Makalah Psak 105
Makalah Psak 105
Makalah Psak 105
DISUSUN OLEH :
Fitriasma Kindra Garry Gumilar Handy Sofyandi Innes Noor Fatimah Tanti Kustianti
BAB I PENDAHULUAN
Perekonomian syariah pada saat ini telah berkembang dengan sangat pesat. Makin banyak perusahaan yang berdasarkan syariah. Perusahaan
yang berlandaskan syariah akan mencari dana berdasarkan yang diperbolehkan oleh syariah. Terkadang banyak penyedia dana bersedia menyerahakan dananya atau berinvestasi di dalam sebuah usaha syariah, namun tidak bersedia ikut serta dalam proses pengelolaan usaha. Bentuk kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola di dalam
syariah disebut dengan mudharabah. Akad jenis ini semakin banyak dipakai di kalangan pengusaha.
Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai perlakuan akuntansi terhadap mudharabah. Makalah ini didasarkan atas pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) no.105 yang berlaku di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara
mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah di mana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah di mana pemilik dana
memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atauobjek investasi. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah di mana pengelola danamenyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Mekanisme transaksi Mudharabah yang dilakukan oleh oleh bank syariah bila diasumsikan sebagai shahibul mal dan nasabah sebagai mudharib adalah : A. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola usaha harus secara tunai, dapat berupa uang atau barang yang nilainya dinyatakan dengan satuan uang. B. Hasil pengelolaan modal pembiayaan Mudharabah dapat dihitung dengan cara : - Pendapatan usaha. - Keuntungan usaha. C. Hasil usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan akad, tiap bulan atau waktu yang telah disepakati. Bank akan menanggung semua kerugian kecuali kelalaian atau kecurangan dari pengelola. D. Bank berhak melakukan pengawasan pada usaha namun tidak berhak mencampuri urusan usaha.
E. Jika nasabah melakukan cidera janji seperti tidak mau membayar kewajiban maka dapat dikenakan sanksi administrasi. Penyempurnaan Akuntansi Mudharabah pada PSAK 105 PSK 105 : Akuntansi mudharabah merupakan penyempurnaan dari PSAK 59: Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang mengatur mengenai Mudharabah. Bentuk penyempurnaan dan penambahan pengaturannya adalah sebagai berikut : 1. PSAK 105 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi Mudharabah baik sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola dana (mudharib). Namun, PSAK ini tidak berlaku untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad Mudharabah. 2. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi untuk pemilik dana (shahibul maal) dan akuntansi untuk pengelola dana (mudharib) dalam transaksi Mudharabah. 3. Mudharabah yang dimaksud dalam PSAK ini terdiri dari Mudharabah mutlaqah, Mudharabah muqayyadah, dan Mudharabah musytarakah. 4. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai pemilik dana penyempurnaan dilakukan untuk : 1. Pengakuan investasi Mudharabah pada saat penyaluran daana syrkah temporer; dan 2. Pengakuan keuntungan / kerugian atas penyerahan asset nonkas dalam investasi Mudharabah. 5. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk akuntansi pembeli, penyempurnaan dilakukan untuk : 1. 2. Pengakuan dana syirkah temporer kelolaan; Pengakuan modal mudharib bersama-sama dengan modal pemilik dana (shahibul maal) dalam Mudharabah musytarakah.
pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. 5) Pengembalian dana syirkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan
dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad Mudharabah diakhiri. 6) Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menimbulkan kerugian maka kerugian financial menjadi tanggungan pemilik dana.
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba netto yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah.
1) Dalam syirkah temporer yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi Mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola dana. 2) Pengukuran investasi Mudharabah adalah sebagai berikut : (a) Investasi Mudharabah dalam bentuuk kas diukur sebesar jumlah dioberikan pada
saat pembayaran; (b) Investasi Mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar asset nonkas pada saat penyerahan : 1. i. sebagai kerugian; 2. ii. Jika niali wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad Mudharabah. 3) Jika nilai investasi Mudharabah turun sebelum usaha dimulai karena rusak, hilang, atau factor lain yang bukan kelalaian pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi Mudharabah.
4) Jika sebagian investasi Mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian terbut diperhitungkan pada saat bagi hasil. 5) Usaha Mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha
Mudharabah diterima oleh pengelola dana. 6) Dalam investasi Mudharabah yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan
barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan kegiatan Mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil. 7) Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh : 1. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi; 2. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan yang lazim dan / atau yang telah ditentukan dalam akad; atau 3. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang. 8) Jika akad Mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi Mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo. Penghasilan usaha 1) Jika investasi Mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. 2) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad Mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad Mudharabah berakhir, selisih antara : 1. Investasi Mudharabah setelah dikurangi penysihan kerugian investasi; 2. Dan pembelian investasi Mudharabah, diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
3) Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi Mudharabah. 4) Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang jatuh tempo dari pengelola dana.
Penghasilan Usaha
Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati. Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akadmudharabah berakhir, selisih antara:
1. Investasi mudharabah setelah dikurangi pemyisihan kerugian investasi; dan 2. Pengembalian investasi mudharabah diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola
dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi mudharabah. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang.
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset non kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar nilai tercatatnya. Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima maka pengelola dana mengakui sebagai aset.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada pemilik dana diakui bagian kewajiban sebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak pemilik dana. Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola dana diakui sebagai beban pengelola dana.
Mudharabah Musytarakah
musytara
kah,maka penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai inve stasi mudharabah. Akad mudharabah ternyata nerupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah. Pembagian hasil dilakukan sebagai berikut: investasi mudharabah musytarakah, dapat
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah
dikurangi untuk pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi ant arapengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai engan porsi modal masing-masing; atau 2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai dengan hasil onvestasise porsi modal telah dikurangi masinguntuk
pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbahyang disepakati. Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai dengan porsimodal para musytarik.
PENYAJIAN
1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat 2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah laporan keunangan, tetapi tidak terbatas, pada: 1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana yang disajikan sebesaar jmlah nominalnya untuk setiapa jenis mudharabah. 2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai kewajiban. 3. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi beum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
PENGUNGKAPAN
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada:
1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasilusaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain. 2. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya; 3. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan 4. Pengungkapan yang diperlukan tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah.Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, ttapi tidak terbatas, pada: 5. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,penbagian has ilusaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain. 6. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya; 7. Penyaluran dana yang beraal dari mudharabah muqayadah; dan 8. Pengungkapan yang diperlukan tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah
1. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan dan pihak kedua(pebgelola dana) bertindak selaku dibagi di antara merekasesuai ditanggung
pengelola,
keuntungan
2. Mudharabah terbagi tiga yaitu mudharabah muthlaqah, musytarakah, muqayyadah. 3. Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagihasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, dasar pembagian hasil usahaadalah laba bruto bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah. 4. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima disajikansebagai dana syirkah temporer. 5. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat.