa c. kondisi pipa bagian dalam d. bahan pembuat pipa. Kehilangan energi gesekan pipa umumnya dihitung dengan rumus dari Hazen-William:

v = 0,849 C R

0 ,63

0 ,54

hf =

10,684 Q1,85 C
1,85

4 ,87

Dimana : Di v: kecepatan rata-rata dalam pipa (m/detik); C: koefisien C k fi i gesekan pipa (Lih t T b l) k i (Lihat Tabel); R: jari-jari hidrolik (m); R = D/4 untuk penampang pipa li k i lingkaran; L: panjang pipa (m); D: diameter d l D di t dalam pipa ( ) i (m); S : gradien hidrolik = hf/L; hf : kehilangan energi ( ) k hil i (m); Q : debit aliran (m3/detik). Nilai C pada rumus Hazen-William, tergantung pada derajat kehalusan pipa bagian dalam, jenis bahan b h pembuat pipa d umur pipa b t i dan i

Kondisi pipa dan nilai C (Hazen-William) (Hazen William)


Jenis pipa Pipa besi cor, baru Pipa besi cor, tua Pipa baja, baru Pipa baja, tua Pipa dengan lapisan semen Pipa dengan lapisan asphalt Pipa Pi PVC Pipa besi galvanis Pipa beton (baru bersih) (baru, Pipa beton (lama) Alumunium Pipa bambu (betung, wulung, tali) Koefisien Kehalusan C 130 100 120 130 80 100 130 140 130 140 140 150 110 120 120 130 105 110 135 140 70 90

Contoh :
Hitung kehilangan head karena gesekan pada pipa besi (baru) berdiameter 10 cm panjang 120 m jika air cm, mengalir dengan debit 10 liter/detik. Berdasarkan kurva dengan C = 130: Kehilangan energi = 20/1000 x 120 m = 2,40 m g g Berdasarkan rumus :

hf =

10,684(0,01) 130
1,85

1,85

(0,1)

4 ,87

= 0 019 x 120 m = 2 3 m 0,019 2,3

Kehilangan Energi pada Perlengkapan g g p g p Lainnya (Minor Losses)


Saringan pompa Klep kaki p

v hf = K s 2g v2 hf = K f 2g

Ks dan Kf adalah konstanta umumnya konstanta, diasumsikan nilai Ks= 0,95 dan nilai Kf = 0,80. Head loss d l H dl dalam kl d sambungan pipa klep dan b i lainnya ditentukan dengan menggunakan Nomogram

Jika terjadi kontraksi tibatiba dengan perbandingan diameter kecil (d) dengan diameter besar (D) 1:2, nilai d = 80 mm. Maka dari titik d = 80 mm ditarik garis ke sudden sudden contraction (penyempitan serentak) dengan d/D=1/2, maka k hil k kehilangan energi i sama (ekivalen) dengan kehilangan energi pada pipa lurus sepanjang 0 9 meter 0,9 meter.

Kehilangan energi pada Kl B lik (R fl V l ) K hil i d Klep Balik (Reflux Valve) biasanya disamakan dengan untuk Klep Kaki. Untuk jaringan pipa bambu kehilangan energi karena bambu, pelebaran mendadak dapat dihitung dengan persamaan:

hf = K l

(V

V2 2g

dimana Kl adalah koefisisen losses pada bambu Kl = 1,57. Pada penyempitan mendadak head loss dihitung dengan

V2 hf = K l 2g

dimana Kl = 0,40. Pada sambungan bambu-bambu nilai Kl = 1,30

Rancangan Instalasi Pemompaan


Contoh 1: Suatu pompa di l k untuk d bi 93 600 li /j S diperlukan k debit 93.600 liter/jam dengan total head 21 meter. Hitung besarnya WHP. Jika pompa mempunyai efisiensi 72%, berapa HP tenaga penggerak diperlukan. Jika motor listrik dengan drive langsung dengan efisiensi 80% digunakan sebagai tenaga penggerak Hitung biaya penggerak. energi listrik dalam sebulan 30 hari. Pompa dioperasikan 12 j p jam/hari untuk 30 hari. Biaya listrik y adalah Rp 100/KWH.

