Operan
Operan
Operan
Latar Belakang Manajemen keperawaan adalah proses mengelola sumber daya manusia keperawatan dari top manager, middle manager, sampai lower manajer untuk melakanakan pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan asuhan keperawtan kepada pasen, keluarga, serta kelompok masyarakat oleh staff perawat. Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuuk mengubah sistem pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di masyarakat. Bertolak dari keadaan ini, perlu dikembangkan model praktik
keperawatan yang perlu untuk di uji cobakan, dengan memberikan pengalaman belajar praktik klinik mahasiswa sehingga diharapkan mutu
B. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendapat gambaran dan pengetahuan tentang: 1. Pengertian konflik 2. Penjelaskan proses konflik 3. Penjelasanstrategi penyelesaian konflik
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian operan Operan atau timbang terima adalah prosedur timbang trima, selama ini sudah dilakukan pada setiap pergantian shift jaga, namun cara penyampaian isi timbang terima belum terungkap secara komprehensif, meliputi: isi timbang terima (masalah keperawatan pasien lebih fokus pada diagnosis medis), dilakukan secara lisan tanpa ada pendokumentasian, sehingga rencana tindakan yang belum dan sudah dilaksanakan, dan hal-hal penting masih ada yang terlewati untuk disampaikan pada shift berikutnya. Selain itu, mekanisme timbang teria belum sesuai dengan standar baku. Ringkasan pengumpulan data pada penerapan MAKP timbang terima Timbang terima Pra : masalah pasien ; tindakan yang sudah dan rencana yang belum dilakukan:
perhatian khusus Pelaksanaan: mekanisme Pasca: adanya solusi dan rekomendasi penyelesaian masalah
Setiap pergantian dinas siruang rawat inap bedah dilakukan timbang terima antar perawat. Masing- masing perawat bertindak sesuai dengna kewenangan dan taggungjawabnya. Pertanyaan Jika saudara ditunjuk sebagai kepala ruang di ruang rawat bedah, susun analisis SWOT, mekanisme timbang terima yang baik, dan apa yang harus saudara lakukan dalam pengelolaan timbang terima yang ideal ? Timbang terima (shift) Latar belakang Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien). Timbang terima pasien (operan) merupakan tekhnik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan scera singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/ belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada perawat primer (penanggungjawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan lisan. Tujuan Tujuan umum: Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi yang penting.
3
Tujuan khusus: 1. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus). 2. Menyampaikan hal yang sudah/ belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien. 3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya. 4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. Manfaat 1. Bagi perawat Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang
2. Bagi pasien Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang belum terungkap Prosedur timbang terima tahap kegiatan wakt u Persiapan 1. Timbang dilaksanakan terima 5 setiap menit Ners station tempat pelaksan a PPdan PA
semua pasien baru masuk dan pasien yang dilakukan timbang terima khususnya
pasien
yang
memiliki
3. PP menyampaikan timbang terima pada PP berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima: Jumlah pasien Identitas klien dan diagnosis medis Data subjektif objektif) Masalah keperawatan masih muncul Intervensi keperawatan yang yang (keluhan/ dan
belum dilaksanakan (secara umum). Intervensi kolaboratif dependen. Rencana umum dan persiapan perlu yang dilakukan dan
penunjang, dll). pelaksanaa n 1. Kedua kelompok dinas 20 menit akan Ners station KARU, PP PA dan
acara timbang terima. 4. Perawat yang melakukan timang melakukan tanya terima dapat
melakukann
terhadap hal-hal yang telah ditimbang berhak mengenai kurang jelas. 5. Kepala ruangan/ PP terimakan an
kebutuhan
6. Penyampaian yang jelas, singkat, dan padat. 7. Perawat melaksanakan terima penuh mengkaji terhadap yang timbang secara masalah
keperawatan,
kebutuhan,
dan tindakan yang telah/ belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya
selama masa perawatan. 8. Hal-hal khusus perincian sebaiknya khusus yang dan sifatnya Ruang perawata n
yang dicatat
untuk
kemudian kepada
9. Lama timbang terima hntuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali pada kondisi memerlukan yang rumit 1. Diskusi. 5 Ners station KARU, PP PA dan khusus dan
keterangan
2. Pelaporan untuk timbang menit terima langsung timbang dituliskan pada terima oleh secara format yang PP
ditandatangani
yang jaga saat itu dan PP yang diketahui ruang. 3. Ditutup oleh kepala ruang Hal-hal yang perlu diperhatikan 1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift 2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP) 3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. jaga berikutnya kepala
oleh
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien. 5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien. 6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengars sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien. 7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse station Alur timbang terima
Pasien
Rencana tindakan
Telah dilakukan
Belum dilakukan
Renstra timbang terima a. Pelaksanaan timbang terima Hari/ tanggal : Pukul Topik Tempat b. Metode 1. Diskusi 2. Tanya jawab c. Media 1. Status klien 2. Buku timbang terima 3. Alat tulis 4. Leaflet 5. Sarana dan prasarana perawatan d. Pengorganisasian Kepala ruangan Perawat primer (pagi) Perawat primer (sore) Perawat associate (pagi) Perawat associate (sore) Perawat associate (malam) Perawat associate (libur) Pembimbing/ supervisor e. Uraian kegiatan 1. Prolog Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan timbang terima. 2. Sesi I di Nurse station : : : : : : : : : : :
Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien 3. Sesi II di Ruang Perawatan pasien Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat pasien. PP dinas selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir. 4. Epilog Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah proses timbang terima selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan. f. Evaluasi 1. Struktur (input) Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi
10
dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang bertugas pada saat itu. 2. Proses Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah dilakukan. Waktu unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke pasien. 3. Hasil Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran Dalam makalah ini menyajikan tentang manajemen konflik dalam manajemen keperawatan.Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat lebih mengerti dan memahaminya sehingga dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam asuhan keperawatan dan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sebagai salah satu cara efektif dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Adapun isi dari makalah ini tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan, karena itu diharapkan pembaca tetap mencari referensi lain
11
untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai asuhan keperawatan hipersensitifitas itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
12
1. Satria Negara, M.Faiz. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika 2. Rostandi Purba, Juli. Achmad fathi. 2012. Jurnal Gaya Kepemimpinan dan Manajemen Koflik Kepala Ruangan di Instalasi Rindu A RSUP H. Adam Malik Medan 3. Nurhidayah. 2012. ManajemenKeperawatan. Makassar : UniversityPress 4. M. Nurs, Nursalam. 2007.Manajemen Keperawatan Aplikasidalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika 5. MS,Bustami MQIH. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Padang :Penerbit Erlangga 6. ArtikelPengaruh Konflik Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Perawat Alauddin
13