Makalah Rhinitis Alergi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

RHINITIS ALERGI

Disusun sebagai Tugas Kepaniteraan Klinik Umum


Stase Telinga, Hidung, Tenggorok (THT)
Oleh:
Dwi Nelli Zulfia Amaliah 201320401011126
UNIERSITAS !UHA!!ADI"AH !ALANG
#A$ULTAS $EDO$TERAN
2014
1
2
RHINITIS ALERGI
Defi%i&i
Rhinitis alergi merupakan gangguan yang teradi berupa in!lamasi"
peradangan mukosa yang disebabkan oleh reaksi alergi yang diperantarai
imunoglobulin # ($g#) pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi
dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika teradi
paparan ulangan dengan alergen spesi!ik tersebut%
1,2
&enurut 'H( )R$) (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) tahun
2**1, rhinitis alergi adalah kelainan pada hidung dengan geala bersin+bersin,
rhinore, rasa gatal dan tersumbat disertai geala pada mata, telinga, dan tenggorok
setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh $g#%
1,2
E'i(l()i
Rhinitis alergi melibatkan interaksi antara lingkungan dengan predisposisi
genetik dalam perkembangan penyakitnya% ,aktor genetik dan herediter sangat
berperan pada ekspresi rhinitis alergi% -enyebab rhinitis alergi tersering adalah
alergen inhalan pada de.asa dan ingestan pada anak+anak%
/
0erdasarkan 1ara masuknya alergen dibagi atas
1
2
3 )lergen $nhalan, yang masuk bersama dengan udara perna!asan,
misalnya debu rumah, tungau, serpihan epitel dari bulu binatang serta
amur%
3 )lergen $ngestan, yang masuk ke saluran 1erna, berupa makanan,
misalnya susu, telur, 1oklat, ikan dan udang%
3 )lergen $nektan, yang masuk melalui suntikan atau tusukan, misalnya
penisilin atau sengatan lebah%
4
3 )lergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit atau
aringan mukosa, misalnya bahan kosmetik atau perhiasan%
$la&ifi*a&i
Dahulu rhinitis alergi dibedakan dalam 2 ma1am berdasarkan si!at
berlangsungnya, yaitu
1
2
1% Rhinitis alergi musiman (seasonal, hay fever, polinosis)
2% Rhinitis alergi sepanang tahun (perennial)
(leh karena tidak semua pasien sesuai dengan klasi!ikasi di atas, maka
untuk saat ini rhinitis alergi diklasi!ikasikan berdasarkan
4
2
+ Durasi timbulnya geala
o $ntermiten2 bila durasi timbulnya episode in!lamasi kurang dari
5 minggu
o -ersisten2 geala berlangsung sepanang tahun
+ Deraat berat ringannya penyakit
o Ringan2 bila pasien tidak mengalami gangguan tidur dan
gangguan akti6itas (seperti bekera atau sekolah), biasanya
intermiten
o Sedang+berat2 bila pasien mengalami gangguan tidur, akti6itas
sehari+hari dan" atau keduanya%
/
7ambar 1 Klasi!ikasi rhinitis alergi berdasarkan durasi timbul geala dan berat
ringannya penyakit
4
+a'(fi&i(l()i
Rhinitis alergi merupakan suatu penyakit in!lamasi yang dia.ali dengan
tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi% Reaksi alergi terdiri dari 2 !ase
yaitu immediate phase allergic reaction atau reaksi alergi !ase 1epat (R),8) yang
berlangsung seak kontak dengan alergen sampai 1 am setelahnya dan late phase
allergic reaction atau reaksi alergi !ase lambat (R),9) yang berlangsung 2+/ am
dengan pun1ak 5+: am (!ase hiperreakti6itas) setelah pemaparan dan dapat
berlangsung 2/+/: am%
1
-ada kontak pertama dengan alergen atau tahap sensitisasi, makro!ag atau
monosit yang berperan sebagai sel penyai (Antigen Presenting Cell")-8) akan
menangkap alergen yang menempel di permukaan mukosa hidung% Setelah
diproses, antigen akan membentuk !ragmen pendek peptide dan bergabung
dengan molekul H9) kelas $$ membentuk komplek peptide &H8 kelas $$ (Major
Histocompatibility Complex) yang kemudian dipresentasikan pada sel T helper
(Th*)% Kemudian sel penyai akan melepas sitokin seperti interleukin 1 ($9+1)
yang akan mengakti!kan Th* untuk berproli!erasi menadi Th1 dan Th2% Th2 akan
menghasilkan berbagai sitokin seperti $9+4, $9+/, $9+;, dan $9+14%
1

