Transport Aktif Dan Pasif

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Transport Aktif dan Pasif (Difusi Terfasilitasi)

A. Struktur Membran Membran sel tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. Model yang digunakan untuk penyusunan molekul-molekul dalam membrane adalah mozaik fluida. Lemak membrane tersusun atas fospolipid (lemak yang bersenyawa dengan fospat), glikolipid (lemak yang bersenyawa dengan karbohidrat), dan sterol (lemak yang bersenyawa dengan kolesterol). Sedangkan protein membrane tersusun atas glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat). Fospolipid merupakan molekul-molekul ampifilik, artinya setiap molekul mengandung kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik. Membrane sel membentuk lapisan ganda fospolipid atau lipid bilayer dimana kepala hidrofilik menghadap kearah air pada setiap sisi, sedangkan molekul hidrofobik terlindung dari sentuhan air. (Kimball,1993) Membrane memiliki dua protein, yaitu protein integral dan protein perifer. Protein integral terdapat diantara lapisan fospolipid, sedangkan protein porifer yang menempel dilapisan fospolipid. Protein integral dapat berfungsi sebagai protein transport yang membawa zat terlarut yang dibutuhkan sel. Tebal membrane plasma antara 5-10 nm. Gerakan zat (transport) melalui membrane dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerakan pasif dan gerakan aktif. Gerakan pasif tidak membutuhkan energy, sedangkan gerakan aktif membutuhkan energy. Gerakan pasif contohnya difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis. Sedangkan gerakan aktif contohnya transport aktif dan endositosis atau eksositosis. B. Transpor Aktif Transpor aktif adalah transport yang membutuhkan energy untuk keluar dan masuknya ion atau molekul zat melalui membrane plasma. Transport aktif berjalan melawan gradient konsentrasi, artinya transport aktif berjalan dari larutan hipotonis ke larutan hipertonis. Selain membutuhkan energy, transport aktif juga membutuhkan carrier protein dan channel protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi. Kinerja transport aktif

dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane, yakni carrier protein dan channel protein. Dua jenis transport aktif yaitu : 1. Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP), yaitu transport yang bergantung pada potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K + lebih rendah di dalam sel dari pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na + dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka diperlukan ATP untuk memompa Na + keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada channel protein, sehingga menyebabkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein saluran sehingga Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na + dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang terhidrolisa. 2. Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder. C. Transpor Pasif (Difusi terfasilitasi) Merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah (sesuai dengan gradient konsentrasi) memalui bilayer lipid, channel protein (saluran protein) ataupun

carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi metabolik yang terlibat. Transpor pasif meliputi :

Difusi Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient. Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral ato pori statis akibat gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat spesifik tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi bilayer fosfolipid misalnya diethylurea, demikian pula molekul non polar misalnya O2 dan molekul polar yang tidak bermuatan misalnya CO2.

Difusi terfasilitasi Difusi ini difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran (protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa. Difusi melalui protein transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk perpindahan ion Na+ dan K+ serta ion-ion seperti Cl-,Ca2+ dan HCO3 Protein pembawa (carrier protein) memiliki permukaan spesifik untuk ion, glukosa dan asam amino sehingga masing-masing senyawa tersebut dapat berikatan. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam sebagai berikut, (1)unipor t, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu macam ion, misal glukosa ekstraseluler yang relatif tinggi maka lintasannya menggunakan cara ini (2)kotransport, terjadi jika protein pembawa mengikat sepasang ion. Kotransport ada dua macam yaitu pertama,simport, jika transpor memindahkan dua macam ion kearah yang sama, misalnya glukosa ekstraseluler dengan konsentrasi rendah akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk ke dalam sel bersama dengan Na+, kedua dengan cara antiport, jika transpor memindahkan dua macam ion yang terikat pada protein pembawa dan berpindah dengan arah berlawanan. Contoh antiport adalah chloride- bicarbonate exchanger yaitu pertukaran ion Cl- dengan ion HCO3-.

Simpulan
Membran sel tersusun atas lipid, protein, dan karbohidrat. Model yang digunakan untuk penyusunan molekul-molekul dalam membrane ini adalah mozaik fluida. Gerakan zat (transport) melalui membrane dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerakan pasif dan gerakan aktif. Gerakan pasif tidak membutuhkan energy, sedangkan gerakan aktif membutuhkan energy. Gerakan pasif contohnya difusi, difusi terfasilitasi dan osmosis. Sedangkan gerakan aktif contohnya transport aktif dan endositosis atau eksositosis. Transport aktif terbagi menjadi transport primer dan transport sekunder. Transpor primer melibatkan energy yang diperoleh dari hidrolisis ATP, contohnya yaitu pompa ion Na+ dan K+. Transport sekunder memperoleh energy dari gradient ion, contohnya perpindahan glukosa dan asam amino kedalam sel. Sedangkan transport pasif terbagi menjadi difusi, difusi terfasilitasi, dan osmosis. Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya dan akan terhenti setelah tercapai kesetimbangan gradient. Sedangkan difusi terfasilitasi merupakan difusi yang difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran (protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa.

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai