Laporan Mikro Uji Sterilitas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

I. KOMPETENSI UMUM
Praktikan dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara
melalukan proses sterilisasi ruangan dengan menggunakan ruang uji
sterilitas seperti LAF, ENKAS dan UV.
II. KOMPETENSI KHUSUS
Praktikan dapat mengamati bagaimana pertumbuhan atau
kontaminasi bakteri pada ruang uji sterilitas seperti LAF, ENKAS dan
UV.
III. PRINSIP KERJA
Prinsip pada praktikum ini adalah untuk mengamati bagaimana
kontaminasi bakteri pada capet dengan membuka tutupnya 1/3 bagian
pada ruang uji sterilitas LAF, ENKAS dan UV.
IV. LANDASAN TEORI
sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda
atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk
tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat di matikan setempat ( in situ ) oleh panas
(kalor), gas-gas seperti formaldehyde (irianto, 2006).
Metode sterilisasi di bagi menjadi 2, yaitu metode fisik dan
metode kimia. Metode sterilisasi kimia di lakukan dengan
menggunakan bahan bahan kimia, sedangkan metode sterilisasi fisik
dapat di lakukan dengan cara panas baik panas kering maupun
panas basah , radiasi dan filtrasi (pratiwi, 2000).

STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

1. Metode sterilisasi fisik
Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling
dapat di percaya dan banyak di gunakan. Metode sterilisasi
ini di gunakan untuk bahan yang tahan panas . metode
sterilisasi panas dengan menggunakan uap air di sebut
metode sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah.
Metode sterilisasi panas tanpa kelembapan (tanpa
penggunaan uap air) di sebut metode sterilisasi panas
kering atau sterilisasi kering (pratiwi, 2000).
2. Metode sterilisasi kimia
Metode sterilisasi kimia di lakukan untuk bahan bahan yang
rusak bila di sterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan
bahan dari plastic).kakuatan agen antimikroba kimiawi di
klasifikasikan atas dasar efisiensinya dalam mebunuh
mikroorganisme. Seluruh germisida di klasifikasikan sebagai
kategori tingkat tinggi karena efektif terhadap seluruh bentuk
kehidupan termasuk endospore bakteri (pratiwi, 2000).
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda
atau substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk
tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan setempat (in situ) oleh panas (kalor),
gas-gas seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh
bermacam-macam larutan kimia, oleh sinar lembayung ultra atau sinar
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

gamma. Mikroorganisme juga daapat disingkirkansecara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tingggi atau oleh filtrasi (Irianto, 2006).
Ruang steril merupakan suatu keadaan ruang yang bebas dari
semua bentuk kehidupan mikroba yang patogen maupun yang non-
patogen termasuk sporanya. Ruang steril sangat penting dalam
bidang kesehatan. Seperti pada ruang steril antara lain ruang bedah,
ruang pascaoperasi termasuk dalam bidang industri farmasi, yang
terkhusus pada sediaan steril contohnya injeksi. Ruang-ruang tersebut
dibutuhkan pengujian sterilisasi yang baku (Djide, 2003).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh jasad renik
yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada
lagi jasad renik yang dapat berkembang biak (Srikandi, 1992).
Tujuan utama mematikan, menyingkirkan atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme adalah sebagai berikut (irianto, 2006) :
1. Untuk mencegah infeksi pada manusia, hewan piaraan dan
tumbuhan.
2. Untuk mencegah makanan dan lain lain komoditi menjadi
rusak.
3. Untuk menegah gangguan kontaminasi terhadap
mikroorganisme yang di gunakan dalam industry, hasilnya
tergantung pada kemurnian penggunaan biakan murni.
4. Untuk mencegah kontaminasi bahan bahan yang di pakai
dalam pengerjaan biakan murni di laboratorium (diagnosis,
penelitian, industry) sehingga pengamatan tentang
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

pertumbuhan atau organisme pada medium pembiakan
khusus atau pada hewan percobaan membungungkan kar na
adanya organisme lain yang tumbuh .
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dan disinfeksi (Irianto,
2006) :
1. Hidrasi
Peranan hidrasi dalam proses denaturasi atau koagulasi oleh panas
(kalor) dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel : Efek hidrasi dan panas pada albumin telur
Persentasi air Suhu koagulasi (+)
o
c
50
25
15
5
0
56
o