$9+/ dan $9+14 dapat diikat oleh reseptornya di permukaan sel lim!osit 0,
sehingga sel lim!osit 0 menadi akti! dan akan memproduksi imunoglobulin #
($g#)% $g# di sirkulasi darah akan masuk ke aringan dan diikat oleh reseptor $g#
di permukaan sel mastosit atau baso!il (sel mediator) sehingga kedua sel ini
menadi akti!% -roses ini disebut sensitisasi yang menghasilkan sel mediator yang
;
tersensitisasi% 0ila mukosa yang sudah tersensitisasi terpapar alergen yang sama,
maka kedua rantai $g# akan mengikat alergen spesi!ik dan teradi degranulasi
(pe1ahnya dinding sel) mastosit dan baso!il dengan akibat terlepasnya mediator
kimia yang sudah terbentuk (Performed Mediators) terutama histamin% Selain
histamin uga dikeluarkan Nely !ormed Mediators antara lain prostaglandin D2
(-7D2), 9eukotrien D/ (9T D/), 9eukotrien 8/ (9T 8/), bradikinin, Platelet
Activating !actor (-),), berbagai sitokin ($9+4, $9+/, $9+;, $9+5, 7&+8S,
("ran#locyte Macrophage Colony $tim#lating !actor) dan lain+lain% $nilah yang
disebut sebagai Reaksi )lergi ,ase 8epat (R),8)%
1

Histamin akan merangsang reseptor H1 pada uung sara! 6idianus
sehingga menimbulkan rasa gatal pada hidung dan bersin+bersin% Histamin uga
akan menyebabkan kelenar mukosa dan sel goblet mengalami hipersekresi dan
permeabilitas kapiler meningkat sehingga teradi rinore% 7eala lain adalah hidung
tersumbat akibat 6asodilatasi sinusoid% Selain histamin merangsang uung sara!
<idianus, uga menyebabkan rangsangan pada mukosa hidung sehingga teradi
pengeluaran Inter Cell#lar Adhesion Molec#le % ($8)&1)%
1
-ada R),8, sel mastosit uga akan melepaskan molekul kemotaktik yang
menyebabkan akumulasi sel eosino!il dan netro!il di aringan target% Respons ini
tidak berhenti sampai disini saa, tetapi geala akan berlanut dan men1apai
pun1ak 5+: am setelah pemaparan% -ada R),9 ini ditandai dengan penambahan
enis dan umlah sel in!lamasi seperti eosino!il, lim!osit, netro!il, baso!il dan
mastosit di mukosa hidung serta peningkatan sitokin seperti $9+4, $9+/, $9+; dan
"ran#locyte Macrophag Colony $tim#lating !actor (7&+8S,) dan $8)&1 pada
sekret hidung% Timbulnya geala hiperakti! atau hiperresponsi! hidung adalah
5
akibat peranan eosino!il dengan mediator in!lamasi dari granulnya seperti
&osinophilic Cationic Protein (#8-), &osiniphilic 'erived Protein (#D-), Major
(asic Protein (&0-), dan &osinophilic Peroxidase (#-()% -ada !ase ini, selain
!aktor spesi!ik (alergen), iritasi oleh !aktor non spesi!ik dapat memperberat geala
seperti asap rokok, bau yang merangsang, perubahan 1ua1a dan kelembaban udara
yang tinggi%
1
$,i'e,ia Dia)%(&i&
1% )namnesis
)namnesis sangat penting, karena sering kali serangan tidak teradi
dihadapan pemeriksa% Hampir ;*= diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis
saa% 7eala rhinitis alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang%
7eala lain ialah keluar hingus (rinore) yang en1er dan banyak, hidung tersumbat,
hidung dan mata gatal, yang kadang+kadang disertai dengan banyak air mata
keluar (lakrimasi)% Kadang+kadang keluhan hidung tersumbat merupakan keluhan
utama atau satu+satunya geala yang diutarakan oleh pasien% -erlu ditanyakan pola
geala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identi!ikasi
!aktor predisposisi karena !aktor genetik dan herediter sangat berperan pada
ekspresi rhinitis alergi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan
pekeraan% Rhinitis alergi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, bila terdapat 2
atau lebih geala seperti bersin+bersin lebih ; kali setiap serangan, hidung dan
mata gatal, ingus en1er lebih dari satu am, hidung tersumbat, dan mata merah
serta berair maka dinyatakan positi!%
1
2% -emeriksaan ,isik
>
-ada muka biasanya didapatkan garis 'ennie)Morgan dan allergic
shinner, yaitu bayangan gelap di daerah ba.ah mata karena stasis 6ena sekunder
akibat obstruksi hidung% Selain itu, dapat ditemukan uga allergic crease yaitu
berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga ba.ah% 7aris ini timbul
akibat hidung yang sering digosok+gosok oleh punggung tangan (allergic sal#te*%
1
-ada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, ber.arna
pu1at atau li6id dengan konka edema dan sekret yang en1er dan banyak% -erlu
uga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat
geala hidung tersumbat% Selain itu, dapat pula ditemukan konungti6is bilateral
atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media%
1