Penyelesaian:
WHP =
SHP =

Debit ( lt / det) Total Head ( m ) 93 . 600 21 = = 7 ,18 75 60 60 75


WHP Ef .Pompa = 7 ,18 = 9 , 98 0 ,72

Karena pompa disambung secara langsung maka SHP = BHP langsung,


Kilo Watt input pada Motor = p p BHP 0 ,74 9 , 98 0 ,74 = = 9 ,23 Ef .M t Motor 0 , 80

Total Konsumsi Energi per bulan = 9,23 12 30 = 3322,8KWH

Biaya per bulan = 3322,8 100 = Rp.332.280,

Contoh 2 : Suatu pompa sentrifugal yang digerakkan langsung dengan motor listrik dipasang dalam sumur gali Debit pompa 18 liter/detik gali. liter/detik. Efisiensi pompa 67%. Pusat pompa berada 60 cm vertikal di atas muka air statik dan 6,2 meter di atas muka air selama pemompaan berlangsung. Panjang pipa isap 7,5 m dengan diameter 8 cm. Klep kaki dan k ki d saringan di i dipasang pada pipa i d i isap. Pi i Pipa isap di disambung b pada inlet pipa dengan siku (long sweep bend) diameter sama. Air dipompa sampai ke puncak pipa yang disambungkan dengan sistem distribusi pipa dalam tanah Jarak vertikal dari pusat pompa tanah. ke puncak pipa hantar adalah 16 m. Panjang total pipa hantar 24 m berdiameter 7 cm. Sambungan pipa pada pipa hantar adalah 3 buah siku (sweep bend), 1 kran (gate valve) dan 1 reflux valve (disebut juga check valve atau non-return valve), semuanya dengan j h k l t t l ) d diameter pipa sama. Semua pipa terbuat dari pipa besi baru. Berdasarkan data tersebut di atas, HITUNG: (1) Total head; (2) WHP; (3) BHP motor penggerak

Penyelesaian:
Luas penampang d2 ( 0 . 08 ) 2 aliran Pipa Isap = = = 0 ,005 m 2 4 4

p Cepat aliran
Luas penampang uas pe a pa g

Q 18 / 1000 = A 0 ,005

= 3 , 6 m / det

d2 ( 0 . 07 ) 2 aliran a a Pipa Hantar = pa a ta = = 0 ,0038 m 2 4 4

Q 18 / 1000 Cepat aliran pada pipa hantar = = = 4 ,74 m / det A 0 ,0038

Total Head = Total head tinggi isap + Total head tinggi tekan. Ti Tinggi I i Isap St tik = 6,2 m. H d l Statik 6 2 Head loss pada pipa i d i isap (Q = 18 lt/det, diameter 8 cm, panjang 7,5 m, C = 130) = 0,171 x 7,5 m = 1,28 m (Gunakan rumus). , ( )

Head loss pada siku, diameter 8 cm : Gambar 4.3: panjang ekuivalen = 1 5 m; H d l k i l 1,5 Head loss = 0 171 x 1 5 m = 0 256 m . H d l 0,171 1,5 0,256 Head loss pada saringan = 0,95 x (3,6)2/(2x9,81) = 0,63 m. Head loss pada klep kaki = 0,80 x (3,6)2/(2x9,81) = 0,53 m. Velocity Head d i isap = v12/2g = 3 62/(2 9 8) = 0 66 m. V l it H d pada pipa i 12/2 3,62/(2x9,8) 0,66 Total Head pada pipa Isap = 6,2 + 1,28 + 0,26 + 0,63 + 0,53 + 0,66 = 9,56 m Tinggi Tekan Statik = 16 m. H d l Ti i T k St tik Head loss pada pipa h t (di d i hantar (diameter 7 t cm; panjang 24 m): 0,33 x 24 = 7,92 m. Head loss pada 3 buah siku (diameter 7 cm): 3 x (1,4 x 0,33) = 1,39 m. m Head loss pada gate valve diameter 7 cm = 0 55 x 0 33 = 0 18 valve, 0,55 0,33 0,18 m. Head loss pada Reflux Gate = 0,8 x (4,742/2x9,81) = 0,92 m (menggunakan persamaan untuk klep kaki). Velocity Head pada outlet = (4 742/2x9 81) = 1 14 m (4,742/2x9,81) 1,14 m. Total Head pada pipa hantar = 16 + 7,92 + 1,39 + 0,18 + 0,92 + 1,14 m = 27.55 m Total Head = 9 56 + 27 55 m = 37 11 m 9,56 27,55 37,11 WHP = (18 x 37,11)/75 = 8,9 HP BHP motor penggerak = 8,9/0,67 = 13,3 HP

Anda mungkin juga menyukai