76
o

96
o
(Air didih 100
o
)
149
o

165
o
(Suhu tanur)
Dari table diatas dapat dilihat bahwa koagulasi berlangsung
denagn baik bila proteinnya cukup mengandung air. Dalam batas-
batas tertentu hal ini ditemukan juga pada koagulasi bahan-bahan
kimia. Resistensi endospora bakteri terhadap panas rupanya sebagian
disebabkan oleh kadar air yang dikandungnya. Oleh karena spora
hamper seluruhnya berada dalam keadaan dehidrasi.
2. Pengaruh suhu
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

Aktifitas mematikan bakteri bertolak belakng antara suhu dengan
waktu. Pada umumnya semakin rendah suhu yang digunakan
semakin lama waktu yang diperlukan untuk membunuh
mikroorganisme itu.
3. Konsentrasi
Bila konsentrasi dipertinggi dalam batas yang sempit maka akan
lebih mempercepat dan meyakinkan kerja desinfektan. Pada
umumnya keefektifan berhubungan secara eksponensial dengan
konsntrasi (tidak secara linear), misalnya suatu konsentarsi 0,5 %
fenol dalam larutan air bila konsentrasinya duakalikan, tidak hanya
akan meningkatkan daya mematikan bakteri menjadi duakali lebih
besar, tetapi dapat meningkatkannya sampai 500 atau 900%.
4. Oligodinamika
Oligidanim, (Greek : oligo = sedikit, dynamis = daya) adalah
aktivitas yang diperlihatkan logam berat dalam jumlah yang
sangat sedikit, misalnya bila sekeping logam berat seperti
tembaga di letakan di atas lempeng medium pembiakan agar nutiri
yang sebelumnya telah di inokulasi dengan staphylococcus
aureus, kemudian di eramkan, maka logam tu mendifusi dalam
jumlah yang sedikit sekali ke dalam medium yang menghambat
pertumbuhan yang berada di daerah sekitar logam itu.
5. Disinfektan
Suatu disinfektan yang ideal seharusnya mempunyai sifat-
sifat berikut:
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

a. Mempunyai efektivitas yang tinggi terhadap sejumlah besar
jenis mikroorganisme dalam konsentrasi serendah mungkin.
b. Tidak merusak dan mewarnai bahan-bahan seperti pakaian,
bau dan rasa tidak menyengat.
c. Tidak hilang kefektifannya oleh bahan-bahan dari luar
d. Merupakan zat penegang permukaan yang baik
e. Stabil dalam penyimpanan
f. Mudah didapat dan tidak mahal
g. Mudah digunakan untuk kondisi rumah tangga dan keperluan
lain yang praktis.
h. Hal yang utama ialah mempunyai sifat mikrobisida yang
sempurna dalam waktu beberapa menit paling lama 1 jam.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu (Irianto, 2006) :
1. Sterilisasi pemanasan basah dengan menggunakan uap air
atau panas
2. Sterilisasi kering dalam tanur
3. Pembakaran total (incineration)
Berdasarkan pada ketiga cara tersebut, sterilisasi dapat dibagi dalam
(Irianto, 2006) :
1. Sterilisasi kering
Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Pemijaran,
Pemijaran diterapkan pada ose ujung-ujung pinset, dan sudip
(spatula logam)
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

b. Jilatan api (Flaming),
Jilatan api diterapkan terhadap skapel, jarum, mulut tabung
biakan, kaca objek, dan kaca penutup. Benda-benda ini
dijilatkan pada api Bunsen tanpa membiarkannya memijar.
c. Tanur uap panas (Hot-Air Oven)
Sebagian besar sterilisasi kering dilakukan dengan alat ini.
Biasanya digunakan suhu 160 - 165 C selama 1 jam.
2. Sterilisasi basah
Sterilisasi basah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Penggodongan dalam air
b. Uap mengalir
c. Uap dalam tekanan
Cara sterilisasi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut (Djide,
2003):
1. Sterilisasi secara fisik, misal dengan pemanasan, penggunaan
sinar bergelombang pendek seperti sinar-X, sinar , sinar UV,
dan sebagainya.
2. Sterilisasi secara kimia, misal dengan penggunaan
desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin, larutan AMC
(campuran asam klorida dengan garam Hg) dan sebagainya.
3. Sterilisasi secara mekanik, misalnya dengan penggunaan
saringan atau filter.
Sinar ultraviolet biasanya digunakan untuk membantu
mengurangi kontaminasi di udara dan permukaan selama
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

pemprosesan lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh
mikroorganisme (germisida) dari lampu kabut merkuri dipancarkan
secara eksklusif pada panjang gelombang 2537 satuan Amstrong
(253,7 milimikron) (Djide, 2005).