4% -emeriksaan -enunang
a% $n 6itro
Hitung eosino!il dalam darah tepi dapat normal atau meningkat% Demikian
pula pemeriksaan $g# total (prist)paper radio im#nosorbent test) sering kali
menunukkan nilai normal, ke1uali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu
ma1am penyakit, misalnya selain rhinitis alergi uga menderita asma bronkial atau
urtikaria% 9ebih bermakna adalah dengan R)ST (Radio Imm#no $orbent +est)
atau #9$S) (&n,yme -in.ed Imm#no $orbent Assay +est)% -emeriksaan sitologi
hidung, .alaupun tidak dapat memastikan diagnosis, tetap berguna sebagai
pemeriksaan pelengkap% Ditemukannya eosino!il dalam umlah banyak
menunukkan kemungkinan alergi inhalan% ?ika baso!il (; sel"lap) mungkin
disebabkan alergi makanan, sedangkan ika ditemukan sel -&@ menunukkan
adanya in!eksi bakteri%
1

b% $n 6i6o
:
)lergen penyebab dapat di1ari dengan 1ara pemeriksaan tes 1ukit kulit, ui
intrakutan atau intradermal yang tunggal atau berseri ($.in &nd)point
+itration"S#T)% S#T dilakukan untuk alergen inhalan dengan menyuntikkan
alergen dalam berbagai konsentrasi yang bertingkat kepekatannya% Keuntungan
S#T, selain alergen penyebab uga deraat alergi serta dosis inisial untuk
desensitisasi dapat diketahui% Untuk alergi makanan, ui kulit seperti tersebut
diatas kurang dapat diandalkan% Diagnosis biasanya ditegakkan dengan diet
eliminasi dan pro6okasi (AChallenge +estB)% )lergen ingestan se1ara tuntas lenyap
dari tubuh dalam .aktu lima hari% Karena itu pada Challenge +est, makanan yang
di1urigai diberikan pada pasien setelah berpantang selama ; hari, selanutnya
diamati reaksinya% -ada diet eliminasi, enis makanan setiap kali dihilangkan dari
menu makanan sampai suatu ketika geala menghilang dengan meniadakan suatu
enis makanan%
1

C
7ambar 2 )lgoritma -enatalaksanaan Rhinitis )lergi
1
+e%a'ala*&a%aa%
1% Terapi yang paling ideal adalah dengan alergen penyebabnya (avoidance) dan
eliminasi%
1
2% Simptomatis
Terapi medikamentosa yaitu antihistamin, obat+obatan simpatomimetik,
kortikosteroid dan antikolinergik topikal%
1*
a% &edikamentosa
)ntihistamin yang dipakai adalah antagonis H+1, yang bekera se1ara
inhibitor komppetiti! pada reseptor H+1 sel target, dan merupakan preparat
!armakologik yang paling sering dipakai sebagai inti pertama pengobatan
rhinitis alergi% -emberian dapat dalam kombinasi atau tanpa kombinasi
dengan dekongestan se1ara peroral% )ntihistamin dibagi dalam 2 golongan
yaitu golongan antihistamin generasi+1 (klasik) dan generasi +2 (non
sedati!)% )ntihistamin generasi+1 bersi!at lipo!ilik, sehingga dapat
menembus sa.ar darah otak (mempunyai e!ek pada SS-) dan plasenta serta
mempunyai e!ek kolinergik% -reparat simpatomimetik golongan agonis
adrenergik al!a dipakai dekongestan hidung oral dengan atau tanpa
kombinasi dengan antihistamin atau tropikal% @amun pemakaian se1ara
tropikal hanya boleh untuk beberapa hari saa untuk menghindari teradinya
rhinitis medikamentosa% -reparat kortikosteroid dipilih bila geala trauma
sumbatan hidung akibat respons !ase lambat berhasil diatasi dengan obat
lain% Dang sering dipakai adalah kortikosteroid tropikal (beklometosa,
budesonid, !lusolid, !lutikason, mometason!uroat dan triamsinolon)%
-reparat antikolinergik topi1al adalah ipratropium bromide, berman!aat
untuk mengatasi rinore karena akti6itas inhibisi reseptor kolinergik
permukaan sel e!ektor%
1,5
b% -reparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik al!a dipakai
dekongestan hidung oral dengan atau tanpa kombinasi dengan antihistamin
atau topikal% @amun pemakaian se1ara topikal hanya boleh untuk beberapa
hari saa untuk menghindari teradinya rhinitis medikamentosa% 0eraksi
11
pada reseptor adrenergik pada mukosa hidung untuk menyebabkan
6asokonstriksi, men1iutkan mukosa yang membengkak, dan memperbaiki
pernapasan%
5
+ Dekongestan oral
Dekongestan oral seperti e!edrin, !enile!rin, dan pseudoe!edrin,
merupakan obat simpatomimetik yang dapat mengurangi geala
kongesti hidung% -enggunaan obat ini pada pasien dengan penyakit
antung harus berhati+hati% #!ek samping obat ini antara lain hipertensi,
berdebar+debar, gelisah, agitasi, tremor, insomnia, sakit kepala,
kekeringan membran mukosa, retensi urin, dan eksaserbasi glaukoma
atau tirotoksikosis% Dekongestan oral dapat diberikan dengan perhatian
terhadap e!ek sentral% -ada kombinasi dengan antihistamin+H1 oral
e!ekti!itasnya dapat meningkat, namun e!ek samping uga bertambah%
5,>
+ Dekongestan intranasal
Dekongestan intranasal (misalnya epine!rin, na!taEolin, oksimetaEolin,
dan FilometaEolin) uga merupakan obat simpatomimetik yang dapat
mengurangi geala kongesti hidung% (bat ini bekera lebih 1epat dan
e!ekti! daripada dekongestan oral% -enggunaannya harus dibatasi
kurang dari 1* hari untuk men1egah teradinya rhinitis medikamentosa%
#!ek sampingnya sama seperti sediaan oral tetapi lebih ringan%
-emberian 6asokonstriktor topikal tidak dianurkan untuk rhinitis
alergik pada anak di ba.ah usia l tahun karena batas antara dosis terapi
dengan dosis toksis yang sempit% -ada dosis toksik akan teradi
gangguan kardio6askular dan sistem sara! pusat%
5,>
1% -reparat Kortikosteroid
12
Kortikosteroid digunakan sangat luas dalam pengobatan berbagai penyakit
alergi oleh karena si!at anti in!lamasinya yang kuat% 0eragam kera anti
in!lamasi kortikosteroid diperantarai oleh pengaturan ekspresi dari
berma1am gen target spesi!ik% Telah diketahui bah.a kortikosteroid
menghambat sintesis seumlah sitokin seperti interleukin $9+1 sampai $9+5,
tumor nekrosis !a1tor+G (T@,+G), dan granulo1yte+ma1rophage 1olony
stimulating !a1tor (7&+8S,)% Kortikosteroid uga menghambat sintesis
khemokin $9+:, regulated on a1ti6ation normal T 1ell eFpressed and se1reted
(R)@T#S), eotaFin, ma1rophage in!lammatory protein+ 1G (&$-+1G), dan
mono1yt 1hemoattra1tant protein+1%
1,4
+ Kortikosteroid intranasal
Kortikosteroid intranasal (misalnya beklometason, budesonid,
!lunisolid, !lutikason, mometason, dan triamsinolon) dapat mengurangi
hiperreakti6itas dan in!lamasi nasal% (bat ini merupakan terapi
medikamentosa yang paling e!ekti! bagi rhinitis alergik dan e!ekti!
terhadap kongesti hidung% #!eknya akan terlihat setelah 5+12 am, dan
e!ek maksimal terlihat setelah beberapa hari% Kortikosteroid topikal
hidung pada anak masih banyak dipertentangkan karena e!ek sistemik
pemakaian lama dan e!ek lokal obat ini% @amun belum ada laporan
tentang e!ek samping setelah pemberian kortikosteroid topikal hidung
angka panang% Dosis steroid topikal hidung dapat diberikan dengan
dosis setengah de.asa dan dianurkan sekali sehari pada .aktu pagi
hari% (bat ini diberikan pada kasus rhinitis alergik dengan keluhan
hidung tersumbat yang menonol%
1,4,>
+ Kortikosteroid oral"$&
14
Kortikosteroid oral"$& (misalnya deksametason, hidrokortison,
metilprednisolon, prednisolon, prednison, triamsinolon, dan
betametason) poten untuk mengurangi in!lamasi dan hiperreakti6itas
nasal% -emberian angka pendek mungkin diperlukan% ?ika
memungkinkan, kortikosteroid intranasal digunakan untuk
menggantikan pemakaian kortikosteroid oral"$&% #!ek samping lokal
obat ini 1ukup ringan, dan e!ek samping sistemik mempunyai batas
yang luas% -emberian kortikosteroid sistemik tidak dianurkan untuk
rhinitis alergik pada anak% -ada anak ke1il perlu dipertimbangkan
pemakaian kombinasi obat intranasal dan inhalasi%
1,4,>
d% Sodium Kromolin
Sebagai suatu penstabil sel mast sehingga men1egah degranulasi sel mast
dan pelepasan mediator termasuk histamin dengan 1ara memblokade
pengangkutan kalsium yang dirangsang antigen mele.ati membran sel
mast%
5
e% -reparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida, berman!aat
untuk mengatasi rinore, karena akti!itas inhibisi reseptor kolinergik
permukaan sel e!ektor%
>
!% )nti+leukotrien seperti montelukast, pranlukast, dan Ea!irlukast, akan
memblok reseptor 8yst9T, dan merupakan obat yang menanikan baik
dipakai sendiri ataupun dalam kombinasi dengan antihistamin+H1 oral,
namun masih diperlukan banyak data mengenai obat+obat ini% #!ek
sampingnya dapat ditoleransi tubuh dengan baik%
4,>
1/
4% (perati! + Tindakan konkotomi (pemotongan konka in!erior) perlu dipikirkan
bila konka in!erior hipertro!i berat dan tidak berhasil dike1ilkan dengan 1ara
kauterisasi memakai )g@(4 2; = atau troklor asetat%
1