V. METODE KERJA
a. Alat
Adapun alat yang di gunakan adalah Cawan petri steril,
Erlenmeyer, enkas, incubator, karet , Rak tabung, spritus, spoit, Stop
watch, LAF dan Lampu UV
b. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan adalah Alcohol 70 %, Medium Na,
Medium PDA, Plastik bening dan Hand scun
c. Cara kerja
1. Sterilisasi ruangan
Di siapkan ruangan yang akan di uji yaitu ENKAS, LAF dan
lampu UV. Kemudian ke tiga ruangan tersebut di semprotkan alcohol
70 %. Setelah itu di siapkan 6 cawan petri , 2 untuk di enkas , 2 untuk
di LAF dan 2 untuk di lampu UV . kemudian masukan medium PDA
dan medium PDB sekitar 9 ml kemudian di padatkan setelah memadat
medium di masukan ke dalam ruang ENKAS,LAF dan lampu UV yang
telah di semprotkan alcohol 70 %, tunggu selama 15 menit setelah itu
di keluarkan dan di inkubasi selama 1 x 24 jam . kemudian di amati
bagaimana pertumbuhan mikroorganismenya.
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

























STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

VI. HASIL PRAKTIKUM
a. Foto

Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Medium NA
4. Bakteri
5. Jamur

Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Medium NA
4. Bakteri
5. Jamur


Na PDA

Enkas Enkas
Na PDA


LAF LAF
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm


Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Medium NA
4. Bakteri
5. Jamur

d. tabel pengamatan
NO KELOMPOK
RUANGAN
KET UV ENKAS LAF
NA PDA NA PDA NA PDA
1 I 20 10 24 14 24 4
2 II 14 10 31 40 32 8
3 III 39 11 33 21 23 7
4 IV 21 16 58 17 2 9
5 V 9 4 22 6 17 3


Na PDA




UV UV
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

V. PEMBAHASAN
Steril (suci hama) artinya bebas dari segala mikroba baik
pathogen maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda
menjadi steril disebut sterilisasi
Ruang steril adalah bebas dari semua mikroorganisme yang
pathogen maupun non patogen termasuk sporanya, pada praktikum
sterilisasi ruangan terdapat 3 metode sterilisasi ruangan yaitu secara
fisika, mekanik dan kimia.
Uji sterilitas ruangan adalah salah satu percobaan dimana
dilakukan uji mikroba dalam suatu ruangan apakah memenuhi syarat
atau tidak. Dari hasil uji yang dilakukan maka suatu ruangan dapat
dikelompokkan dalam kelas kelas tertentu sesuai dengan tingkat
kontaminasi dari ruangan tersebut. Seperti yang kita ketahui ruangan
adalah tempat yang paling umum digunakan untuk menyimpan suatu
produk, baik itu produk makanan, minuman ataupun obat obatan
Dan bila ruangan tersebut mengandung banyak mikroba dan tidak
sesuai dengan standarilisasi maka ruangan tersebut tidak layak
digunakan sebagai tempat penyimpanan produk.
Pada uji sterilisasi ruangan ini perlakuan pertama yang kita
lakukan adalah memasukkan medium (PDA atau NA) terlebih dahulu
sebanyak 10 ml kedalam cawan Petri setelah itu dibiarkan beberapa
menit untuk memadat. Setelah itu Cawan Petri yang telah berisi
medium PDA dan NA itu masing-masing dimasukkan kedalam Enkas,
Lampu UV, dan LAF yang telah diaktifkan selama 15 menit terlebih
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

dahulu dan telah disemprotkan dengan Alkohol0 70 % pada enkas
pada LAF dan Lampu UV, cawan petri dibuka 1/3 bagian dengan
tujuan untuk memberikan kesempatan kepada mikroba untuk masuk
sehingga dapat diamati. Dibiarkan 15 menit karena pada selang waktu
tersebut mikroba sudah mampu di isolasi dari suatu tempat
(lingkungan) ke dalam suatu medium.
Setelah penginkubasian dilakukan pengamatan dimana
didapatkan pertumbuhan jumlah koloni pada tiap tiap medium. Untuk
LAF pada medium NA didapatkan jumlah koloni sebanyak 2 koloni,
medium PDA didapatkan 9 koloni. Untuk Enkas pada medium NA
didapatkan 58 koloni, untuk medium PDA didapatkan 17 koloni, dan
pada ruangan lampu UV untuk medium NA didapatkan 21 koloni,
untuk medium PDA didapatkan 16 koloni.
Dari hasil praktikum yang dilakukan terlihat bahwa urutan ruangan
yang paling steril adalah LAF, ruang lampu UV dan kemudian Enkas.
Dari pengamatan tersebut maka dapat dilihat bahwa pada
ruangan-ruangan tersebut mempunyai kemungkinan untuk
terkontaminasi oleh mikroba. Walaupun ruangan tersebut digunakan
untuk pengerjaan aseptis, tetapi masih mampu terkontaminasi oleh
mikroba. Tetapi itu bukan merupakan hal yang dapat dijadikan
landasan karena adanya koloni mikroba pada medium mungkin saja
berasal dari pengerjaan yang dilakukan, jadi untuk mendapatkan
kepastian tentang hal tersebut perlu dilakukan pengujian lebih lanjut.
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