/% $munoterapi + ?enisnya desensitasi, hiposensitasi H netralisasi% Desensitasi dan
hiposensitasi membentuk bloc.ing antibody% Keduanya untuk alergi inhalan
yang gealanya berat, berlangsung lama dan hasil pengobatan lain belum
memuaskan%
>
;% 0ila ada konungti6itis, tambahkan
;
2
-enghambat H1 oral
)tau penghambat H1 $ntra+okuler
)tau kromolin intra+okuler (atau larutan garam !isiologis)
5% -ertimbangkan $munoterapi spesi!ik
0ila ada perbaikan turunkan ke tahap sebelumnya, kalau memburuk naikkan
ke tahap berikutnya%
;
$(m-li*a&i
Komplikasi rhinitis alergi yang sering, adalah
1
2
1% -olip hidung
2% (titis media e!usi yang sering residi!, terutama pada anak
4% Sinusitis paranasalis%
DA#TAR +USTA$A
1% $ra.ati @, Kasakeyan #, Rusmono @, 2*1*, Rinitis )lergi, dalam 0uku )ar
$lmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala H 9eher #disi 5,
?akarta, 0alai -enerbit ,KU$, pp2 12:+142
1;
2% Sugiarto ?, Takumansang D, -elealu &, 2**5, #osino!il &ukosa Hidung
Sebagai Ui Diagnostik Rinitis )lergi pada )nak, Sari -ediatri, <ol% > @*%/,
pp2 1C/
4% Small -, Kim H, 2*11, Allergic Rhinitis, Allergy, Asthma / Clinical
Imm#nology, <ol% > @o%;4, pp 1+/
/% )dams 7, 0oies 9, Higler -, 1CC>, 0uku )ar -enyakit THT #disi 5, -enerbit
0uku Kedokteran #78, ?akarta, pp2 14;+1/2
;% 0ousIuet ?, Reid ?, <an 'eel 8, et al, 2**>, Management of Allergic Rhinitis
and Its Impact on Asthma Poc.et "#ide (ased 0n +he 1223 ARIA 4or.shop
Report And +he IPA" Handboo.,
Jhttp2""...%.hiar%org"do1s")R$)K-7K*:K<ie.K'&%pd!L, diakses pada 1*
September 2*1/
5% -alomo ??, 0obolea $D, 7onEaleE &T0, et al, 2*12, +reatment of Allergic
Rhinitis5 ARIA 'oc#ment, Nasal -avage, Antihistamines, Cromones and
6asoconstrictors, 0tolaringology, Jhttp2""1dn%inte1hopen%1om"pd!s+
.m"4>*2:%pd!L, pp2>*+>;
>% Sur DK, S1andale S, 7e!!en D, 2*1*, +reatment of Allergic Rhinitis,
American !amily Physician, <ol% :1 @o% 12, pp2 1//1+1///

Anda mungkin juga menyukai