Adapun faktor faktor kesalahan dalam praktikum yaitu : Alat
Alat yang digunakan ada yang belum steril, Adanya kontaminasi dari
luar, Pengerjaannya yang kurang aseptis.
Pada praktikum ini cawan di buka 1/3 bagian alasannya untuk
mencegah agar tidak banyak mikrorganisme yang masuk kedalam
cawan petri.
Dari hasil praktikum ini dengan menggunakan ruang uji steril
seperti ENKAS, LAF dan UV di peroleh hasil bahwa hasil kontaminasi
bakteri yang paling banyak adalah capet yang di ujikan pada ruangan
steril Enkas , sedangkan yang paling sedikit terjadi kontaminasi adalah
capet yang di ujikan pada ruangan steril LAF . pada pertumbuhan
jamur kontaminasi jamur paling banyak adalah capet yang di ujikan
pada ruangan steril Enkas dan kontaminasi jamur yang paling sedikit
adalah capet yang di ujikan pada ruangan steril LAF
Penggunaan medium Nutrien Agar (NA) dan Potato Dextrose
Agar (PDA) dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
pertumbuhan bakteri dan jamur/kapang pada ruang steril tersebut.
Medium ini terlebih dahulu diinkubasi selama 1 x 24 jam dan 3x24 jam
pada inkubator bersuhu 37C, setelah itu dilihat pertumbuhan
mikrobanya dan jika medium tersebut tidak ditumbuhi bakteri
kemudian dijadikan sebagai medium uji. Hal ini dilakukan karena
apabila tidak diinkubasikan terlebih dahulu maka kemungkinan adanya
mikroba berupa spora bakteri yang belum tampak yang berasal dari
lingkungan luar pada waktu pembuatan medium, jadi jika hal ini terjadi
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

maka mikroba yang tumbuh dalam medium NA yang digunakan untuk
menguji sterilitas suatu ruangan bukan berasal dari ruang yang di uji,
sehingga tujuan pengujian tidak berhasil, yaitu untuk menguji apakah
mikroba yang mungkin tumbuh pada medium NA yang dipakai benar-
benar berasal dari ruang yang diuji.
VI. KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat ditarik kesimpulan sbb ;
1. hasil kontaminasi bakteri yang paling banyak adalah capet yang di
ujikan pada ruangan steril Enkas , sedangkan yang paling sedikit
terjadi kontaminasi adalah capet yang di ujikan pada ruangan
steril LAF .
2. pada pertumbuhan jamur kontaminasi jamur paling banyak adalah
capet yang di ujikan pada ruangan steril Enkas dan kontaminasi
jamur yang paling sedikit adalah capet yang di ujikan pada
ruangan steril LAF


VII. DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, DEPKES RI:
Jakarta.

Djide, Natsir Drs. 2003. Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi. UNHAS :
Makassar.

Djide, Natsir Drs. 2005. Mikrobiologi Farmasi Terapan. UNHAS :
Makassar.

Entjang, Indah, dr, 2003. Mikrobiologi dan parasitologi. PT Citra Aditya
Bhakti: Bandung.

Irianto, Koes, Drs, 2006. Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama
Widya: Bandung.
STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm


















VIII. SKEMA KERJA
Sterilisasi ruangan
LAF ENKAS UV

Semprotkan alkohol 70%

STERILISASI RUANGAN

W A H Y U
150 2012 0295 ASNUR ASWAD, S. Farm

NA PDA NA PDA NA PDA

Masukan medium sebanyak 9 ml


Masukan ke dalam LAF, ENKAS dan UV

Inkubasi 1 x 24 jam

amati

Anda mungkin juga menyukai